Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

TEKNIK SUNGAI
NAMA-NAMA DAS DI MALANG

DOSEN PEMBIMBING
Azizah Rachmawati, ST. MT

DISUSUN OLEH :
Kukuh Wisnu Bara Aji (21701051062)
Andrean Rizal Pratama (21701051072)
Darmawan (21701051075)
Risqi Fajar A (21701051049)
Agung Setiawam (21701051175)

TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, yang selalu memberikan kesehatan dan
kesempatan untuk terus berusaha dan berkarya, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan merupakan salah satu anugerah-Nya.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari tanpa bantuan dari semua pihak kami
tidak akan pernah bias menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami
ingin menyampaikan terima kasih yang tak terhingga atas segala bantuannya.
Sebagai penulis kami juga menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangannya,
tetapi pada dasarnya kami selalu berusaha untuk melengkapi kekurangan yang ada pada tugas ini
hingga mendekati sempurna. Untuk itu keritik dan saran sangat kami harapkan demi kemajuan
kita bersama.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih atas perhatiannya.

Malang, 19 Maret 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah daerah dimana merupakan punggung – punggung
dimana air hujan ditampung oleh gunung gunung dimana nanti dialirkan melalui sungai kecil ke
sungai utama. Aliran air yang membentuk sungai ini berperan besar dalam kehidupan
bermasyarakat mulai dari sektor pertanian, pengerak perekonomian, wisata, dan sanitasi. DAS
merupakan salah satu elemen penting dalam kehidupan manusia karena mengalirkan air yang
dimana kebutuhan manusia secara garis besar sangat membutuhkan air.
Daerah Aliran Sungai (DAS) akhir akhir ini menurun kualitasnya atau degradasi karena
pengelolaan dan upaya pengembalian ekosistem yang kurang maksimal, dari mulai pembuangan
limbah pabrik yang tidak memenuhi proses AMDAL hingga pembuangan sanitasi yang belum
diolah, dimana efek keberlanjutan ini mengakibatkan secara tidak langsung mengikis atau
mematikan ekosistem yang sehat yang sudah terbentuk sejak lama. Oleh karena itu pentingnya
edukasi mengenai peran dari Daerah Aliran Sungai (DAS) karena bukan kita yang juga butuh
untuk keadaan sekarang, anak cucu kita pun nanti bakalan menikmati dan tentunya dengan
kualitas yang lebih baik, diharapakan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Nama-nama DAS yang ada di Kota Malang.?
2. Dimana letak DAS di Kota Malang.?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


1. Mengetahui nama-nama DAS yang berada di Kota Malang
2. Mengatahui letak DAS di Kota Malang
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 NAMA-NAMA DAS DI KOTA MALANG


Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan wilayah yang dikelilingi dan dibatasi oleh
topografi alami berupa punggung bukit atau pegunungan, dimana presipitasi yang jatuh di
atasnya mengalir melalui titik keluar tertentu (outlet) yang akhirnya bermuara ke danau atau laut.
Batas‐batas alami DAS dapat dijadikan sebagai batas ekosistem alam, yang dimungkinkan
bertumpang‐tindih dengan ekosistem buatan, seperti wilayah administratif dan wilayah ekonomi.
Namun seringkali batas DAS melintasi batas kabupaten, propinsi, bahkan lintas negara. Suatu
DAS dapat terdiri dari beberapa sub DAS, daerah Sub DAS kemudian dibagi‐bagi lagi menjadi
sub‐sub DAS. Di Kota Malang dilalui oleh 5 (lima) sungai besar yaitu : Sungai Brantas, Sungai
Amprong, Sungai Bango,  Sungai Metro dan Sungai Sukun (Saluran Irigasi Primer). Sedangkan
untuk Daerah Aliran Sungai (DAS) terbagi menjadi empat bagian, yaitu:
1. Daerah aliran sungai (DAS) Brantas
Brantas bermata air di Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Wilayah
Brantas Terdiri dari 4 DAS yaitu, DAS Brantas seluas 11.988 km², DAS Kali Tengah seluas 596
km², DAS Ringin Bandulan seluas 595 km², DAS Kondang Merak seluas 924 km². Sungai
Brantas memiliki fungsi yang sangat penting bagi Jawa Timur mengingat 60% produksi padi
berasal dari areal persawahan di sepanjang aliran sungai ini. Akibat pendangkalan dan debit air
yang terus menurun sungai ini tidak bisa dilayari lagi. Fungsinya kini beralih sebagai irigasi dan
bahan baku air minum bagi sejumlah kota disepanjang alirannya. Adanya beberapa gunung
berapi yang aktif di bagian hulu sungai, yaitu Gunung Kelud dan Gunung Semeru menyebabkan
banyak material vulkanik yang mengalir ke sungai ini. Hal ini menyebabkan
tingkat sedimentasi bendungan-bendungan yang ada di aliran sungai ini sangat tinggi.
2. Daerah aliran sungai (DAS) Bango
Sungai Bango adalah anak sungai dari sungai Brantas. Sungai bango ini berfungsi sebagai
penyedia air baku bagi PDAM, pertanian dan juga merupakan tempat pembuangan limbah cair
baik pertanian, peternakan maupun rumah tangga, Sungai ini juga berperan dalam usaha
pengendalian banjir. Sebagian besar air sungai dimanfaatkan untuk memenuhii kebutuhan air
irigasi bagi lahan-lahan pertanian yang berada di sekitar aliran sepanjang Sungai Bango.
Sungai utama pada DAS Bango adalah Sungai Bango dimana pada sungai Bango tersebut
terdapat beberapa anak sungai yaitu ; kali kajar, kali sumpil dan kali mewek. Sedangkan DAS
Bango terdiri dari beberapa Sub DAS yaitu: Sub DAS Bango, Sub DAS Lowokwaru, Sub DAS
Sawojajar, Sub DAS Purwantoro, Sub DAS Sumpil, Sub DAS Mewek. Dari hasil penelitian
tahap I, tataguna lahan di Sub DAS Bango adalah sebesar 23.521 ha yang terdiri dari semak
178,051 ha tegalan 8.014,7213 ha. hutan 2.859,5174 ha, sawah 4.912,3561 Ha, pemukiman
4.370,6896 Ha, dan kebun campuran 159,2594 ha, DAS Bango kerap sekali menjadi tempat
kembalinya air yang dibuang dari berbagai lahan pertanian, pemukiman dari daerah disekitarnya.
3. Daerah aliran sungai (DAS) Metro
Sungai Amerta yang kini dikenal Kali Metro di masa Kanjuruhan berada di wilayah Amerta
Jayasri. Lokasi ini kemudian berubah menjadi Merjosari sekarang. Perubahan nama ini dapat
terjadi akibat proses penyesuaian pengucapan bahasa di masyarakat. Di sisi lain, Suwardono
mengungkapkan, terdapat hal unik yang dimiliki Kali Metro. Salah satu aliran sungai ada yang
masuk ke tanah dari arah timurnya Dermo, Kabupaten Malang. Kemudian aliran kembali keluar
di wilayah Klandungan RW 02 atau Landungsari, Tlogomas, Lowokwaru, Kota Malang.
4. Daerah aliran sungai (DAS) Sukun
Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas Kecamatan Sukun Kota Malang merupakan daerah
dengan tebing yang curam berkisar 70o hingga 90o. Hasil pengolahan data geolistrik resistivitas
menunjukkan bahwa material lempung pasiran dengan tahanan jenis 23,4 Ohm-meter, material
lempung kedap air dengan tahanan jenis 30,9–57,3 Ohm-meter diduga sebagai bidang gelincir
(slip-surface). Hal tersebut disebabkan resapan air hujan yang mencapai lapisan lempung kedap
air akan mengalami kontak dengan lapisan lempung, air mengalir diatas lapisan lempung dan
menyebabkan hancurnya lapisan lempung sehingga menjadi licin yang kemudian menjadi bidang
gelincir. Berdasarkan interpretasi hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa daerah
penelitian memiliki potensi yang tinggi untuk terjadi longsor. Namun keterbatasan pemahaman
masyarakat dengan permasalahan tersebut, menyebabkan pembangunan pemukiman pada DAS
Brantas terus dilaksanakan. Sehingga dibutuhkan identifikasi secara ilmiah untuk memberikan
penjelasan secara menyeluruh kepada masyarakat tentang faktor penting penyebab terjadinya
bencana longsor.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Di Kota Malang memilik beberapa DAS yang teridiri dari DAS Brantas, DAS Bango,
DAS Metro dan DAS Sukun.
2. DAS yang berada di Kota Malang merupakan anak sungai dari DAS Brantas
3. Beberapa DAS yang berada di Kota Malang adalah aliran yang dimanfaatkan oleh
PDAM sehingga diperlukan perawatan dari pencemaran limba cair.

DAFTAR PUSTAKA
Azizah Rachmawati dan Warsito.2016.STUDI KASUS DAS BANGO KOTA MALANG
Kurriawan Budi Pranata, Akhmad Jufriadi, Hena Dian Ayu dan Dwi Wahyuningsih. 2016.
PENERAPAN METODE RESISTIVITAS UNTUK IDENTIFIKASI PENYEBAB
RAWAN LONGSOR PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI BRANTAS KECAMATAN
SUKUN KOTA MALANG
THOLABI, IHSAN. 2018. PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KONSERVASI
DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) AMPRONG DI KECAMATAN
PONCOKUSUMO KABUPATEN MALANG.

Anda mungkin juga menyukai