Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM GEOLOGI TEKNIK DAN PROPERTI TANAH

BAB VII
PERMEABILITY

KELOMPOK 6

Bram Timoteus S.P. (0906630216)


Harya C.K. (0906630286)
Hendriawan Kurniadi (0906630292)
Martinus Armand (0906630361)
Muhammad Azmi (0906630374)
Muhammad Rizki H.P. (0906630405)

Tanggal praktikum : 21 Februari 2011


Asisten praktikum : Rifa Ikhsan
Tanggal disetujui :
Nilai :
Paraf asisten :

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2011
PERMEABILITY

A. Tujuan Percobaan
Mencari nilai permeabilitas k dari suatu sampel tanah.

B. Peralatan Percobaan
 Can permeability
 Gelas ukur
 Penggaris
 Jangka sorong
 Stopwatch
 Timbangan dengan ketelitian 0.1 gram
 Tanah lolos saringan No. 4 ASTM
 Pasir
 Alat Constant Head Test

C. Teori
Debit air yang mengalir q melalui tanah pada suatu cross-section area Aadalah
proporsional terhadap gradien i yaitu :

Koefisien k disebut sebagai “koefisien permeabilitas” Darcy atau “koefisien


permeabilitas” atau “permeabilitas tanah”. Sehingga dengan begitu, permeabilitas
adalah properti tanah yang menunjukkan kemampuan tanah untuk meloloskan air
melalui partikel-partikelnya.

Permeabilitas dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang


berhubungan dengan seepage (rembesan) di bawah bendungan, disipasi air akibat
pembebanan tanah, dan drainase dari lapisan subgrade, bendungan, atau timbunan.
Selain itu tegangan efektif yang diperlukan dalam perhitungan masalah-masalah di atas
juga secara tidak langsung berkaitan dengan permeabilitas.

Permeabilitas tergantung oleh beberapa faktor. Yang utama adalah sebagai berikut :
 Ukuran butiran. Secara proporsional, ukuran pori berhubungan dengan ukuran
partikel tanah
 Properti aliran pori. Untuk air adalah viskositasnya, yang akan berubah akibat
dipengaruhi perubahan temperatur.
 Void ratio
 Bentuk dan susunan pori-pori tanah
 Derajat saturasi. Kenaikan derajat saturasi pada tanah akan menyebabkan
kenaikan nilai permeabilitas.
Setidaknya ada empat metode di laboratorium untuk mencari nilai permeabilitas tanah,
yaitu metode Capillarity Head Test, korelasi data konsolidasi untuk menghitung
permeabilitas, Variable Head Test, dan Constant Head Test. Constant Head umumnya
lebih sering digunakan pada tanah cohesionless daripada Variable Head karena
instrumen yang lebih sederhana.

Metode Constant Head Test


Metode ini hanya digunakan pada tanah dengan permeabilitas tinggi. Oleh karena itu,
pada percobaan yang akan dilakukan perlu ditambahkan pasir untuk memodifikasi
permeabilitas tanah lempung yang sangat kecil. Prinsip pada percobaan ini dapat dilihat
pada gambar.

Penentuan nilai k dilakukan dengan cara mengukur penurunan tinggi muka air selama
periode waktu tertentu dan pada saat ini tegangan air menjadi tidak tetap sehingga
rumus Darcy dapat digunakan. Misalnya pada ketinggian air (h), penurunan (dh) akan
membutuhkan waktu (dt), maka koefisien permeabilitas dapat diturunkan dari rumus
Darcy sehingga menjadi :
dengan :
k = koefisien permeability
A = luas sample tanah
L = tinggi sampel tanah

Apabila air yang melalui sampel tanah sedikit seperti pada sampel tanah lempung
murni dimana nilai k sangat kecil, maka metode ini tidak efektif lagi digunakan untuk
mengukur nilai k. Sehingga akan lebih baik menggunakan cara yang kedua, yaitu
metode Variable Head.

D. Prosedur Percobaan
 Persiapan pengujian
1. Tanah kering yang lolos saringan No. 4 ASTM disiapkan sebanyak ±800 g,
dan pasir sebanyak ±800 g disiapkan.
2. Mould permeability disiapkan, kemudian mencatat data diameter, tinggi,
serta berat mould.
3. Tanah dicampur pasir dengan perbandingan 1:1, kemudian diaduk sampai
rata.
4. Kemudian campuran tanah dan pasir untuk setiap masing-masing
perbandingan tersebut dimasukkan ke dalam mould hingga padat dan filter
pada bagian atas dan dasar mould harus selalu terpasang.
5. Lalu mould ditutup dan diletakkan pada alat permeability.
 Jalannya Percobaan
1. Percobaan yang dilakukan adalah Constant Head Test, pertama-tama air
dialirkan melalui selang, naik ke reservoir di atas kemudian masuk ke
mould permeability hingga seluruh tanah di dalam mould jenuh sempurna.
2. Udara yang berada pada alat permeability dikeluarkan hingga benar-benar
tidak ada lagi udara yang tersisa di dalam dengan cara membuka sedikit
bolt untuk mengeluarkan gelembung udara.
3. Tinggi muka air dan reservoir ke mould diukur (h).
4. Menampung air yang telah melalui can yang berisi tanah dengan gelas ukur.
5. Volume yang tertampung selama setiap 5 menit diukur (V).
6. Percobaan selesai jika telah didapatkan tiga data volume yang berbeda tidak
lebih dari 10 ml antara data yang satu dengan data sebelum atau
sesudahnya.
E. Pengolahan data percobaan
r mould = 0,0379 m
L tanah = 0,246 m
m can = 0,11786 kg
m sand = 0,8 kg
m can+tanah = 0,91786 kg
T = 28 °C
t = 5 menit
= 300 s

h = 0,246 + 1,07
= 1,316 m

A = π × r2
= 3,14 × 0,03792
= 0,0045 m2

V1 = 0,00018 m3
V2 = 0,000175 m3
V3 = 0,0001725 m3
Vavg = 0,000175833 m3

q = Vavg/t
= 0,000175833/300
= 0,000000586111 m3/s

k28 = (q × L) / (A × h)
= (0,000000586111 × 0,246) / (0,0045 × 1,316)
= 2,43 × 10-5 m/s

k20 = k28 × (η28 / η20)


= 2,43 × 10-5 × 0,83
= 2,0169 × 10-5 m/s
Grafik koreksi suhu

F. Analisis
 Analisa Percobaan
Dalam percobaan ini, diperlukan tanah lolos saringan no.4, dan juga pasir
dengan perbandingan 1:1, lebih tepatnya tanah 800 g, dan pasir 800 g. Tanah dan
pasir ini diaduk hingga rata, hal ini dilakukan untuk menaikkan permeabilitas dari
tanah, jika tidak dicampur dengan pasir, maka butuh waktu yang terlalu lama bagi
air untuk turun melalui tanah tersebut.
Campuran tanah dengan pasir tersebut dimasukkan ke dalam can, dengan
filter atas dan bawah terpasang, hal ini dilakukan agar tanah yang ada di dalam
can tidak keluar dari can tersebut.
Setelah can terpasang dengan baik pada alat permeability test, dilalukan
pengisian air dengan membuka keran, air akan mengisi wadahnya, lalu turun ke
dalam can dan keluar ke gelas ukur. Tinggi permukaan air di dalam wadah tetap,
karena kelebihan air terbuang melalui satu selang pembuangan air.
Dilakukan pengukuran volume air yang turun ke gelas ukur setiap lima
menit. Percobaan selesai ketika telah didapatkan tiga data volume yang berbeda
tidak lebih dari 10 ml antara data yang satu dengan data sebelum atau
sesudahnya. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa tanah sudah cukup jenuh
air.
 Analisa Hasil
Nilai k dari tanah yang diujikan pada praktikum ini adalah 2,0169 × 10 -5 m/s.
Berdasarkan Tabel Koefisien Permeabilitas BS 8004: 1986, tanah yang diuji pada
praktikum ini adalah pasir sangat halus, lanau dan lempung-lanau berlapis-lapis.
Menurut Cassagrande, tanah yang diuji pada praktikum ini adalah pasir/campuran
pasir-kerikil. Berdasarkan Wesley, tanah yang diuji pada praktikum ini adalah
pasir halus.
 Analisa Kesalahan
Terdapat beberapa faktor yang mungkin menyebabkan deviasi pada percobaan
ini, antara lain:
1. Presisi yang kurang pada skala gelas ukur.
2. Kurang meratanya pengadukan tanah dengan pasir.
3. Kurang akuratnya waktu pegisian gelas ukur.
4. Kurang akurat dan/ presisinya pengukuran dimensi can, dan tinggi
permukaan air pada wadah air.

G. Kesimpulan
 Nilai k dari tanah yang diujikan pada praktikum ini adalah 2,0169 × 10-5 m/s.
 Jenis tanah yang mungkin adalah : pasir sangat halus, lanau dan lempung-lanau
berlapis-lapis, pasir/campuran pasir-kerikil, pasir halus.

H. Referensi
 Modul praktikum mekanika tanah.
 Soil Mechanics & Foundations, Muni Budhu.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai