Anda di halaman 1dari 5

PENANGGULANGAN BENCANA BERBASIS KOMUNITAS

Dosen Pengampu: Ns. Dendy Kharisna, M.kep

Oleh:

A Kholiq (19301001)
Alfina Septiana Putri (19301002)
Dinda Rahma Dewi (19301009)
Dwi Rukmana (19301010)
Dwi Prayoga (19301011)
Maice Zafira (19301019)
Mega Feronita (19301020)
Putri Wahyuni (19301028)

Rahmi Rahmadhani
(19301030)

PROGRAM STUDI S-1


KEPERAWATAN STIKES PAYUNG
NEGERI PEKANBARU
2022/2023
BAB I
LATAR BELAKANG
Kota Pekanbaru merupakan kota yang sedang mengalami perkembangan pesat
dan nantinya akan menjadi sebuah kota besar. Perkembangan pesat ini
mengakibatkan bertambahnya populasi penduduk di kota yang berpengaruh pada
bertambahnya jumlah air limbah buangan rumah tangga kedalam saluran
pembuangan seperti drainase. Dengan adanya drainase yang memadai debit air hujan
dan limbah, maka air tersebut dapat disalurkan ke tempat pembuangan akhir tanpa
menimbulkan genangan air yang dapat merusak badan jalan secara perlahan, hingga
banjir yang dapat menimbulkan penyakit kepada masyarakat di kota Pekanbaru.

Drainase merupakan bagian yang penting dalam pembangunan kota. Drainase


berfungsi untuk mengalirkan air agar tidak tergenang di permukaan jalan yang akan
merusak konstruksi jalan. Karena itu, perlu adanya drainase yang memadai dan
mampu menampung debit air hujan dan limbah kemudian mengalirkannya ke saluran
pembuangan. Banyak drainase yang kini tidak berfungsi dengan baik. Kebanyakan
drainase itu tersumbat akibat tumpukan sampah hingga timbunan sedimen. Selain itu,
musim hujan di daerah Pekanbaru juga menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir.

Hujan deras yang mengguyur Kota Pekanbaru akhir akhir ini membuat banjir
di beberapa titik di jalan Sudirman Ujung, banjir juga terjadi di Jalan Umban Sari,
Kecamatan Rumbai. Titik banjir persis di pertigaan Jalan Umban Sari dan Jalan Patria
Sari. Di titik ini, air mengalir dari drainase pagar Komplek Universitas Lancang
Kuning hingga memenuhi Jalan Umban Sari. Hal ini harus ditangani dengan cepat
karena saat musim hujan datang, genangan air hujan tersebut lama kelamaan dapat
merusak badan jalan yang dapat mengganggu pengguna jalan (terutama untuk
pengguna sepeda motor) di kawasan tersebut. Karena itu, perlu dilakukan
perencanaan ulang drainase di kawasan tersebut agar pada musim hujan selanjutnya,
masalah genangan air di badan jalan yang ada saat ini tidak terulang kembali.
BAB II

ANALISIS RISIKO BENCANA

Banjir merupakan bencana alam yang paling sering terjadi di Indonesia.


Banjir adalah keadaan dimana suatu daerah tergenang oleh air dalam jumlah yang
besar. Kedatangan banjir dapat diprediksi dengan memperhatikan curah hujan dan
aliran air. Namun kadangkala banjir dapat datang tiba-tiba akibat dari angin badai
atau kebocoran tanggul yang biasa disebut banjir bandang. Penyebab banjir
mencakup curah hujan yang tinggi, permukaan tanah lebih rendah dibandingkan
muka air laut, wilayah terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan
dengan sedikit resapan air, pendirian bangunan disepanjang bantaran sungai, aliran
sungai tidak lancar akibat terhambat oleh sampah, serta kurangnya tutupan lahan di
daerah hulu sungai.

Analisis tingkat kerentanan wilayah terhadap banjir yang telah dilakukan di


Kecamatan Rumbai, khususnya di kelurahan umban saei dapat dilihat dari kondisi
sosial, ekonomi dan fisik, kemudian dibagi kedalam tiga kelas kerentanan yaitu tidak
rentan, rentan dan sangat rentan. Data yang digunakan untuk menentukan kerentanan
wilayah terhadap banjir yaitu data pada tahun 2022 dan diperoleh informasi dari
Lurah Umban Sari yaitu Ibu Hj. Asparida, S.Sos, M.Si. Hasil klasifikasi dan skoring
dari kondisi sosial, ekonomi dan fisik

Kerentanan merupakan suatu kondisi dimana wilayah tersebut sangat mudah


terkena dampak dari bencana seperti banjir. Kerentanan terhadap banjir dilihat dari
faktor sosial, ekonomi dan fisik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kecamatan
Rumbai yang terdiri dari sembilan Kelurahan. Hasil klasifikasi dan skoring tinggi
genangan banjir di Kecamatan Rumbai menunjukkan bahwa Kelurahan Palas
termasuk kelas tinggi, sedangkan Kelurahan Sri Meranti dan Umban Sari termasuk
kelas sedang. Enam Kelurahan lainnya termasuk kelas rendah dengan skor 1
BAB III

PETA MAPING
BAB IV

UPAYA MITIGASI BENCANA BANJIR

1. Menjaga lingukungan sekitar


Yang utama adalah menjaga lingkungan sungai atau selokan, sungai
sebaiknya di pelihara dengan baik. Jangan membuang sampah ke selokan. Sungai
atau selokan jangan di jadikan tempat pembuangan sampah

2. Hindari membuat rumah di pinggiran sungai


Saat ini semakin banyak warga yang membangun rumah di pinggir sungai,
ada baiknya pinggiran sungai jangan di jadikan rumah penduduk karena
menyebabkan banjir dan tatanan masyarakat tidak teratur.

3. Melaksanakan program tebang pilih dan reboisasi


Pohon yang telah ditebang sebaiknya ada penggantinya. Menebang pohon
yang telah berkayu kemudian di tanam kembali tunas pohon yang baru. Hal ini
ditujukan untuk regenerasi hutan dengan tujuan hutan tidak menjadi gundul.

4. Buanglah sampah pada tempatnya


Sering kali masyarakat indonesia membuang sampah sembarangan
terutama membuang sampah ke sungai, tentu hal ini akan memebrikan dampak
buruk di kemudian hari. Karena sampah yang menumpuk bisa menyebabkan
terjadinya banjir saat curah hujan sedang tinggi. Pengelolahan sampah yang tepat
bisa membantu mencegah banjir.

5. Rajin Membersihkan Saluran Air


Perbaikan dan pembersihan saluran air tentu harus ada. Di wilayah tertentu
bisa diadakan secara gotong royong. Penjagaan ini harus dilakukan secara terus
menerus dengan waktu berkala. Hal ini bertujuan agar terjadi hujan deras, air tidak
akan tersumbat dan mampu mencegah terjadinya banjir.

Anda mungkin juga menyukai