Anda di halaman 1dari 26

Laboratorium Mekanika Tanah

Departmen Teknik Sipi; – Fakultas Teknik


Universitas Indonesia

NAMA PRAKTIKAN : IZZATUR RAHMAN 1806187505


Nazra Furqani Akbar 1406551720
Samsu Adi Nugroho 1906435422
KELOMPOK : 02-N
TANGGAL PRAKTIKUM : 25 April 2020
JUDUL PRAKTIKUM : Compaction
ASISTEN : Muhammad Bisma Prasetyo
PARAF DAN NILAI :

I. PENDAHULUAN
A. Standar Acuan dan Referensi
ASTM D 698 "Standard Test Methods forLaboratory
Compaction Characteristics of Soil UsingStandard Effort"
ASTM D 1557 "Standard Test Methods forLaboratory
Compaction Characteristics of Soil UsingModified Effort"
AASHTO T 99 "The Moisture-Density Relations of Soils
Using a 2.5-kg (5.5- lb) Rammer and a 305-mm (12-in)
Drop" AASHTO T 180 "The Moisture-Density Relations
of Soils Using a 4.54-kg (10- lb) Rammer and 457-mm (18-
in) Drop"
SNI 03-2832-1992 "Metode pengujian untuk mendapatkan
kepadatan tanah maksimum dengan kadar air optimum"

B. Maksud dan Tujuan Percobaan


Mencari nilai kerapatan kering (γdry) maksimum pada
kadar air optimum (Wopt) dari suatu sampel tanah yang
dipadatkan.
Uji pemadatan laboratorium digunakan sebagai dasar
dalam menentukan presentase pemadatan dan kadar air
yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi pemadatan yang
sesuai di lapangan.

1
Compaction
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipi; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

C. Alat – alat dan Bahan


a. Alat
 Mould, lengkap dengan collar dan base plate
 Hammer seberat 5.5 lbs, dengan tinggi jatuh 12
inch
 Hydraulic extruder
 Pelat baja pemotong
 Gelas ukur
 Wadah untuk mencampur tanah dengan air
 Pelat besi/penggaris untuk mengukur tinggi
tanah
 Timbangan
 Oven
 Jangka sorong
b. Bahan
 Sampel tanah lolos saringan No. 4 ASTM
sebanyak minimal 5 kantong @ 2kg (lebih baik
digunakan 6 kantong)

D. Teori dan Rumus yang Digunakan


Compaction (pemadatan tanah) adalah suatu proses dimana
pori-pori tanah diperkecil dan kandungan udara dikeluarkan
secara mekanis. Suatu pemadatan tanah adalah juga merupakan
usaha (energi) yang dilakukan pada massa tanah. Suatu
pemadatan (Compactive Effort = CE) yang dilakukan tersebut
adalah fungsi dari variabel-variabel berikut:
𝑊. 𝐻. 𝐿. 𝐵
𝐶𝐸 =
𝑉

2
Compaction
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipi; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

dengan:
CE = Compactive Effort (lb/ft2 )
W = berat hammer (lb)
H = tinggi jatuh (inch)
L = jumlah layer
B = jumlah pukulan per-layer
V = volume tanah (ft3 )
Pemadatan tanah yang dilakukan di laboratorium pada
umumnya terdiridari dua macam, yaitu:
1. Standard Proctor - AASHTO T 99 (ASTM D 698)
2. Modified Proctor - AASHTO T 180 (ASTM D 1557)
Perbedaan mengenai dua metode tersebut dirangkum pada
tabel di bawah ini:
Tabel 1 Perbedaan Modified Proctor dan Standard Proctor pada uji
pemadatan
(Sumber : AASHTO T 99 & AASHTO T 180 )

Kepadatan tanah bergantung pada kadar airnya. Untuk


membuat suatu hubungan tersebut dibuat beberapa sampel
tanah minimal empat contoh dengan kadar air yang berbeda-
beda, dengan perbedaan kurang lebih 4% antara setiap sampel.

Dari percobaan tersebut kemudian dibuat grafik yang


menggambarkan hubungan antara kepadatan dan kadar air,
sehingga dari grafik tersebut diperoleh γdry maksimum pada
kadar air optimumnya. Dengan demikian dapat disimpulkan

3
Compaction
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipi; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

bahwa suatu tanah yang dipadatkan dengan kadar air tanah


lebih dari Wopt akan diperoleh nilai kepadatan yang lebih kecil
dari γdry maksimum.

Gambar 1 Perbedaan grafik pemadatan Modified Proctor dan


Standard Proctor
( Sumber : Modul Praktikum Mekanika Tanah )

Gambar 1 menunjukkan perbedaan dari energi pemadatan


antara metode standard proctor dan juga menggunakan
modified proctor. Penggunaan modified proctor yang memiliki
energi pemadatan yang hampir 5 kali lebih besar dari standard
proctor menghasilkan γdry maksimum yang lebih tinggi
dibanding standard proctor namun menghasilkan kadar air
optimum (wopt) yang lebih rendah dibandingkan standard
proctor.

4
Compaction
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipi; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Penentuan Kadar Air


𝑤𝑤𝑒𝑡
𝑤𝑑𝑟𝑦 =
(1 + 𝑊)
𝑤𝑤𝑒𝑡 = 𝑤𝑑𝑟𝑦 (1 + 𝑊)
𝑤𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟
𝑊= × 100%
𝑤𝑑𝑟𝑦
Dengan:
W = kadar air
𝑤𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 = berat air (gram)
𝑤𝑑𝑟𝑦 = berat tanah kering (gram)
𝑤𝑤𝑒𝑡 = berat tanah basah (gram)

Penentuan Penambahan Volume Air


𝑤𝑥 − 𝑤𝑜
𝑉𝑎𝑑𝑑 = ×𝑊
1 + 𝑤𝑜
dengan:
Vadd = volume air yang akan ditambahkan (gram)
Wx = kadar air yang akan dibuat (gram)
Wo = kadar air awal (gram)
W= berat sampel tanah (gram)

Perhitungan Nilai 𝜸𝒘𝒆𝒕 dan 𝜸𝒅𝒓𝒚


𝑤𝑤𝑒𝑡
𝛾𝑤𝑒𝑡 =
𝑉
𝑤𝑑𝑟𝑦 𝑤𝑤𝑒𝑡 𝛾𝑤𝑒𝑡
𝛾𝑑𝑟𝑦 = = =
𝑉 (1 + 𝑊)𝑉 (1 + 𝑊)
dengan:
𝛾𝑤𝑒𝑡 = berat isi tanah dalam keadaan basah (gr/cm3 )
𝑤𝑤𝑒𝑡 = berat tanah basah (gr)
V = volume sampel tanah yang telah dipadatkan (cm3)
𝛾𝑑𝑟𝑦 = berat isi tanah dalam keadaan kering (gr/cm3 )
𝑤𝑑𝑟𝑦 = berat tanah kering(gr)
W= kadar air (%)

5
Compaction
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipi; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Perhitungan Nilai Zero Air Void Line (ZAV-Line)


ZAV-line adalah garis yang menggambarkan
hubungan antara berat isikering dengan kadar air dalam kondisi
derajat kejenuhan (Sr) 100%.
𝐺𝑠 . 𝛾𝑤
𝑍𝐴𝑉 =
1 + (𝑊. 𝐺𝑠 )/𝑆𝑟
dengan:
𝐺𝑠 = nilai specific gravity (gr/cm3)
𝛾𝑤 = berat jenis air (gr/cm3)
W = kadar air (%)
Sr = derajat kejenuhan

Perhitungan Nilai Compaction Effort (CE)


𝑊. 𝐻. 𝐿. 𝐵
𝐶𝐸 =
𝑉
dengan:
CE = Compactive Effort (lb/ft2 )
W = berat hammer (lb)
H = tinggi jatuh (inch)
L = jumlah layer
B = jumlah pukulan per-layer
V = volume tanah (ft3 )

E. Teori Tambahan

Pemadatan adalah proses peningkatan densitas tanah


dengan cara mendekatkan partikel antartanah secara
berdekatan dengan reduksi volume air. Tidak ada
perubahan signifikan volume air pada tanah. Pada
konstruksi fills dan embankment, tanah yang longgar
digantikan oleh lapisan bertebalkan 75-450 mm dimana
tiap lapisan tersebut dipadatkan menggunakan roller,

6
Compaction
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipi; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

vibrator ataupun dengan rammer.Pada umumnya semakin


tinggi tingkat pemadatannya semakin tinggi pula kuat
tegagan geser dan semakin lemahnya tekanan pada tanah.

II. PRAKTIKUM
A. Persiapan Praktikum
a. Menyiapkan 6 kantong sampel tanah masing-
masing 2 kg, lolos saringan No. 4 ASTM.
b. Mencampur seluruh sampel dalam kantong dengan
rata dalam satu wadah, nilai kadar air awal dalam
hal ini dianggap sama.
c. Mengambil sebagian sampel yang dianggap
mewakili nilai kadar air seluruhnya, dan mencari
nilai kadar air sampel tersebut.
d. Mengembalikan sampel tanah ke kantongnya
masing-masing.
e. Menghitung kadar air pada keesokan harinya, lalu
menambahkan air pada masing-masing kantong
agar mencapai kadar air yang berbeda-beda.
f. Memasukkan sampel tanah ke dalam kantong
plastik dan mendiamkannya selama 18- 24 jam
(diperam) agar kadar airnya merata.

B. Jalannya Praktikum
a. Menyiapkan mould, collar, dan base plate.
b. Menimbang mould dan mengukur dimensinya
untuk mengetahui volume tanah hasil pemadatan.
c. Memasukkan sampel tanah ke dalam mould,
memperkirakan jumlahnya sedemikian rupa
sehingga setelah dipadatkan tingginya mencapai
1/3 tinggi mould (karena total lapisan pemadatan
sebanyak 3 lapis).

7
Compaction
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipi; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

d. Menumbuk 25 kali pada setiap lapisan secara


merata dengan hammer seberat 5.5 lb dan tinggi
jatuh 12 inch (Standard Proctor ASTM).
e. Pada lapisan ketiga, memasang collar dan
menambahkan tanah hingga melebihi batas mould.
f. Setelah pemadatan lapis ketiga selesai, buka collar
dan meratakan kelebihan tanah pada mould dengan
pelat pemotong.
g. Menimbang berat tanah beserta mould.
h. Mengeluarkan sampel tanah dari mould dengan
bantuan extruder.
Mengambil sebagian dari bagian atas, tengah, bawah dari
sampel tanah tersebut untuk diperiksa kadar airnya, dengan
demikian akan diperoleh

8
Compaction
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipi; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

III. PENGOLAHAN DATA


A. Data Hasil Praktikum

Tabel 1 Data Hasil Praktikum

Kelompok B
Blow/Layer 25
No Of Layer 3
Wt of Hammer 5.5 lb
Mold Dimension Diam 10.17 cm
H 11.67 cm
Volume mold 947.507 cm^3

Sample no 1 2 3 4 5
Moisture Can no a b c d e
Wt. Of Can + Wet Soil( gr) 123.42 126.95 133.71 134.62 134.67
Wt. Of Can + Dry Soil (gr) 95.27 96.45 99.71 98.92 97.67
Wt. Of Water (gr) 28.15 30.5 34 35.7 37
Wt. Of Can (gr) 14.16 14.27 14.61 14.72 14.52
Wt. Of Dry Soil (gr) 81.11 82.18 85.1 84.2 83.15
Water Content,w% 34.70 37.1 39.95 42.39 44.49
Density Determination
Assumed water content (%) 35 37.5 40 42.5 45
water content (%) 34.70 37.11 39.95 42.39 44.49
volume mold (cm^3) 947.50 947.50 947.50 947.50 947.50
Wt of soil+ mold (gr) 3084 3204 3299 3287 3235
Wt of mold (gr) 1664 1664 1664 1664 1664
Wt. Of soil in mold (gr) 1420 1540 1635 1623 1571
Wet density, gr/cm^3 1.49 1.62 1.72 1.71 1.65
Dry density , Yd gr/cm^3 1.11 1.18 1.23 1.20 1.14
Wo 31.27%

Keterangan : baris berwarna kuning menunjukan aspek-aspek yang diperoleh dari


perhitungan

9
Compaction
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipi; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

B. Perhitungan
Kadar air awal : 31.27%
Menghitung Penambahan Volume Air untuk
Compaction
𝑤𝑥 − 𝑤𝑜
𝑉𝑎𝑑𝑑 = ×𝑊
1 + 𝑤𝑜
dengan:
Vadd = volume air yang akan ditambahkan (gram)
Wx = kadar air yang akan dibuat (gram)
Wo = kadar air awal (gram)
W = berat sampel tanah (gram)

Perhitungan Sampel 1:
0.35 − 0.3127
𝑉𝑎𝑑𝑑 = × 2000
1 + 0.3127
𝑉𝑎𝑑𝑑 = 𝟓𝟔. 𝟖𝟐𝟗 𝐦𝐥

Tabel 2. Penambahan Air (Sumber: Olah Data Praktikan)

Sample Wo (%) Wx (%) Vadd(ml)


1 31.27 35 56.82
2 31.27 37.5 94.91
3 31.27 40 133
4 31.27 42.5 171.09
5 31.27 45 209.18

Menentukan Kadar Air Setelah Pemadatan


𝑤𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟
𝑊= × 100%
𝑤𝑑𝑟𝑦
Dengan:
W = kadar air (%)
𝑤𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 = berat air (gram)
𝑤𝑑𝑟𝑦 = berat tanah kering (gram)

10
Compaction
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipi; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Perhitungan Sampel 1:
28.15
𝑊= × 100%
81.11
𝑊 = 𝟑𝟒. 𝟕𝟎𝟓%

Tabel 3. Kadar air yang diperoleh ( Sumber : Olah Data Praktikan )

Water Content Determination


Sample no 1 2 3 4 5
Moisture Can no a b c d E
Wt. Of Can + Wet Soil( gr) 123.42 126.95 133.71 134.62 134.67
Wt. Of Can + Dry Soil (gr) 95.27 96.45 99.71 98.92 97.67
Wt. Of Water (gr) 28.15 30.5 34 35.7 37
Wt. Of Can (gr) 14.16 14.27 14.61 14.72 14.52
Wt. Of Dry Soil (gr) 81.11 82.18 85.1 84.2 83.15
Water Content,w% 34.70 37.11 39.95 42.39 44.49

Keterangan = baris berwarna kuning menandakan hasil dari perhitungan.

Kesalahan penambahan Kadar Air

𝑤𝑥 − 𝑊
𝐾𝑅 = × 100%
𝑊
Dengan:
W = kadar air (%)
𝑤𝑥 = Kadar air yang diinginkan (%)

Perhitungan sampel 1
35 − 34.7
𝐾𝑅 = × 100%
34.7
𝐾𝑅 = 0.847%

Tabel 4 Kesalahan relative penambahan air ( Sumber : olah data praktikan)

sample 1 2 3 4 5
w(%) 34.70595488 37.11365 39.953 42.39905 44.4979
Wx(%) 35 37.5 40 42.5 45
KR (%) 0.847246892 1.040984 0.117647 0.238095 1.128378

11
Compaction
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipi; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Menghitung Nilai 𝜸𝒘𝒆𝒕 dan 𝜸𝒅𝒓𝒚


𝑤𝑤𝑒𝑡
𝛾𝑤𝑒𝑡 =
𝑉
𝑤𝑑𝑟𝑦 𝑤𝑤𝑒𝑡 𝛾𝑤𝑒𝑡
𝛾𝑑𝑟𝑦 = = =
𝑉 (1 + 𝑊)𝑉 (1 + 𝑊)
dengan:
𝛾𝑤𝑒𝑡 = berat isi tanah dalam keadaan basah
(gr/cm3 )
𝑤𝑤𝑒𝑡 = berat tanah basah (gr)
V = volume sampel tanah yang telah dipadatkan
(cm3)
𝛾𝑑𝑟𝑦 = berat isi tanah dalam keadaan kering
(gr/cm3 )
𝑤𝑑𝑟𝑦 = berat tanah kering(gr)
W = kadar air (%)

Perhitungan Sampel 1:
1420
𝛾𝑤𝑒𝑡 = = 𝟏. 𝟒𝟗𝟖𝟔 𝐠𝐫/𝐜𝐦𝟑
947.5

𝛾𝑤𝑒𝑡 1.4986
𝛾𝑑𝑟𝑦 = =
(1 + 𝑊) (1 + 0.34.7)
= 𝟏. 𝟏𝟏𝟐𝐠𝐫/𝐜𝐦𝟑

12
Compaction
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipi; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Tabel 3. Kerapatan Kering Tanah (Sumber: Olah Data Praktikan)


Density Determination
Assumed water content (%) 35 37.5 40 42.5 45
water content (%) 34.70 37.11 39.95 42.39 44.49
volume mold (cm^3) 947.50 947.50 947.50 947.50 947.50
Wt of soil+ mold (gr) 3084 3204 3299 3287 3235
Wt of mold (gr) 1664 1664 1664 1664 1664
Wt. Of soil in mold (gr) 1420 1540 1635 1623 1571
Wet density, gr/cm^3 1.49 1.62 1.72 1.71 1.65
Dry density , Yd gr/cm^3 1.11 1.18 1.23 1.20 1.14

*Keterangan : Baris kuning didapat dari hasil perhitungan

Grafik 1. W% vs 𝜸𝒅𝒓𝒚

W% vs 𝜸𝒅𝒓𝒚
1.24
1.22
1.2
𝜸𝒅𝒓𝒚

1.18
1.16
1.14
1.12
1.1
0 10 20 30 40 50
W%

Menghitung Garis ZAV


ZAV-line adalah garis yang menggambarkan hubungan
antara berat isikering dengan kadar air dalam kondisi
derajat kejenuhan (Sr) 100%.
𝐺𝑠 . 𝛾𝑤
𝑍𝐴𝑉 =
1 + (𝑊. 𝐺𝑠 )/𝑆𝑟
dengan:
𝐺𝑠 = nilai specific gravity (gr/cm3)

13
Compaction
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipi; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

𝛾𝑤 = berat jenis air (gr/cm3)


W = kadar air (%)
Sr = derajat kejenuhan

Perhitungan Sampel 1:
2.68 . 1
𝑍𝐴𝑉 = = 𝟏. 𝟑𝟖𝟖
1 + (0.347.2.68)/1

Tabel 4. Zero Air Void (ZAV) (Sumber: Olah Data


Praktikan)

sample W Gs Sr Yw ZAV
1 34.70 2.68 1 1 1.38
2 37.11 2.68 1 1 1.34
3 39.95 2.68 1 1 1.29
4 42.39 2.68 1 1 1.25
5 44.49 2.68 1 1 1.22

Tabel 6. Hubungan 𝛾𝑑𝑟𝑦 dan ZAV terhadap W (Sumber:


Olah Data Praktikan)
Sample W% 𝛾𝑑𝑟𝑦 ZAV
1 34.70595 1.112549 1.388515
2 37.11 1.18 1.34
3 39.95 1.23 1.29
4 42.39 1.20 1.25
5 44.49 1.14 1.22

Grafik 2. Hubungan W (%) dengan 𝛾𝑑𝑟𝑦 dan ZAV

Sumber ( Olah data praktikan)

14
Compaction
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipi; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Hubungan 𝛾𝑑𝑟𝑦 dan ZAV terhadap Watecontent


1.6
1.4
1.2
𝜸𝒅𝒓𝒚 dan ZAV

1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
W (%)

𝜸𝒅𝒓𝒚 ZAV

Menghitung Nilai Compaction Effort (CE)


𝑊. 𝐻. 𝐿. 𝐵
𝐶𝐸 =
𝑉
Perhitungan Sampel 1:
5.5 . 0,38 . 3 . 25
𝐶𝐸 = = 𝟒𝟕𝟐𝟎 𝐥𝐛/𝐟𝐭𝟐
0,03346089

Tabel 5. Perhitungan Compaction Effort (Sumber Olah Data Praktikan)

CE (
Sample W(lbs) H(ft) L B V(ft^3)
(lb/ft^2)
1 5.5 0.38 3 25 0.03 4720.00
2 5.5 0.38 3 25 0.03 4720.00
3 5.5 0.38 3 25 0.03 4720.00
4 5.5 0.38 3 25 0.03 4720.00
5 5.5 0.38 3 25 0.03 4720.00

15
Compaction
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipi; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

IV. ANALISIS
A. Analisis Percobaan
Tujuan dari praktikum ini adalah mencari kerapatan kering
(γdry) maksimum pada kadar air optimum (Wopt) dari
suatu sampel tanah yang dipadatkan. Praktikum
dilaksanakan secara WFH ( Work From Home ) pada
tanggal 24 aril 2020.
Hal pertama praktikan adalah menyiapkan benda
uji, dimana tanah dikerigkan samapi kering permukaan
sehingga menjadi gembur. Setelah itu praktikan menumbuk
tanah menggunakan palu karet. Lalu sehabis itu tanah yang
sudah gembur disaring dengan saringan nomor 4. Jumlah
tanah yang harus disiapkan sejumlah 15 kg
Selanjutnya sebelum benda uji diguanakan untuk
praktikum,praktikan menguji kadar air batas plastis sampel
dari tanah tersebut..Lalu praktikan mengiringkan sampel
tanah di dalam oven pemanas lalu praktikan menimbang
kembali sampel tanah tersebut. Sehingga diperoleh kadar
air (%) nya. Pada
Setelah kadar air batas plastis tanah didapat, benda
uji dibagi menjadi 5 bagian dimana setiap bagian menjadi
2 kg. dan setiap sampel tersebut ditambahkan dengan air
menyesuaikan kadar air yang diingkan. Pada praktikum ini,
secara berurutan kadar sample 1,2,3,4 dan 5 yang
diinginkan yaitu 35,37.5,40,42.5 dan 45. Setelah
menambahkan air sesuai kadar yang diinginkan selanjutnya
menyimpan sampel tanah selama 12 jam atau sampai
sampel tanah dalam keadaan jenuh
Kemudian praktikan mengukur dimensi mouldnya,
yaitu dengan 10.17 cm dan tinggi 11.67 cm setelah itu
menimbang mold eserta alasnya, lalu cetakan leher dan

16
Compaction
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipi; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

keeping menggunakan timbangan dan dijadikan satu dan


ditempatkan pada alas yang kokoh.Lalu pada masing-
masing sampel tanah (1,2,3,4 dan 5) secara bergantian,
praktikan memasukkan sampel tanah ke dalam tabung
setinggi 1/3 dari tinggi tabung (lapisan pertama) dimana
jika l layer melebihi 1/3 tinggi mould maka pemadatannya
akan tidak maksimal.
Lalu menggunakan standar proctor praktikan
memadatkan lapisan pertama sampel menggunakan
penumpuk standar, yaitu dengan berat sebesar 2,5 kg dan
tinggi jatuh 30,5 cm dengan jumlah tumbukan
25x.Kemudian praktikan memasukan sampel tanah hinggi
tinggi mencapai 2/3 tinggi tabung dan dipadatkan juga
sejumlah 25 tumbukan dan terakhir lapisan terakhir dengna
tumbukan 25 pula. Dimana tumbukan tersebut pada
tumbukan pertama sampai delapan melingkar lalu pada
tumbukan ke-sembilan ditumbuk tepat ditengah., tumbuk
melingkar lagi pada tumbukan 10 – 16, lalu diakhiri
ditengah pada tumbukan 17,terakhir tumbuk kembali
melingkar pada tumbukan 18-24 dan diakhiri ditengah pada
tumbukan ke-25. Selanjutnya praktikan melepas collar lalu
memotong tanah yang berlebih (diratakan) dengan
pisau/spatula guna menyamakan volume sample tanah
dengan volume mould.
Kemudian praktikan menimbang cetakan berisi
benda uji lalu praktikan mengambil sebagian kecil sampel
untuk pemeriksaan kadar air. Praktikan mengulangi
langkah-langkah diatas berikut sejumlah 5x sesuai dengan
jumlah sample tanah sehingga diperoleh kadar air setelah
pemedatan.

17
Compaction
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipi; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

B. Analisis Data dan Hasil


Pada praktikum compaction ini digunakan 5 sampel
tanah dimana berguna untuk memberikan perbandingan
antara kerapatan kering dan kadar air yang berbeda-beda
sehingga dapat ditarik kesimpulan berapa besar kadar air
optimum dari sampel tanah yang digunakan.
Pertama praktikan menghitung dahulu kadar air
awal, dimana didapat sebesar 31.27 %, lalu praktikan
menambahkan volume sesuai dengan kadar air ( Wx % )
yang ingin dibuat. Dimana pada sampel 1-5, Jika
diingankan/asumsi kadar air sebesar 35 %,37.5 %, 40 % ,
42,5 % dan 45 % dimana , berdasarkan perhitungan didapat
volume tambah sebesar 56.8294 ,94.91887, 133.0083,
171.0977, 209.1872 ml . Hubungan kadar air dengan
volume ditambah yaitu saat ditambahkan volume air hal
tersebut guna menambah kadar air pada sampel tanah.
Selanjutnya praktikan menentukan kadar air setelah
pemadatan dilakukan , dimana sama halnya menghitung
kadar air sebelum pemadatan. Didapat masing-masing
kadar air pada sample 1-5 sebesar 34.70595488 %
,37.1137%,39.953 %,42.39905%, dan 44.4979%. Selain itu
dapat dilihat juga grafik menunjukan kerapatan kering
terhadap kadar air dimana grafik tersebut menunjukan trend
yang naik lalu pada titik tertentu mengalami
penurunan.Lalu Tentunya terdapat perbedaan dari kadar
air awal yang diinginkan sehingga praktikan memperoleh
angka kesalaharan relative sebesar 0.847246892%,
1.040984%,0.117647%,0.238095% dan 1.128378 %

Selanjutnya praktikan menghitung berat isi basah


pada masing-masing sample, kegunaan berat isi tanah

18
Compaction
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipi; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

basah tersebut adalah guna menghitung berait isi tanah


kering. Berat isi tanah kering ( kerapatan kering tanah )
didapat pada sampel 1-5 adalah
1.112548957,1.18538,1.232972,1.202899 dan 1.147446.
Trend perubahan kering terhadap kadar air adalah awal
mulanya menunjukan trend yang naik sampai pada titik
maksikum kadar air,setelah mengalami penururan pada
kadar air seiring dengan berubahnya kerapatan kering tanah
Setelah itu praktikan menghitung ZAV ( Zero
Air Void ) Line yaitu keadaan dimana menunjukkan suatu
keadaan dimana pori-pori tanah tidak mengandung udara
sama sekali (Sr = 100%). Kondisi ZAV mengalami
penurunan pada tiap kadarnya sesuai dengan pembacaan
grafik. Untuk mendapatkan nilai ZAV dibutuhkan data
berupa specific gravity, kerapatan air, derajat kejenuhan,
dan juga kadar air setelah pemadatan. Setelah melalui
pengolahan data diperoleh nilai ZAV yaitu
1.388515,1.343597,1.294223,1.254509 dan 1.222325.
Setelah itu praktikan membandingkan nilai water
content ( w%) terhadap berat jenis kering dan ZAV yang
telah diperoleh sebelumnya.Dapat diamati bahwa grafik 1
menunjukan nilai kadar air dengan kerapatan kering tanah
sedangkan grafik kedua disertakan dengan kadar air
terhadap ZAV.Dari kedua grafik tersebut tersebut
menunjukan kerapatan tanah kering maksimum sebesar
1.23 gr/cm3 dengan kadar air optimum sebesar 40 %
dimana kedua komponen maksimum tersebut dapat dilihat
dari puncak grafik.. Lalu terkait kurva ZAV, . Kurva ZAV
menggambarkan pori-pori tanah tidak sama sekali
mengandung udara.Kurva ZAV dengan kurva kerapatan
tanah kering terhadap kadar air tidak lah menyinggung
ataupun berpotongan berseusuaian dengan teori. Sehingga

19
Compaction
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipi; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

dari penggambaran grafik tersebut dapat diperoleh tingkat


kepadatan tanah maksimum ( kerapatan kering dan kadar
air ) pada sampel tanah tanpa rogga udara

Selain itu, juga didapatkan nilai Compaction Effort


(CE) dimana CE adalah usaha yang diperlukan untuk
memadatkan tanah, fungsinya adalah mengetahui seberapa
besar usaha yang diperlukan untuk memadatkan sampel
tanah sedang diuji. CE menggunakan data berupa berat dari
hammer, tinggi jatuh hammer, jumlah layer, jumlah
pukulan per-layer, dan volume tanah. Melalui pengolahan
data diperoleh Compaction Effort (CE) sebesar 4720 lb/ft2.
Dimana berdasarkan teori CE menggambarkan usaha /
energy yang dilakukan pada massata tanah.

C. Analisis Kesalahan
Kesalahan yang mungkin terjadi pada praktikum
Compaction ini adalah sebagai berikut
 Ketidakketilitan praktikan dalam membaca alat
baca timbangan sehingga mempengaruhi hasil
perhitungan analisis data
 Penumbukan yang dilakukan tidaklah
merata/sempurna sehingga masih terdapat
rongga udara pada sampel tanah

V. KESIMPULAN
 Kerapatan kering maksimum sampel tanah
praktikum tanah diperoleh sebesar 1,23 gr/cm3
 Kadar air optimum sampel tanah praktikum sebesar
40%.

20
Compaction
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipi; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

VI. APLIKASI
Fungsi Pemadatan diantaranya adalah untuk meningkatkan
kekuatan tanah, sehingga daya dukung tanah pondasi di atasnya
meningkat,mengurangi terjadinya penurunan pada tanah dan
meningkatkan kemantapan lereng timbunan (embankments). Terkait
peralatan pemadat banyak sekali variasinya mulai dari Three Wheel
Roller, Tandem Roller maupun Pneumatik Tired Roller yang
berguna untuk memadatkan tanah.Namun perlu diperhatikan yaitu
pada umumnya dengan melakukan pemadatan akan meningkatkan
tegangan geser namun nilai tekanan menjadi berkurang

VII. REFERENSI
 Modul Praktikum Mekanika Tanah
 Craig Soil Mechanics, Seventh Edition

VIII. LAMPIRAN

Praktikan menyiapkan benda uji


( Sumber : Dokumentasi Praktikan )

21
Compaction
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipi; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Praktikan menimbang sampel tanah basah dan kering guna kadar air
sampel
( Sumber : Dokumentasi Praktikan )

22
Compaction
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipi; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Praktikan membagi sampel menjadi 5 bagian dengan masing-masing


Berat sebesar 2 kg
( Sumber : Dokumentasi Praktikan )

Praktikan mencampur air pada masing-masing


Sampel tanah
( Sumber : Dokumentasi Praktikan )

Praktikan menyimpan sampel tanah


Selama 12 jam / keadaan jenuh

( Sumber : Dokumentasi Praktikan )

23
Compaction
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipi; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

praktikan memasukkan sampel tanah ke dalam tabung setinggi 1/3 dari tinggi tabung

(lapisan pertama)

( Sumber : Dokumentasi Praktikan )

praktikan memadatkan sampel tanah

( Sumber : Dokumentasi Praktikan )

24
Compaction
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipi; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

praktikan meratakan sampel tanah berlebih dengan

( Sumber : Dokumentasi Praktikan )

praktikan mengambil sampel tanah setelah pemadatan


guna mencari kadar airnya

( Sumber : Dokumentasi Praktikan )

25
Compaction
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipi; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

26
Compaction

Anda mungkin juga menyukai