Diususun oleh:
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Wilayah yang cukup luas dengan penduduk yang padat ini mengakibatkan
pertumbuhan dalam berbagai aspek, baik aspek sosial,ekonomi maupun perdagangan
di samping itu juga mengalami persoalan lingkungan yang serius. Di wilayah
Semarang bawah, khusunya kawasan pesisir muncul berbagai permasalahan
lingkungan yakni abrasi, sedimentasi, intrusi air laut, banjir dan rob, amblesan
tanah(land subsidence). Banjir dan rob yang terjadi di kota bagian bawah telah lama
menjadi persoalan yang tidak mudah diatasi, terutama di Kecamatan Semarang Utara.
Kawasan yang wilayahnya menjadi langganan rob dan banjir adalah Kelurahan
Tambakmulyo, Tambakrejo, Tanjung Mas serta Bandarharjo. Banjir di kawasan
tersebut rata-rata mencapai ketinggian antara 30 dan 40 cm, tetapi lokasi yang paling
parah adalah Tambakmulyo dan Tambakrejo, karena memang paling dekat dengan
pantai (Bappeda Kota Semarang, 2013).
1.2 Tujuan
Tujuan dari Makalah hasil Peninjauan polder di Tanah Mas ini yaitu ;
Kondisi wilayah Tanah Mas ini terletak pada 40-60 cm di bawah permukaan
laut. Jumlah warga yang ada di area Tanah Mas sekitar 14.147 jiwa yang mencakup
3.484 KK dengan 14 RW dan 125 RT.
Kemandirian badan pengelola sudah sangat mandiri, hal ini terbukti dengan
adanya peran masyarakat yang besar dalam pengelolaannya. Pengelola polder, jarang
melakukan rapat koordinasi intern dan keputusan yang dibuat hanya berdampak sedikit
pada operasional dan pemeliharaan polder. Adapun operasional dan pemeliharaan
sehari-hari dilakukan secara sendiri-sendiri.
Sumber dana Polder Tanah Mas berasal dari masyarakat sendiri dengan
perhitungan luas bangunan dan adanya kecukupan dana yang bisa digunakan untuk
tahap pengembangan. Indikator keuangan pada Polder Tanah Mas antara lain:
3.1 Kesimpulan
a. Pemanfaatan pada polder Tanah Mas berada di daerah perumahan dengan luas
tangkapan kurang lebih 70 hektar.
b. Pada Sistem Polder Tanah Mas ini terdapat saluran primer, sekunder, dan
tersier. Serta digunakan pompa sebanyak 18 buah dengan kapasitas 100 m3/jam.
c. Sistem Polder Tanah Mas ini dikelola oleh masyarakat yang dibawahi oleh P5L
(Paguyuban Pengendali Dan Penanggulangan Air Pasang Panggung Lor).
Anggota dari P5L ini tidak lain adalah tokoh masyarakat yaitu para
cendekiawan dan kepala-kepala RW di Panggung Lor.
d. Tingkat kesadaran masyarakat terhadap polder kurang. Masih banyak warga
yang membuang sampah tidak pada tempatnya. Tidak ada sistem pemantauan
kualitas air dan penataan lingkungan karena belum ada perencanaan yang
matang dan dana yang berlebih. Serta petugas operasional dan pemeliharaan
kurang mampu melaksanakan tugasnya dengan baik.
3.2 Saran
a. Perlunya kesadaran masyarakat terhadap polder dengan membuang sampah
pada tempatnya.
b. Meningkatkan kinerja dari sistem polder, salah satunya melalui petugas
operasional dan pemeliharaan yang mumpuni dengan mengadakan
pelatihan/training.