Anda di halaman 1dari 14

Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.4 ENGINEERING PROPERTIES TEST (Pemeriksaan Tanah untuk


Perencanaan Jalan dan Timbunan)
3.4.1 Pemadatan
3.4.1.1 Maksud
Percobaan ini dilakukan untuk mendapatkan kadar air optimum dan
berat isi kering maksimum pada suatu proses pemadatan dalam perencanaan jalan
dan timbunan.

3.4.1.2 Landasan Teori


Pemadatan adalah suatu proses dimana udara pada pori-pori tanah
dikeluarkan dengan cara mekanis (menggilas atau menumbuk). Pemadatan
berfungsi untuk meningkatkan kekuatan tanah, sehingga dapat meningkatkan daya
dukung fondasi diatasnya. Pemadatan juga dapat mengurangi besarnya penurunan
tanah yang tidak diinginkan dan meningkatkan kemampatan lereng timbunan.
Proses pemadatan merupakan proses pengurangan pori-pori tanah
akibat pembebanan yang singkat. Untuk setiap lapisan jenis pemadatan tertentu,
kepadatan yang tercapai tergantung pada kadar air di dalam tanah, jika kadar air di
dalam tanah kecil, maka tanah akan sulit untuk dipadatkan. Jika kadar air di dalam
tanah ditambah maka tanah akan mudah dipadatkan karena air berfungsi sebagai
pelumas. Pada kondisi kadar air yang tinggi, maka tingkat kepadatan adalah rendah,
karena air yang terjebak di dalam tanah akan sulit untuk dikeluarkan (Kammisiq,
2010).
Pada kadar air yang lebih tinggi lagi kepadatannya akan turun karena
pori-pori tanah menjadi penuh terisi air yang tidak lagi dikeluarkan dengan cara
memadatkan. Diperlukan kadar air optimum dalam suatu proses pemadatan agar
didapatkan hasil kepadatan maksimum. Kadar air ini selalu tergantung pada daya
pemadatannya, jika daya pemadatan tidak sama maka kadar air optimumnya juga
tidak sama. Garis ZAVL (Zero Air Void Line) adalah hubungan antara berat isi
kering dengan kadar air bila derajat kejenuhan 100%, yaitu bila pori tanah sama
sekali tidak mengandung udara.

1
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.4.1.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam percobaan pemadatan (compaction
test) adalah sebagai berikut.
1. Modified proctor mold
2. Modified proctor hammer
3. Extruder mold
4. Square pan
5. Tin box
6. Sekop
7. Trowel
8. Straight edge
9. Speedy test set
10. Rubber mallet
11. Saringan No. 4
12. Timbangan
13. Heavy duty solution balance
14. Graduated cylinder

Gambar 3.1 Alat-alat Kompaksi

2
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Keterangan Gambar 3.1:


1. Palu pemadatan modified 7. Pelat pendorong modified
2. Palu pemadatan standard 8. Pelat pemotong standard
3. Mold Ø 6” 9. Handel dongkrak
4. Mold Ø 4” 10. Dongkrak
5. Tiang extruder 11. Collar Ø 6”
6. Pisau pemotong 12. Alas mold

3.4.1.4 Prosedur Percobaan


Prosedur yang dilakukan dalam percobaan pemadatan (compaction
test) adalah sebagai berikut.
1. Menyiapkan sampel tanah yang tersedia, menjemur tanah sampai kering udara
atau mengeringkan dalam oven pada suhu 60°.
2. Menghancurkan gumpalan tanah dengan menggunakan palu karet lalu saring
dengan menggunakan saringan No. 4.
3. Menentukan kadar air yang terdapat di tanah tersebut dengan menggunakan
speedy test.
4. Menyiapkan sampel tanah yang sudah disaring dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Menyiapkan 1 buah sampel tanah seberat 3 kg untuk mold 4” atau 7 kg
untuk mold 6”, jika sampel yang digunakan merupakan butiran yang tidak
mudah pecah dan contoh tanah yang mudah menyerap air (tanah butir
kasar yang bersifat keras), lalu memasukkan ke dalam kantong plastik.
b. Menyiapkan paling sedikit 5 buah sampel tanah masing-masing seberat
2,5 kg untuk mold 4” atau 5 kg untuk mold 6”, jika sampel yang digunakan
merupakan butiran yang mudah pecah (tanah butir kasar yang bersifat
lunak seperti batu pasir, batu kapur, dan lanau) dan contoh tanah yang tidak
mudah menyerap air (tanah berbutir halus seperti lempung), lalu
memasukkan ke dalam kantong plastik.

3
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

5. Mengambil sampel tadi kemudian tambahkan air, mengaduk sampai merata.


Penambahan air dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Melakukan penambahan air secara bertahap untuk sampel tanah dengan
butiran yang tidak mudah pecah dan contoh tanah yang mudah menyerap
air. Pada tahap awal, melakukan penambahan air diatur sedemikian rupa
(10 ml) sehingga kadar airnya 6% di bawah kadar air optimum.
Menentukan kadar airnya setelah didapat campuran tanah tersebut, dengan
perhitungan sebagai berikut:
 B  100 
DC  B
 A 
Melakukan penambahan air tahap berikutnya setelah pemadatan dan
pemecahan kembali benda uji. Perbedaan kadar air pada masing-masing
tahap sekitar 3%.
b. Melakukan penambahan air untuk butiran tanah yang mudah pecah apabila
dipadatkan dan contoh tanah yang tidak mudah menyerap air diatur
sedemikian rupa (10 ml untuk sampel dengan kadar air 6% di bawah kadar
air optimum), sehingga 1 contoh mempunyai kadar air mendekati kadar air
optimum, setelah didapat campuran tanah tersebut, menentukan kadar
airnya dengan perhitungan sebagai berikut:
 B  100 
DC  B
 A 
6. Menghitung penambahan air yang diperkirakan untuk membuat sampel tanah
dengan kadar air lainnya dengan rumus:
 DB 
C  A
 100  B 
Dimana:
D : Kadar air yang dicari (%)
C : Penambahan air (ml)
B : Kadar air semula (%)
A : Berat tanah (g)

4
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

7. Mengisi data penambahan air pada formulir kolom tengah kemudian isi kolom-
kolom samping kiri dan kanan untuk kadar air 3% dan 6% di atas kadar air
optimum.
8. Melakukan penambahan air sesuai perhitungan lalu simpan tanah tersebut
dalam plastik selama 24 jam sehingga mendapatkan sampel dengan kadar air
yang merata.
9. Menimbang mold berikut alasnya dengan timbangan ketelitian 1 g serta ukur
diameter dalam dan tingginya. Memberi tanda mold tersebut dengan spidol
agar tidak tertukar.
10. Memasang collar lalu mengencangkan dan menempatkan pada tumpuan yang
kokoh.
11. Mengambil salah satu sampel tanah yang telah dipersiapkan, kemudian
mengisikan ke dalam mold sampai 1/3 tinggi mold. Menumbuk dengan
modified proctor hammer sebanyak 25 kali tumbukan secara merata.
Mengulangi langkah tersebut hingga mencapai 3 lapisan.
12. Melakukan hal yang sama seperti lapisan pertama untuk lapisan kedua dan
ketiga sampai lapisan terakhir mengisi sebagian collar.
13. Melepaskan collar dan meratakan kelebihan tanah pada mold dengan
menggunakan staright edge (pisau perata).
14. Mengisi rongga-rongga yang terbentuk dengan tanah bekas potongan sehingga
didapat permukaan yang merata.
15. Menimbang mold berikut tanah yang ada di dalamnya dengan timbangan
ketelitian 1 g.
16. Mengeluarkan sampel tanah dari mold dengan menggunakan extruder mold
dan ambil 1 buah di bagian intinya untuk diperiksa kadar airnya.
17. Melakukan hal yang sama untuk sampel ke 2, 3, dan sebagainya sampai
didapatkan 5 data pemadatan.
18. Sampel dengan butiran yang tidak mudah pecah dan contoh tanah yang mudah
menyerap air, setelah sampel diperiksa kadar airnya. menghancurkan kembali
sampel sampai secara visual lolos saringan No.4 (4,75 mm). Menambahkan air

5
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

secukupnya sehingga kadar airnya meningkat 3% dari kadar air sampel


pertama, kemudian mengaduk sampai merata. Melakukan pemadatan kembali
seperti langkah-langkah di atas. Mengulangi langkah-langkah pemadatan
beberapa kali sampai berat isi kering sampel berkurang.
19. Cara modified proctor adalah sebagai berikut.
a. Melakukan modified proctor dapat digunakan mold dengan diameter 4”
atau 6” dan palu pemadatan sebesar 10 lb.
b. Jumlah lapisan per-mold adalah 5 lapis.
c. Jumlah tumbukan per lapis untuk 4” adalah 25 kali tumbukan, dan untuk
mold 6” adalah 56 kali tumbukan.
d. Prosedur percobaan modified proctor sama saja dengan prosedur
percobaan pemadatan standar.
20. Menggambar grafik pada percobaan pemadatan (compaction test) adalah
sebagai berikut.
a. Menggambarkan titik-titik hubungan antara berat isi kering (sumbu Y)
dengan kadar air (sumbu X) dari hasil pemadatan pada sebuah grafik,
kemudian menggambarkan sebuah kurva yang halus yang
menghubungkan titik-titik tersebut. Menentukan berat isi kering
maksimum pada puncak kurva dan kadar air optimum dari kurva yang
telah digambarkan. Kadar air yang sesuai dengan berat isi kering
maksimum tersebut merupakan kadar air optimum dan harus dicatat
dengan ketelitian 0,5%.
b. Menggambar grafik hubungan antara garis jenuh (zero air volid line)
sebagai sumbu Y dengan kadar air dari hasil pemadatan sebagai sumbu X
pada sebuah grafik. Hitung garis jenuh (zero air volid line) dengan rumus:
Gs  w 
ZAVL =  100%
100  w  Gs 

Dimana:

6
3
Kelompok 1 (g/cm ) Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
(%)
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Gs : Berat jenis tanah


w : Berat jenis air
w : Kadar air
Grafik pemadatan tidak boleh memotong garis jenuh (zero air volid line)
dan pada harga kadar air yang tertinggi menjadi sejajar dengan garis jenuh
tersebut.

3.4.1.5 Perhitungan
Perhitungan dari hasil percobaan pemadatan (compaction test) adalah
sebagai berikut.
1. Perhitungan penambahan air pada percobaan pemadatan (compaction test)
dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Kadar air mula = 37,280%
b. Penambahan air -6% = 10 ml
 B  100 
c. Kadar air akhir -6% = C B
 A 

 37,280  100 
= 10     37,280
 2500,000 
= 10  0,055  37,280
= 0,550  37,280
= 37,829%
d. Kadar air akhir +3% = 37,829% + 9%
= 46,829%
 DB 
e. Penambahan air +3% =  A
 100  B 

 46,829 - 37,280 
=   2500,000
 100  37,280 
 9,549 
=   2500,000
 137,280 

7
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

= 0,0696  2500,000
= 173,899 ml
2. Perhitungan pemeriksaan kadar air (w) pada percobaan pemadatan sampel +3.
a. Berat tanah basah = 2500,000 g
b. Berat tanah kering = (berat tin box + tanah kering) – (berat tin
box)
= 52,020 – 9,410
= 42,610 g
c. Berat air = (berat tin box + tanah basah) – (berat tin
box + tanah kering)
= 70,980 – 52,020
= 18,960 g
berat air
d. Kadar air (w) =  100%
berat tana h kering
18,960
=  100%
42,610
= 0,44497 × 100%
= 44,497%
Gs  w 
e. ZAVL =  100%
100  w  Gs 

=
2,7921,000  100%
100  44,497  2,792
2,792
=  100%
100  124,236
2,792
=  100%
224,236
= 0,01245 × 100%
= 1,245 g/cm3
3. Perhitungan pemeriksaan berat isi percobaan pemadatan sampel +3.

8
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

a. Berat tanah basah = (berat tanah basah + cetakan) – (berat


cetakan)
= 5015,000 – 3414,000
= 1601,000 g
1
b. Isi cetakan =   d2  t
4
1
=  3,140  (9,625) 2  11,550
4
1
=  3,140  92,641  11,550
4
3359,811
=
4
= 840,375 cm3
berat tanah basah
c. Berat isi basah =
isi cetakan
1601,000
=
840,375
= 1,905 g/cm3
berat isi basah
d. Berat isi kering =  100
100  kadar air
1,905
=  100
100,000  44,497
1,905
=  100
144,497
= 0,01318 × 100
= 1,318 g/cm3

3.4.1.6 Hasil Pemeriksaan

9
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Pemeriksaan pemadatan dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah


Kampus F7 Universitas Gunadarma, Jalan Kelapa Dua Wetan Raya, Ciracas,
Jakarta Timur. Sampel tanah diperoleh dari Lapangan Laboratorium Teknik Sipil
Universitas Gunadarma, Jalan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur.
Pemeriksaan pemadatan dilakukan berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan
pada Modul Praktikum Mekanika Tanah Tahun 2019, dengan mengacu pada SNI
1742:2008 tentang “Cara Uji Kepadatan Ringan untuk Tanah” dan SNI 1743:2008
tentang “Cara Uji Kepadatan Berat untuk Tanah”. Hasil pemeriksaan dapat dilihat
pada Tabel 3.1, Tabel 3.2, dan Tabel 3.3.

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

10
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Kelapa Dua Wetan, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur

Lampiran Surat : 10/200 Dikerjakan : Kelompok 1


Pekerjaan : Pemadatan Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 23 Maret 2019

Tabel 3.1 Hasil Penambahan Air Percobaan Pemadatan


Nilai
Parameter
-6% -3% Optimum 3% 6%
Berat tanah basah (g) 2500,000 2500,000 2500,000 2500,000 2500,000
Kadar air mula (%) 37,280 37,280 37,280 37,280 37,280
Kadar air akhir (%) 37,829 40,829 43,829 46,829 49,829
Penambahan air (ml) 10,000 64,633 119,266 173,899 228,531

Tabel 3.2 Hasil Pemeriksaan Kadar Air Percobaan Pemadatan


Nilai
No Parameter
-6% -3% 0% 3% 6%
1. Berat tin box (g) 12,060 9,460 11,850 9,410 10,130
2. Berat tin box + tanah basah (g) 54,300 56,480 67,750 70,980 58,240
3. Berat tin box + tanah kering (g) 43,190 43,290 51,350 52,020 43,020
4. Berat air (g) 11,110 13,190 16,400 18,960 15,220
5. Berat tanah kering (g) 31,130 33,830 39,500 42,610 32,890
6. Kadar air (%) 35,689 38,989 41,519 44,497 46,275
7. ZAVL (g/cm3) 1,399 1,337 1,293 1,245 1,218

11
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Kelompok 1
Tabel 3.3 Hasil Pemeriksaan Berat Isi Percobaan Pemadatan
Nilai
No Parameter
-6% -3% 0% 3% 6%
1. Berat cetakan (g) 3414,000 3414,000 3414,000 3414,000 3414,000
2. Berat tanah basah + cetakan (g) 4735,000 4875,000 4977,000 5015,000 4945,000
3. Berat tanah basah (g) 1321,000 1461,000 1563,000 1601,000 1531,000
4. Isi cetakan (cm3) 840,375 840,375 840,375 840,375 840,375
5. Berat isi basah (g/cm3) 1,572 1,739 1,860 1,905 1,822
6. Berat isi kering (g/cm3) 1,158 1,251 1,314 1,318 1,245

Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Jurusan Teknik Sipil


12
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Kelapa Dua Wetan, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur

Lampiran Surat : 10/200 Dikerjakan : Kelompok 1


Pekerjaan : Pemadatan Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 23 Maret 2019

1.500
Berat Isi Kering (g/cm3)

1.400

1.300

1.200

1.100

1.000
35.000 40.000 45.000
Kadar Air (%)
ZAVL Pemadatan
Gambar 3.1 Grafik Pemadatan

13
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.4.1.7 Kesimpulan dan Analisis


Pemadatan dilakukan terhadap 5 sampel tanah dengan berat masing-
masing sebanyak 2500 g, dengan kadar air awal 37,280% dan diperoleh kadair air
optimum sebesar 44,497% pada sampel +3 dengan berat isi kering maksimum 1,138
g/cm3. Berdasarkan Gambar 3.1 hubungan antara pemadatan dengan ZAVL (Zero
Air Void Line) atau garis kejenuhan yang merupakan hasil perhitungan yang
menghubungkan berat volume kering dengan ruang pori tanpa udara dan kadar air,
kurva pemadatan harus sejajar berdekatan dengan garis kejenuhan dan tidak
memotong garis tersebut. Grafik pemadatan tersebut tidak sesuai dengan teori
karena kurva pemadatan dengan garis kejenuhan saling berpotongan karena
kerapatan kering yang digambarkan grafik sampel tanah dengan kadar air optimum
melebihi kerapatan kering dari tanah dengan kadar air dalam kondisi derajat
kejenuhan (Sr) 100%. Hal ini disebabkan karena kesalahan pada saat percobaan
pemadatan.

14
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma

Anda mungkin juga menyukai