Anda di halaman 1dari 3

Proktor Standart

BAB VI
PROCTOR STANDART

AASHTO T-99-74
ASTM D-698-70
6.1 Landasan Teori
Pemadatan tanah (Proctor Standard) adalah suatu proses memadatkan
partikel tanah sehingga terjadi pengurangan volume udara dan volume` air
dengan memakai cara mekanis. Pemadatan dilakukan bila tanah dilapangan
membutuhkan perbaikan untuk mendukung konstruksi diatasnya, atau tanah
akan digunakan sebagai bahan timbunan. Maksud dari pemadatan tanah
adalah sebagai berikut;
1. Menambahkan nilai kuat geser tanah
2. Mengurangi sifat mudah mampat (kompresibilitas),
3. Mengurangi sifat permeabilitas, dan
4. Mengurangi perubahan volume sebagai akibat perubahan kadar air dan
lain- lainnya.
Uji Pemadatan Tanah atau Proctor Standard adalah metode laboratorium
untuk menentukan eksperimental kadar air yang optimal dimana suatu jenis
tanah tertentu akan menjadi paling padat dan mencapai kepadatan kering
maksimum.
Teori pemadatan pertama kali dikembangkan oleh R.R. Proctor. Empat
variabel pemadatan tanah yang didefinisikan oleh Proctor, yaitu usaha
pemadatan atauenergi pemadatan, jenis tanah (gradasi, kohesif atau tidak
kohesif, ukuran partikel dan lain-lain), kadar air, dan berat isi kering.
6.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah :
1) Menentukan kadar air yang diperlukan untuk pemadatan tanah ( wopt ).
2) Menentukan berat volume basah tanah optimum ( γ basah ).
3) Menentukan berat volume kering tanah optimum ( γ dry ).
4) Menentukan prosentase pori / porosity.

Praktikum Mekanika Tanah / Kelompok IX 6-1


Proktor Standart

6.3 Peralatan Yang Digunakan


Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
1. Perangkat alat proctor lengkap dengan penumbuknya.
2. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
3. Timbangan dengan ketelitian 0,10 gram.
4. Jangka sorong.
5. Oven
6. Cawan alumunium dan gelas ukur
7. Saringan no. 4 (Ø 4,76 mm)
8. Pisau Perata
6.4 Prosedur Percobaan
Berikut prosedur uji Proctor Staandart:
1. Mengeringkan tanah urug dari lapangan secukupnya sampai mencapai
kering udara. Dalam hal ini, tanah urug diambil dari Daerah Broncrayon
Semarang.
2. Membagi tanah tersebut menjadi 8 bagian masing – masing berat 2 kg,
sebelumnya tanah tersebut disaring dengan saringan no. 4 (Ø 4,76 mm)
3. Berat bagian bawah dan berat landasan silinder ditimbang. Volume
silinder ditentukan dengan jalan mengukur tinggi dan diameter alat.
4. Berat penumbuk dicari dan tinggi jatuhnya diukur.
5. Ambil sampel secukupnya dan diaduk dengan air sebanyak yang telah
ditentukan sampai homogen. Campuran dibagi menjadi 3 bagian.
6. Tanah yang sudah homogen merata tiap bagian. Jadi ada 3 bagian tanah
dan tiap bagian ditumbuk 25 kali secara merata.
7. Cincin atas dilepas perlahan-lahan lalu diratakan, setelah itu ditimbang.
8. Kadar air diperiksa masing – masing 2 sampel ( tiap sampel diambil
bagian atas dan bawahnya ).
9. Percobaan diulang lagi untuk contoh tanah lainnya dengan cara yang sama
dan penambahan air yang berbeda.
10. Gs didapat dari percobaan soil test
11. Grafik digambar dengan w ( kadar air ) sebagai absis dan γ sebagai
ordinatnya.

Praktikum Mekanika Tanah / Kelompok IX 6-2


Proktor Standart

12. Perhitungan w, γb, γk, n, e, ZAV


13. Gambar di grafik dengan absis kadar air dan ordinatnya (γb, γk, ZAV)
6.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemadatan Tanah
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemadatan tanah yaitu:
1. Usaha / energi Pemadatan per unit volume
2. Jenis tanah
3. Kelembaban (Kadar air)
4. Berat isi kering tanah

Gambar 6.1 Alat Proktor Standar

Gambar 6.2 Proses Uji Proktor Standar

Praktikum Mekanika Tanah / Kelompok IX 6-3

Anda mungkin juga menyukai