Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/323110458

Seminar Nasional Program Swadaya Teknik Sipil FT UGM

Conference Paper · June 2004

CITATIONS READS

0 884

1 author:

Iman Satyarno
Universitas Gadjah Mada
56 PUBLICATIONS   98 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Financial Consequencis of Road Premature Damage : The Framework and It's Application View project

Recycle materials View project

All content following this page was uploaded by Iman Satyarno on 11 February 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Seminar Nasional Program Swadaya Teknik Sipil FT UGM

Penggunaan Semen Putih untuk


Beton Styrofoam Ringan (BATAFOAM)
Oleh Iman Satyarno
Program Swadaya (Ekstensi) Teknik Sipil, FT UGM

ABSTRAK:
Pada saat ini kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh penggalian tanah persawahan
untuk bahan batu bata sudah cukup serius. Akibat buruk jangka panjang yang dikhawatirkan
adalah berkurangnya lahan subur untuk persawahan yang dapat menurunkan produksi beras.
Untuk itu perlu dicari bahan alternatif lain sebagai pengganti tanah subur persawahan yang
dapat digunakan dalam pembuatan batu bata. Makalah ini mendiskusikan hasil penelitian
penggunaan semen putih dan Styrofoam untuk pembuatan beton ringan yang disebut dengan
BATAFOAM. Berbagai macam pengujian dengan variasi komposisi campuran air, semen, pasir
dan Styrofoam telah dilakukan untuk mendapatkan kuat tekan, kuat lentur, berat jenis dan
kenampakannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak kandungan Styrofoam
yang digunakan maka berat jenis beton semakin kecil dan warna beton jadi semakin putih.
Namun kuat tekan beton dan kuat lentur beton yang didapat juga semakin kecil. Untuk
penggunaan di lapangan besarnya kandungan Styrofoam yang dapat digunakan untuk
mencapai berat jenis dengan kuat tekan tertentu akan tergantung juga dari jumlah semen yang
dipakai dalam campuran.

ABSTRACT:
A serious environmental impact has currently occurred in some places in Indonesia due
to the over exploitation of rice field soil for brick production. A long term impacts should be
anticipated that may cause a reduction of rice production. Therefore, it is necessary to find
alternative materials as substitute of rice field soil to make the brick. This paper discusses the
test results of the application of white cement and Styrofoam to make light weight concrete brick
which is called BATAFOAM. Several tests of various compositions of water, cement, sand and
Styrofoam have been carried out to find out the compressive strength, modulus of rupture, unit
weight, and the aesthetic of this light weight Styrofoam concrete. The test results show that the
more the content of Styrofoam the less the unit weight of concrete and the whiter the colour will
be. However, the concrete compressive strength and modulus of rupture also become lower and
lower. In the application, the suitable content of Styrofoam to get the intended unit weight and
compressive strength will also depend on the cement content to be used in the mixdesign.

1. PENDAHULUAN kenyataan bahwa perumahan yang dibuat


Salah satu masalah di lapangan saat ini selalu laku terjual dengan cepat.
yang perlu segera dijawab adalah masalah
kebutuhan batu bata sebagai bahan dinding Masalah yang timbul dilapangan adalah
perumahan dan efek kerusakan lingkungan penggunaan tanah persawahan yang subur
yang ditimbulkan. Sebagaimana diketahui, sebagai bahan pembuat batu bata secara terus
kebutuhan masyarakat akan perumahan tidak menerus dirasa sudah cukup merusak
pernah surut bahkan selalu meningkat dari lingkungan. Pengalian yang terus menerus ini
tahun ke tahun. Hal ini dapat terlihat dari telah menyebabkan lubang-lubang yang cukup
dalam pada areal persawahan yang diambil
tanahnya untuk pembuatan batu bata

36
Iman Satyarno Yogjykarta, 21 Juni 2004
Seminar Nasional Program Swadaya Teknik Sipil FT UGM

sebagaimana dapat terlihat pada Gambar 1. adalah untuk mengkaji pembuatan dan sifat
Pengambilan yang terusmenerus ini mekanika dari BATAFOAM sebelum digunakan
dikhawatirkan akan merusak areal persawahan di lapangan sebagai bahan dinding. Kajian
yang pada akhirnya akan menurunkan produksi yang dilakukan adalah sebagai berikut.
beras. 1) Perbandingan campuran air, semen putih,
pasir dan Styrofoam yang paling sesuai
Untuk mencegah kerusakan lahan untuk pembuatan BATAFOAM.
persawahan akibat pengambilan tanah yang 2) Sifat mekanika bahan BATAFOAM dengan
berlebihan untuk pembuatan batu bata, maka berbagai campuran tersebut di atas yang
perlu dicari alternatif bahan lain. Salah satu meliputi berat jenis, kuat tekan, dan kuat
bahan alternatif yang dapat digunakan adalah lentur.
campuran bahan air, semen putih, dan 3) Semen yang digunakan sebagai bahan
Styrofoam untuk dibuat BATAFOAM. campuran adalah semen putih, untuk itu
Styrofoam adalah suatu bahan yang terbuat diteliti juga kenampakan atau estetika dari
dari polisterin yang dikembangkan atau BATAFOAM.
expanded polysteryne yang mempunyai berat
satuan sangat ringan yaitu sekitar 13 kg/m3
sampai 15 kg/m3. Karena ringannya bahan 2. TINJAUAN PUSTAKA
Styrofoam ini, maka BATAFOAM yang
dihasilkan juga tentunya akan sangat ringan Untuk mengurangi kerusakan
bila dibandingkan dengan batu bata atau lingkungan pada areal persawahan yang subur
batako pada umumnya. akibat pengambilan tanah yang berlebihan
untuk pembuatan batu bata di Kecamatan
Karena beratnya yang ringan, maka Plered Kabupaten Bantul, Fakultas Teknik
BATAFOAM ini akan mempunyai keuntungan UGM telah melakukan suatu diversifikasi bahan
sebagai berikut. untuk pembuatan batu bata dan batako
1) Lebih mudah dalam hal pengangkutan dan [Anonim (2001)]. Batu bata yang dibuat dari
pemasangan. bahan alternatif ini disebut dengan BATAGAMA
2) Dapat lebih hemat dibiaya struktur seperti sebagai pengganti bata dan batako.
fondasi, kolom, dan balok.
3) Cocok juga digunakan pada daerah yang BATAGAMA dibuat dari beton dimana
tidak terdapat pasir seperti di Kalimantan. agregat halus atau pasir dan agregat agregat
4) Karena berat struktur berkurang, maka kasar atau kerikil yang digunakan diambil dari
beban gempa yang bekerja juga akan lebih quary yang berupa perbukitan batu apung
kecil sehingga struktur diharapakan akan (breksi batu apung) yang belum dimanfaatkan
lebih aman dan sangat cocok untuk secara optimal yang ada pada daerah tersebut
perumahan di daerah gempa. [Widiasmoro dkk (1993)]. Menurut Dinas
Pertambangan DIY (1997), diperkiraan
Tujuan dari penelitian yang dilakukan ketersediaan breksi batu apung tersebut

Gambar 1. Penggalian tanah persawahan untuk pembuatan batu bata


yang merusak lingkungan

37
Iman Satyarno Yogjykarta, 21 Juni 2004
Seminar Nasional Program Swadaya Teknik Sipil FT UGM

mencapai 8 juta meter kubik sehingga dihasilkan akan lebih ringan dari pada beton
merupakan potensi alam yang amat biasa.
bermanfaat jika dapat digunakan dengan tepat. 3) Dengan cara membuat beton tanpa
Penelitian mengenai penggunaan bahan ini menggunakan butir-butir agregat halus atau
sebagai bahan BATAGAMA telah dilakukan di pasir yang disebut beton non pasir.
Laboratorium Bahan Bangunan Jurusan Teknik
Sipil FT UGM. Perlu dicatat di sini bahwa berat Tabel 1 memperlihatkan pembagian
jenis dari BATAGAMA ini hampir sama dengan penggunaan beton ringan berdasarkan berat
berat jenis batu bata. jenis dan kuat tekan minimum yang harus
dipenuhi. Secara garis besar kalau diringkas
Dari hasil evaluasi dapat diketahui pembagian penggunaan beton ringan dapat
bahwa harga BATAGAMA ini dapat bersaing dibagi tiga yaitu:
apabila penjualan dilakukan pada daerah 1) Untuk nonstruktur dengan berat jenis antara
sekitar quary jika ongkos pemecahan batu 240 kg/m3 sampai 800 kg/m3 dan kuat
breksi sebagai bahan pembuatan BATAGAMA tekan antara 0.35 MPa sampai 7 MPa yang
dapat ditekan. Untuk daerah-daerah lain, maka umumnya digunakan seperti untuk dinding
akan diperlukan ongkos tambahan untuk pemisah atau dinding isolasi.
transportasi bahan yang dapat menyebabkan 2) Untuk struktur ringan dengan berat jenis
kenaikan harga dan kemungkinan tidak dapat antara 800 kg/m3 sampai 1400 kg/m3 dan
bersaing dengan harga batu bata maupun kuat tekan antara 7 MPa sampai 17 MPa
batako. yang umumnya digunakan seperti untuk
dinding yang juga memikul beban.
Pada awal tahun 2004 Satyarno dkk 3) Untuk struktur dengan berat jenis antara
(2004) telah melakukan penelitian penggunaan 1400 kg/m3 sampai 1800 kg/m3 dan kuat
Styrofoam untuk membuat beton ringan yang tekan lebih dari 17 MPa yang dapat
menggunakan semen biasa atau semen Tipe I. digunakan sebagaimana beton normal.
Hasil penelitian yang didapat menunjukkan
bahwa beton dengan campuran Styrofoam ini Styrofoam
dapat mempunyai berat jenis yang jauh lebih
kecil dibandingkan dengan beton normal. Jika Styrofoam atau expanded polystyrene
beton normal mempunyai berat jenis sekitar dikenal sebagai gabus putih yang biasa
2400 kg/m3, maka beton dengan campuran digunakan untuk membungkus barang
Styrofoam dapat mempunyai berat jenis hanya elektronik. Polystyrene sendiri dihasilkan dari
sekitar 600 kg/m3. Namun kuat tekan yang styrene (C6H5CH9CH2), yang mempunyai gugus
diperoleh juga lebih kecil yaitu sekitar 1.5 MPa phenyl (enam cincin karbon) yang tersusun
sampai 2 MPa yang mana cukup kecil jika secara tidak teratur sepanjang garis karbon dari
dibandingkan dengan kuat tekan beton normal molekul. Penggabungan acak benzena
yang sekitar 20 MPa. mencegah molekul membentuk garis yang
sangat lurus sebagai hasilnya polyester
mempunyai bentuk yang tidak tetap, transparan
3. LANDASAN TEORI dan dalam berbagai bentuk plastik. Polystyrene
merupakan bahan yang baik ditinjau dari segi
Beton Ringan (Lightweight Concrete) mekanis maupun suhu namun bersifat agak
rapuh dan lunak pada suhu dibawah 100C
Ada beberapa metode yang dapat (Billmeyer , 1984). Polystyrene memiliki berat
digunakan untuk mengurangi berat jenis beton jenis sampai 1050 kg/m3, kuat tarik sampai 40
atau membuat beton lebih ringan antara lain MN/m2, modulus lentur sampai 3 GN/m2,
adalah sebagai berikut [Tjokrodimuljo, (1996)]. modulus geser sampai 0.99 GN/m2, angka
1) Dengan membuat gelembung-gelembung poisson 0.33 (Crawford, 1998).
gas/udara dalam adukan semen sehingga
terjadi banyak pori-pori udara di dalam Jika dibentuk granular Styrofoam atau
betonnya. Salah satu cara yang dapat expanded polystyrene maka berat satuannya
dilakukan adalah dengan menambah bubuk menjadi sangat kecil yaitu hanya berkisar
alumunium kedalam campuran adukan antara 13 - 16 kg/m3. Penggunaan Styrofoam
beton. dalam beton dapat dianggap sebagai udara
2) Dengan menggunakan agregat ringan, yang terjebak. Namun keuntungan
misalnya tanah liat bakar, batu apung atau menggunakan Styrofoam dibandingkan
agregat buatan sehingga beton yang menggunakan rongga udara dalam beton

38
Iman Satyarno Yogjykarta, 21 Juni 2004
Seminar Nasional Program Swadaya Teknik Sipil FT UGM

berongga adalah Styrofoam mempunyai mengandung kalsium oksida (CaO) sehingga


kekuatan tarik. Dengan demikian selain akan tidak menimbulkan pencemaran [Neville and
membuat beton menjadi ringan, dapat juga Brooks (1987)]. Semen putih biasanya
Tabel 1. Pembagian beton ringan menurut penggunaan dan persyaratannya

Pustaka Jenis beton ringan Berat jenis Kuat tekan


(kg/m3) (MPa)
Beton dengan berat jenis rendah 240–800 0.35 – 6.9
(Low-Density Concretes )
Dobrowolski (1998) Beton ringan dengan kekuatan menengah 800–1440 6.9 – 17.3
(Moderate-trength Lightweight Concretes )
Beton ringan struktur 1440–1900 > 17.3
(Structural Lightweight Concretes )
Beton ringan struktur 1400–1800 > 17
(Structural Lightweight Concrete )
Neville and Brooks (1987) Beton ringan untuk pasangan batu 500–800 7 – 14
(Masonry Concrete )
Beton ringan penahan panas < 800 0.7 – 7
(Insulating Concrete )

bekerja sebagai serat yang meningkatkan digunakan untuk bangunan yang artistik dan
kemampuan kekuatan dan khususnya daktilitas dekoratif serta untuk pemasangan keramik.
beton. Kerapatan beton atau berat jenis beton
dengan campuran Styrofoam dapat diatur Fungsi semen secara umum adalah
dengan mengontrol jumlah campuran untuk merekatkan butiran-butiran agregat agar
Styrofoam dalam beton. Semakin banyak terjadi suatu massa yang kompak/padat,
Styrofoam yang digunakan dalam beton maka walaupun semen hanya kira-kira mengisi 10% -
akan dihasilkan beton dengan berat jenis yang 30% dari volume beton. Kelebihan semen putih
lebih kecil. Namun kuat tekan beton yang dibanding semen portland jenis lainnya adalah
diperoleh tentunya akan lebih rendah dan hal semen putih lebih cepat mengeras karena lebih
tersebut harus disesuaikan dengan banyak mengandung silikon dioksida ( SiO2)
kegunaannya sebagaimana dijelaskan dan dapat diberi warna jika diinginkan.
sebelumnya.
BATAFOAM
Semen Putih (White Cement)
Dengan mengunakan dasar penelitian
Semen portland ialah semen hidrolis terdahulu yaitu pembuatan beton ringan yang
yang dihasilkan dengan cara menghaluskan menggunakan Styrofoam dan semen biasa
klinker yang terutama terdiri dari silikat-silikat [Satyarno dkk (2004)], penelitian kemudian
kalsium yang bersifat hidrolis dengan gips dikembangkan untuk membuat BATAFOAM
sebagai bahan tambahan (PUBI-1982). dengan menggunakan campuran air, semen
Kandungan silikat dan aluminat pada semen putih, pasir dan Styrofoam. Berat satuan dari
merupakan unsur utama pembentuk semen masing-masing bahan tersebut adalah sekitar
yang mana apabila bereaksi dengan air akan 1000 kg/m3, 1250 kg/m3, 1600 kg/m3, dan 15
menjadi media perekat. Media perekat ini kg/m3.
kemudian akan memadat dan membentuk
massa yang keras. Proses hidrasi terjadi bila Pasir mempunyai berat jenis, kekuatan
semen bersentuhan dengan air. Proses ini dan modulus elastis yang besar, sedangkan
berlangsung dalam 2 arah yakni keluar dan Styrofoam mempunyai berat jenis, kekuatan
kedalam, maksudnya hasil hidrasi mengendap dan modulus elastis yang kecil. Kombinasi
dibagian luar dan inti semen yang belum campuran kedua bahan ini sebagai campuran
terhidrasi dibagian dalam secara bertahap beton akan menentukan berat jenis, kuat tekan
terhidrasi. dan modulus elastisitas BATAFOAM. Makin
banyak kandungan Styrofoam dalam campuran
Semen putih merupakan salah satu maka sifat mekanika yaitu berat jenis, kuat
jenis dari semen portland yang tidak

39
Iman Satyarno Yogjykarta, 21 Juni 2004
Seminar Nasional Program Swadaya Teknik Sipil FT UGM

tekan dan modulus elastis yang disebutkan di 1) Menetapkan perbandingan pasir dan
atas akan menurun. Styrofoam serta jumlah semen per meter
kubik.
2) Menghitung kebutuhan bahan.
4. CARA PENELITIAN

Peralatan
Tahap pelaksanaan
Peralatan utama yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Pencampuran bahan adukan beton
1) Satu set ayakan / Saringan. 2) Tahap pembuatan silinder, balok lentur dan
2) Cetakan silinder beton ukuran 150 x 300 batako.
mm. 3) Perawatan benda uji
3) Cetakan balok lentur beton ukuran 150 x 4) Pengujian kuat tekan beton
150 x 600 mm. 5) Pengujian kuat lentur beton
4) Cetakan batako ukuran 100 x 200 x 400
mm. Parameter Penelitian
5) Meja sebar.
6) Mesin penggetar (siever machine). Dalam penelitian ini beton ringan dibuat
7) Kerucut konik. dari campuran semen putih dan Stryrofoam
8) Timbangan. tanpa agregat kasar. Variasi yang digunakan
9) Oven. adalah sebagai berikut.
10) Piknometer. 1) Variasi jumlah semen yang digunakan setiap
11) Gelas ukur. 1 m3 beton yaitu 250 kg, 300 kg, 350 kg, dan
12) Universal Testing Machine (UTM). 400 kg.
13) Peralatan pendukung yang lain seperti 2) Faktor air semen (fas) awal ditentukan
jangka sorong, , stopwatch, sendok spesi, sebesar 0.45, kemudian akan dinaikan
ember, cawan, sekop, cangkul dan tongkat sampai adukan mempunyai kelecekan yang
besi. cukup dengan penambahan nilai fas 2.5%.
3) Perbandingan pasir dan Stryrofoam dalam
Bahan volume campuran beton adalah sebagai
berikut 1.0 : 0.0, 0.8 : 0.2, 0.6 : 0.4, 0.4 : 0.6,
Bahan–bahan yang digunakan dalam 0.2 : 0.8 dan 0.0 : 1.0. Untuk setiap variasi
penelitian ini adalah sebagai berikut. campuran akan dibuat tiga silinder beton
1) Air dari Laboratorium Bahan Bangunan, (150 x 300 mm ), tiga balok lentur (150 x
Jurusan Teknik Sipil FT UGM. 150 x 600 mm) dan dua batako (100 x 200
2) Semen putih produksi PT. INDOCEMENT x 400 mm). Tiga silinder beton untuk
3) Styrofoam pengujian kuat tekan, tiga balok lentur untuk
4) Agregat halus(pasir) dari Sungai Progo pengujian kuat lentur dan dua batako
Yogyakarta. sebagai sampel untuk penilaian estetika dan
dekoratif. Oleh karena itu setiap variasi
Tahap Persiapan Penelitian jumlah semen akan itu dibuat 18 silinder, 18
balok lentur dan 12 batako. Dengan
1) Pemeriksaan air dan semen secara visual. demikian secara total akan dibuat benda uji
2) Pemeriksaan pasir meliputi pemeriksaan sebanyak 72 silinder, 72 balok lentur dan 48
kadar air, berat jenis, berat satuan, batako.
kandungan zat organik, kandungan lumpur,
modulus kehalusan dan gradasi pasir. Analisis Hasil
3) Pemeriksaan bahan Styrofoam meliputi
pemeriksaan berat jenis. W
4) Pemeriksaan awal nilai sebar tanpa dan
Bj 
V
dengan Styrofoam untuk menentukan nilai
faktor air semen yang sesuai. Data yang didapat dari pengujian
kemudian dianalisis dengan menggunakan
Tahap Perencanaan Campuran Adukan Beton rumus-rumus sebagai berikut.

Berat jenis:

40
Iman Satyarno Yogjykarta, 21 Juni 2004
Seminar Nasional Program Swadaya Teknik Sipil FT UGM

(1) Hasil-hasil analisis tersebut di atas


dimana Bj = berat jenis, W = berat benda uji, V kemudian diolah menjadi grafik-grafik untuk
= volume benda uji. melihat pengaruh dari parameter atau variabel
yang digunakan untuk dapat menyimpulkan
Kuat tekan: hasil dari penelitian yang didapat.

P 5. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


f c' 
A
(2)
dimana fc'= tegangan tekan, P = gaya tekan Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton
maksimum, A = luas bidang tekan. 1) Kadar air pasir = 2.250%.
2) Berat jenis pasir SSD = 2.686 dan berat
Kuat lentur: jenis kering tungku = 2.626 .
3) Berat satuan pasir ditumbuk 25 kali per
M
f cr  lapisan = 1574 kg/m3 dan tidak ditumbuk =
1 2 1406 kg/m3.
bh
6 4) Kandungan lumpur = 2.446%.
(3) 5) Kandungan zat organik pada pasir tidak
dimana fcr = kuat lentur, M = momen, b = lebar banyak.
balok, h = tinggi balok. 6) Modulus halus butir = 2.036 dan gradasi
pasir berada pada daerah III (pasir agak

Tabel 2. Kebutuhan bahan BATAFOAM/m3 untuk berbagai kandungan semen

Kode fas Semen Air Styrofoam Pasir


(kg) (liter) (m3) (m3)
B-250-1.0-0.0 0.45 250 112.50 1.0 0.0
B-250-0.8-0.2 0.50 250 125.00 0.8 0.2
B-250-0.6-0.4 0.68 250 168.75 0.6 0.4
B-250-0.4-0.6 0.75 250 187.50 0.4 0.6
B-250-0.2-0.8 0.95 250 237.50 0.2 0.8
B-250-0.0-1.0 1.00 250 250.00 0.0 1.0
B-300-1.0-0.0 0.45 300 135.00 1.0 0.0
B-300-0.8-0.2 0.53 300 157.50 0.8 0.2
B-300-0.6-0.4 0.63 300 187.50 0.6 0.4
B-300-0.4-0.6 0.65 300 195.00 0.4 0.6
B-300-0.2-0.8 0.90 300 270.00 0.2 0.8
B-300-0.0-1.0 0.90 300 270.00 0.0 1.0
B-350-1.0-0.0 0.45 350 157.50 1.0 0.0
B-350-0.8-0.2 0.48 350 166.25 0.8 0.2
B-350-0.6-0.4 0.55 350 192.50 0.6 0.4
B-350-0.4-0.6 0.63 350 218.75 0.4 0.6
B-350-0.2-0.8 0.70 350 245.00 0.2 0.8
B-350-0.0-1.0 0.83 350 288.75 0.0 1.0
B-400-1.0-0.0 0.45 400 180.00 1.0 0.0
B-400-0.8-0.2 0.50 400 200.00 0.8 0.2
B-400-0.6-0.4 0.50 400 200.00 0.6 0.4
B-400-0.4-0.6 0.58 400 230.00 0.4 0.6
B-400-0.2-0.8 0.63 400 250.00 0.2 0.8
B-400-0.0-1.0 0.70 400 280.00 0.0 1.0
Catatan: fas (faktor air semen) = berat air : berat semen

41
Iman Satyarno Yogjykarta, 21 Juni 2004
Seminar Nasional Program Swadaya Teknik Sipil FT UGM

Jumlah semen = 250 kg/m3


Jumlah semen = 300 kg/m3
Jumlah semen = 350 kg/m3
2500 Jumlah semen = 400 kg/m3
Batas minimum untuk struktur
2000 Batas minimum untuk struktur ringan
Berat jenis (kg/m 3)

Batas minimum untuk nonstruktur

1500

1000

500

0
0 20 40 60 80 100
Persentase Styrofoam (%)

Gambar 2. Hubungan antara berat jenis dan persentase penggunaan Styrofoam

Jumlah semen = 250 kg/m3


Jumlah semen = 300 kg/m3
Jumlah semen = 350 kg/m3
30 Jumlah semen = 400 kg/m3
Batas minimum untuk struktur
25 Batas minimum untuk struktur ringan
Kuat tekan (MPa)

Batas minimum untuk nonstruktur


20

15

10

0
0 20 40 60 80 100
Persentase Styrofoam (%)

Gambar 3. Hubungan antara kuat tekan dan persentase penggunaan Styrofoam

halus). and error sampai kelecakan dengan uji meja


7) Berat satuan Styrofoam 14.5 kg/m³. sebar mencapai nilai sebar antara 75 dan 110.
8) Semen dan air memenuhi syarat untuk Hasil percobaan campuran tersebut dapat
campuran beton dilihat pada Tabel 2.

Berat jenis BATAFOAM


Campuran Adukan BATAFOAM
Berat jenis BATAFOAM yang didapat
Campuran adukan BATAFOAM untuk dari penelitian untuk berbagai variasi campuran
berbagai variasi campuran air, semen putih, dapat dilihat pada Gambar 2 dan dapat
pasir dan Styrofoam didapat dengan cara trial disimpulkan sebagai berikut.

42
Iman Satyarno Yogjykarta, 21 Juni 2004
Seminar Nasional Program Swadaya Teknik Sipil FT UGM

sampai 300 kg/m3 dan antara 20% sampai


1) Untuk penggunaan nonstruktur dengan 60 % untuk kandungan semen 350 kg/m3

3.5
Jumlah semen = 250 kg/m3
Kuat lentur (MPa) 3 Jumlah semen = 300 kg/m3
Jumlah semen = 350 kg/m3
2.5
Jumlah semen = 400 kg/m3
2
1.5
1
0.5
0
0 20 40 60 80 100
Persentase Styrofoam (%)

Gambar 4. Hubungan antara kuat lentur dan persentase Styrofoam

berat jenis antara 240 kg/m3 sampai 800 sampai 400 kg/m3.
kg/m3 maka jumlah persentase Styrofoam 3) Untuk penggunaan struktur dengan
yang dipakai harus lebih besar dari 80 %. persyaratan kuat tekan lebih besar dari 17
2) Untuk penggunaan struktur ringan dengan MPa maka jumlah presentase Styrofoam
berat jenis antara 800 kg/m3 sampai 1400 yang dipakai antara 0% sampai 20 % untuk
kg/m3 maka jumlah presentase Styrofoam kandungan semen 350 kg/m3 sampai 400
yang dipakai antara 40% sampai 80 %. kg/m3.
3) Untuk penggunaan struktur dengan berat
jenis antara 1400 kg/m3 sampai 1800 kg/m3 Kuat Lentur BATAFOAM
sebagaimana beton normal, maka jumlah
presentase Styrofoam yang dipakai antara Kuat lentur dari BATAFOAM yang
20% sampai 40 %. didapat dari penelitian untuk berbagai variasi
campuran dapat dilihat pada Gambar 4.
Kuat Tekan BATAFOAM Sebagaimana pada kuat tekan, kuat lentur
BATAFOAM juga menurun sehubungan
Kuat tekan BATAFOAM yang didapat dengan penambahan Styrofoam yang dipakai.
dari penelitian untuk berbagai variasi campuran Namun berbeda dengan kuat tekan dan berat
dapat dilihat pada Gambar 3 dan dapat jenis, batasan kuat lentur untuk beton ringan
disimpulkan sebagai berikut. belum ada ketentuannya. Untuk itu besarnya
batasan persentase Styrofoam yang akan
1) Untuk penggunaan nonstruktur dengan digunakan harus ditentukan saja dengan
persyaratan kuat tekan 0.35 MPa sampai 7 besarnya minimum kuat lentur yang diperlukan.
MPa maka jumlah persentase Styrofoam
yang dipakai adalah anta 60% sampai 100 Hubungan antara Berat Jenis dan Kuat Tekan
%.
2) Untuk penggunaan struktur ringan dengan Hubungan antara berat jenis dan kuat
persyaratan kuat tekan antara 7 MPa tekan BATAFOAM dari hasil pengujian dapat
sampai 17 MPa maka jumlah presentase dilihat pada Gambar 5. Pada gambar tersebut
Styrofoam yang dipakai antara 0% sampai tampak bahwa jumlah semen yang lebih
60 % untuk kandungan semen 250 kg/m3 banyak akan menyebabkan kekuatan yang
lebih besar pada berat jenis yang sama tetapi

43
Iman Satyarno Yogjykarta, 21 Juni 2004
Seminar Nasional Program Swadaya Teknik Sipil FT UGM

30 Jumlah semen = 250 kg/m3

25 Jumlah semen = 300 kg/m3


Kuat tekan (MPa)

20 Jumlah semen = 350 kg/m3

Jumlah semen = 400 kg/m3


15
Batas minimum untuk
10 struktur
Batas minimum untuk
5 struktur ringan
Batas minimum untuk
nonstruktur
0
0 500 1000 1500 2000 2500
Berat jenis (kg/m3)

Gambar 5. Hubungan antara berat jenis dan kuat tekan

Jumlah semen = 250 kg/m3


900000
Jumlah semen = 300 kg/m3
Jumlah semen = 350 kg/m3
800000
Jumlah semen = 400 kg/m3
Harga bahan (Rp)

700000

600000

500000

400000

300000
0 20 40 60 80 100
Persentase Styrofoam (%)

Gambar 6. Hubungan antara harga dan persentase Styrofoam

dengan jumlah semen yang lebih sedikit. Untuk menjual barang-barang furniture dimana
itu jika berat jenisnya dibatasi, maka untuk Styrofoam yang dijual biasanya digunakan
meningkatkan kuat tekan dapat ditempuh untuk bantal. Dengan demikian harganya cukup
dengan menaikan jumlah semen yang mahal dan ada kemungkinan akan lebih murah
digunakan. Namun demikian hal ini akan jika dapat diproduksi masal khusus untuk
menyebabkan kenaikan harga karena kenaikan bahan bangunan. Harga beli Styrofoam dari
pemakaian jumlah semen. salah satu toko di Yogyakarta tersebut adalah
Rp 24000 per kg atau Rp 360000 per m3. Jika
Tinjauan Ekonomi harga pasir adalah Rp 55000/m3 dan semen
Styrofoam yang digunakan pada putih Rp 45000/sak isi 40 kg, maka perubahan
penelitian ini dibeli dari suatu toko yang harga karena digunakannya Styrofoam dapat

44
Iman Satyarno Yogjykarta, 21 Juni 2004
Seminar Nasional Program Swadaya Teknik Sipil FT UGM

dilihat pada Gambar 6. Terlihat bahwa harga


bahan BATAFOAM akan meningkat apabila 8. REFERENSI
jumlah Styrofoam dan semen yang digunakan
semakin banyak. Hal ini tentu saja harus Anonim, 2001, Kursus Singkat Pembuatan Bata
dikaitkan dengan kopensasi penghematan yang Beton Non Pasir Dari Batu Apung Asal
dapat dilakukan pada struktur lain seperti Pleret Bantul Yogyakarta, Laporan
fondasi, sloof dan balok. Pengabdian Kepada Masyarakat, Fakultas
Teknik UGM.
Bilmeyer, Jr, FW, 1984, Text Book of Polymer
Tinjauan Aestetika Science, Third Edition, John Wiley & Sons,
Inc., Singapore.
Secara garis besar tinjauan aestetika Crawford, R.J., 1998, Plastic Enggineering,
BATAFOAM adalah sebagai berikut. Third Edition.
1) Semakin besar persentase Styrofoam yang Dobrowolski. A. Joseph., 1998, Concrete
digunakan maka warna yang dihasilkan Construction Hand Book, The McGraw-Hill
akan semakin putih dan permukaannya Companies, Inc., New York.
akan didoninasi oleh butiran Styrofoam. Neville, A.M. and Brooks, J.J., 1987, Concrete
2) Permukaan yang kasar akibat butiran Technology, First Edition, Longman
Styrofoam ini akan dapat berfungsi sebagai Scientific & Technical, England.
permukaan acoustic. PUBI, 1982, Persyaratan Umum Bahan
3) Warna permukaan yang putih akan lebih Bangunan di Indonesia, Pusat Penelitian
mudah diberi warna sesuai dengan dan Pengembangan Pemukiman,
keinginan. Departemen Pekerjaan Umum, Bandung.
Satyarno, I., Sambodo, A.I., Andriyani, F.,
Napitipulu, B.A., Sianturi., M.M, dan , 2004,
6. SARAN Penggunaan Styrofoam untuk Beton Ringan
Dengan Kandungan Semen: 300 kg/m3,
Lingkup dari penelitian yang dilakukan Semen: 350 kg/m3, Semen: 400 kg/m3,
baru secara garis besar mencakup sifat Semen: 450 kg/m3, Laporan Penelitian QUE
mekanikanya saja. Penelitian lebih lanjut Project, Jurusan Teknik Sipil Fakultas
mengenai keawetan dan lain-lain masih perlu Teknik UGM.
dilakukan. Tjokrodimuljo, K., 1996, Teknologi Beton, Nafiri,
Yogyakarta.
7. UCAPAN TERIMAKASIH Widiasmoro, Tjokrodimuljo, K., Fatimah, S.,
1993, Study on Petrology, Potency, And
Pada kesempatan ini penulis Application of Pumice Conglomerate in
mengucapkan banyak terimakasih kepada Piyungan, Yogyakarta For Basic Raw
Susanti Djalente ST, Eny Istiana ST,
Material For Light Brick Anf Light Tile,
Mohammad Sofiyuddin ST, Yuhana ST, dan
Kumpulan Sari Makalah Pertemuan Ilmiah
Rovertlin Silaban ST yang semuanya adalah
alumnus Program S1 Ekstensi (Swadaya), Tahun XXII Ikatan Ahli Geologi Indonesia
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UGM Bandung.
Yogyakarta yang telah membantu
terlaksananya penelitian ini. Tak lupa penulis
ucapkan terima kasih kepada PT. Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk yang telah memberi
bantuan semen putih serta Universitas Gadjah
Mada atas dana penelitian yang diberikan pada
penelitian ini.

45
Iman Satyarno Yogjykarta, 21 Juni 2004

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai