PERMEABILITAS
(ASTM D 2434 – 89)
A. Teori Umum
Jamulya dan Suratman Woro Suprodjo (1983), mengemukakan bahwa
permeabilitas adalah cepat lambatnya air merembes ke dalam tanah baik melalui
pori makro maupun pori mikro baik ke arah horizontal maupun vertikal.
Tanah adalah kumpulan partikel padat dengan rongga yang saling berhubungan.
Rongga ini memungkinkan air dapat mengalir di dalam partikel melalui rongga
dari satu titik yang lebih tinggi ke titik yang lebih rendah. Sifat tanah yang
memungkinkan air melewatinya pada berbagai laju alir tertentu disebut
permeabilitas tanah. Sifat ini berasal dari sifat alami granular tanah, meskipun
dapat dipengaruhi oleh faktor lain (seperti air terikat di tanah liat). Jadi, tanah
yang berbeda akan memiliki permeabilitas yang berbeda.
Koefisien permeabilitas terutama tergantung pada ukuran rata-rata pori
yang dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur
tanah. Secara garis besar, makin kecil ukuran partikel, makin kecil pula ukuran
pori dan makin rendah koefisien permeabilitasnya. Berarti suatu lapisan tanah
berbutir kasar yang mengandung butiran-butiran halus memiliki harga k yang
lebih rendah dan pada tanah ini koefisien permeabilitas merupakan fungsi angka
pori. Kalau tanahnya berlapis-lapis permeabilitas untuk aliran sejajar lebih besar
dari pada permeabilitas untuk aliran tegak lurus. Lapisan permeabilitas lempung
yang bercelah lebih besar dari pada lempung yang tidak bercelah (unfissured).
Hukum Darcy menjelaskan tentang kemampuan air mengalir pada rongga-
rongga (pori) dalam tanah dan sifat-sifat yang memengaruhinya. Ada dua asumsi
utama yang digunakan dalam penetapan hukum Darcy ini. Asumsi pertama
menyatakan bahwa aliran fluida/cairan dalam tanah bersifat laminar. Sedangkan
asumsi kedua menyatakan bahwa tanah berada dalam keadaan jenuh.
Pengujian permeabilitas tanah dilakukan di laboratorium menggunakan
metode Constant Head Permeameter dan Variable/Falling Head Permeameter.
Constant Head Permeameter
January 1,
PERMEABILITAS 2018
Uji ini digunakan untuk tanah yang memiliki butiran kasar dan
memiliki koefisien permeabilitas yang tinggi.
Q = k.A.i.t ......................................... (20.1)
𝑄𝐿
𝑘 = ℎ𝐴𝑡 .............................................. (20.2)
Dengan:
Q = debit (cm3)
k = koefisien permeabilitas
A = luas penampang (cm2)
ℎ
i = koefisien hidrolik =
𝐿
t = waktu (detik)
Variable/Falling Head Permeameter
Uji ini digunakan untuk tanah yang memiliki butiran halus dan
memiliki koefisien permeabilitas yang rendah.
𝑎𝐿 ℎ
k = 2,303(
𝐴𝐿
) . 𝑙𝑜𝑔 (ℎ1) ........................... (20.3)
2
dengan:
k = koefisien permeabilitas (cm/detik)
a = luas penampang pipa (cm2)
L = panjang/tinggi sampel (cm)
A = luas penampang sampel tanah (cm2)
h1 = tinggi Head mula-mula (cm)
h2 = tinggi Head akhir (cm)
Hukum Darcy menunjukkan bahwa permeabilitas tanah ditentukan oleh
koefisien permeabilitasnya. Koefisein permeabilitas tanah bergantung pada
berbagai faktor. Setidaknya, ada enam faktor utama yang memengaruhi
permeabilitas tanah, yaitu:
1) Viskositas Cairan
Yaitu semakin tinggi viskositasnya, koefisien permeabilitas tanahnya akan
semakin kecil.
KELOMPOK 1
246
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 2018
January 1,
PERMEABILITAS 2018
Permeabilitas tanah memiliki lapisan atas dan bawah. Lapisan atas berkisar
antara lambat sampai agak cepat (0,20 – 9,46 cm jam-1), sedangkan di lapisan
bawah tergolong agak lambat sampai sedang (1,10 -3,62 cm jam-1).
D. Benda Uji
1. Tempat sampel diisi dengan tanah sampai penuh kemudian permukaannya
diratakan.
2. Pasang alat permeameter.
3. Pada bak alat permeameter diisi air dengan tinggi pada bak tersebut masih
lebih rendah dari tempat sampel.
4. Ditunggu kira-kira 24 jam, sehingga tanah dalam tempat sampel benar-benar
jenuh.
E. Prosedur Percobaan
1. Setelah contoh benar-benar jenuh, maka memulai pengujian;
KELOMPOK 1
248
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 2018
January 1,
PERMEABILITAS 2018
2. Mengisi pipa vertikal dengan air, hingga tinggi air kira-kira ada dalam interval
skala penggaris;
3. Memasang selang karet yang menghubungkan pipa vertikal dengan tempat
sampel;
4. Mengamati pipa vertikal. Jika air pada pipa tersebut masih turun dengan cepat,
berarti tanah belum jenuh, sehingga harus ditunggu sampai jenuh, atau masih
ada kebocoran pada instalasi yang dipasang;
5. Mencatat tinggi air pada pipa vertikal dan mencatat waktunya;
6. Begitulah seterusnya, mencatat tinggi muka air pada selang-selang waktu
tertentu.
Pengujian 1
Tinggi Head mula-mula (H1) = 98,1 cm
Tinggi Head akhir (H2) = 41,4 cm
KELOMPOK 1
249
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 2018
January 1,
PERMEABILITAS 2018
𝐻1
a. Perhitungan Head (h) =
𝐻2
98,1
=
41,4
= 2,37 cm
b. Luas pipa kaca vertikal (a) = πr2
= 3,14 x 0,722
= 1,63 cm2
c. Luas potongan melintang benda uji (A) = πr2
= 3,14x5,022
= 79,20 cm2
aL h
d. Koefisien permeabilitas (k) = 2,303(
AL
) . log (h1)
2
1,63 x 11,71
= 2,303(79,20 x 11,71) . log(2,37)
= 0,018 cm/dt
Pengujian 2
Tinggi air mula-mula (H1) = 100 cm
Tinggi air akhir (H2) = 27,1 cm
Tinggi benda uji (L) = 11,71 cm
Debit (Q) = 50 cm3
Waktu pengujian (△t) = 3422 detik
Temperatur = 29,5 ºC
𝐻1
a. Perhitungan Head (h) =
𝐻2
KELOMPOK 1
250
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 2018
January 1,
PERMEABILITAS 2018
100
=
27,1
= 3,69 cm
b. Luas pipa kaca vertikal (a) = πr2
= 3,14 x 0,452
= 0,64 cm2
c. Luas potongan melintang benda uji (A) = πr2
= 3,14x5,022
= 79,20 cm2
aL h
d. Koefisien permeabilitas (k) = 2,303(
AL
) . log (h1)
2
0,64 x 11,71
= 2,303(79,20 x 11,71) . log(3,69)
= 0,011cm/dt
Pengujian 3
Tinggi air mula-mula (H1) = 100 cm
Tinggi air akhir (H2) = 36,1 cm
Tinggi benda uji (L) = 11,71 cm
Debit (Q) = 20 cm3
Waktu pengujian (△t) = 1122 detik
Temperatur = 29,5 ºC
𝐻1
a. Perhitungan Head (h) =
𝐻2
100
=
36,1
= 2,77 cm
b. Luas pipa kaca vertikal (a) = πr2
= 3,14 x 0,252
= 0,20 cm2
c. Luas potongan melintang benda uji (A) = πr2
KELOMPOK 1
251
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 2018
January 1,
PERMEABILITAS 2018
= 3,14x5,022
= 79,20 cm2
aL h
d. Koefisien permeabilitas (k) = 2,303(
AL
) . log (h1)
2
0,20 x 11,71
= 2,303(79,20 x 11,71) . log(2,77)
= 0,003 cm/dt
k1 +k2 +k3
Koefisien permeabilitas rata-rata =
3
0,02 + 0,01 + 0,003
=
3
= 0,011 cm/dt
KELOMPOK 1
252
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 2018