Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TUGAS DRAINASE :

PENINJAUAN SISTEM DRAINASE POLDER TANAH MAS SEMARANG

Diususun oleh:

Lidiya Novelendah (21080115120001)

Diena Rachmawati (21080115120033)

Anita Fitriani Wira K. (21080115120035)

Fitri Mairiza (21080115120039)

Yola Indah H. (21080115120051)

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kota Semarang sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah mengalami
pertumbuhan yang cukup pesat. Dengan jumlah penduduk semakin bertamah setiap
tahunnya, mengakibatkan wilayah-wilayah Semarang banyak digunakan masyarakat
untuk melakukan seluruh sector kehidupan. Kota Semarang terbagi secara administratif
dalam 16 wilayah kecamatan dan 177 wilayah kelurahan. Wilayah Semarang dibatasi
sebelah Barat oleh Kabupaten Kendal, sebelah Timur oleh Kabupaten Demak, sebelah
Selatan oleh Kabupaten Semarang dan sebelah Utara dibatasi oleh Laut Jawa dengan
garis pantai sepanjang 13,6 km.

Wilayah yang cukup luas dengan penduduk yang padat ini mengakibatkan
pertumbuhan dalam berbagai aspek, baik aspek sosial,ekonomi maupun perdagangan
di samping itu juga mengalami persoalan lingkungan yang serius. Di wilayah
Semarang bawah, khusunya kawasan pesisir muncul berbagai permasalahan
lingkungan yakni abrasi, sedimentasi, intrusi air laut, banjir dan rob, amblesan
tanah(land subsidence). Banjir dan rob yang terjadi di kota bagian bawah telah lama
menjadi persoalan yang tidak mudah diatasi, terutama di Kecamatan Semarang Utara.
Kawasan yang wilayahnya menjadi langganan rob dan banjir adalah Kelurahan
Tambakmulyo, Tambakrejo, Tanjung Mas serta Bandarharjo. Banjir di kawasan
tersebut rata-rata mencapai ketinggian antara 30 dan 40 cm, tetapi lokasi yang paling
parah adalah Tambakmulyo dan Tambakrejo, karena memang paling dekat dengan
pantai (Bappeda Kota Semarang, 2013).

Untuk mengatasi banjir di wilayah bawah di Kota Semarang, Pemerintah telah


membangun beberapa sistem polder. Sistem ini merupakan salah satu teknologi
pengendalian banjir dan rob yang diterapkan untuk mengatasi permasalahan banjir dan
rob di kota-kota besar. Sistem polder adalah suatu cara penanggulangan banjir dengan
bangunan fisik yang meliputi sistem drainase, kolam retensi, tanggul yang mengelilingi
kawasan, serta pompa dan pintu air, sebagai kawasan pengelolaan tata air yang terpadu.
Beberapa polder yang telah beroperasi salah satunya seperti Polder Tanah Mas.

1.2 Tujuan
Tujuan dari Makalah hasil Peninjauan polder di Tanah Mas ini yaitu ;

a. Untuk mengetahui sistem pengelolaan Drainase polder di Tanah Mas Semarang


b. Mengetahui Bangunan apa saja yang terdapat dalam polder di Tanah Mas
Semarang
c. Mengetahui Permasalahan yang terjadi pada polder di Tanah Mas Semarang

1.3 Rumus Masalah


a. Bagaimanakah sistem pengelolaan polder di Tanah Mas
b. Bagaimanakah kelengkapan unit bangunan pada sistem polder di Tanah Mas
c. Apa saja masalah yang terjadi pada sistem polder di Tanah Mas
BAB II
SISTEM DRAINASE POLDER TANAH MAS SEMARANG

Gambar Peta Lokasi Tanah Mas

Sumber : Penulis, 2017

Gambar Polder Tanah Mas

Sumber: Penulis, 2017


2.1 Sistem Pengelolaan Polder Tanah Mas
Sistem Polder Tanah Mas ini dikelola oleh masyarakat yang dibawahi oleh P5L
(Paguyuban Pengendali Dan Penanggulangan Air Pasang Panggung Lor). Anggota dari
P5L ini tidak lain adalah tokoh masyarakat yaitu para cendekiawan dan kepala-kepala
RW di Panggung Lor.

Kondisi wilayah Tanah Mas ini terletak pada 40-60 cm di bawah permukaan
laut. Jumlah warga yang ada di area Tanah Mas sekitar 14.147 jiwa yang mencakup
3.484 KK dengan 14 RW dan 125 RT.

Kelebihan pengelolaan polder tanah mas yaitu badan pengelolanya dibentuk


sendiri atas dasar kesamaan nasib antara warga. Gabungan organisasi pengelola polder
tanah mas diberi nama P5L, yang mana setiap RW terdapat perwakilan untuk
menyuarakan pendapat masing-masing. Status pengelola polder tanah mas ini belum
berbadan hokum namun tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI) dan tanggungjawab telah
ditetapkan dan diuraikan secara rinci. Adapun visi misi polder tanah mas yaitu
diantaranya sehat, bebas genangan dari air pasang oleh kolam retensi sehingga bisa
mengatasi banjir.

Kemandirian badan pengelola sudah sangat mandiri, hal ini terbukti dengan
adanya peran masyarakat yang besar dalam pengelolaannya. Pengelola polder, jarang
melakukan rapat koordinasi intern dan keputusan yang dibuat hanya berdampak sedikit
pada operasional dan pemeliharaan polder. Adapun operasional dan pemeliharaan
sehari-hari dilakukan secara sendiri-sendiri.

Sumber dana Polder Tanah Mas berasal dari masyarakat sendiri dengan
perhitungan luas bangunan dan adanya kecukupan dana yang bisa digunakan untuk
tahap pengembangan. Indikator keuangan pada Polder Tanah Mas antara lain:

a. Sumber Dana Pembangunan Polder


Sumber dana pembangunan Polder Tanah Mas berasal dari masyarakat
setempat dan investor yang saat itu adalah PT. Tanah Mas. Hal tersebut
dikarenakan pada saat pembangunan polder, tanah yang ditempati adalah
milik PT. Tanah Mas.
b. Sumber Dana Operasi dan Pemeliharaan
Sumber pendanaan operasional Polder Tanah Mas murni berasal dari
masyarakat dikarenakan sudah merasakan dampak positif dari adanya sistem
polder yang sudah bangun. Selain itu juga karena Polder Tanah Mas bersifat
dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat.
c. Penentuan Tarif Penarikan Dana Masyarakat
Pengelola Polder Tanah Mas atau P5L membuat sebuah keputusan bersama
antara pengurus inti dan para masyarakat yang diwakili oleh ketua-ketua RW
mengenai dana pengelolaan polder yang dibagi besarnya iuran berdasarkan
luas lahan yang dimiliki. Pengelompokan penentuan tarifnya yaitu uas tanah
tipe C sebesar Rp 6.000,- / bulan, tanah tipe Cm sebesar 10.500,- / bulan, tanah
tipe B sebesar Rp. 22.500.- / bulan dan tanah tipe A sebesar Rp.33.000.- /
bulan
d. Perencanaan dan Transparansi Keuangan
Untuk transparasi keuangan dan perencanaannya di Polder Tanah Mas ini
sudah berjalan dengan baik. Artinya sudah diperkirakan rencana pemasukan
dan pengeluaran penggunaan uang dengan baik oleh bendahara pengelola
yang sudah diberi tugas dan kewajiban. Pembuatan laporan di Polder Tanah
Mas ini dilakukan setiap tiga bulan sekali untuk dilaporkan. Dan untuk
pemeriksaan keuangan oleh audit dilaksanakan setiap setahun sekali.

2.2 Pompa Polder Tanah Mas


Elevasi muka air di kawasan Tanah Mas diatur dengan menggunakan pompa
yang ditempatkan di rumah pompa di sekeliling kawasan ke Kali Asin dan Drainase
Bulu. Sistem pompanisasi yang terletak di Tanah Mas ini disebut dengan dam parit
atau long storage yaitu hanya menggunakan penampungan berupa parit dan tanggul
kolam retensi.
Saluran drainase di wilayah Polder Tanah Mas terdiri dari 3 saluran yaitu

Saluran Primer : sepanjang 7.500 m

Saluran Sekunder : lebar 30 cm

Saluran tersier : lebar 40 cm

Saluran-saluran drainase tersebut terintegrasi dalam satu sistem dan diarahkan ke


dalam 9 rumah pompa. Dalam sistem drainase dibuat long storage sepanjang 500 m
dengan lebar 2 m dan kedalaman 1,5 m. Lalu dipasang 3 lapisan screen penahan
sampah/kotoran di saluran utama sebelum air masuk ke rumah pompa. Dari 9 rumah
pompa tersebut terdapat total 19 pompa yang bersumber daya penggerak pompa dari
listrik PLN dan genset 250 KVA dan 100 KVA sebagai cadangan.

Gambar Letak Rumah Pompa Polder Tanah Mas

Sumber: Penulis, 2017


Gambar Skema Sitem Polder Tanah Mas

Sumber : Penulis, 2017

Gambar salah satu Rumah Pompa Polder Tanah Mas

Sumber: Penulis, 2017


Gambar Pompa Polder Tanah Mas

Sumber: Penulis, 2017

2.3 Evaluasi Polder Tanah Mas


1. Pemanfaatan Lahan
Pemanfaatan pada polder Tanah Mas berada di daerah perumahan biasanya
dengan luas tangkapan kurang lebih 70 hektar dan banyak ditinggal oleh warga,
wilayah pertokoan dan usaha hanya mewakili 10% dari total luas daerah
tangkapan Polder Tanah Mas.
2. Tingkat Kesadaran Masyarakat terhadap Polder
Tingkat kesadaran masyarakat terhadap polder kurang. Masih banyak warga
yang membuang sampah tidak pada tempatnya, dimana hal tersebut mengotori
saluran drainase yang mengakibatkan ketika banjir datang sampah akan sangat
terlihat di permukaan.
3. Kualitas Air dari Lingkungan Polder
Tidak ada sistem pemantauan kualitas air dan penataan lingkungan karena
belum ada perencanaan yang matang dan dana yang berlebih. Genangan yang
datang dipompa lalu dibuang lagsung ke Kali Asin dan Bulu Drain.
4. Strategi Pengendalian Muka Air
Pada Polder Tanah Mas ini digunakan 9 rumah pompa yaitu 6 rumah pompa
untuk dibuang ke Kali Asin dan 3 rumah pompa untuk dibuang ke Bulu Drain.
Total pompa yang ada pada Polder Tanah Mas ini sebanyak 18 pompa dengan
kapasitas 100 m3/jam.
5. Perencanaan Operasi dan Pemeliharaan Polder
Pengelola sudah menyadari tentang perencanaan operasional dan pemeliharaan
polder jangka pendek dan jangka panjang yang berguna untuk menunjang
keberlanjutan polder. Jangka pendek yang direncanakan yaitu hanya satu tahun,
sedangkan perencanaan jangka panjangnya hingga 3 tahun kedepan.
6. Petugas Operasi dan Pemeliharaan Polder
Petugas operasional dan pemeliharaan kurang mampu melaksanakan tugasnya
dengan baik. Hal ini dikarenakan adanya tingkat formal yang tidak sesuai
dengan bidangnya. Selain itu, karena tidak diadakannya pelatihan/training yang
menunjang keahlian petugas pelaksana operasional dan pemeliharaan polder.
7. Bangunan sarana dan Prasarana
Kelengkapan sarana dan prasarana Polder Tanah Mas dinilai sudah mencakup
aspek lingkungan dan kenyamanan penghuni yaitu antara lain saluran drainase
yang selalu diadakan normalisasi/ bersih-bersih saluran yang dilakukan secara
gotong royong oleh masyarakat setempat. Sarana penyaring sampah yang
dibuat secara konvensional yaitu dengan cerucuk bambu yang dimasukkan ke
dalam pipa dengan diameter tertentu dan anyaman bambu guna menyaring
sampah-sampah agar tidak masuk dan merusak pompa akan tetapi untuk
pemantauan kualitas air tidak dilaksanakan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
a. Pemanfaatan pada polder Tanah Mas berada di daerah perumahan dengan luas
tangkapan kurang lebih 70 hektar.
b. Pada Sistem Polder Tanah Mas ini terdapat saluran primer, sekunder, dan
tersier. Serta digunakan pompa sebanyak 18 buah dengan kapasitas 100 m3/jam.
c. Sistem Polder Tanah Mas ini dikelola oleh masyarakat yang dibawahi oleh P5L
(Paguyuban Pengendali Dan Penanggulangan Air Pasang Panggung Lor).
Anggota dari P5L ini tidak lain adalah tokoh masyarakat yaitu para
cendekiawan dan kepala-kepala RW di Panggung Lor.
d. Tingkat kesadaran masyarakat terhadap polder kurang. Masih banyak warga
yang membuang sampah tidak pada tempatnya. Tidak ada sistem pemantauan
kualitas air dan penataan lingkungan karena belum ada perencanaan yang
matang dan dana yang berlebih. Serta petugas operasional dan pemeliharaan
kurang mampu melaksanakan tugasnya dengan baik.

3.2 Saran
a. Perlunya kesadaran masyarakat terhadap polder dengan membuang sampah
pada tempatnya.
b. Meningkatkan kinerja dari sistem polder, salah satunya melalui petugas
operasional dan pemeliharaan yang mumpuni dengan mengadakan
pelatihan/training.

Anda mungkin juga menyukai