Anda di halaman 1dari 22

IMAM AS’ARI

Desa Plelen Kecamatan Grinsing Kabupaten Batang

BAB 3
INFORMASI LINGKUNGAN

3.1. KONDISI GEOGRAFI UMUM

A. Kabupaten Batang terletak pada 6° 51′ 46″ sampai 7° 11′ 47″ Lintang Selatan dan antara
1090 40′ 19″ sampai 1100 03′ 06″ Bujur Timur di pantai utara Jawa Tengah dan berada
pada jalur utama yang menghubungkan Jakarta-Surabaya. Luas daerah 85.425,841 Ha.
Batas-batas wilayahnya sebelah utara Laut Jawa, sebelah timur Kabupaten Kendal,
sebelah selatan Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara, sebelah barat
Kota dan Kabupaten Pekalongan.

B. Secara administratif Kabupaten Batang terbagi atas 15 kecamatan

1). Batang 6). Banyuputih 11). Reban


2). Tulis 7). Gringsing 12). Blado
3). Kandeman 8). Limpung 13). Bandar
4). Subah 9). Tersono 14). Wonotunggal
5). Pecalungan 10). Bawang 15). Warungasem

C. Sedangkan menurut pembagian wilayah administrasi setingkat desa dan kelurahan,


wilayah Kabupaten Batang terdiri atas 239 desa dan 9 kelurahan.

D. Secara geografis dan klimatologis, wilayah Kabupaten Batang dapat digambarkan


sebagai berikut :
 Ketinggian wilayah tertinggi adalah 2.565 mdpl yang berada di bagian selatan
yang bergunung
 Sedang terendah adalah 0 mdpl yang berada di dataran rendah laut Jawa
 Menurut data pengukuran tinggi curah hujan yang ada di setiap kecamatan,
jumlah hari hujan dan curah hujan terbanyak dan tertinggi pada tahun 2017
adalah di Kecamatan Bawang dan paling sedikit dan terendah di Kecamatan
Gringsing.

E. Secara Topografi Keadaan wilayah Kabupaten Batang terbagi atas tiga bagian yaitu
pantai, dataran rendah dan wilayah pegunungan. Ada lima gunung dengan ketinggian
rata-rata diatas 2000 m, yaitu :
 Gunung Prau : 2.565 mdpl

Dokumen UKL-UPL | Kegiatan Pertambangan Batuan (Sirtu) 3-1


IMAM AS’ARI
Desa Plelen Kecamatan Grinsing Kabupaten Batang

 Gunung Sipandu : 2.241 mdpl


 Gunung Gajah Mungkur : 2.101 mdpl
 Gunung Alang : 2.239 mdpl
 Gunung Butak : 2.222 mdpl

F. Kondisi wilayah yang merupakan kombinasi antara daerah pantai, dataran rendah dan
pengunungan di Kabupaten Batang merupakan potensi yang amat besar untuk
dikembangkan pembangunan daerah bercirikan agroindustri, agrowisata dan agrobisnis.
Wilayah Kabupaten Batang sebelah selatan yang bercorak pegunungan misalnya
sangat potensial untuk dikembangkan menjadi wilayah pembangunan dengan basis
agroindustri dan agrowisata. Basis agroindustri ini mengacu pada berbagai macam hasil
tanaman perkebunan seperti : teh, kopi, coklat dan sayuran. Selain itu juga memiliki
potensi wisata alam yang prospektif di masa datang

G. Jarak Kabupaten Batang dengan daerah-daerah lain :


 Pekalongan : 9 Km
 Pemalang : 43 Km
 Tegal : 72 Km
 Cirebon : 144 Km
 Jakarta : 392 Km
 Kendal : 64 Km
 Semarang : 93 Km
 Surabaya : 480 Km

Dokumen UKL-UPL | Kegiatan Pertambangan Batuan (Sirtu) 3-2


IMAM AS’ARI
Desa Plelen Kecamatan Grinsing Kabupaten Batang

Gambar 3.1 Peta Kabupaten Batang

Dokumen UKL-UPL | Kegiatan Pertambangan Batuan (Sirtu) 3-3


IMAM AS’ARI
Desa Plelen Kecamatan Grinsing Kabupaten Batang

3.2. KONDISI GEOGRAFI KECAMATAN GRINGSING


Batas-batas wilayah Kecamatan Gringsing yaitu :
 Sebelah Timur : Kecamatan Kabupaten Kendal
 Sebelah Selatan : Kecamatan Tersono
 Sebelah Utara : Kecamatan Laut Jawa
 Sebelah Barat : Kecamatan Banyuputih

Rata-rata ketinggian daerah Kecamatan Gringsing adalah ± 13 M.DPL .


Kecamatan Gringsing mempunyai luas wilayah sebesar 72,77 KM² yang terbagi menjadi
15 Desa/Kelurahan.

Desa di Kecamatan Gringsing


Surodadi
Sentul
8% 5% 6%
4% 5% Plelen
15% 6% 1% Kutosari
2%
4% Mentosari
6% Gringsing
26% 5% Lebo
3%
Krengseng
4% Kebondalem
Yosorejo
Sidorejo

Diagram 3.1 Luas Desa Di Kecamatan Gringsing

Dokumen UKL-UPL | Kegiatan Pertambangan Batuan (Sirtu) 3-4


IMAM AS’ARI
Desa Plelen Kecamatan Grinsing Kabupaten Batang

Gambar 3.2 Peta Kecamatan Gringsing

Dokumen UKL-UPL | Kegiatan Pertambangan Batuan (Sirtu) 3-5


IMAM AS’ARI
Desa Plelen Kecamatan Grinsing Kabupaten Batang

Gambar 3.3 Google Earth

Dokumen UKL-UPL | Kegiatan Pertambangan Batuan (Sirtu) 3-6


IMAM AS’ARI
Desa Plelen Kecamatan Grinsing Kabupaten Batang

 Iklim
Desa Plelen berada di Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang beriklim tropis dengan
hujan tahunan sebesar 200 – 900 mm/ tahun
Curah Hujan rata-rata tertinggi terjadi pada bulan Februari yaitu sebesar 420 mm,
sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Juli sampai dengan Desember yaitu
sebesar 0 mm/ tidak ada hujan sama sekali. Fluktuasi curah hujan rata-rata bulanan dan
jumlah curah hujan pertahun disajikan sebagai berikut :
Tabel 3.1 Rata – rata curah hujan bulanan (mm)

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des Jmlh
2013 565 295 83 72 127 223 90 55 9 60 230 323 2.132
2014 982 581 151 40 138 150 333 119 0 24 234 331 3.083
2015 238 198 121 81 62 0 0 0 0 0 219 333 1.252
2016 416 420 196 87 77 28 0 0 0 0 0 0 1.224
2017 No Data
Sumber : Dinas Pangan dan Pertanian Kab. Batang dan BPS (2017)

Klasifikasi menurut Schmidt dan Ferguson


Wilayah penataan lahan pertanian lahan kering berada di suatu daerah dengan musim
hujan dan musim kemarau yang bisa diamati dari data di stasiun pengamatan cuaca
sehingga dapat diketahui adanya bulan basah, bulan lembab dan bulan kering.
Menurut Schmidt dan ferguson (1951) dalam Rainfall Tipe Based On Wet and Dry
Period Ratios For Indonesia With Western New Guinea Verh, Kriteria bulan basah,
bulan lembab, bulan kering adalah sebagai berikut :

 Bulan Basah Curah Hujan = > 100 mm/ bl


 Bulan Lembab Curah Hujan = 60 – 100 mm /bl
 Bulan Kering Curah Hujan = < 60 mm/ bl

Berdasarkan perbandingan bulan basah dan bulan kering, maka Schmidt dan Ferguson
menetapkan tipe iklim di Indonesia dengan menggunakan rumus Q sebagai berikut :

Jumlah rata – rata bulan kering


Q= X 100%
Jumlah rata – rata bulan basah

Dokumen UKL-UPL | Kegiatan Pertambangan Batuan (Sirtu) 3-7


IMAM AS’ARI
Desa Plelen Kecamatan Grinsing Kabupaten Batang

Tabel 3.2 Tipe Iklim Berdasarkan Nilai Q


Tipe Keterangan
No Nilai Q (Quotient Index)
Iklim
1 A 00,00% - 14,30% Sangat basah
2 B 14,30% - 33,30% Basah
3 C 33,30% - 60,00% Agak basah
4 D 60,00% - 100,00% Sedang
5 E 100,00% - 167,00% Agak kering
6 F 167,00% - 300,00% Kering
7 G 300,00% - 700% Sangat Kering
8 H 700,00% keatas Kuar biasa kering

Berdasarkan data bulan basah dan kering dari beberapa stasiun pengamatan cuaca
selama 4 tahun terakhir sebagaimana tabel diatas, dapat diketahui tipe iklim dengan
perhitungan sebagai berikut :
2+3+5+5+0
Q= X 100%
6+9+5+3+0
= 65,21% (termasuk tipe Iklim D, Sedang)

 Kontur Tanah Lokasi Kegiatan

Gambar 3.4 Potongan melintang Kondisi Kontur Tanah Diagonal Utara – Selatan

Dokumen UKL-UPL | Kegiatan Pertambangan Batuan (Sirtu) 3-8


IMAM AS’ARI
Desa Plelen Kecamatan Grinsing Kabupaten Batang

Gambar 3.5 Potongan melintang Kondisi Kontur Tanah Utara – Selatan 1

Gambar 3.6 Potongan melintang Kondisi Kontur Tanah Diagonal Timur – Barat

Dokumen UKL-UPL | Kegiatan Pertambangan Batuan (Sirtu) 3-9


IMAM AS’ARI
Desa Plelen Kecamatan Grinsing Kabupaten Batang

Gambar 3.7 Potongan melintang Kondisi Kontur Tanah Timur – Barat 1

3.3. GEOLOGI DAN KEADAAN ENDAPAN


1. Fisiografi
Pulau Jawa secara fisiografi dibagi menjadi empat bagian utama (van Bemmelen,
1949) yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur serta Selat dan Pulau Madura. Jawa
Tengah merupakan bagian yang sempit diantara bagian yang lain dari Pulau Jawa, garis
pantai utara dan selatan Jawa Barat dan Jawa Timur. Lebarnya pada arah utara-selatan
sekitar 100-120 km. Daerah Jawa Tengah tersebut terbentuk oleh dua pegunungan
yaitu Pegunungan Serayu Utara yang berbatasan dengan jalur Pegunungan Bogor
disebelah barat dan Pegunungan Kendeng di sebelah timur serta Pegunungan Serayu
Selatan yang merupakan terusan dari Depresi Bandung di Jawa Barat.
Jalur Pegunungan Serayu Utara mempunyai lebar antara 30-50 km. Pada bagian
barat berupa volkan (G. Slamet) dan bagian timur ditutup oleh produk gunung api muda
seperti Rogojembangan, komplek Dieng (G. Perahu dsb), G. Ungaran. Garis batas
dengan zona Bogor (Jawa Barat) merupakan garis lurus Prupuk-Bumiayu-Ajibarang.
Dan berhubungan dengan Kendeng Ridge di Jawa Timur. Antara bagian utara dan
selatan Serayu Range terdapat depresi memanjang yang dinamakan zone Serayu yang
sekarang adalah tempat-tempat di Majenang, Ajibarang, Purwokerto, Banjarnegara,
Wonosobo. Antara Purwokerto dan Banjarnegara dengan lebar ± 15 km. Sebelah timur
Wonosobo merupakan batasnya, berupa depresi yang sebagian diisi oleh gunung api
muda Sindoro dan Sumbing, yang secara geografis merupakan dataran antar
pegunungan Temanggung- Magelang (Van Bemmelen, 1970).

Dokumen UKL-UPL | Kegiatan Pertambangan Batuan (Sirtu) 3-10


IMAM AS’ARI
Desa Plelen Kecamatan Grinsing Kabupaten Batang

2. Stratigrafi
Stratigrafi Regional mengacu pada stratigrafi regional Pegunungan Serayu Utara.
Daerah Batang ini seacra fisiografi terletak pada perbukitan bergelombang rendah-kuat
yang merupakan bagian dari Antiklinorium Bogor – Kendeng. Berdasarkan peta Geologi
Lebar Magelang dan Semarang yang disusun oleh (Thaden, Robert. E et al, 1975),
stratigrafi daerah tersebut dan sekitarnya terdiri dari beberapa formasi. Tatanan
stratigrafi untuk lembar Magelang dan Semarang yang diurutkan dari muda ke tua
adalah Aluvium (Qa), Batuan Gunungapi Gajahmungkur (Qhg), Batuan Gunungapi
Kaligesik (Qpk), Formasi Jongkong (Qpj), Formasi Damar (QTd), Formasi Kaligetas
(Qpkg), Formasi Kalibeng (Tmkl), Formasi Kerek (Tmk).

Secara Umum, berdasarkan stratigrafi regional sebagai mana tercantum dalam


Peta Geologi Lembar Magelang dan Semarang daerah penelitian termasuk dalam
Formasi Damar (QTd) (Robert E.Thaden et al, 1975).

Gambar 3.8 Peta lokasi IUP

3. Tektonik Regional
Cekungan Serayu Utara termasuk ke dalam zona laut dalam Bogor-Serayu Utara-
Kendeng yang terletak sesuai cekungan belakang busur yang relatif terhadap busur
Volkanik Oligo-Miosen yang berkembang hingga sekarang di bagian selatan Pulau
Jawa. Pembentukan cekungan tersebut dimulai dari Oligosen Akhir saat

Dokumen UKL-UPL | Kegiatan Pertambangan Batuan (Sirtu) 3-11


IMAM AS’ARI
Desa Plelen Kecamatan Grinsing Kabupaten Batang

berkembangnya busur Volkanik di Zona Serayu Selatan akibat adanya segmentasi


tektonik sejak Eosen Tengah. Cekungan mulai terisi ketika memasuki Miosen Awal yang
terdiri atas batupasir karbonatan dan konglomerat dengan perselingan serpih, napal,
dan tuff. Sedimen – sedimen tersebut termasuk ke dalam formasi Rambatan yang
menutupi kelompok sedimen gravitasional Wora – Wari (kelompok formasi Totogan)
yang terlebih dahulu terbentuk saat Oligosen Akhir. Tentu saja sedimentasi formasi
Rambatan juga ikut tergelincir (gravity gliding) akibat berkembangnya busur Volkanik
Serayu Selatan yang menghasilkan lereng berarah utara ke dalam Serayu Utara.
Sedimentasi Ulang (reworking) menyebabkan terbentuknya pola struktur slump dan
sesar anjak (toe-thrust) yang nantinya akan terdemorfasi sebagai lipatan di Serayu
Utara.
Kemudian di Miosen Akhir, berkembanglah volkanisme Serayu Utara yang
bersamaan deangan reaktivasi volkanisme Serayu Selatan. Pada periode inilah dapat
dianggap bahwa cekungan belakang busur Serayu Utara telah berubah menjadi busur
volkanik. Pada kala Pliosen, aktivitas volkanisme Serayu Selatan Berhenti dan
Volkanisme Serayu Utara berkurang intensitasnya yang diduga akibat efek fase akhir
rotasi Sundaland.
Pada kala Plio-Pleistosen, geosinklin Serayu Utara secara gradual terlipatkan
menjadi geantiklin. Pengangkatan tersebut tidak hanya menyebabkan denudasi kuat
pada bagian tengah punggungan dan deposisi konglomerat polimik serta batupasir
silang siur pada kakinya, namun juga menghasilkan penyebaran ququaversal dari inti
plastis, dengan lipatan concomitant.
Memasuki zaman Kuarter, terjadi reaktivitasi busur volkanik Serayu Utara akibat
magma keluar secara insidental melalui naiknya geantiklin yang dicirikan oleh aktivitas
volkanik Ungaran (Middle Damar beds), Korakan (Ligung beds) dan Slamet Tua
(Mengger horizon). Kemudian aktivitas volkanik semakin menyebar yang dicirikan oleh
breksi Linggopodo di sebelah barat (dari G. Slamet Tua atau G. Cowet), G. Jembangan
di bagian tengah, dan G. Ungaran Tua (Notopuro Beds) di bagian timur. Selanjutnya
terjadi pula volkanisme oleh Dieng, Sumbing, dan Sindoro di bagian Timur. Tingginya
aktivitas volkanisme Zona Serayu Utara menyebabkan pembebanan yang besar
sehingga menghasilkan isostasi berupa pengangkatan pada Zona Serayu Selatan.
Pembebanan yang besar tersebut juga menyebabkan penyebaran gravitasional lebih
lanjut yang memicu runtuhnya kerucut gunung api dan tersesarkan secara normal.
Massa sedimen gravitasional kemudian meluncur, tertekan secara kompresif, dan
melipatkan breksi pada kaki-kaki gunung.
Pada lokasi ekplorasi struktur geologi tidak dijumpai karena tingkat pelapukan
cukup tinggi. Berdasarkan geologi regional, tektonik regional yang mengontrol pada

Dokumen UKL-UPL | Kegiatan Pertambangan Batuan (Sirtu) 3-12


IMAM AS’ARI
Desa Plelen Kecamatan Grinsing Kabupaten Batang

bagian selatan daerah penelitian adalah kelurusan sesar berarah barat daya – timur
laut.

4. Pemetaan Geologi Lokal


Fisiologi Wilayah penyelidikan termasuk Zona Serayu Utara. Morfologi yang
ditemukan pada kokasi penyelidikan berupa perbukitan yang didominasi oleh batupasir
dan terdapat breksi batu andesit di beberapa tempat berupa bongkahan.
Batuan yang menyusun Wilayah IUP Eksplorasi Imam As’ari disusun oleh batupasir
berwarna abu-abu kemerahan dan breksi yang membentuk bukit. Batupasir tersebut
memiliki kandungan felspar dan butir-butir mineral mafik. Sedangkan batu andesit
berupa bongkah di beberapa tempat pada bagian utara.
Struktur geologi kurang dapat diamati dengan jelas di lapangan karena pengaruh
lapukan yang kuat dan terdapatnya beberapa vegetasi yang meenyebabkan susahnya
mencari tanda-tanda struktur geologi di lapangan.

Gambar 3.9 Peta Lokasi IUP

3.4. KONDISI SOSIAL EKONOMI DESA PLELEN


 Luas Penggunaan Lahan
Kegiatan Pertambangan Batuan (Sirtu) IMAM AS’ARI ada di Kabupaten Batang
secara administratif termasuk ke dalam wilayah Desa Plelen, Kecamatan Gringsing.

Dokumen UKL-UPL | Kegiatan Pertambangan Batuan (Sirtu) 3-13


IMAM AS’ARI
Desa Plelen Kecamatan Grinsing Kabupaten Batang

Berdasarkan data Kecamatan Gringsing dalam Angka Tahun 2017, Desa Plelen
mempunyai luas wilayah 369,656 ha dengan lahan kering seluas 299,333 ha dan
luas lahan sawah 70,323 ha.
Sebaran luasan wilayah dan penggunaan lahan di Desa Plelen dapat di lihat pada
tabel berikut :
Tabel 3.1 Luas penggunaan lahan
No Potensi Umum Luas (ha)
1 Irigasi Sederhana 70,323
2 Pekarangan 70,780
3 Tegalan/ Kebun 115,925
4 Hutan Negara 61,004
5 Lain-lain 12,864
Sumber : Kecamatan Gringsing Dalam Angka tahun 2017

 Tingkat Pendidikan Penduduk Desa


Tabel 3.3 Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah


1 Tdk/ blm sekolah 478
2 Tdk/ blm Tamat SD 1.013
3 SD / 3.809
4 SLTP 2.171
5 SLTA 756
6 SMK 6
7 DI/ DII 29
8 DIII 9
9 DIV/S1/S2/S3 26
Jumlah 3.550
Sumber : Kecamatan Gringsing Dalam Angka tahun 2017

 Jumlah Penduduk
Desa Plelen merupakan desa dengan jumlah penduduk 6.123 jiwa, luas daerah
3,70 Km² dan kepadatan 1.655 jiwa/Km² selama tahun 2017.
Tabel 3.4 Jumlah Penduduk
No Kelompok Umur Jumlah
1 0 – 9 tahun 987
2 10 – 14 tahun 470
3 15 – 19 tahun 598
4 20 – 24 tahun 489
5 25 – 29 tahun 476
6 30 – 34 tahun 420
7 35 – 39 tahun 425
8 40 – 44 tahun 420
9 45 – 49 tahun 422
10 50 – 54 tahun 384
11 55 + tahun 1.012
Sumber : Kecamatan Plelen Dalam Angka tahun 2017

Dokumen UKL-UPL | Kegiatan Pertambangan Batuan (Sirtu) 3-14


IMAM AS’ARI
Desa Plelen Kecamatan Grinsing Kabupaten Batang

 Mata Pencaharian Penduduk


Tabel 3.5 Mata Pencaharian Penduduk
No Bidang Pekerjaan Jumlah
1 Pertanian Tanaman Pangan 1087
2 Tranportasi 157
3 Industri 169
4 Perdagangan 59
5 Jasa 257
6 Lainnya 2.867
Jumlah Semua 4.596
Sumber : Kecamatan Plelen Dalam Angka tahun 2017

 Jumlah Sarana dan Prasarana


Tabel 3.6 Jumlah sarana dan prasarana

No Sarana dan Prasarana Jumlah


1 Pendidikan Formal (Negeri dan Swasta)
TK/ RA 3
SD/MI 4
SMP/MTs 1
SMK 1
2 Tempat Ibadah
Masjid 8
Musholla 16
Gereja 1
3 Sarana Kesehatan dan tenaga medis
Posyandu 1
Bidan Desa 2
4 Sarana Olahraga
Sepak Bola 1
Badminton 1
Bola Voli 1
4 Sarana Perekonomian
Pasar Umum 1
Bank/BKK 2
ATM 1
Sumber : Kecamatan Gringsing Dalam Angka tahun 2017

3.5. INFORMASI LINGKUNGAN DI SEKITAR LOKASI KEGIATAN


 Secara Administrasi Lokasi Rencana usaha/ kegiatan terletak di :
 Desa : Plelen
 Kecamatan : Gringsing
 Kabupaten : Batang
 Status Kepemilikan Lahan : SHM
 Luas lahan : ± 75.000 m²
Titik Koordinat :

Dokumen UKL-UPL | Kegiatan Pertambangan Batuan (Sirtu) 3-15


IMAM AS’ARI
Desa Plelen Kecamatan Grinsing Kabupaten Batang

Plot 1 : 0390987.00 LS ; 9228770.00 BT, Plot 2 : 0391017.00 LS ; 9228755.00 BT,


Plot 3 : 0390901.00 LS ;9228720.00 BT, Plot 4 : 0390951.00 LS ; 9228605.00 BT,
Plot 5 : 0391024.00 LS ; 9228655.00 BT, Plot 6 : 0391184.00 LS ; 9228478.00 BT,
Plot 7 : 0391287.00 LS ; 9228538.00 BT, Plot 8 : 0391220.00 LS ; 9228628.00 BT,
Plot 9 : 0391276.00 LS ; 9228748.00 BT, Plot 10 : 0391118.00 LS ; 9228881.00 BT,

 Batas – Batas Lokasi Kegiatan


Utara : Tanah Tegalan

Gambar 3.10 Batas lokasi Kegiatan sebelah utara

Timur : Tanah Tegalan

Gambar 3.11 Batas lokasi Kegiatan sebelah timur 1

Dokumen UKL-UPL | Kegiatan Pertambangan Batuan (Sirtu) 3-16


IMAM AS’ARI
Desa Plelen Kecamatan Grinsing Kabupaten Batang

Gambar 3.12 Batas lokasi Kegiatan sebelah timur 2

Selatan : Tanah Tegalan

Gambar 3.13 Batas lokasi Kegiatan sebelah selatan 1

Gambar 3.14 Batas lokasi Kegiatan sebelah selatan 2

Dokumen UKL-UPL | Kegiatan Pertambangan Batuan (Sirtu) 3-17


IMAM AS’ARI
Desa Plelen Kecamatan Grinsing Kabupaten Batang

Barat : Tanah Tegalan

Gambar 3.15 Batas lokasi Kegiatan sebelah barat 1

Gambar 3.16 Batas lokasi Kegiatan sebelah barat 2

Tenggara : Tanah Tegalan

Gambar 3.17 Batas lokasi Kegiatan sebelah Tenggara

Dokumen UKL-UPL | Kegiatan Pertambangan Batuan (Sirtu) 3-18


IMAM AS’ARI
Desa Plelen Kecamatan Grinsing Kabupaten Batang

 Aktivitas di sekitar lokasi kegiatan


Kegiatan Pertambangan Batuan (Sirtu) Imam As’ari yang berada di Desa Plelen
Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang Jawa Tengah berdekatan dengan aktifitas
masyarakat dan aktifitas lainnya, yaitu seperti pada berikut :

1. Jarak lokasi kegiatan dengan permukiman penduduk terdekat adalah ± 600 m

Gambar 3.26 Permukiman Penduduk

2. Jarak lokasi kegiatan dengan Balai Desa Donowangun adalah ± 590 m

Gambar 3.27 Balai Desa Donowangun

3. Jarak lokasi kegiatan dengan Lapangan Sepak Bola adalah ± 600 m

Dokumen UKL-UPL | Kegiatan Pertambangan Batuan (Sirtu) 3-19


IMAM AS’ARI
Desa Plelen Kecamatan Grinsing Kabupaten Batang

Gambar 3.28 Lapangan Sepak Bola

4. Jarak lokasi kegiatan dengan SD Negeri Donowangun adalah ± 600 m

Gambar 3.29 SD Negeri Donowangun

Dokumen UKL-UPL | Kegiatan Pertambangan Batuan (Sirtu) 3-20


IMAM AS’ARI
Desa Plelen Kecamatan Grinsing Kabupaten Batang

3.6. KONDISI FLORA LOKASI RENCANA KEGIATAN


Keadaan Flora
Dengan melihat fungsi awal lahan lokasi kegiatan yang merupakan tanah tegalan, maka
banyak ditemui flora yang mencirikan karakteristik ekologi tanah tegalan, seperti gambar
berikut :

Pohon Pisang

Pohon Sengon

Dokumen UKL-UPL | Kegiatan Pertambangan Batuan (Sirtu) 3-21


IMAM AS’ARI
Desa Plelen Kecamatan Grinsing Kabupaten Batang

Pohon Bambu

Gambar 3.30 Kondisi Flora

Dokumen UKL-UPL | Kegiatan Pertambangan Batuan (Sirtu) 3-22

Anda mungkin juga menyukai