Penentuan Karakteristik Tanah , Kadar Air Tanah, dan Konduktivitas Hidrolik Tanah Jenuh
Sampel Tanah Di Halaman Lingkungan Laboratorium Kualitas Lingkunga Institut Teknologi
Adhi Tama Surabaya
1
Faizal Abdilah (09.2020.1.00673) ,Muhammad Naufal Ath Thoriq (09.2020.1.00680)
1 1
, Adhiatma Adji(09.2020.1.00684)
1
Fakultas Teknik Sipil dan Perancangan, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya,
Indonesia
Korespoden:adhiatamaadji82@gmail.com
Abstrak:
Infiltrasi adalah proses masuknya air limpasan kedalam tanah melalui pori pori tanah. Proses
infiltrasi sangatlah di butuhkan untuk menambah ketersediaan tanah dan mencegah melipahnya
limpasan air tanah. Oleh karena itu, diperlukan sebuah studi mengenai proses infiltrasi dengan
cara mengetahui karakteristik tanah dan kadar air tanah ,serta menentukan konduktivitas
hidrolik tanah sebagai parameter parameter proses infiltrasi di lingkungan halaman
laboratorium kualitas lingkungan ITATS. Untuk mengetahui parameter parameter tersebut
melakukan pengambilan sapel dengan metode unditrubed soil dilanjut pengujian di
laboratorium. Parameter karakteristik tanah, kadar air tanah , dan konduktivitas hidrolik tanah
untuk menujukan kemampuan jenis tanah tersebu apakah laju infiltrasinya baik maupun tidak.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian di laboratorium dan pengujian
sederhana .
1. Pendahuluan
Pada musim penghujan saat ini kuantitas air yang berada di permukaan tanah
semakin banyak dikarenakan curah hujan tinggi. Kemampuan pori pori tanah dapat
merembeskan dan menampung air limpasan diprngaruhi oleh infiltrasi. Infiltrasi dapat
dinyatakan dalam du dimensi, yaitu laju infiltrasi kapasitas infiltrasi(Purnama.2004).
Wilson (1993) menyatakan bahwa kapasitas infiltrasi sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat
fisik tanah, yaitu tekstur, porositas dan kelengsan awal, sedangkan laju infiltrasi
dipengaruhi oleh jenistanah, kepadatan tanah, kelebaban tanah dan tumbuhan (Sri
Harto,1993). Karakteristik tanah dan kelembaban tanah (kadar air tanah) akan
mempunyai laju infiltrasi yang berbeda. Laju infiltrasi juga dipengaruhi konduktivitas
hidrolik tanah, identifikasi nilai konduktivitas hidrolik sebagai analisis awal karena
merupakan indicator penting untuk menunjukan kemampuan tanah untuk mengalirkan
air dari satu sisi ke sisi lain (Maritha,dkk.2018)
2. Tinjauan Pustaka
a. Karakteristik Tanah
Tanah Lempung merupakan tanah dengan ukuran mikrokonis sampai dengan
sub mikrokonis yang berasal dari pelapukan unsur-unsur kimiawi penyusun batuan.
Tanah lempung sangat keras dalam keadaan kering, dan tak mudah terkelupas hanya
dengan jari tangan. Permeabilitas lempung sangat rendah, bersifat plastis pada kadar
air sedang ( Terzaghi (1987) ).
Tanah lempung berpasir didominasi oleh partikel pasir , tetapi cukup
mengandung tanah liat dan sedimen untuk menyediakan beberapa struktur dan
kesuburan . Ada empat jenis tanah lempung berpasir yang diklasifikasikan
berdasarkan ukuran partikel pasir dalam tanah .
Tanah lempung berpasir dipecah menjadi empat kategori , termasuk kasar
lempung berpasir , lempung berpasir halus , lempung berpasir dan lempung berpasir
sangat halus . Ukuran partikel pasir diukur dalam milimeter dan konsentrasi mereka
dalam tanah yang digunakan untuk menentukan kategori tanah yang berada di
bawah . Tanah lempung berpasir yang terbuat dari sekitar 60 persen pasir , tanah liat
10 persen dan 30 persen partikel lumpur .
b. Kadar Air Tanah
Kadar air tanah adalah konsentrasi air dalam tanah yang biasanya dinyatakan
dengan berat kering. Kadar air pada kapasitas lapang adalah jumlah air yang ada
dalam tanah sesudah kelebihan air gravitasi mengalir keluar dan dengan nyata,
biasanya dinyatakan dengan persentase berat.
Kadar air tanah dipengaruhi oleh sifat fisik tanah. Dimana kadar air tanah adalah
selisih dari masukan air melalui inflitrasi. Ditambah kondensasi oleh tanaman dan
adsorbsi oleh tanah dikurangi kehilagan air melalui evaportranspirasi, aliran
permukaan, perkolasi dan rembesan literal, dimana adsorbsi air oleh tanah dan
masuknya air kedalam tanah dipengaruhi oleh tekstur, struktur dan porositas tanah
sehingga air yang masuk tergantung dari tanah. Kadar air tanah dinyatakan dalam
persen volume yaitu persentase volume air terhadap volume tanah. Cara
Gravimetrik merupakan cara yang paling umum dipakai dimana dengan cara ini
tanah basah dikeringkan dalam oven pada suhu 100ºC-150ºC untuk waktu tertentu.
Air yang hilang karena proses pengeringan tersebut merupakan sejumlah air yang
terdapat dalam tanah basah.
c. Konduktivitas Hidrolik Tanah
Jumlah air yang dapat melewati suatu lapisan tanah (flux) sangat ditentukan oleh
konduktivitas hidrolik tanah. Menurut Agus ,tanah dengan konduktivitas hidrolik
tinggi akan mudah disusupi air, sehingga cepat mengering. Dengan demikian ,
bahan terlarut yang dikandung air tanah akan mudah bergerak didalam tanah dengan
konduktivitas hidrolik rendah akan relative mudah tergenang.
Konduktivitas hidrolik tanah di tentukan oleh tekstur dan struktur tanah. Tanah yang
didominasi oleh pasir mempunyai konduktivitas hidrolik tinggi. Sebaliknya , tanah
dengan tekstur liat mempunyai konduktivitas hidrolik yang rendah. Akan tetapi, ada
kalanya tanah berteksture liat yang mempunyai agregasi granula (butir) yang
menetap, mempunyai konduktivitas hidrolik tinggi (Agus, F., & Suganda, H. 2006).
Pengidentifikasian konduktivitas hidrolik dengan alat sederhan dapat didapat
dengan rumus:
(𝑉.𝐿)
Ks=(𝐴.𝑡.𝑑𝐻)
Keterangan:
1. Ks : Konduktivitas Hidrolik
2. V : Volume air tertampung
3. L : Panjang sampel tanah yang digunakan
4. A : Luas penampang wadah sampel tanah
5. T : Waktu pengujian
6. dH : Selisi ketinggian Intput - Output
3. Metode dan Bahan
Pada penelitian ini pengambilan sampel tanah dilakukan di lingkungan halaman
laboratorium kualitas lingkungan ITATS. Pengambilan sampel menggunakan metode
unditrubed soil. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tabung Selbi dengan
tinggi 60 cm. Pengujian karakteristik tanah dianalisa menggunakan metode Analisa
saringan. Pada pengujian kadar air tanah memasukkan sampel tanah menggunakan oven
dengan suhu 100C. Pada pengujian terakhir yaitu konduktivitas hidrolik air tanah
menggunakan metode sedeharna yaitu menggunakan alat yang dibuat sendiri
menggunakan botol bekas dan selang.
Gambar 3.1 Pengambilan sampel tanah
80
Presentase Butiran Yang Lolos (%)
70
60
50
40
30
20
10
0
4,75 2,36 1,7 1,18 0,3 0,15 0,075
Ukuran Butiran (mm)
Dari data yang di dapatkan Koefisien Keseragaman ( Cu ) sebesar 12,81 dan nilai
Cc sebesar 0,639, dari data tersebut bahwa tanah yang kami uji termasuk ke dalam
golongan bergredasi buruk dan termasuk tanah lempung berpasir.
b. Kadar Air Tanah
Pada percobaan untuk menentukan kadar air kali ini dilakukan pengukuran
dengan menggunakan 1 cawan. Cawan yang akan digunakan dibersihkan dan
kemudian ditimbang beratnya (W1). Pada saat ditimbang berat cawan ditemukan
seberat 33.06. Lalu di ambil sebagian sampel tanah yang akan dicari kadar airnya,
dimasukkan ke dalam masing-masing cawan dan ditimbang berat basahnya (W2)
dan diperoleh berat basahnya sebesar 110.02 gram. Setelah itu cawan yang berisi
contoh tanah dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam dengan suhu 100 C.
Setelah itu, sampel tanah yang sudah dikeringkan dengan oven ditimbang lagi
sebagai berat kering (W3) dan diperoleh berat keringnya seberat 72.22 gram.
Berdasarkan hasil pengukuran tersebut didapat kadar air dengan menggunakan
rumus :
W 2 −W3
w= x 100%
W 3 −W1
Berdasarkan hasil pengukuran diatas diperoleh kadar air sebesar 94.68%
Nomor Cawan
Berat Cawan (W1) gr 33.06
Berat Cawan + Tanah Basah (W2) gr 110.02
Berat Cawan + Tanah Kering (W3) gr 72.22
Berat Air Ww = W2 – W3 gr 37.08
Berat Tanah Kering Ws = W3 – W1 gr 39.16
Kadar Air W = Ww / Ws x 100 % 94.68
Agus, F., & Suganda, H. (2006). Penetapan Konduktivitas Hidrolik Tanah Jenuh : Metode
Lapangan. In: F. A. Undang Kurnia, A. Adimiharja, & A. Dariah (Eds.), Buku Sifat
Fisik Tanah dan Metode Analisisnya (pp. 187 - 201). Jakarta, Indonesia: Balai Penelitian
Tanah, Kementrian Pertanian.
Kusuma M N,et.al. 2018. An approach to identify soil types by using hydraulic conductivity
valyes. Sustiner:Jurnal of Enfiroment an Sustainability.2:43-51.
LPT (Lembaga Penelitian Tanah). 1979. Penuntun Analisa Fisika Tanah. Lembaga Penelitian
Tanah. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Purnama S. 2004 Infiltrasi Tanah Di Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa
Tengah. Majalah Geografi Indonesia. 18:1-13.
Riyadi F A.,dkk. 2019. Model Fungsi Konduktivitas Hidrolik Terhadap Resistivitas Timbunan
Disposal dan Matrial Insitu. Pertemuan Ilmiah Tahun Ke-4 Perhimpunan Ahli Air
Tanah Indonesia (PAAI) .
Salawangi, A. C., Lengkong, J., & Kaunang, D. (2020, October). KAJIAN POROSITAS
TANAH LEMPUNG BERPASIR DAN LEMPUNG BERLIAT YANG DITANAMI
JAGUNG DENGAN PEMBERIAN KOMPOS (STUDY OF SANDY LOAM AND
CLAY LOAM SOIL POROSITIES ON PLANTED MAIZE WITH COMPOST
APPLICATION). In COCOS (Vol. 5, No. 5).
Sir, Tri M. W, dkk. 2016. “Perbandingan Pengukuran Kadar Air Tanah Lempung
Menggunakan Metode Gravimetry dan Metode Gypsum Block Berdasarkan Variasi
Kedalaman”. Jurnal Teknik Sipil. Vol. V, No. 2.
Lampiran
A. Karakteristik Tanah
(M) (N)
Keterangan :
F : Hasil pengayakan
Keterangan :
Keterangan :
D. Pengambilan Sampel
(A) (B)
(C) (D)
Keterangan :
D : Sampel tanah