BAB 2
PENGUJIAN PEMADATAN TANAH
5
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2 6
2020 Bab 2 Pengujian Pemadatan Tanah
Kelompok 10
GG
amb
a
G
amb
a
Pemadatan tanah merupakan suatu proses mekanis dimana udara dalam pori tanah
dikeluarkan. Adapun proses tersebut dilakukan pada tanah yang digunakan
sebagai bahan timbunan dengan maksud sebagai berikut:
1. Mempertinggi kekuatan tanah.
2. Memperkecil pengaruh air pada tanah.
3. Memperkecil compressibility dan daya rembes airnya.
4. Kepadatan tanah itu mulai dari berat isi kering tanah (dry density) dan
tergantung pada kadar air tanahnya (water content). Pada derajat kepadatan
tinggi berarti :
a. Berat isi maksimum.
b. Kadar air tanahnya () optimum.
Standart compaction ini adalah suatu percobaan tanah di samping percobaan yang
lain yaitu modified compaction test untuk memeriksa kadar air tanah dan sifat
yang lain. Adapun hasil percobaan (berupa grafik) umumnya dipakai untuk
menentukan syarat-syarat yang harus dipenuhi pada waktu pekerjaan pemadatan
di lapangan.
Gs . w .1
e w ………………………………………………….(2.3)
b
Porositas dihitung menggunakan persamaan (2.4) berikut,
e
n
e 1 ………………………………………………………………..(2.4)
Berat volume kering untuk kejenuhan 100% (𝛾𝑧𝑎𝑣) dihitung menggunakan
persamaan (2.5) berikut,
𝛾𝑑𝑟𝑦
= 1 + ω . 𝐺𝑠 ………………………..............…………………...…(2.5)
𝐺𝑠 .𝛾𝑤
2.1.7 Data dan Contoh Perhitungan
Perhitungan untuk contoh tanah I :
Pemberian air = 125 ml
Berat tanah basah + mould = 3355 gram
Berat mould = 2195 gram
Berat tanah basah = 1160 gram
Volume cetakan = 866,77 cm3
Pada cawan I
Berat cawan + tanah basah (a) = 18,27 gram
Berat cawan + tanah kering (b) = 17,46 gram
Berat cawan (c) = 10,84 gram
Berat air = 0,81 gram
Berat tanah kering = 6,62 gram
Kadar air = 12,24 %
Pada cawan II
Berat cawan + tanah basah (a) = 16,21 gram
Berat cawan + tanah kering (b) = 15,64 gram
Berat cawan (c) = 10,85 gram
Berat air = 0,57 gram
Berat tanah kering = 4,70 gram
Kadar air = 11,90 %
Pada cawan III
Berat cawan + tanah basah (a) = 14,46 gram
Berat cawan + tanah kering (b) = 15,64 gram
Berat cawan (c) = 10,82 gram
Berat air = 0,39 gram
Berat tanah kering = 3,25 gram
Kadar air = 12,00 %
Dari data yang diperoleh dari hasil percobaan kemudian diadakan perhitungan
dengan rumus-rumus yang telah ada.
Kadar air rata-rata () = 12,05 %
Spesific Grafity = 2,65
Nilai Berat volume basah b dihitung menggunakan persamaan (2.1)
diperoleh,
𝛾𝑏 𝑔𝑟
1160 = 1,34 ⁄
= 866,78 𝑐𝑚3
Berat volume kering
dr dihitung menggunakan persamaan (2.2)
y
diperoleh,
𝛾𝑑𝑟𝑦 𝑔𝑟
1,34 = 1,19 ⁄
= 1+12,05 𝑐𝑚3
Angka pori (e) dihitung menggunakan persamaan (2.3) diperoleh,
𝐺𝑠 𝛾𝑤 𝑥 (1 +𝑤) 2,65 𝑥 1 𝑥 (1 +0,1205)
𝑒= −𝛾= − 1 = 1,22
𝛾𝑏 1,34
𝑤
Tabel 2.4 Perhitungan jumlah air, kadar air, angka pori (e), dry
dry ( gram cm )
No Jumlah Air ( ml ) Kadar air ( % ) Angka pori (e ) 3
/
1 125 12,0451 1,2187 1,1944
2 250 16,0871 1,2467 1,1795
3 375 22,6419 1,3649 1,1206
4 500 28,1316 1,2412 1,1824
5 625 32,1656 1,0328 1,3036
6 800 37,5821 1,0676 1,2817
1,70 Yzav
1,60
1,50
1,40
1,30 W
1,20
1,10 Y
1,00
10,00
Grafik 2.1 Hubungan antara kadar air (%) berat satuan ZAV berat dengan γd
1.6
1.4
Angka pori (e) dan porositas (n)
1.2
0.8
0.6
0.4
0.2
0
10 15 20 25 30 35 40
Grafik 2.2 Hubungan antara angka pori (e) dan porositas (n) dengan kadar air ()
Gambar 2.16 Hubungan antara kadar air (%) dengan ɣzav dan ɣd
(Sumber :Modul Praktikum Mekanika Tanah 2 2020)
2.1.6 Kesimpulan
1. Dari hasil pengujian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa semakin kecil
angka pori (e) maka kepadatan makin tinggi.
2. Pada suatu saat angka pori ini akan mencapai titik terendah, pada titik tersebut
harga kadar air () optimum.
3. Pada saat harga γd maksimum, maka diperoleh harga angka pori (e) yang
minimum.
4. Letak persamaan pada γd yaitu y = -1E-05x4 + 0,0011x3 - 0,035x2 + 0,4754x -
1,0749.
5. Harga-harga yang didapat dari percobaan di atas :
𝑤𝑜𝑝𝑡 = 35 %
𝛾𝑑 𝑚𝑎𝑥 = 1,34 gram/cm3
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2
2020 BAB 2 Pengujian Pemadatan Tanah
Kelompok 10
Benda uji:
Pada pemeriksaan ini bahan yang digunakan adalah pasir pantai yang merupakan
pasir yang bersih, keras, kering, bisa mengalir bebas, bisa mengandung bahan
pengikat dan bergradasi lewat saringan no. 10 (2 mm) dan tertahan pada saringan
no. 200 (0,074 mm).
4. membuat galian tanah pada lubang ditengah base plate dengan sedalam 10
cm,
Gambar 2.19 Membuat galian tanah pada lubang base plate
(Sumber : Pengujian Sandcone Laboratorium Mekanika Tanah - Laboratorium
Mekanika Tanah UNS https://www.youtube.com/watch?v=RPzQqT7Rapk)
5. memasukkan tanah hasil galian kedalam kaleng yang telah disediakan (tanah
tidak boleh sampai tercecer ketika dimasukkan kedalam kaleng, berat kaleng
sudah diketahuipada permulaan praktikum),kemudian menimbang beratkaleng +
tanah,
6. metelah proses menggali selesai dan sudah sesuai dengan spesifikasi yang
disyaratkan, meletakkan alat uji sandcone yang sebelumnya telah ditimbang
beratnya beserta pasir Ottawa,dengan posisi kerucut dibawah menumpu base
plate (pastikan posisi lubang kerucut rapat dengan lubang base plate),
9. mengambil sedikit sampel tanah galian untuk dilakukan pengujian water content
di laboratorium,
𝛾𝑑 𝑘𝑒𝑟𝑢𝑐𝑢𝑡 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑟
𝑅𝐶 =
𝛾𝑑 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑢𝑗𝑖 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑏𝑜𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟𝑖𝑢𝑚
Pasir yang digunakan dalam pengujian sandcone ialah pasir yang lolos
saringan no.10 dan tertahan pada saringan no. 200, dalam kondisi bersih,
kering, dapat mengalir bebas, dan tidak menggumpal, umunya menggunakan
pasir Ottawa.
Persamaan yang digunakan dalam memeriksa kepadatan tanah dengan metode
kerucut pasir (sandcone method) dapat dilihat pada persamaan (2.6) sampai
(2.11) dibawah ini,
Data 1 2 3
Berat cawan (gr) 4,12 4,08 4,13
Berat cawan + tanah asli (gr) 41,56 44,51 43,89
Berat cawan + tanah kering (gr) 32,78 35,15 34,62
Kadar air (w) (%) 30,64% 30,13% 30,40%
Kadar air rata-rata (wrata-rata) (%) 30,52%
Perhitungan kepadatan Sampel
𝛾𝑑𝑙𝑎𝑝
𝑅𝑐 = × 100%
𝛾𝑑 𝑙𝑎𝑏
= 66,15 %
2.1.7 Kesimpulan
Dari hasil pengujian kepadatan lapangan diperoleh derajat kepadatan lapangan
sebesar 66,15%. Maka dapat disimpulkan kepadatan lapangan tidak memenuhi,
karena standar minimal kepadatan tanah sebesar 95%. Hal itu dikarenakan sampel
tanah yang digunakan dalam praktikum proctor dan sandcone menggunakan
sampel tanah yang berbeda. Pada tanah sandcone menggunakan tanah asli
sehingga tanah mengalami pemadatan secara alami saja tanpa proses pemadatan
tambahan lainnya
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2 23
2020 Bab 2 Pengujian Pemadatan Tanah
Kelompok 10
c. memasang cetakan CBR pada keping alas, mengunci dan menimbang sampai
5 g terdekat. Memasang leher sambung pada permukaan cetakan dan
mengunci pada batang dari keping alas,
d. mencampur setiap contoh material yang telah disiapkan dengan sejumlah air
untuk mencapai kadar air optimum, memasukkan kedalam plastik lalu
mendiamkan selama 24 jam agar air merata (pengeraman),
e. memadatkan contoh uji contoh uji di dalam cetakan (jumlah lapis dan berat
penumbuk sesuai dengan pengujian proctor standar), dengan pola pemadatan
(sesuai SNI) setiap lapis 56 tumbukan,
a memasang keping beban di atas benda uji. Memasang satu keping beban dan
mengatur piston penetrasi sampai menyentuh permukaan benda uji dan
memberikan beban awal sebesar 44 N (4,54 kg) untuk mencegah naiknya
material lunak melalui lubang pada keping beban,
b mengatur piston penetrasi dengan beban awal sebesar 44 N (4,54 kg),
kemudian mengatur arloji pengukur penetrasi dan arloji beban pada posisi
nol,
c memberi beban pada piston penetrasi sedemikian sehingga kecepatan
penetrasi seragam pada 1,27 mm/menit. Mencatat beban apabila penetrasi
menunjukkan 0,32 mm (0,0125”), 0,64 mm (0,025”), 1,27 mm (0,050”), 1,91
mm (0,075”), 2,54 mm (0,10”), 3,81 mm (0,15”), 5,08 mm (0,20”), dan 7,62
mm (0,30”). Membaca beban penetrasi 10,16 mm (0,40”) dan 12,70 mm
(0,50”) dapat ditentukan apabila diperlukan,
Gambar 2.20 Proses pencatatan CBR
(Sumber : Pengujian CBR Laboratorium Mekanika Tanah UNS
https://www.youtube.com/watch?v=KwOJZSQftDw&t=3s)
2. CBR laboratorium
Tanah dasar (Subgrade) pada konstruksi jalan baru dapat berupa tanah asli,
tanah timbunan atau galian yang telah dipadatkan sampai mencapai kepadatan
95% kepadatan maksimum. Dengan demikian daya dukung tanah dasar
tersebut merupakan nilai kemampuan lapisan tanah memikul beban setelah
tanah tersebut dipadatkan. CBR ini disebut CBR laboratorium, karena
disiapkan di laboratorium. CBR laboratorium dibedakan menjadi 2 macam,
yaitu CBR laboratorium rendaman (Soaked) dan CBR laboratorium tanpa
rendaman (Unsoaked).
Jumlah lintasan alat pemadat yang diperlukan harga CBR adalah nilai yang
menyatakan kualitas tanah dasar (daya dukung bahan/tanah) dibandingkan dengan
bahan standar berupa batu pecah yang mempunyai nilai CBR sebesar 100% dalam
memikul beban.
Persamaan daya dukung tanah pada pengujian CBR menggunakan standar SNI
1744-2012 dengan rumus yang tertera pada persamaan (2.12) dan (2.13) berikut,
𝑋0.1
CBR0,1 = × 100%...................................................................................................... (2.12)
13
𝑋0,2
CBR0,2 = × 100%..................................................................................................... (2.13)
20
dengan,
X0.1 = load pada saat VDR = 4,5 mm
(Nilai tekanan penetrasi untuk penetrasi 2,54 mm/0,1 inci terhadap tekanan
penetrasi standar yang besarnya 13 kg/cm2)
VDR = 0,32
LDR =3
LRC = 0,1469 pounds/div
Force = LDR LRC
= 3 × 0,1469
= 0,4406 KN
Untuk perhitungan selanjutnya disajikan dalam tabel 2.6.
Tabel 2.12 Perhitungan Load
1,7625
= 13 × 100%
= 13,5645 %
𝑋2
CBR0,2 = × 100%
20
2,5703
= 20 × 100%
= 12,7799 %
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2 2020
Bab 2 Pengujian Pemadatan Tanah
Kelompok 10
2,5
Beban (kN)
1,5
0,5
0 2 4 6 8 10 12 14
Penurunan (mm)
2.1.6 Kesimpulan
Hasil pengujian California Bearing Ratio adalah sebagai
berikut : a. CBR0.1 = 13,5645 %
b. CBR0.2 = 12,7799 %
Load (gaya) maksimum yang terjadi sebesar = 2,9375 N
saat VDR = 10 mm. Maka dari itu, nilai CBR yang dipakai adalah
CBR0,2 = 12,7799 %