Anda di halaman 1dari 36

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2 2020

Bab 2 Pengujian Pemadatan Tanah


Kelompok 10

BAB 2
PENGUJIAN PEMADATAN TANAH

2.1 Pengujian Pemadatan


2.1.1 Pengujian Pemadatan Standar ( Standart Proctor Test)
Pengujian pemadatan standar dikenal pula sebagai percobaan pemadatan ringan.
Dalam pengujian ini digunakan standar SNI 1742 – 2008 untuk mengetahui
kepadatan ringan pada suatu tanah, seperti pada tabel di bawah ni:
Tabel 2.1 Standar Cara Pengujian Proctor Test
Cara Pengujian Berdasarkan
ASTM D698 – 12 SNI 1742 – 2008
Tanah pada kandungan air yang sampel diuji dengan Metode pengujian A
dipilih ditempatkan dalam tiga (Sampel tanah lolos saringan No. 4 (4,75
lapisan menjadi cetakan dimensi mm), diameter mould 10 cm, dan dibagi
yang diberikan, dengan menjadi 3 lapis dengan tumbukan
masingmasing lapisan dipadatkan sebanyak 25 kali di tiap lapisnya.
oleh 25 atau 56 pukulan dari
hammer 5,5-lbf (24,5-N) turun dari
jarak 12-in. (305 mm),
menundukkan tanah ke usaha
kompaksi total sekitar 12.400 ft-lbf
/ ft³ (600kNm / m³).

2.1.2 Pengujian Pemadatan Modified (Modified Proctor Test)


Pengujian pemadatan standar dikenal pula sebagai percobaan pemadatan ringan.
Dalam pengujian ini digunakan standar SNI 1743 – 2008 untuk mengetahui
kepadatan berat pada suatu tanah, seperti pada tabel di bawah ini:

5
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2 6
2020 Bab 2 Pengujian Pemadatan Tanah
Kelompok 10

Tabel 2.2 Standar cara pengujian modified proctor test


Cara Pengujian Berdasarkan
ASTM D1557 – 12 SNI 1743 – 2008
Tanah pada kandungan air yang sampel diuji dengan Metode pengujian A
dipilih ditempatkan dalam lima (Sampel tanah lolos saringan No. 4 (4,75
lapisan menjadi cetakan dimensi mm), Diameter Mould 10 cm, dan dibagi
yang diberikan, dengan menjadi 5 lapis dengan tumbukan
masingmasing lapisan dipadatkan sebanyak 25 kali di tiap lapisnya.
oleh 25 atau 56 pukulan dari
hammer 10-lbf (44,5-N) turun dari
jarak 18-in. (4557 mm),
menundukkan tanah ke usaha
kompaksi total sekitar 56.250 ft-lbf
/ ft³ (2698 kN-m / m³).
Dalam praktikum ini pengujian yang dilakukan adalah Pengujian Standar Proctor
(Standart Proctor Test).
2.1.3 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari pengujian ini, antara lain:
1. Untuk mengetahui kadar air optimum pada suatu pemadatan dengan cara
standar.
2. Untuk mengetahui berat isi tanah kering di lapangan.

2.1.4 Alat dan Bahan


1. Mould, tempat untuk memadatkan, diameter ± 10 cm.
2. Palu besi, diameter 5 cm, tinggi jatuh = 30 cm, berat = 2,5 kg.
3. Strain egne ( pengikir sendok ).
4. Timbangan.
5. Cawan.
6. Gelas ukur.
7. Oven listrik.
8. Picnometer dan termometer.
9. Dongkrak.
10. Kantong plastik.
11. Air.
12. Contoh tanah lolos saringan no.4.

GG
amb
a

Gambarr 2.1 Mould Gambar 2.2 Palu besi


Gambar 2.3 Sekop kecil Gambar 2.4 Timbangan

G
amb
a

Gambar 2.5 Cawan Gambar 2.6 Oven listrik

Gambar 2.7 Dongkrak Gambar 2.8 Kantong plastik

Gambar 2.9 Air Gambar 2.10 Tanah lolos saringan no.4


(Sumber : Pengujian Standard Proctor Laboratorium Mekanika Tanah -
Laboratorium Mekanika Tanah UNS https://www.youtube.com/watch?
v=XMlzc0KnJec)
2.1.5 Cara Kerja
Cara kerja dari pengujian ini meliputi :
A). Spesifikasi Alat yang digunakan :
Tabel 2.1 Spesifikasi alat
Uraian Standard Modified
Diameter cetakan (mm) 101,60 101,60
Tinggi cetakan (mm) 116,43 116,43
Volume cetakan (cm3) 943 943
Massa penumbuk (kg) 2,5 4,5
Tinggi jatuh penumbuk (mm) 30 45
Jumlah lapis 3 5
Jumlah tumbukan per lapis 25 25
Bahan lolos saringan No. 4 No. 4

B). Persiapan benda uji :


a. Mengeringkan terlebih dahulu sehingga menjadi gembur, bila contoh tanah
yang diterima dalam keadaan basah,. Pengeringan dapat dilakukan di
udara atau dengan alat pengering temperatur kurang dari 600 C (Catatan:
Tanah vulkanik tidak boleh dikeringkan dengan alat pengering). Kemudian
menumbuk gumpalan-gumpalan tanah tersebut sedemikian rupa untuk
menghindari pengurangan ukuran butiran aslinya atau pecah.
b. Menyaring sejumlah tanah gembur yang mewakili dengan saringan no. 4

Gambar 2.11 Saringan nomor 4


(Sumber : Pengujian Standard Proctor Laboratorium Mekanika Tanah -
Laboratorium Mekanika Tanah UNS https://www.youtube.com/watch?
v=XMlzc0KnJec)
c. Mempersiapkan contoh tanah yang telah disaring dengan jumlah yang
sesuai dengan cara ujinya (6 contoh tanah paling sedikit 2,5 kg).
d. Menambahkan air pada masing-masing contoh tanah dan mengaduknya
sampai rata.

Gambar 2.12 Menambahkan air serta mengaduknya

(Sumber : Pengujian Standard Proctor Laboratorium Mekanika Tanah -


Laboratorium Mekanika Tanah UNS
https://www.youtube.com/watch?v=XMlzc0KnJec)

e. Melakukan penambahan air secara bertahap, terhadap contoh tanah.


f. Memasukkan masing-masing contoh uji ke dalam kantong plastik dan
menutup rapat kantong plastik tersebut, kemudian mendiamkannya 3
sampai 24 jam tergantung sifat tanah tersebut.

C). Prosedur pengujian :


a. Menimbang massa cetakan dan keping alas dengan ketelitian 1 gram (B1)
serta mengukur diameter dalam dan tingginya dengan ketelitian 0,1 mm.
b. Memasang leher sambung pada cetakan dan keping alas, kemudian
mengunci dan menempatkannya pada landasan.
c. Mengambil contoh uji yang akan dipadatkan, meuangkan ke dalam baki
dan mengaduk sampai merata.
Gambar 2.13 Mengaduk tanah dengan campuran air
(Sumber : Pengujian Standard Proctor Laboratorium Mekanika Tanah -
Laboratorium Mekanika Tanah UNS
https://www.youtube.com/watch?v=XMlzc0KnJec)
d. Memadatkankan contoh uji untuk lapis 1 dengan jumlah sedikit melebihi
1/3 dari ketebalan padat total. Memadatkan secara merata pada seluruh
bagian permukaan contoh uji di dalam cetakan dengan alat penumbuk
dengan massa 2,5 kg yang dijatuhkan bebas dengan ketinggian 305 mm
sebanyak 25 kali. Melakukan pemadatan untuk lapis 2 dan lapis 3 dengan
cara yang sama seperti lapis 1 sehingga ketebalan total setelah dipadatkan
kira-kira 125 mm.

Gambar 2.14 Penumbukkan contoh tanah


(Sumber : Pengujian Standard Proctor Laboratorium Mekanika Tanah -
Laboratorium Mekanika Tanah UNS https://www.youtube.com/watch?
v=XMlzc0KnJec)
e. Melepaskan leher sambung, ,memotong kelebihan contoh uji yang telah
dipadatkan dan meratakan permukaannya dengan pisau perata sampai
betul-betul rata.
f. Menimbang massa cetakan yang berisi benda uji dan keping alasnya
dengan ketelitian 1 gram (B2).
g. Membuka keping alas dan mengeluarkan benda uji dari dalam cetakan
menggunakan alat pengeluar benda uji, dan mengambil sampel tanah
masing – masing 3 sampel untuk diuji kadar airnya.

Gambar 2.15 Pengeluaran contoh tanah dengan dongkrak


(Sumber : Pengujian Standard Proctor Laboratorium Mekanika Tanah -
Laboratorium Mekanika Tanah UNS
https://www.youtube.com/watch?v=XMlzc0KnJec)
h. Mengulangi langkah diatas untuk sampel berikutnya.

2.1.6 Teori dan Persamaan yang Digunakan


Tanah yang akan dipakai dalam konstruksi bangunan seperti tanggul, bendungan
tanah atau dasar tanah jalan harus dipadatkan demi memperoleh daya dukung
tanah yang diinginkan.

Pemadatan tanah merupakan suatu proses mekanis dimana udara dalam pori tanah
dikeluarkan. Adapun proses tersebut dilakukan pada tanah yang digunakan
sebagai bahan timbunan dengan maksud sebagai berikut:
1. Mempertinggi kekuatan tanah.
2. Memperkecil pengaruh air pada tanah.
3. Memperkecil compressibility dan daya rembes airnya.
4. Kepadatan tanah itu mulai dari berat isi kering tanah (dry density) dan
tergantung pada kadar air tanahnya (water content). Pada derajat kepadatan
tinggi berarti :
a. Berat isi maksimum.
b. Kadar air tanahnya () optimum.

Standart compaction ini adalah suatu percobaan tanah di samping percobaan yang
lain yaitu modified compaction test untuk memeriksa kadar air tanah dan sifat
yang lain. Adapun hasil percobaan (berupa grafik) umumnya dipakai untuk
menentukan syarat-syarat yang harus dipenuhi pada waktu pekerjaan pemadatan
di lapangan.

Persamaan yang digunakan dalam pengujian kepadatan tanah untuk pengujian


proctor standar (standard proctor test) dapat dilihat dibawah ini :

 Berat volume basah b  dihitung menggunakan persamaan (2.1) berikut,

b  = berat volume tanah basah / volume mould ..................................(2.1)


 Berat volume kering (𝛾𝑑) dihitung menggunakan persamaan (2.2) berikut,
𝛾𝑑 = 𝛾𝑏 𝑥 100% ……………………...........…………………...…(2.2)
100+𝑤

 Angka pori dihitung menggunakan persamaan (2.3) berikut,

Gs . w .1  
e w ………………………………………………….(2.3)

b
 Porositas dihitung menggunakan persamaan (2.4) berikut,
e
n
e  1 ………………………………………………………………..(2.4)
 Berat volume kering untuk kejenuhan 100% (𝛾𝑧𝑎𝑣) dihitung menggunakan
persamaan (2.5) berikut,
𝛾𝑑𝑟𝑦
= 1 + ω . 𝐺𝑠 ………………………..............…………………...…(2.5)
𝐺𝑠 .𝛾𝑤
2.1.7 Data dan Contoh Perhitungan
Perhitungan untuk contoh tanah I :
 Pemberian air = 125 ml
 Berat tanah basah + mould = 3355 gram
 Berat mould = 2195 gram
 Berat tanah basah = 1160 gram
 Volume cetakan = 866,77 cm3
Pada cawan I
 Berat cawan + tanah basah (a) = 18,27 gram
 Berat cawan + tanah kering (b) = 17,46 gram
 Berat cawan (c) = 10,84 gram
 Berat air = 0,81 gram
 Berat tanah kering = 6,62 gram
 Kadar air = 12,24 %
Pada cawan II
 Berat cawan + tanah basah (a) = 16,21 gram
 Berat cawan + tanah kering (b) = 15,64 gram
 Berat cawan (c) = 10,85 gram
 Berat air = 0,57 gram
 Berat tanah kering = 4,70 gram
 Kadar air = 11,90 %
Pada cawan III
 Berat cawan + tanah basah (a) = 14,46 gram
 Berat cawan + tanah kering (b) = 15,64 gram
 Berat cawan (c) = 10,82 gram
 Berat air = 0,39 gram
 Berat tanah kering = 3,25 gram
 Kadar air = 12,00 %
Dari data yang diperoleh dari hasil percobaan kemudian diadakan perhitungan
dengan rumus-rumus yang telah ada.
 Kadar air rata-rata () = 12,05 %
 Spesific Grafity = 2,65
 Nilai Berat volume basah b  dihitung menggunakan persamaan (2.1)
diperoleh,
𝛾𝑏 𝑔𝑟
1160 = 1,34 ⁄
= 866,78 𝑐𝑚3
 Berat volume kering  
dr dihitung menggunakan persamaan (2.2)
y

diperoleh,
𝛾𝑑𝑟𝑦 𝑔𝑟
1,34 = 1,19 ⁄
= 1+12,05 𝑐𝑚3
 Angka pori (e) dihitung menggunakan persamaan (2.3) diperoleh,
𝐺𝑠 𝛾𝑤 𝑥 (1 +𝑤) 2,65 𝑥 1 𝑥 (1 +0,1205)
𝑒= −𝛾= − 1 = 1,22
𝛾𝑏 1,34
𝑤

 Porositas (n) dihitung menggunakan persamaan (2.4) diperoleh,


𝑒
𝑛 = 1+
= 1+ 1,22 = 0,549
1,22
𝑒

Perhitungan selanjutnya disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 2.3 Perhitungan proctor test


Pemberian Air 125 ml 250 ml
Nomor cawan A B C A B C
Berat cawan+tanah basah (a) 18,27 16,21 14,46 19,67 19,74 19,04
Berat cawan+tanah kering (b) 17,46 15,64 14,07 18,47 18,49 17,93
Berat cawan (c) 10,84 10,85 10,82 10,98 10,86 10,93
Berat air 0,81 0,57 0,39 1,2 1,25 1,11
Berat tanah kering 6,62 4,79 3,25 7,49 7,63 7
Kadar air (%) 12,24 11,90 12,00 16,02 16,38 15,86
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2 16
2020 Bab 2 Pengujian Pemadatan Tanah
Kelompok 10

Kadar air rata – rata (%) 12,0451 16,0871


Angka pori (e) 1,2187 1,2467
Porositas (n) 0,5493 0,5549
b (
gram 3
/cm ) 1,3383 1,3692
dry ( gram/cm3) 1,1944 1,1795

Pemberian Air 375 ml 500 ml


Nomor cawan A B C A B C
Berat cawan+tanah basah (a) 42,67 56,89 26,5 26,23 32,17 30,24
Berat cawan+tanah kering (b) 36,66 48,48 23,67 22,85 27,51 26
Berat cawan (c) 10,8 10,82 11,01 10,94 10,84 10,89
Berat air 6,01 8,41 2,83 3,38 4,66 4,24
Berat tanah kering 23,86 37,66 12,66 11,91 16,67 15,11
Kadar air (%) 23,24 22,33 22,35 28,38 27,95 28,06
Kadar air rata – rata (%) 22,6419 28,1316
Angka pori (e) 1,3649 1,2412
Porositas (n) 0,5771 0,5538
b (
gram 3
/cm ) 1,3743 1,5151
dry ( gram/cm3) 1,1206 1,1824
Pemberian Air 625 ml 700 ml
Nomor cawan A B C A B C
Berat cawan+tanah basah (a) 40,75 50,02 41,48 50,14 36,26 49,57
Berat cawan+tanah kering (b) 33,48 40,59 34,13 39,36 29,29 39,1
Berat cawan (c) 11 11,19 11,22 10,85 10,88 10,86
Berat air 7,27 9,42 7,35 10,78 6,97 10,47
Berat tanah kering 22,48 29,4 22,91 28,51 18,41 28,24
Kadar air (%) 32,34 32,07 32,08 37,81 37,86 37,08
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2 17
2020 Bab 2 Pengujian Pemadatan Tanah
Kelompok 10

Kadar air rata – rata (%) 32,1656 37,5821


Angka pori (e) 1,0328 1,0676
Porositas (n) 0,5081 0,5164
b (
gram 3
/cm ) 1,7229 1,7633
dry ( gram/cm3) 1,3036 1,2817

Tabel 2.4 Perhitungan jumlah air, kadar air, angka pori (e), dry
dry ( gram cm )
No Jumlah Air ( ml ) Kadar air ( % ) Angka pori (e ) 3
/
1 125 12,0451 1,2187 1,1944
2 250 16,0871 1,2467 1,1795
3 375 22,6419 1,3649 1,1206
4 500 28,1316 1,2412 1,1824
5 625 32,1656 1,0328 1,3036
6 800 37,5821 1,0676 1,2817

Perhitungan nilai  ZAV


Contoh perhitungan untuk pemberian air 125 ml.
𝐺𝑠 . 𝛾𝑤 2,65 . 1 𝑔𝑟
𝛾𝑧𝑎𝑣 = = = 2,009 ⁄ 3
𝑐𝑚
1 + ω . 𝐺𝑠 1 + 0,1205 . 2,65

Hasil perhitungan selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel


Tabel 2.5 Perhitungan kadar air dan  ZAV
Kadar Air (%)  ZAV (gr/cm3)
12,0451 2,0088
16,0871 1,8579
22,6419 1,6562
28,1316 1,5182
32,1656 1,4306
37,5821 1,3277
Grafik Hubungan Kadar Air dengan d dan γzav
2,10
2,00
1,90
1,80
d (gr/cm3)

1,70 Yzav
1,60
1,50
1,40
1,30 W
1,20
1,10 Y
1,00
10,00

15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00


Water Content (%)
Hubungan Yd dan wHubungan Yzav dan w

Grafik 2.1 Hubungan antara kadar air (%) berat satuan ZAV berat dengan γd

Menurut grafik diatas, diperoleh 𝑤𝑜𝑝𝑡 = 35 % dan 𝛾𝑑 maks = 1,34.

1.6

1.4
Angka pori (e) dan porositas (n)

1.2

0.8

0.6

0.4

0.2

0
10 15 20 25 30 35 40

Kadar air (%)

Hubungan e dengan water content


Polynomial (Hubungan e dengan water content)
Hubungan n dengan water content
Polynomial (Hubungan n dengan water content)

Grafik 2.2 Hubungan antara angka pori (e) dan porositas (n) dengan kadar air ()
Gambar 2.16 Hubungan antara kadar air (%) dengan ɣzav dan ɣd
(Sumber :Modul Praktikum Mekanika Tanah 2 2020)

2.1.6 Kesimpulan
1. Dari hasil pengujian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa semakin kecil
angka pori (e) maka kepadatan makin tinggi.
2. Pada suatu saat angka pori ini akan mencapai titik terendah, pada titik tersebut
harga kadar air () optimum.
3. Pada saat harga γd maksimum, maka diperoleh harga angka pori (e) yang
minimum.
4. Letak persamaan pada γd yaitu y = -1E-05x4 + 0,0011x3 - 0,035x2 + 0,4754x -
1,0749.
5. Harga-harga yang didapat dari percobaan di atas :
𝑤𝑜𝑝𝑡 = 35 %
𝛾𝑑 𝑚𝑎𝑥 = 1,34 gram/cm3
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2
2020 BAB 2 Pengujian Pemadatan Tanah
Kelompok 10

2.1 Pengujian Kepadatan Lapangan (Sandcone Test)

2.1.1 Maksud dan Tujuan


Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui berat isi kering (d) tanah di lapangan dan
derajat kepadatan (Rc) dari tanah yang telah dipadatkan sebagai evaluasi hasil
pekerjaan pemadatan. Dalam pengujian ini digunakan standar SNI 2828:2011

2.1.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada pengujian ini meliputi,
a. corong kalibrasi pasir diameter 16,51 cm,
b. pelat untuk corong ukuran 30,48 x 38,48 cm, diameter 16,51 cm,
c. peralatan kecil seperti : palu, sendok, kuas, pahat dan peralatan untuk mencari
kadar air,
d. timbangan kapasitas 10 kg dengan ketelitian 1,0 gr,
e. tempat tanah atau sebuah kaleng.

Benda uji:
Pada pemeriksaan ini bahan yang digunakan adalah pasir pantai yang merupakan
pasir yang bersih, keras, kering, bisa mengalir bebas, bisa mengandung bahan
pengikat dan bergradasi lewat saringan no. 10 (2 mm) dan tertahan pada saringan
no. 200 (0,074 mm).

Gambar 2.7 Alat uji sandcone


(Sumber : Pengujian Sandcone Laboratorium Mekanika Tanah - Laboratorium Mekanika
Tanah UNS https://www.youtube.com/watch?v=RPzQqT7Rapk)
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2
2020 BAB 2 Pengujian Pemadatan Tanah
Kelompok 10

Gambar 2.8 Alat uji sandcone


(Sumber : Pengujian Sandcone Laboratorium Mekanika Tanah - Laboratorium Mekanika
Tanah UNS https://www.youtube.com/watch?v=RPzQqT7Rapk)

Gambar 2.9 Sendok semen


(Sumber : Pengujian Sandcone Laboratorium Mekanika Tanah - Laboratorium Mekanika
Tanah UNS https://www.youtube.com/watch?v=RPzQqT7Rapk)

Gambar 2.10 Palu


(Sumber : Pengujian Sandcone Laboratorium Mekanika Tanah - Laboratorium Mekanika
Tanah UNS https://www.youtube.com/watch?v=RPzQqT7Rapk)
Gambar 2.11 Pahat
(Sumber : Pengujian Sandcone Laboratorium Mekanika Tanah - Laboratorium Mekanika
Tanah UNS https://www.youtube.com/watch?v=RPzQqT7Rapk)

Gambar 2.12 Sekop Kecil


(Sumber : Pengujian Sandcone Laboratorium Mekanika Tanah - Laboratorium Mekanika
Tanah UNS https://www.youtube.com/watch?v=RPzQqT7Rapk)

Gambar 2.13 Tempat tanah


(Sumber : Pengujian Sandcone Laboratorium Mekanika Tanah - Laboratorium Mekanika
Tanah UNS https://www.youtube.com/watch?v=RPzQqT7Rapk)
Gambar 2.14 Jangka sorong
(Sumber : Pengujian Sandcone Laboratorium Mekanika Tanah - Laboratorium Mekanika
Tanah UNS https://www.youtube.com/watch?v=RPzQqT7Rapk)

Gambar 2.15 Timbangan digital


(Sumber : Pengujian Sandcone Laboratorium Mekanika Tanah - Laboratorium Mekanika
Tanah UNS https://www.youtube.com/watch?v=RPzQqT7Rapk)

Gambar 2.16 Bahan uji sandcone


(Sumber : Pengujian Sandcone Laboratorium Mekanika Tanah - Laboratorium Mekanika
Tanah UNS https://www.youtube.com/watch?v=RPzQqT7Rapk)
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2 5
2020 BAB 2 Pengujian Pemadatan Tanah
Kelompok 10

2.1.3 Cara Kerja


1. mengisi sand container dengan pasir Ottawa secukupnya, menimbang
berat alat serta pasir Ottawa,

Gambar 2.17 Menimbang sand container yang diisi pasir Ottawa


(Sumber : Pengujian Sandcone Laboratorium Mekanika Tanah - Laboratorium
Mekanika Tanah UNS https://www.youtube.com/watch?v=RPzQqT7Rapk)

2. mempersiapkan permukaan tanah yang akan diuji (memilih tanah dengan


permukaan yang datar sehingga base plate bisa diposisikan sebaik
mungkin),
3. meletakkan base plate diatas tanah,

Gambar 2.18 Meletakkan base plate diatas tanah


(Sumber : Pengujian Sandcone Laboratorium Mekanika Tanah - Laboratorium
Mekanika Tanah UNS https://www.youtube.com/watch?v=RPzQqT7Rapk)

4. membuat galian tanah pada lubang ditengah base plate dengan sedalam 10
cm,
Gambar 2.19 Membuat galian tanah pada lubang base plate
(Sumber : Pengujian Sandcone Laboratorium Mekanika Tanah - Laboratorium
Mekanika Tanah UNS https://www.youtube.com/watch?v=RPzQqT7Rapk)

5. memasukkan tanah hasil galian kedalam kaleng yang telah disediakan (tanah
tidak boleh sampai tercecer ketika dimasukkan kedalam kaleng, berat kaleng
sudah diketahuipada permulaan praktikum),kemudian menimbang beratkaleng +
tanah,

Gambar 2.20 Memasukkan tanah hasil galian ke kaleng


(Sumber : Pengujian Sandcone Laboratorium Mekanika Tanah - Laboratorium
Mekanika Tanah UNS https://www.youtube.com/watch?v=RPzQqT7Rapk)

6. metelah proses menggali selesai dan sudah sesuai dengan spesifikasi yang
disyaratkan, meletakkan alat uji sandcone yang sebelumnya telah ditimbang
beratnya beserta pasir Ottawa,dengan posisi kerucut dibawah menumpu base
plate (pastikan posisi lubang kerucut rapat dengan lubang base plate),

Gambar 2.21 Meletakkan alat uji sandcone berisi pasir Ottawa


(Sumber : Pengujian Sandcone Laboratorium Mekanika Tanah - Laboratorium
Mekanika Tanah UNS https://www.youtube.com/watch?v=RPzQqT7Rapk)
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2 8
2020 BAB 2 Pengujian Pemadatan Tanah
Kelompok 10
7. membuka kran dengan pelan-pelan sampai pasir berhenti mengalir kemudian
menutupnya kembali,
8. menimbangberat alat dan sisa pasir Ottawa,

Gambar 2.22 Menimbang berat alat dan sisa pasir Ottawa


(Sumber : Pengujian Sandcone Laboratorium Mekanika Tanah - Laboratorium
Mekanika Tanah UNS https://www.youtube.com/watch?v=RPzQqT7Rapk)

9. mengambil sedikit sampel tanah galian untuk dilakukan pengujian water content
di laboratorium,

2.1.4 Teori dan Persamaan yang Digunakan


Uji kerucut pasir (sandcone test) merupakan salah satu jenis pengujian
yang dilakukan di lapangan untuk menentukan berat isi kering (𝛾𝑑) tanah asli
ataupun hasil dari pekerjaan pemadatan. pengujian ini hanya dapat dilakukan
pada tanah dengan ukuran butiran tanah dan batuan tidak lebih dari 1 ½ in (38
mm), tanah organik, tanah jenuh (saturated), ataupun tanah dengan plastisitas
tinggi yang dapat berubah bentuk (termampatkan) selama penggalian lubang
uji. Nilai berat isi tanah kering (𝛾𝑑) yang diperoleh dari percobaan ini biasanya
digunakan untuk mengevaluasi hasil pekerjaan pemadatan dilapangan dengan
cara menentukan nilai (degre of compaction (𝑅𝑐)).

𝛾𝑑 𝑘𝑒𝑟𝑢𝑐𝑢𝑡 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑟
𝑅𝐶 =
𝛾𝑑 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑢𝑗𝑖 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑏𝑜𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟𝑖𝑢𝑚

Pasir yang digunakan dalam pengujian sandcone ialah pasir yang lolos
saringan no.10 dan tertahan pada saringan no. 200, dalam kondisi bersih,
kering, dapat mengalir bebas, dan tidak menggumpal, umunya menggunakan
pasir Ottawa.
Persamaan yang digunakan dalam memeriksa kepadatan tanah dengan metode
kerucut pasir (sandcone method) dapat dilihat pada persamaan (2.6) sampai
(2.11) dibawah ini,

a. Menghitung kadar air


Rumus yang
digunakan:
(berat cawan + tanah asli) − (berat cawan + tanah kering)
w= (berat cawan + tanah kering) − (berat cawan kosong) × 100%.......(2.5)

b. Menghitung kepadatan tanah di lapangan dengan sandcone


1. berat pasir dalam kerucut + lubang = W6-W7.........................................................(2.6)
2. berat pasir dalam kerucut = W1-W2.................................................................................(2.7)
3. berat pasir dalam lubang = W9 = (W7 - W8) - (W1 - W2).....................(2.8)
4. berat volume tanah basah = γb = (W6- W5) / V....................................(2.9)
5. berat volume tanah kering = γd = γb / (1+w)......................................(2.10)
6. derajat kepadatan lapangan = Rc = ((γd lap) / (γd lab)) x 100…............(2.11)

2.1.5 Data dan Contoh Perhitungan Tabel


2.10 Data hasil pengujian

Data 1 2 3
Berat cawan (gr) 4,12 4,08 4,13
Berat cawan + tanah asli (gr) 41,56 44,51 43,89
Berat cawan + tanah kering (gr) 32,78 35,15 34,62
Kadar air (w) (%) 30,64% 30,13% 30,40%
Kadar air rata-rata (wrata-rata) (%) 30,52%
Perhitungan kepadatan Sampel

Berat Dalam Kerucut


 Berat alat + tabung setelah kran dibuka (W2) = 4515 gram
 Berat pasir dalam kerucut (W1-W2) = 305 gram
Berat isi kering pasir ottawa
 Berat alat + pasir sebelum kran dibuka (W3) = 4515 gram
 Berat alat + pasir setelah kran dibuka (W4) = 3280 gram
 Berat pasir dalam kontainer kalibrasi
(W3 - W4) - (W1 - W2) = (1245 – 295) = 930 gram
 Berat isi kering pasir ottawa (γds)
((W3 - W4) - (W1 - W2)) : VC = 0,9551 gr/cm3
Berat isi kering di lapangan
 Berat kaleng (W5) = 160 gram
 Berat kaleng + galian tanah (W6) = 1135 gram
 Berat tanah basah (W6 - W5) = 975 gram
 Berat alat + pasir sebelum kran dibuka (W7) = 4845 gram
 Berat alat + pasir setelah kran dibuka (W8) = 3735 gram
 Berat pasir dalam lubang (W9)
W9 = (W7 - W8) - (W1 - W2) = (970) - (295) = 805 gram
 Volume galian (V)
V = (W7-W8)-(W1-W2)/ γds = 675 / 0,9664 = 842,7917 cm3
 Kadar Air (w) = 30,52 %
 Berat isi basah tanah galian (γb)
b = (W6 - W5)/ V = (1590-160) / 698,4914 = 1,1568 gr/cm3
 Berat isi tanah kering galian
d lap = b / (1+w) = 2,0472 / (1+6,7002) = 0,8863 gr/cm3
 Berat tanah isi kering di laboratorium (d lab) = 1,3400 gr/cm3
 Derajat kepadatan di lapangan
R c = (d lap/d lab ) x 100 %
= (1,3400/0,8863) x 100 % = 66,1500 %

2.1.6 Hasil Perhitungan


Dari hasil pengujian pemadatan standar (standard proctor test) dan pengujian
kepadatan lapangan (sandcone test) didapat
Derajat kepadatan lapangan:

𝛾𝑑𝑙𝑎𝑝
𝑅𝑐 = × 100%
𝛾𝑑 𝑙𝑎𝑏

= 1,1568 / 0,8863 x 100%

= 66,15 %
2.1.7 Kesimpulan
Dari hasil pengujian kepadatan lapangan diperoleh derajat kepadatan lapangan
sebesar 66,15%. Maka dapat disimpulkan kepadatan lapangan tidak memenuhi,
karena standar minimal kepadatan tanah sebesar 95%. Hal itu dikarenakan sampel
tanah yang digunakan dalam praktikum proctor dan sandcone menggunakan
sampel tanah yang berbeda. Pada tanah sandcone menggunakan tanah asli
sehingga tanah mengalami pemadatan secara alami saja tanpa proses pemadatan
tambahan lainnya
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2 23
2020 Bab 2 Pengujian Pemadatan Tanah
Kelompok 10

2.1 Unsoaked CBR (California Bearing Ratio) Laboratorium

2.1.1 Maksud dan Tujuan


Metode ini digunakan untuk menentukan nilai CBR dari suatu contoh
material tanah, agregat atau campuran tanah dan agregat yang dipadatkan
yang dilakukan di laboratorium. CBR adalah perbandingan antar beban
penetrasi suatu bahan dengan bahan standar dengan kedalaman dan
kecepatan penetrasi yang sama. Referensi yang digunakan dalam
praktikum ini adalah standar ASTM D – 1883 – 16 dan SNI 1744 – 2012
mengenai Metode uji CBR laboratorium.

2.1.2 Alat dan Bahan


1. cetakan (Diameter dalam : 152,40 ± 0.66 ; Tinggi : 177.80 ± 0,46 mm),
2. keping pemisah (Diameter : 150,80 ± 0.80 ; Tinggi : 61.37 ± 0.25 mm),
3. penumbuk,
4. alat pengukur pengembangan (CBR Terendam),
5. arloji ukur,
6. keping beban (Diameter Keping : 149,20 ± 1.,60 mm ; Berat 4,54 kg ),
7. piston penetrasi (Diameter : 49,63 ± 0,13; Luas tampang : 1935 mm2 ),
8. alat pembebanan,
9. bak perendam (CBR terendam),
10. oven pengering suhu 110° C + 50° C,
11. cawan kadar air,
12. alat bantu (bak pencampur, sendok, pengaduk, pisau pemotong, alat
perata, kertas filter dan timbangan),
A
C

Gambar 2.15 Alat pengujian CBR laboratorium


(Sumber : Pengujian CBR Laboratorium Mekanika Tanah UNS
https://www.youtube.com/watch?v=KwOJZSQftDw&t=3s)
A: Load Dial Reading B: Vertical Dial Reading
C: Proving ring D: Perata Beban

2.1.3 Cara Kerja


Persiapan sebelum melakukan CBR adalah sebagai berikut,
CBR pada kadar air optimum
a. menyiapkan contoh material kering oven dan lolos saringan no.4 sebanyak 5
kg,

Gambar 2.16 Tanah hasil saringan


(Sumber : Pengujian CBR Laboratorium Mekanika Tanah UNS
https://www.youtube.com/watch?v=KwOJZSQftDw&t=3s)
b. memadatkan tanah sedemikian sehingga densitas kering berkisar antara 95%
sampai 100% dari densitas kering yang ditentukan,

c. memasang cetakan CBR pada keping alas, mengunci dan menimbang sampai
5 g terdekat. Memasang leher sambung pada permukaan cetakan dan
mengunci pada batang dari keping alas,

d. mencampur setiap contoh material yang telah disiapkan dengan sejumlah air
untuk mencapai kadar air optimum, memasukkan kedalam plastik lalu
mendiamkan selama 24 jam agar air merata (pengeraman),

Gambar 2.17 Proses penambahan air


(Sumber : Pengujian CBR Laboratorium Mekanika Tanah UNS
https://www.youtube.com/watch?v=KwOJZSQftDw&t=3s)

e. memadatkan contoh uji contoh uji di dalam cetakan (jumlah lapis dan berat
penumbuk sesuai dengan pengujian proctor standar), dengan pola pemadatan
(sesuai SNI) setiap lapis 56 tumbukan,

Gambar 2.18 Proses penumbukan


(Sumber : Pengujian CBR Laboratorium Mekanika Tanah UNS
https://www.youtube.com/watch?v=KwOJZSQftDw&t=3s)

f. membuka leher sambung, memotong kelebihan benda uji dengan pisau


pemotong dan meratakan permukaannya sampai rata dengan permukaan
cetakan menggunakan alat perata. Mengisi permukaan yang tidak teratur
dengan material kemudian dipadatkan dan diratakan,
Gambar 2.19 Proses perataan permukaan tanah

(Sumber : Pengujian CBR Laboratorium Mekanika Tanah UNS


https://www.youtube.com/watch?v=KwOJZSQftDw&t=3s)

Cara kerja uji CBR adalah sebqgai berikut,

a memasang keping beban di atas benda uji. Memasang satu keping beban dan
mengatur piston penetrasi sampai menyentuh permukaan benda uji dan
memberikan beban awal sebesar 44 N (4,54 kg) untuk mencegah naiknya
material lunak melalui lubang pada keping beban,
b mengatur piston penetrasi dengan beban awal sebesar 44 N (4,54 kg),
kemudian mengatur arloji pengukur penetrasi dan arloji beban pada posisi
nol,
c memberi beban pada piston penetrasi sedemikian sehingga kecepatan
penetrasi seragam pada 1,27 mm/menit. Mencatat beban apabila penetrasi
menunjukkan 0,32 mm (0,0125”), 0,64 mm (0,025”), 1,27 mm (0,050”), 1,91
mm (0,075”), 2,54 mm (0,10”), 3,81 mm (0,15”), 5,08 mm (0,20”), dan 7,62
mm (0,30”). Membaca beban penetrasi 10,16 mm (0,40”) dan 12,70 mm
(0,50”) dapat ditentukan apabila diperlukan,
Gambar 2.20 Proses pencatatan CBR
(Sumber : Pengujian CBR Laboratorium Mekanika Tanah UNS
https://www.youtube.com/watch?v=KwOJZSQftDw&t=3s)

d mengeluarkan sampel tanah dalam mould dengan menggunakan bantuan


dongkrak.

2.1.4 Teori dan Persamaan yang Digunakan


CBR (California Bearing Ratio) adalah perbandingan antara beban penetrasi
suatu bahan terhadap bahan standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi
yang sama dan dinyatakan dalam persentase. Uji CBR dapat dilakukan di
lapangan dan di laboratorium. Uji yang dilakukan di lapangan dilaksanakan
setelah subgrade selesai dimampatkan dan pengukuran di laboratorium dikaitkan
dengan pengujian dengan pemampatan atau desain CBR.

Berdasarkan cara mendapatkan contoh tanahnya, CBR dibedakan menjadi 2 yaitu:


1. CBR Lapangan (CBR inplace atau field inplace)
CBR lapangan digunakan untuk memperoleh nilai CBR asli di lapangan
sesuai dengan kondisi tanah pada saat itu. Umumnya digunakan untuk
perencanaan tebal perkerasan yang akan digunakan.

2. CBR laboratorium
Tanah dasar (Subgrade) pada konstruksi jalan baru dapat berupa tanah asli,
tanah timbunan atau galian yang telah dipadatkan sampai mencapai kepadatan
95% kepadatan maksimum. Dengan demikian daya dukung tanah dasar
tersebut merupakan nilai kemampuan lapisan tanah memikul beban setelah
tanah tersebut dipadatkan. CBR ini disebut CBR laboratorium, karena
disiapkan di laboratorium. CBR laboratorium dibedakan menjadi 2 macam,
yaitu CBR laboratorium rendaman (Soaked) dan CBR laboratorium tanpa
rendaman (Unsoaked).

Gambar 2.21 Ilustrasi pengujian CBR laboratorium


Nilai CBR sangat bergantung pada proses pemadatan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kepadatan tanah adalah :

a. karakteristik material tanah dasar.


b. kadar air material tanah dasar.
c. jenis alat pemadat yang digunakan.
d. massa (berat) alat pemadat yang tergantung pada lebar roda dan pelat
dasarnya.
e. ketebalan lapisan material yang dipadatkan.

Jumlah lintasan alat pemadat yang diperlukan harga CBR adalah nilai yang
menyatakan kualitas tanah dasar (daya dukung bahan/tanah) dibandingkan dengan
bahan standar berupa batu pecah yang mempunyai nilai CBR sebesar 100% dalam
memikul beban.

Persamaan yang digunakan dalam menghitung CBR (California Bearing Ratio)


dapat dilihat pada persamaan (2.12) berikut,

Persamaan daya dukung tanah pada pengujian CBR menggunakan standar SNI
1744-2012 dengan rumus yang tertera pada persamaan (2.12) dan (2.13) berikut,
𝑋0.1
CBR0,1 = × 100%...................................................................................................... (2.12)
13

𝑋0,2
CBR0,2 = × 100%..................................................................................................... (2.13)
20
dengan,
X0.1 = load pada saat VDR = 4,5 mm
(Nilai tekanan penetrasi untuk penetrasi 2,54 mm/0,1 inci terhadap tekanan
penetrasi standar yang besarnya 13 kg/cm2)

X0.2= load pada saat VDR = 7 mm


(Nilai tekanan penetrasi untuk penetrasi 5,08 mm/0,2 inci terhadap tekanan
penetrasi standar yang besarnya 20 kg/cm2)

2.1.5 Data Pengujian dan Contoh Perhitungan


Data pengujian dapat dilihat pada tabel 2.11
Tabel 2.11 Data pengujian CBR
Waktu VDR LDR
(menit) (mm) div
0,00 0 0
0,25 0,32 3
0,50 0,64 5
1,00 1,27 7
1,50 1,91 10
2,00 2,54 12
3,00 3,81 15
4,00 5,08 17,5
6,00 7,62 19
8,00 10,16 19,5
10,00 12,7 20

Berikut ini contoh perhitungannya :


Waktu = 0,25 menit

VDR = 0,32
LDR =3
LRC = 0,1469 pounds/div
Force = LDR  LRC
= 3 × 0,1469
= 0,4406 KN
Untuk perhitungan selanjutnya disajikan dalam tabel 2.6.
Tabel 2.12 Perhitungan Load

Waktu VDR LDR Beban


(menit) (mm) div kN
0,00 0 0 0,0000
0,25 0,32 3 0,4406
0,50 0,64 5 0,7344
1,00 1,27 7 1,0281
1,50 1,91 10 1,4687
2,00 2,54 12 1,7625
3,00 3,81 15 2,2031
4,00 5,08 17,5 2,5703
6,00 7,62 19 2,7906
8,00 10,16 19,5 2,8640
10,00 12,7 20 2,9375

Perhitungan CBR0,1 dan CBR0,2


𝑋1
 CBR0,1 = × 100%
13

1,7625
= 13 × 100%
= 13,5645 %
𝑋2
 CBR0,2 = × 100%
20

2,5703
= 20 × 100%
= 12,7799 %
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2 2020
Bab 2 Pengujian Pemadatan Tanah
Kelompok 10

California Bearing Ratio(CBR)


3,5

2,5
Beban (kN)

1,5

0,5

0 2 4 6 8 10 12 14
Penurunan (mm)

Gambar 2.22 Grafik hubungan penurunan dengan beban

2.1.6 Kesimpulan
Hasil pengujian California Bearing Ratio adalah sebagai
berikut : a. CBR0.1 = 13,5645 %

b. CBR0.2 = 12,7799 %
Load (gaya) maksimum yang terjadi sebesar = 2,9375 N
saat VDR = 10 mm. Maka dari itu, nilai CBR yang dipakai adalah
CBR0,2 = 12,7799 %

Anda mungkin juga menyukai