Anda di halaman 1dari 13

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB I
PENDAHULUAN

10. PRAKTIKUM PERMEABILITAS

I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui koefisien rembesan suatu jenis tanah.

2. Mahasiswa mampu menerangkan proses pelaksanaan praktikum permeabilitas


Falling Head Permeability Test

3. Mahasiswa mampu menentukan besarnya koefisien permeabilitas dari suatu


jenis tanah tertentu

4. Mahasiswa mampu menggunakan peralatan yang digunakan dalam praktikum


permeabilitas Falling Head Permeability Test.

1|MEKANIKA TANAH 1
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

I. DASAR TEORI

Rembesan tanah merupakan peristiwa meresapnya air kedalam tanah guna


mengisi pori–pori tanah. Rembesan tanah dipengaruhi oleh jenis tanah yang di uji.
Dalam percobaan permeabilitas constant head test mengacu pada rumus Archimedes
yang menyatakan bahwa dimana – mana arie akan berusaha mencapai ketinggian
yang permukaannya sama karena itu terdapat tekanan air yang bekerja di dalam
tanah. Oleh karena besar rembesan tiap – tiap jenis tana tidak sama, maka
dinyatakan dalam koefisien rembesan atau koefisien permeabilitas tanah, dan juga
tergantung pada viscositas air tanah. Dalam hal ini kami menggunakan Hukum
Darcy untuk menurunkan perumusan koefisien permeabilitas, yaitu:

a) Constant Head

h h k .h. A
V =k .i i= V =k sedangkanQ=V . A=
l l l
Q .l
k=
h. A.t

Q= Debit air

l = Panjang contoh tanah

h = Tinggitekanan air

A= Luas penampang contoh tanah

t = Waktu

2|MEKANIKA TANAH 1
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

a × L h 1 ηT
k= ln
A ×t h 2 η 20°

Dengan :  

A= Luas penampang contoh tanah

k = Koefisien Permeabilitas (cm/detik)

L = panjang contoh tanah

a = luas permukaan pipa burrete

t = Waktu (detik)

h1= Tinggi air mula-mula pada burrete

h2= tinggi air setelah mengalir melalui contoh tanah

Apabila dalam percobaan tidak didapatkan suhu ruangan sebesar 20° C maka
perlu dilakukan koreksi suhu dengan menggunakan grafik temperatur dan rumus
ƞT Q .l ƞT
(grafik koreksi temperatur). Sehingga k menjadi : k =
ƞ20 ° h . A . t ƞ 20 °

Tes rembesan tanah (permeabilitas) yang dilakukan di laboratorium dapat


dilakukan dengan 2 cara, yaitu :

1. Constant Head Permeability Test


2. Falling Head Permeability Test
Dengan 2 percobaan diatas dapat diketahui perbedaannya melalui tabel

No Constant Head Permeability Test Falling Head Permeability Test


1 Lebih cocok untuk tanah berbutir dengan sangat cocok untuk tanah berbutir halus
koefisien rembesan dengan koefisien rembesan
yang cukup besar. kecil.
2 Perbedaan tinggi air yang konstan Adanya perbedaan tinggi air

3|MEKANIKA TANAH 1
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Berikut adalah klasifikasi jenis tanah berdasarkan koefisien rembesannya:

Tabel 1.1 Tabel klasifikasi jenis tanah berdasar koefisien rembesan

K
Jenis Tanah
(cm/detik) (ft/menit)
Kerikil bersih 1.0 – 100 2.0 – 200
Pasir kasar 1.0 - 0.01 2.0 - 0.02
Pasir halus 0.01 - 0.001 0.02 - 0.002
Lanau 0.001 - 0.00001 0.002 - 0.00002

Lempung < 0.000001 < 0.000002


(sumber : Braja, M. Das)

1.1 Boring-Log
Pengeboran tanah adalah pekerjaan yag paling umum dalam survey geoteknik
lapangan. Pengeboran atau boring adalah pembuatan lubang ke dalam tanah dengan
menggunakan alat bor manual maupun alat bor mesin untuk mengambil sampel tanah.
Ada 2 jenis tipe pengeboran , yaitu boring dangkal dan boring dalam.

Boring dangkal adalah pengeboran tanah dengan menggunakan alat bor manual
melalui tenaga manusia. Pengeboran ini untuk pengambilan sampel tanah dengan
kedalaman meksimum adalah 5m dari permukaan tanah. Karena alat yang digunakan
alat bor manual.

Boring dalam adalah pengeboran tanah dengan menggunakan alat bermesin.


Pengeboran ini untuk pengambilan sampel tanah dengan kedalaman lebih dari 5m dari
permukaan tanah. Untuk pekerjaan teknik sipil boring dalam hanya mencapai
kedalaman maksimal 30m dari permukaan tanah. Karena jika mencapai kedalaman
lebih dari 30m dari permukaan tanah, itu pekerjaan untuk yang lebih ahli seperti ahli
geologi.. Dalam percobaan ini diambil contoh tanah terganggu (disturbed sample) dan
contoh tanah tidak terganggu (undisturbed sample).

4|MEKANIKA TANAH 1
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

1. Disturbed sample adalah contoh tanah yang diambil tanpa ada usaha
yang dilakukan untuk melindungi struktur asli tanah tersebut. Contoh
tanah terganggu digunakan untuk keperluan analisis kandungan air,
tekstur tanah, proctor, Contoh tanah terganggu digunakan untuk
keperluan analisis kandungan air, tekstur tanah, proktor, batas cair,
batas plastis, batas kerut, dan lain-lain.

2. Undisturbed sample adalah contoh tanah yang masih menunjukkan


sifat asli tanah. Contoh undisturbed ini secara ideal tidak mengalami
perubahan struktur, kadar air, dan susunan kimia. Contoh tanah yang
benar-benar asli tidak mungkin diperoleh, tetapi untuk pelaksanaan
yang baik maka kerusakan sampel dapat dibatasi sekecil mungkin.
Contoh tanah tersebut digunakan untuk penetapan angka berat
volume (berat isi, bulk density), konsolidasi, triaxial dan
permeabilitas dll.

5|MEKANIKA TANAH 1
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB III
METODE PELAKSANAAN

I. PROSEDUR PELAKSANAAN

I.1Peralatan yang digunakan


1. Constant head permeameter yang terdiri dari tabung tempat contoh tanah
lengkap dengan penutup dan pipa burette yang dihubungkan dengan pipa
plastik.
2. Gelas ukur dengan volume 250 cc sampai dengan 500 cc
3. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram.
4. Termometer dengan ketelitian 0,1º
5. Stop watch.

1.2 Bahan-bahan yang dipakai:


2. Contoh tanah
3. Air bersih

1.3 Langkah-langkah percobaan:

1. Bersihkan tempat tabung contoh tanah, kemudian ukurlah diameter dalam


dan tinggi tabung kemudian timbanglah beratnya.

6|MEKANIKA TANAH 1
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Gambar 2.1. Alat setelah dibersihkan

2. Masukkan contoh tanah yang akan diuji dalam tabung contoh sampai
penuh dan kemudian kita timbang beratnya.

Gambar 2.2. Memasukkan tanah kedalam tabung

3. Tutuplah bagian atas dan bawah tabung contoh dengan batu porious dan
paraffin, dan tempatkan atau pasanglah penutup bagian atas dan bawahnya.

Gambar 2.3. Memasang penutup tabung bagian atas dan bawah

7|MEKANIKA TANAH 1
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

4. Pasang slang atau pipa plastik yang menghubungkan antara tabung burette
dengan contoh tanah.

Gambar 2.4 Memasang slang dari reservoir ke tabung

5. Bukalah kran air hingga air mengalir melalui contoh tanah yang telah kita
tempatkan pada bak usahakan air ini mengalir beberapa saat sebelum
dilakukan pengukuran. Air yang mengalir melalui corong ini harus kita atur
sedemikian rupa sehingga ketinggian air pada corong selalu tetap.
6. Setelah aliran air dianggap tetap, kumpulkan air yang keluar dari bak
kedalam gelas ukur serta catat waktu yang diperlukan untuk ini. Ulangi
langkah ini (5) sebanyak 5 kali, usahakan waktu yang dibutuhkan untuk
mengumpulkan air sama untuk ketiga pengukuran dan carilah harga Q rata-
rata untuk ketiga pengukuran Ulangi pada kedalaman 3 m, dan 5 m.
1.2 Permasalahan Teknis dan Non-Teknis Selama Pelaksanaan Praktikum
1. Mata bor bengkok, alat pemukul patah
2. Ukuran pipa dan mata bor tidak sesuai dan harus menunggu pasangan alat
dari kelompok lain. Atau dalam kasus lain yaitu mata bor tersumbat oleh
tanah sehinga sedikit kesusahan pada saat melepas dan memasang tabung
selbi untuk mendapatkan sampel tanah asli (undisturbed sample

8|MEKANIKA TANAH 1
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB IV

ANALISA DATA

Vol. Air yg
No waktu Suhu Q
merembes

Tes (detik) (cm3) (˚C) (cm/s)

1 120 12 30 0.1

2 240 22 30 0.0916

3 360 32 30 0.0888

4 480 42 30 0.0875

5 600 52 30 0.0866

Rata-rata 0.0909

Tabel 1 Data hasil pengamatan (1)

Tinggi Mold 11,5 cm

Tinggi Sampel Tanah (L) 11,5 cm

Diameter Mold 6,5 Cm

Luas Permukaan Mold (A) 33,166 cm²

Volume Mold 381.409 cm³

Berat Mold + Tanah 855,46 Gr

μT
μ 20 0.800

Berat Mold 837.5 Gr

91 | M E K A N I K A T A N A H 1
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Tabel 2 data hasil pengamatan (2)

Tabel 3 Koreksi Temperature pada Koefisien Permebilitas (K)

Berikut rumus untuk menghitung k

Q× L
k=
A × h ×t

Q = Debit Tanah

L = Panjang contoh Tanah

A = Luas Permukaan tanah

h = Tinggi tekanan air

Q× L 0.0909 ×11.5
k= = =0.0000022642 cm/s
A × h ×t 33.166× 116 ×120

Mencari koreksi temperatur :

μT
k =0.0000022642 cm/s× 0.800 = 0.0000018114
μ 20

92 | M E K A N I K A T A N A H 1
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB V
KESIMPULAN

Dari perhitungan yang sudah kami lakukan, kami mendapatkan bahwa rata-rata koefisien
permeabilitas dari tanah yang kami uji adalah : 0,000022642 cm /det . Dan berdasarkan dari tabel
klasifikasi jenis tanah, maka tanah yang kami gunakan dalam praktikum Falling Head Permebility
Test adalah jenis Lanau dengan kemampuan permeabilitas rendah/lambat.

K
Jenis Tanah
(cm/detik) (ft/menit)

Kerikil bersih 1.0 – 100 2.0 – 200

Pasir kasar 1.0 - 0.01 2.0 - 0.02

Pasir halus 0.01 - 0.001 0.02 - 0.002

Lanau 0.001 - 0.00001 0.002 - 0.00002

Lempung < 0.000001 < 0.000002

93 | M E K A N I K A T A N A H 1
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

94 | M E K A N I K A T A N A H 1
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB VI

PENGAPLIKASIAN

1. Kegunaan Praktikum Boring-Log Untuk Dunia Teknik Sipil

1) Untuk mengetahui dan menentukan jenis dan sifat-sifat tanah (soil properties)
pada lokasi yang akan dibangun pondasi dari tiap tebal lapisan tanah
2) Meneyelidiki tanah untuk mengetahui kedalaman muka air tanah sekaligus
membuat perhitungan ukuran besar penurunan tanah yang mungkin terjadi,
karena tanah yang akan dijadikan landasan pondasi haruslah tanah yang
mendukung agar beban bangunan tetap terjaga.
3) Menentukan tipe dan kedalaman fondasi

Anda mungkin juga menyukai