JOB IX
ANALISA SARINGAN
A. Tujuan
B. Dasar Teori
Uji pemeriksaan gradasi/analisis mekanis dari tanah adalah penentuan variasi ukuran
butiran-butiran atau partikel-partikel yang ada pada tanah. Variasi tersebut dinyatakan
dalam presentasi berat kering total.
Untuk membedakan dan menunjukkan sifat-sifat dari tanah ini, sering digunakan cara
AASTHO atau USCS. Suatu tanah bergradasi baik atau buruk dapat diketahui berdasarkan
pendistribusian partikel tanah. Sehingga untuk tanah tertentu dapat dipilih dengan tepat
misalnya dengan cara Analisa saringan.
Cara ayakan dibagi menjadi dua, yaitu : cara basah dan cara kering, ayakan dengan cara
kering yaitu diayak tanpa dibilas air, sedangkan cara basah yaitu tanah diayak dan dibilas
dengan air.
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
4. Cawan
5. Kuas
B. Bahan
D. Langkah Kerja
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
5. Saringan benda uji dengan susunan saringan paling besar ditempatkan paling atas dan
seterusnya sampai pan.
7. Benda uji yang tertahan pada masing-masing saringan dipindahkan dicawan yang telah
disiapkan kemudian di timbang.
8. Mencatat masing masing benda uji yang tertahan pada masing-masing saringan.
4 0
10 68,03
40 133,95
100 74,76
200 57,73
S 334,47
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
JOB XIII
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
PERMEABILITAS
A. TUJUAN
Untuk mendapatkan nilai permeabilitas (rembesan), yaitu nilai yang menyatakan
kemudahan aliran air melalui suatu contoh tanah.
B. DASAR TEORI
Permeabilitas adalah cepat atau lambatnya air merembet ke dalam tanah baik
melalui pori mikro maupun pori makro, baik ke arah horizontal maupun vertikal. tanah
adalah kumpulan partikel padat dengan rongga yang saling berhubungan, rongga ini
memungkinkan air dapat mengalir dalam partikel melalui rongga dari satu titik yang
lebih tinggi ke titik yang lebih rendah. sifat tanah yang memungkinkan air melewatinya
pada berbagai jalur air tertentu disebut permeabilitas tanah sifat ini berasal dari sifat
alami tanah, meskipun dapat dipengaruhi oleh faktor lain (seperti air terikat fi tanah liat).
Jadi, tanah yang berbeda akan memiliki permeabilitas yang berbeda.
Koefisien permeabilitas tergantung terutama pada ukuran rata-rata Polri yang
dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel, dan struktur tanah. Secara
garis besar, Makin kecil ukuran partikel, Makin kecil pula ukuran pori. dan makin
rendah koefisien permeabilitas berarti suatu lapisan tanah butiran kasar yang
mengandung butiran butiran kasar memiliki nilai K yang lebih rendah dan pada tanah ini
koefisien merupakan fungsi angka pori.
Pada praktikum ini dilakukan pengujian permeabilitas dengan tinggi tidak tetap
titik pengujian ini digunakan untuk tanah yang memiliki butiran halus dan memiliki
koefisien permeabilitas rendah.
Rumus :
a. L h0
K = 2,3 [ ] log
A.t h1
Ket :
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
Jenis Tanah :
- Butir kasar
- Kerikil halus, butiran kasar campur pasir butir sedang
- Pasir halus, lanau longsor
- Lanau padat, lanau lumpur
- Lempung lanau
Koefisien Permeabilitas
Jenis Tanah
(cm/detik)
Pasir yang mengandung Lanau/ lempung 10-2 s/d 5x10-3
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
Alat
1. Permeameter
2. Alat permeabilitas
4. Gelas ukur
Bahan
1. Air
2. Contoh tanah
D. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan sampel tanah yang akan diuji
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
2. Memasukkan sampel tanah ke dalam permeameter, lalu ukur panjang (L) dan
diameter (D) sampel tanah.
3. Memasang selang plastik dari tabung gelas berskala ke permeameter hingga tanah
dalam keadaan jenuh.
4. Isi tabung gelas berskala dengan air secukupnya.
5. Membuka kran dan membiarkan air mengalir masuk ke dalam permeameter hingga
tanah dalam keadaan jenuh.
6. Kemudian menutup kran dan mengukur tinggi air mula – mula (h 0)
7. Membuka kembali kran air pada saat stopwacth dijalankan.
8. Membiarkan air mengalir dan merembes melalui sampel tanah yang diuji, sampai
keluar pada kran di permeameter dalam waktu 5 menit.
9. Mengukur kembali tinggi air akhir (h 1 ¿, lakukan percobaan sebanyak 2 kali dengan
interval waktu yang sama.
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
JOB IV
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
BERAT ISI
A. Tujuan
Untuk memperoleh besarnya nilai perbandingan antara besar tanah dengan volume
tanah.
B. Dasar Teori
Berat isi tanah adalah angka perbandingan antara berat tanah utuh (undisturbed)
dengan volume tanah yang dinyatakan dalam satuan gr/cm3.
Rumus :
W
γ=
V
Dimana :
γ = Berat Isi (gr/cm3)
W = Berat Tanah (gr)
V = Volume Tanah (cm)
Berat isi atau berat volume tanah tergantung dari berat jenisnya, derajat kejenuhan dan
porositas dari tanah tersebut. Berat isi hanya dapat berubah dengan berubahnya angka pori
dan atau kadar air dari massa tanah. Dengan kata lain berat isi tanah merupakan suatu
vector yang harus mengikut sertakan angka pori dan kadar air. Pada perhitungan mekanika
tanah, berat isi terdiri dari, berat isi butir (γs), berat isi air (γw), berat tanah jenuh air (γsat ),
berat isi tanah terendam air (γsub), dan berat isi tanah kering (γd).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi berat isi, diantaranya adalah faktor :
a. Struktur Tanah
Tanah yang mempunyai struktur yang mantap (lempeng) mempunyai berat isi yang
lebih tinggi dari pada tanah yang mempunyai struktur yang kurang mantap (lemah).
b. Pengolahan Tanah
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
Jika suatu tanah sering diolah tanah tersebut memiliki berat isi yang tinggi dari pada
tanah yang dibiarkan saja, dan didalam pengolahan tanah yang baik akan menghasilkan
tanah yang baik pula.
c. Bahan Organik
Jika dalam tanah tersebut banyak ditemukan bahan organic, tanah tersebut memiliki
berat isi lebih banyak dibanding tanah yang tidak terdapat bahan organic. Jadi bahan
organic sebanding lurus dengan bobot isi.
d. Agregasi Tanah
Agregasi merupakan proses pembentukan agregat-agregat tanah dengan terbentuknya
agregat-agregat itu, tanah menjadi berpori-pori, sehingga tanah menjadi gembur, dapat
menyimpan dan mengalirkan udara dan air. Agregat tanah memiliki ukuran yang lebih
besar dari pada partikel-partikel tanah.
b. Bahan :
Sampel Tanah
Vaseline
D. Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Menimbang ring dalam keadaan bersih (W1) dengan menggunakan timbangan digital
dan mencatat beratnya.
3. Mengukur tinggi (t) dan diameter (d) dalam cincin dengan menggunakan jangka
sorong.
4. Mengoleskan bagian dalam ring dengan vaselin.
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
5. Menggali tanah hingga mendapat contoh tanah asli atau tanah tak terganggu
6. Mengambil benda uji dengan menekan ring pada tanah, lapisi bagian atas ring dengan
balok kayu lalu tumbuk dengan palu sampai ring terisi penuh
7. Meratakan kedua permukaan ring tersebut pada bagian atas dan bawah dengan
menggunakan pisau atau spatula dengan syarat pada bagian atas dan bawah rata.
8. Menimbang ring dan contoh tanah, lalu mencatat beratnya (W2).
Analisa Perhitungan :
Sampel 1
1
V = . π . d ².t
4
1
= x3,14 x 7 2 x 2
4
1
= x 3,14 x 94
4
1
= x 307,72
4
= 76,93
W3 = W2 – W1
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
= 181,027 - 66,524
= 114,773
W3
γ=
V
114,773
=
76,93
= 1,491
Sampel 2
1
V = . π . d ².t
4
1
= x3,14 x 7 2 x 2
4
1
= x 3,14 x 94
4
1
= x 307,72
4
= 76,93
W3 = W2 – W1
= 177,190 - 67,238
= 109,952
W3
γ=
V
109,952
=
76,93
= 1,429
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
1,491+1,429
=
2
= 1,46 gr/cm3
Kesimpulan
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
G. Lampiran
a. Foto Alat
Palu Karet
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
b.Dokumentasi
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
Mengolesi bagian dalam cincin dengan Ambil benda uji dengan menekan ring
menggunakan vaseline pada tanah
JOB V
5.1 Tujuan
U n t u k m e m p e
Menimbang ring dan contoh tanah
Meratakan kedua permukaan ring timbang beratnya (W2)
kemudian dengan volume yang sama pada temperatur
tersebut dengan spatula
tertentu,serta dapat mengklasifikasikan jenis
tanah.
Berat jenis tanah adalah perbandingan antara berat isi tanah atau berat butir-butir tanah
dengan berat isi air. Berat jenis merupakan berat tanah kering persatuan volume partikel tanah
dan tidak termasuk pori tanah. Berat jenis tanah juga dapat diartikan sebagai perbandingan antara
berat butir dengan berat air destilasi diudara dengan volume yang sama pada temperatur
tertentu.
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
( M 2−M 1)
Gs=
( M 4−M 1 ) −( M 3−M 2 ) ¿ x K
¿
Keterangan :
Untuk meninjau sejumlah air tanah maka berat isi tanah sangat erat hubungannya dengan
isi air dan angka porinya. Harga berat jenis dan butir tanah (bagian padat) sering dibutuhkan
dalam bermacam-macam keperluan perhitungan mekanika tanah. Harga-harga ini dapat
ditentukan secara akurat di laboratorium. Pemeriksaan ini dilakukan untuk memperoleh specific
gravity (Gs), yaitu berat jenis benda yang terdiri dari partikel kecil yang memiliki Gs lebih besar
dari 1,00.
Adapun parameter yang digunakan menentukan berat jenis adalah angka pori
(e),porositas (n) , dan derajat kejenuhan. Hasil penentuan berat jenis dari sebagian besar
menunjukkan bahwa nilai-nilai dari 2,50-2,80 merupakan nilai biasa terdapat, dimana nilai-nilai
diantara 2,60-2,75 merupakan nilai-nilai yang paling banyak di dapati. Pada uji berat jenis yang
dilakukan nilai-nilai diambil secara kasar yaitu pasir,kerikil, dan bahan-bahan yang berbutir
kasar adalah 2,65-2,275 serta untuk tanah kohesi sebagai campuran lempung dan lanau adalah
2,68-2,72.
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
Humus 1,37
Gambut 1,25-1,80
Alat :
- Corong kaca
- Palu karet
- Botol air
- Talam
- Termometer
- Desikator
- Saringan no 40
- Water bath
- Sendok
- Hot plate
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
- Timbangan digital
Bahan :
- Sampel tanah
- Air suling/Aquades
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
b. Analisa Perhitungan
( M 2−M 1)
Gs=
( M 4−M 1 ) −( M 3−M 2 ) ¿ x K
¿
*Untuk piknometer 50 ml
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
( M 2−M 1)
Gs=
( M 4−M 1 ) −( M 3−M 2 ) ¿ x K
¿
(39,028−20,089)
Gs 50 ml=
( 69,877−20,089 )−( 81,214−39,028 ) ¿ x 0,9986
¿
= 2,484
( M 2−M 1)
Gs=
( M 4−M 1 ) −( M 3−M 2 ) ¿ x K
¿
(75,405−36,116 )
Gs 100 ml=
( 135,876−36,116 ) −( 159,532−75,405 ) ¿ x 0,9986
¿
= 2,509
=2,5
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
5.6 Kesimpulan
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, maka diperoleh berat jenis rata-rata
adalah 2,5
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
Saringan No 40 Desikator
Palu karet
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
6.8 Dokumentasi
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
Memasukkan air suling kedalam picnometer Menimbang picnometer yang telah diisi
yang berisi tanah air dan tanah Merendam piknometer yang telah diisi air
dan tanahyang
Merebus piknometer diatas bakdiisi
telah pengatur suhu
air dan tanah diatas hot plate
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
Mengisi piknometer dengan air suling Mengisi piknometer dengan air suling
JOB IV
BERAT ISI
A. Tujuan
Untuk memperoleh besarnya nilai perbandingan antara besar tanah dengan volume
tanah.
B. Dasar Teori
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
Berat isi tanah adalah angka perbandingan antara berat tanah utuh (undisturbed)
dengan volume tanah yang dinyatakan dalam satuan gr/cm3.
Rumus :
W
γ=
V
Dimana :
γ = Berat Isi (gr/cm3)
W = Berat Tanah (gr)
V = Volume Tanah (cm)
Berat isi atau berat volume tanah tergantung dari berat jenisnya, derajat kejenuhan dan
porositas dari tanah tersebut. Berat isi hanya dapat berubah dengan berubahnya angka pori
dan atau kadar air dari massa tanah. Dengan kata lain berat isi tanah merupakan suatu
vector yang harus mengikut sertakan angka pori dan kadar air. Pada perhitungan mekanika
tanah, berat isi terdiri dari, berat isi butir (γs), berat isi air (γw), berat tanah jenuh air (γsat ),
berat isi tanah terendam air (γsub), dan berat isi tanah kering (γd).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi berat isi, diantaranya adalah faktor :
1. Struktur Tanah
Tanah yang mempunyai struktur yang mantap (lempeng) mempunyai berat isi yang
lebih tinggi dari pada tanah yang mempunyai struktur yang kurang mantap (lemah).
2. Pengolahan Tanah
Jika suatu tanah sering diolah tanah tersebut memiliki berat isi yang tinggi dari pada
tanah yang dibiarkan saja, dan didalam pengolahan tanah yang baik akan menghasilkan
tanah yang baik pula.
3. Bahan Organik
Jika dalam tanah tersebut banyak ditemukan bahan organic, tanah tersebut memiliki
berat isi lebih banyak dibanding tanah yang tidak terdapat bahan organic. Jadi bahan
organic sebanding lurus dengan bobot isi.
4. Agregasi Tanah
Agregasi merupakan proses pembentukan agregat-agregat tanah dengan terbentuknya
agregat-agregat itu, tanah menjadi berpori-pori, sehingga tanah menjadi gembur, dapat
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
menyimpan dan mengalirkan udara dan air. Agregat tanah memiliki ukuran yang lebih
besar dari pada partikel-partikel tanah.
2. Bahan :
Sampel Tanah
Vaseline
D. Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Menimbang ring dalam keadaan bersih (W1) dengan menggunakan timbangan digital
dan mencatat beratnya.
3. Mengukur tinggi (t) dan diameter (d) dalam cincin dengan menggunakan jangka
sorong.
4. Mengoleskan bagian dalam ring dengan vaselin.
5. Menggali tanah hingga mendapat contoh tanah asli atau tanah tak terganggu
6. Mengambil benda uji dengan menekan ring pada tanah, lapisi bagian atas ring dengan
balok kayu lalu tumbuk dengan palu sampai ring terisi penuh
7. Meratakan kedua permukaan ring tersebut pada bagian atas dan bawah dengan
menggunakan pisau atau spatula dengan syarat pada bagian atas dan bawah rata.
8. Menimbang ring dan contsoh tanah, lalu mencatat beratnya (W2).
Analisa Perhitungan :
Sampel 1
1
V = . π . d ².t
4
1
= x3,14 x 7 2 x 2
4
1
= x 3,14 x 94
4
1
= x 307,72
4
= 76,93
W3 = W2 – W1
= 181,027 - 66,524
= 114,773
W3
γ=
V
114,773
=
76,93
= 1,491
Sampel 2
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
1
V = . π . d ².t
4
1
= x3,14 x 7 2 x 2
4
1
= x 3,14 x 94
4
1
= x 307,72
4
= 76,93
W3 = W2 – W1
= 177,190 - 67,238
= 109,952
W3
γ=
V
109,952
=
76,93
= 1,429
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh perbandingan berat tanah
dengan volume tanah sebesar 1,46 cm3/gr.
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
G. Lampiran
b. Foto Alat
Palu Karet
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
b.Dokumentasi
JOB XV
A. Tujuan
Untuk mendapatkan nilai kekuatan tanah tersebut dalam keadaan bebas sampai
mencapai kerntuhan.
B. Dasar Teori
Kuat tekan bebas (qu) adalah besarnya beban aksial persatuan luas pada saat
benda uji mengalami keruntuhan atau pada saat regangan aksial mencapai 20%. Percobaan
unconfined terutama dilakukan pada tanah lempung (clay) atau lanau (silt). Bila lempung
mempunyai derajat kejenuhan 100%, maka kekuatan gesernya dapat ditentukan langsung
dari nilai kekuatan unconfined.
Jika tanah dibebani maka akan melibatkan tegangan. Apabila tegangan geser akan
mencapai angka batas, maka massa tanah akan mengalami deformasi dan cenderung akan
runtuh. Keruntuhan geser dalam tanah adalah akibat geser relative antara butir-butir massa
tanah. Hubungan konsistensi tanah dengan kekuatan tanah lempung dari unconfined
compressive strength test dapat dilihat pada table berikut :
Tabel hubungan kuat tekan bebas (qu) tanah lempung dengan konsistensinya
Konsistensi Qu (kN/m2)
Lempung Keras <25
Lempung Sangat Kaku 200 – 400
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
Uji kuat tekan bebas ini dilakukan untuk mengetahui Unconfined Compression
Strength (UCS). Rumus yang digunakan pada pengujian ini adalah :
Regangan Axial (ε ¿
∆L
ε=
Lo
Dimana :
∆L = Perubahan Panjang
Tegangan (σ ¿
P
σ=
A
Dimana :
P = Beban
A = Luas
Beban (P)
Dimana :
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
b. Bahan
1. Tanah
2. Air
3. Kertas Filter
4. Vaseline
D. Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Membuat benda uji dengan cara :
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
a. Mengambil cetakan benda uji dan mengukur tinggi dan diameternya dengan
menggunakan jangka sorong
b. Memberi Vaseline pada bagian dalam cetakan benda uji
c. Mencampur tanah yang lolos saringan No. 40 dengan air aquades
d. Memasukkan tanah kedalam cetakan benda uji yang telah diberi kertas filter
dibagian bawah ujung cetakan tersebut
e. Mengeluarkan tanah yang sudah di cetak benda uji secara perlahan
3. Menghitung besar ∆ L, yang dijadikan sebagai pembacaan arloji renggangan
4. Meletakkan benda uji yang sudah dicetak pada alat tekan
5. Memutar alat dan melihat pembacaan arloji renggangan menunjukkan nilai ∆ L yang
telah dihitung sambil menyalakan stopwatch
6. Membaca arloji beban setelah arloji renggangan menunjukkan nilai ∆ L
7. Menghentikan pengujian Ketika arloji beban menunjukkan penurunan angka atau
menunjukkan angka yang sama 3x berturut-turut.
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
8 7,00 5 1,064
Analisa Perhitungan :
1
Luas (A0) = π d2
4
1
= . 3,14 .3,75 2
4
= 11,04 cm2
= 92,736 cm3
= 148,378 gr/cm3
Regangan
Untuk regangan 0.50
∆ H =ε . L0 .10
= 0.50 x 8.4 x 10
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
= 42
Tegangan (σ ¿
P
σ=
A
2.07
=
11.039
= 0.19 kg/cm2
Pembacaa Angka
Pembacaa Reganga Luas
Waktu n arloji Beban koreks Tegangan
n arloji n koreksi
beban i
0 0 0 0 0,000 1,000 15,896 0,000
1 0,5 45 3,2 0,474 1,005 15,975 0,030
2 1,00 90 5 0,740 1,010 16,055 0,046
3 2,00 135 6,1 0,903 1,020 16,214 0,056
4 3,00 180 6,1 0,903 1,031 16,389 0,055
5 4,00 225 7,2 1,066 1,042 16,564 0,064
6 5,00 270 8,1 1,199 1,053 16,738 0,072
7 6,00 315 9,1 1,347 1,064 16,913 0,080
8 7,00 360 5 0,740 1,075 17,088 0,043
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
0.60
Tegangan (Kg/Cm2)
0.50
0.50
0.40
0.33
0.30
0.19
0.20
0.10
0.00
0.00
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00 12.00
Regangan (%)
1
Cu = .qu
2
1
= x 0.80
2
= 0.40 kg/cm2
F. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian kuat tekan bebas diperoleh hasil qu = 0.80 kg/cm2 dengan nilai
kohesi Cu = 0.40 kg/cm2 sehingga memiliki sifat mekani tanah lunak.
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
G. Gambar Alat
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
BAB VII
BATAS PLASTIS
A. Tujuan
Menentukan nilai batas plastis (plastis limit) dari sampel tanah ,yaitu nilai kadar
air terendah dari suatu contoh tanah dalam keadaan plastis.
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
B. Dasar Teori
Batas plastis adalah keadaan dimana kadar air tanah mulai retak ketika tanah
digulung menjadi gulungan yang tipis cetakan hasil pengujian batas plastis juga
mengandung informasi mengenai apakah golongan tersebut sesaat sebelum retak sangat
keras seperti halnya gempa, cukup keras seperti halnya gempa, cukup keras seperti
halnya rata-rata lempung glasial, atau lunak menyerupai spons seperti tanah-tanah
organik atau anorganik yang mengandung mika
Indeks Plastis (IP) adalah selisih antara batas cair dan batas palstis yang dinyatakan
dengan persamaan
IP=¿−PL
Dimana :
LL : Batas Cair (%)
PL : Batas Plastis (%)
Untuk menentukan jenis tanah, kita dapat melihat dari grafik berikut, yaitu Diagram
Plastisitas Tanah.
Adapun keterangan dan jenis-jenis tanah dalam diagram plastisitas tanah ialah:
CL : Lempung anorganik dengan plastisitas rendah sampai sedang
ML dan MH : Lanau anorganik
OL : Lanau organik dan lempung organik
CH : Lempun anorganik dengan plastisitas tinggi
OH : Lempung organic dengan plastisitas sedang sampai tinggi
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
D. Langkah Kerja
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
1. Mengambil sisa sampel tanah yang lolos saringan nomor 40 dari pengujian batas cair,
kemudian dicampur dengan air sauling sampai merata dengan bantuan alat spatula.
2. Mengambil beberapa gram tanah yang sudah homogen, kemudian membuat gulungan
di atas plat kaca sampai terbentuk batangan batangan dengan diameter ± 3 mm.
3. Bila batangan tersebut mulai retak-retakmaka tanah tersebut dalam keadaan batas
plastis, batangan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam cawan.
4. Menimbang batangan sampel untuk mengetahui beratnya.
5. Memasukkan cawan yang berisi batangan sampel kedalam oven selama 24 jam.
6. Mendinginkan sampel tanah menggunakan desikator.
7. Menimbang sampel tanah yang telah didinginkan untuk mengetahui kadar air yang
lepas .
8. Melakukan analisa data dan perhitungan batas plastis.
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
Nomor Cawan
Uraian Satuan
24 20
Berat cawan kosong (W1) Gr 26,250 25,490
Berat cawan + tanah basah (W2) Gr 37,320 37,950
Berat cawan +tanah kering ( W3) Gr 34,560 34,820
b. Perhitungan
1. untuk cawan No. 24
Berat air = (W2-W3)
= (37,320 – 34,560)
= 2,76 gram
Berat tanah kering = (W3-W1)
=(34,560-26,250)
= 8,31 gram
W 2−W 1
WC24 = X 100 %
W 3−W 1
2,76
= X 100 %
8,31
= 33,21 %
2. Untuk cawan No. 20
Berat air = (W2-W3)
= (37,950 – 34,820)
= 3,13 gram
Berat tanah kering = (W3-W1)
=(34,820 – 25,490)
= 9,33 gram
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
W 2−W 3
WC20 = X 100 %
W 3−W 1
3,13
= X 100 %
9,33
= 33,54 %
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
F. Kesimpulan
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan diperoleh batas plastis (PL) tanah sebesar
26,95% Indeks Plastis (IP) sebesar 16,55% batas cair (LL) sebesar 43,5% sehingga jenis
tanah ini merupakan lanau anorganik dan lempung organik dengan plastisitas sedang
sampai tinggi
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
G. Dokumentasi
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
JOB XIV
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
SAND CONE
A. Tujuan
1. Untuk menetukan kepadatan tanah di Lapangan
2. Menentukan dan memahami prosedur pengujian kerucut pasir ( sand cone )
3. Mengetahui dan mempergunakan peralatan yang digunakan dalam pengujian kerucut
pasir (sand cone).
4. Menentukan berat isi tanah kering di Lapangan
B. Dasar Teori
Percobaan kerucut pasir( sand cone) merupakan salah satu pengujian di lapangan
yang dilakukan untuk menentukan berat isi yang tanah kering asli ataupun hasil suatu
pekerjaan pemadatan pada tanah kohesi maupun non kohesi.
Percobaan ini biasanya untuk mengevaluasi hasil pekerjaan pemadatan di
Lapangan yang dinyatakan dalam derajat pemadatan yaitu perbandingan antara D di
Lapangan dengan D maks hasil percobaan pemadatan di laboratorium
Pemadatan dimaksud untuk meningkatkan pemadatan kekuatan geres dari pada
tanah tersebut sehingga dapat di pertahankan daya dukung pondasi yang ada di atasnya
untuk meningkatkan stabilitas lereng tanah ,mengurangi sifat mampat, mengurangi
permebilitas lereng dan mengurangi perubahan volume akibat kadar air.
Pada hamper semua spesifikasi pekerjaan tanah diharuskan untuk mencapai
kepadatan akan menurunkan drastic di Lapangan berupa berat volume kering. Sebesar
90% - 95%, berat volume kering maksimum tanah tersebut untuk mencapai hubungan
kadar air,berat volume, dan untuk mengevaluasi tanah tersebut agar memenuhi
persyaratan pemadaran perlu diadakan pengujian pemadatan.
Sand cone digunakan untuk mengetahui berat volume kering maksimum di
lapangan bilakadar organic melebihi 8%-10%, makaberat volume maksimum pada
pemadatan akan menurun drastis, sedangkan tanah dengan kadar organic ˃10% tidak baik
untuk pekerjaan pemadatan
Penylesaian secara kualitatif mengenai deposit tanah berbutir sebagai berikut
:kepadatan 0 – 15% tanah sangat lepas, 15% - 50% tanah lepas, 50% - 70% tanah
menengah, 70% - 85% tanah padat, 85 – 100% tanah sangat padat.
Adapun rumus yang di gunakan
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
Berat air = w2 – w1
berat air
Volume botol ¿
lair
Berat pasir = w3 – w1
w 2−w 3
Berat isi pasir = p=
w 3−w 1
Berat pasir dalam corong = w 4−w 6
w 10
Volume tanah dalam lubang (v) =
p
Berat tanah basah = w8 – w9
w 8−w 9
Berat isi tanah basah = γ=
v
γ
Beratisi tanah kering = p= × 100%
100+Wc
γd lap
Derajat kepadatan di lapangan= D ¿ × 100%
γ d lab
Keterangan :
W1 = berat corong + botol (gr)
W2 = berat corong + botol + air (gr)
W3 = berat corong + botol + pasir (gr)
W4 = berat corong + botol + pasir (gr)
W5 = berat corong + botol + sisa pasir (gr)
W6 = berat corong + botol + pasir penuh (gr)
W7 = berat corong + botol + sisa pasir (gr)
W8 = berat corong + botol + talan (gr)
W9 = berat talan
dlab = kepadatan tanah di lapangan (%)
dlab = kepadatan laboratorium (%)
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
a) Alat
1. Botol Transparan
2. Kerucut
3. Plat Dasar
4. Timbangan
5. Cawan
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
6. Pisau
7. Palu
8. Sendok
9. Sekop Kecil
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
b) Bahan
1. Pasir
2. Air
3. Tanah
D. Langkah Kerja
a. Menentukan volume corong logam + botol transparan
Timbang corongl ogam + botol transparan menggunakan timbangan
kapasitas 10 kg
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
Di Lapangan :
a. Membersihkan dan meratakan tanah tempat pengujian
b. Meletakkan plat dasar ukuran 20,5 cm dengan diameter lubang
tengah 16,5 cm di atas permukaan tanah
c. Menggali tanah sedalam kurang lebih 10 cm dan meletakkan hasil
galian pada talam
d. Mengisi pasir kedalambotol yang diperkiran akan dapat mengisi
lubang dalam kuranglebih 10 cm
e. Timbang botol transparan + corom logam + pasir menggunakan
timbangan kapasitas 10 kg
f. Menutup keran lalu meletakkan botol transparan + corong logam
pada plat dasar dengan posisi corong pada lubang tengah plat
g. Membuka keran dan dan membiarkan pasir mengisi lubang hingga
terisi penuh lalu tutup kerannya
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
= 0,650
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
Berat air
W2 – W1 = 5,550 – 0,650
= 4,900
Berat pasir
W3 – W1 = 8,520 – 0,650
= 7,870
Berat pasir dalam corong
W4 – W5 = 8,520 – 6,670
= 1,850
Berat pasir dalam lubang
W10 = (W6 – W7) – (W4 – W5)
= 2,210
Berat tanah basah
W8 – W9 = 2,570 – 0,170
= 2,400
Volume botol
berat air
Vp =
γ air
4,900
=
0,98
= 5,000
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
= 1,376
Kadar air
65,05−61,45
Cawan 20 = ×100 %
61,45−13,28
= 7,47%
58,19−54,48
Cawan 48 = × 100 %
54,48−13,30
= 9%
7,47 %+ 9 %
Rata- rata =
2
= 8,23%
Berat isi tanah basahγ
( W 8−W 9 )
.γ =
V
2,570−0,170
=
1,376
= 1,74 gr/cm³
Berat isi tanah kering( γd) di lapangan
γ
.γd = ×100 %
100+w
1,74
= × 100 %
100+8,23
= 1,607 gr/cm³
Derajat kepadatan di lapangan
γ d lap
D ¿ ×100 %
γlab
1,607
= ×100 %
1,689
= 95,145
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
F. Kesimpulan
Dan hasilpengujian sand cone diperolehhasilderajatkepadatan di
lapangandariberatisitanahkeringadalah
Beratisikeringγd = 1,469 gr/cm³
Derajatkepadatan di lapangan = 86,97%
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
G. Dokumentasi
JOB VI
BATAS CAIR
A. TUJUAN
Untuk menentukan batas cair yakni kadar air tanah terendah dalam keadaan cair.
B. DASAR TEORI
Batas cair
Gambar menimbang Gambar mengisi pasir ke
merupakan botol + corong dalam botol kadar air
tanah pada batas
kondisi antara keadaan cair dan plastis seperti tertera pada gambar berikut. Kadar air
dinyatakan dalam persen dimana terjadi transisi dari keadaan padat ke keadaan semi padat
didefinisikan sebagai batas susut (Shrinkage Limit), kadar air dari keadaan semi padat ke
keadaan plastis disebut batas plastis (Plastic Limit) dan dari keadaan plastis ke keadaan cair
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
disebut batas cair (Liquid Limit). Batas-batas ini disebut batas-batas Atterberg (Atterberg
Limit).
Batas cair merupakan kadar air dari tanah dimana apabila dibuat goresan dengan spatula
standar goresan akan menutup pada 25 kali pukulan/putaran. Untuk menentukan batas cair
digunakan alat Casagrande.
Untuk menentukan batas cair (LL) terlebih dahulu,ditentukan kadar air (w c) dengan
persamaan sebagai berikut :
W 2−W 3
x 100 %
wc = W 3 −W 1
Keterangan :
W1 = berat cawan kosong (gr)
W2 = berat cawan + tanah basah (gr)
W3 = berat cawan + tanah kering (gr)
Adapun ketentuan jumlah pukulan Casagrande dalam menentukan batas cairnya adalah
sebagai berikut :
10 – 20 ketukan.
21 – 30 ketukan.
31 – 40 ketukan.
41 – 50 ketukan.
Untuk menentukan batas cair dibuat grafik, dimana jumlah ketukan/pukulan adalah
absis dan ordinat adalah kadar air sampel tanah yang bersangkutan. Berdasarkan data – data
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
dari sampel tanah diperoleh garis kurva kadar air dengan jumlah ketukan/putaran sebanyak
25 kali yang menyinggung garis kurva tersebut sehingga diperoleh kadar air untuk batas cair
(LL).
LL
Untuk menentukan jenis tanah, kita dapat melihat dari grafik berikut yaitu diagram
plastisitas tanah.
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
D. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pengujian
2. Mengambil sampel tanah yang lolos saringan No. 40 dan ditimbang dengan
menggunakan timbangan digital sebanyak ±200 gr
3. Mengatur tinggi jatuh mangkuk casagrande sehingga tinggi jatuhnya dengan
landasan ±1 cm
4. Menimbang semua cawan kosong (w1) yang akan digunakan dengan timbangan
digital
5. Mencampur tanah dengan air suling diatas plat kaca dan mengaduknya dengan
spatula hingga homogeny
6. Mengambil contoh tanah yang telah tercampur dengan homogeny dan meletakkan
dalam cawan batas cair pada alat casagrande
7. Meratakan permukaan tanah dalam cawan casagrande sehingga sejajar dengan
pinggiran cawan
8. Membuat alur atau goresan pada sampel tanah tersebut dengan menggunakan
grooving tool. Cara membuat alur atau goresan dengan menekan dan mengangkat
grooving tool tegak lurus permukaan tanah
9. Melakukan pemutaran alat dengan alat pemutar casagrande untuk mengangkat dan
menurunkan contoh tanah dalam cawan batas cair dengan kecepatan 2 putaran
perdetik
10. Menghentikan pemutaran apabila goresan contoh tanah sudah menutup sepanjang
1,25 cm dan menghitung berapa jumlah ketukan / putaran yang dilakukan
11. Mengambil sebagian contoh tanah pada cawan batas cair dan dimasukkan dalam
cawan kemudian menimbangnya
12. Memasukkan contoh tanah dalam cawan kedalam oven pengering selama ±24 jam
13. Mengeluarkan contoh tanah dalam oven dan mendinginkannya dalam desikator
14. Menimbang berat contoh tanah kering (w3)
15. Mengulangi pengujian dengan kadar air yang berbeda, dimana jumlah ketukan yang
diharapkan yaitu:
a. 10 – 20 ketukan
b. 21 – 30 ketukan
c. 31 – 40 ketukan
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
d. 41 - 50 ketukan
16. Melakukan perhitungan batas cair (LL)
17. Hasil pengujian dicatat dalam Tabel Data Pengujian
JUMLAH KETUKAN
URAIAN SATUAN SIMBOL
12 27 33 45
No cawan gram 63 29 12 26
2. Analisa Perhitungan
w 2−w 3
wc= x 100 %
w 3−w 1
6,51
wc= x 100 %
10,49
Wc = 62%
Kadar Air Cawan No. 29
27,58−22,36
wc= x 100 %
22,36−13,22
5,22
wc= x 100 %
9,14
wc=57,11 %
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
30,29−25,26
wc= x 100 %
25,26−15,55
5,03
wc= x 100 %
9,71
wc=51,80 %
Kadar Air Cawan No. 26
35,36−28,45
wc= x 100 %
28,45−15,36
6,91
wc= x 100 %
13,09
wc=52,79 %
No cawan gram 63 29 12 26
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
70.000
60.000
50.000
40.000
Kadar air (%)
30.000
20.000
10.000
0.000
10 100
Jumlah Ketukan
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
Berdasarkan tabel pengklasifikasian tanah dan diagram hubungan antara indeks plastis
dan batas cair dapat dilihat daerah menunjukkan IP 27,5% dan LL 54,2 % itu adalah
daerah ML atau OH. Adapun jenis tanah yang diuji memiliki batas cair <50%, sehingga
diperoleh jenis tanah yang kami uji termasuk jenis tanah lempung anorganik (CH).
F. KESIMPULAN
Setelah melakukan pengujian batas cair, dapat disimpulkan bahwa benda uji yang
telah di ujikan di laboratorium memiliki batas cair (LL) yaitu 54,2 % sehingga
termasuk jenis tanah dengan batas cair rendah (LL > 50%) dan termasuk jenis tanah
lempung anorganik.
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
Timbangan Desikator
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
JOB I
SONDIR
A. Tujuan
Untuk menentukan daya dukung tanah sampai kedalaman lapisan tanah keras
maksimum 20 m.
B. Dasar Teori
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
L
JHKi = ∑ HL
o
D. Langkah kerja
1. Siapkan alat yang digunakan. Tentukan tempat diman alat akan di pasang. Yaitu
pada permukaan tanah yang datar.
2. Pasang angker kedalam tanah dengan memutarnya mengguanakan T, kemudian
buat lubang di antara angker
3. Pasanag balok kayu sebagai landasan sondir. Jarak antara angker dan kedua balok
di sesuaikan dengan alat sondir.
4. Letakan mesin sondir tegak lurus pada lokasi pengujian, kemudian di perkuat
dengan canal baja untuk menjepit mesin dan di perkuat lagi dengan baja kanal
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
pendek secara melintang dari kedua ujung besi kanal panjang, kemudian kunci
angker hingga kuat.
5. Setel ulang ketegakan alat kemudian pasang monometer dan isi pada mesin oli
6. Tutup keran monometer untuk memastikan tidak ada udara masuk ke monometer.
7. Buka penutup mesin oil sel dan tekan piston oil sel sehingga oli yang ada di dalam
nya keluar
8. Uji mesin oli sel sdikit demi sedikit dan pada saat pengisian piston bahwa di tarik
ke bawah pelan-pelan agar bebas dari udara
9. Hentikan pengisian setelah terisi penuh (± 2 cm piston mengulur ke bawah) bagian
bawah piston dan lubang oli
Masukkan oli,
Oli Keluar usahakan jangan
sampai udara ikut
masuk.
Tekan
Tarik
10. Cek monometer sondir
diangka nol dan pasang batas sondir biconis.
11. Rangkai batang sondir dengan biconis nya di pasang pada mesin sondir
12. Tekan stang luar sampai kedalaman baru tekan stang sampai setiap kedalaman
tambahan sebanyak 20 cm
13. Pasang staker dan stang dalam pada penekanan pertama ujung konus akan
bergerak ke bawah sedalam 4 cm kemudian baca monometer yang menyatakan
perlawanan konus (qc), dari kedalaman 4 cm selanjutnya dibaca jumlah perlawanan
( Ʃqc )
14. Lakukana hal yang sama dengan langkah kerja di atas dan hentikan pengujian
jika monometer 3 kali berturut turut menunjukka nilai >150 (kg /cm ²) dan jika
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
penekanan mesin sodir sudah mencapi maksimalnya atau dirasa telah mencapi
tanah maka pengujian dapat di hentikan.
Jumlah Jumlah
Kedalama Perlawana Kedalama Perlawana
Perlawana Perlawana
n n Konus n n Konus
n n
(m) kg/cm2 kg/cm2 (m) kg/cm2 kg/cm2
0,0 0 0 5,0 50 60
0,2 5 10 5,2 90 100
0,4 5 10 5,4 90 100
0,6 5 10 5,6 100 110
0,8 5 10 5,8 80 90
1,0 5 10 6,0 90 100
1,2 5 10 6,2 80 90
1,4 5 10 6,4 60 70
1,6 10 20 6,6 30 40
1,8 10 20 6,8 30 40
2,0 20 30 7,0 20 30
2,2 20 30 7,2 30 40
2,4 20 30 7,4 20 30
2,6 20 30 7,6 10 20
2,8 25 35 7,8 10 20
3,0 25 35 8,0 10 20
3,2 25 35 8,2 20 30
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
3,4 30 40 8,4 20 30
3,6 30 40 8,6 20 30
3,8 35 45 8,8 20 30
4,0 40 50 9,0 20 30
4,2 40 50 9,2 40 50
4,4 40 50 9,4 40 50
4,6 40 50 9,6 40 50
4,8 40 50 9,8 180 200
Analisa perhitungan
Perlawan gesek ( f )
f = jumlah perlawanan – perlawanan conus
= 10 - 5
= 5 kg /cm ²
Hambatan pelekat
fs = perlawanan gesek x 2
=5x2
= 10 kg /cm ²
Hambatan setempat
perlawanan gesek
=
10
5
=
10
= 0,5 kg /cm ²
Jumlah hambatan pelekat
= Σ hambatan kedalaman lapisan sebelumnya + Σ hambatan kedalaman lapisan
yang di tinjau
= 0 + 10
= 10 kg/cm2
Dalam PK JP PG HP JHP HS
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
8,8 20 30 10 20 810 1
9,0 20 30 10 20 830 1
9,2 40 50 10 20 850 1
9,4 40 50 10 20 870 1
9,6 40 50 10 20 890 1
9,8 180 200 20 40 930 2
Chart Title
1000
900
800
700
600
JHP (kg/m)
JHP
500
PK
400
300
200
100
0
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 9.0 10.0
KEDALAMAN (m)
F. Kesimpulan
Setelah melakukan pengujian sondir maka dapat di simpulkan bahwa lapisan tanah
keras di capai pada kedalaman 9,8 m dengan jumlah hambatan pelekat sebesar 930
kg/cm2 dan perlawanan konus sebesar 180 kg/cm2.
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
Manometer
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
BAB VII
BATAS PLASTIS
A. Tujuan
Menentukan nilai batas plastis (plastis limit) dari sampel tanah ,yaitu nilai kadar
air terendah dari suatu contoh tanah dalam keadaan plastis.
B. Dasar Teori
Batas plastis adalah keadaan dimana kadar air tanah mulai retak ketika tanah
digulung menjadi gulungan yang tipis cetakan hasil pengujian batas plastis juga
mengandung informasi mengenai apakah golongan tersebut sesaat sebelum retak sangat
keras seperti halnya gempa, cukup keras seperti halnya gempa, cukup keras seperti
halnya rata-rata lempung glasial, atau lunak menyerupai spons seperti tanah-tanah
organik atau anorganik yang mengandung mika
Indeks Plastis (IP) adalah selisih antara batas cair dan batas palstis yang dinyatakan
dengan persamaan
IP=¿−PL
Dimana :
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
Untuk menentukan jenis tanah, kita dapat melihat dari grafik berikut, yaitu Diagram
Plastisitas Tanah.
Adapun keterangan dan jenis-jenis tanah dalam diagram plastisitas tanah ialah:
CL : Lempung anorganik dengan plastisitas rendah sampai sedang
ML dan MH : Lanau anorganik
OL : Lanau organik dan lempung organik
CH : Lempun anorganik dengan plastisitas tinggi
OH : Lempung organic dengan plastisitas sedang sampai tinggi
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
13. oven
14. Desikator
d) Bahan
3. Tanah yang lolos saringan No. 40
4. Aquades / air suling
6. Langkah Kerja
9. Mengambil sisa sampel tanah yang lolos saringan nomor 40 dari pengujian batas cair,
kemudian dicampur dengan air sauling sampai merata dengan bantuan alat spatula.
10. Mengambil beberapa gram tanah yang sudah homogen, kemudian membuat gulungan
di atas plat kaca sampai terbentuk batangan batangan dengan diameter ± 3 mm.
11. Bila batangan tersebut mulai retak-retakmaka tanah tersebut dalam keadaan batas
plastis, batangan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam cawan.
12. Menimbang batangan sampel untuk mengetahui beratnya.
13. Memasukkan cawan yang berisi batangan sampel kedalam oven selama 24 jam.
14. Mendinginkan sampel tanah menggunakan desikator.
15. Menimbang sampel tanah yang telah didinginkan untuk mengetahui kadar air yang
lepas .
16. Melakukan analisa data dan perhitungan batas plastis.
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
Batas Plastis
No. Cawan B. 20 B.24
Jumlah Pukulan 33 33
Berat Cawan Kosong (W1 ) gram 25,49 26,25
Berat Cawan + Tanah Basah (W2) gram 37,95 37,32
Berat Cawan + Tanah Kering (W3) gram 34,82 34,56
Perhitungan
4. untuk cawan No. B. 20
Berat air = (W2-W3)
= (37,95 – 34,82)
= 3,13 gram
Berat tanah kering = (W3-W1)
=(34,82-25,49)
= 9,33 gram
W 2−W 3
WCB.20 = X 100 %
W 3−W 1
3,13
= X 100 %
9,33
= 33,55 %
Untuk cawan No. B. 24
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
W 2−W 3
WC B.24 = X 100 %
W 3−W 1
2,76
= X 100 %
8,31
= 33,21 %
Kadar air rata-rata (Wc rata-rata)
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan diperoleh batas plastis (PL) tanah sebesar 10%
Indeks Plastis (IP) sebesar 23,38% batas cair (LL) sebesar 33,38% sehingga jenis tanah
ini merupakan lanau anorganik dan lempung organik.
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Tanah
Jurusan Teknik Sipil
KELOMPOK 2
2A D3- TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL