Anda di halaman 1dari 6

TEMU ILMIAH IPLBI 2016

Pendekatan Arsitektur Rumah Baduy sebagai Identitas


Rumah Wisata (Home Stay) di Tanjung Lesung, Banten
M. Syahroni

Perancangan Arsitektur, Program studi Arsitektur, Fakultas Teknik,Universitas Bandar Lampung.

Abstrak

Pariwisata terhadap arsitektur adalah serangkaian yang sangat penting dengan trend pariwisata saat
ini. Terkait hal tersebut, Kementerian Pariwisata melakukan pengembangan 10 destinasi wisata
prioritas dalam hal ketersediaan salah satu fasilitas bagi wisatawan yang salah satu destinasinya
adalah Tanjung Lesung, Banten. fasilitas tersebut berupa “RUMAH WISATA”. Definisi Rumah Wisata
mengacu pada istilah “Pondok Wisata” (homestay) yang menurut Peraturan Menteri Parekraf no 9
tahun 2014 ; adalah penyediaan akomodasi berupa bangunan rumah tinggal yag dihuni oleh
pemiliknya dan dimanfaat kan sebagian untuk disewakan dengan memberikan kesempatan kepada
wisatawan untuk berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari dengan pemiliknya. dengan demikian,
didalam usaha mengembangkan 10 destinasi wisata prioritas Indonesia, keterlibatan dan peran serta
masyarakat menjadi hal yang sangat penting untuk diwujudkan sehingga masyarakat dapat menjadi
“Tuan rumah di Negerinya sendiri”.

Kata-kunci : arsitektur nusantara, home stay, identitas, lokalitas

Pengantar Metode Pengumpulan Data

Pariwisata merupakan salah satu pendapatan Metode dokumentasi yaitu metode pengumpu-
devisa sektor utama dalam perekonomian Indo- lan data dengan cara melihat hasil yang telah
nesia, sehingga perlu diimbangi dengan fasilitas ada sebelumnya. Metode dokumentasi diguna-
umum, aksesbilitas, identitas arsitektur dan keu- kan untuk melengkapi data dan informasi lain
nikan budaya daerahnya, Seiring perkemba- yang diperoleh instansi terkait atau sumber
ngan arsitektur secara global, membuat arsitek- referensi lain, termasuk studi pustaka. lembar
tur lokal menjadi pudar dengan munculnya arsi- dokumentasi digunakan sebagai instrumen da-
tektur gaya moderntourisme. lam penelitian ini pengumpulan melalui data
primer dari internet.
Saat ini perkembangan homestay di daerah
banyak yang tidak memiliki unsur arsitektur lo- Metode Analisis Data
kal atau identitas budaya setempat, oleh kare-
na itu perlu pendekatan kelokalan yang sangat Metode analisis data menggunakan metode ku-
penting, mulai dari adat, seni, budaya sampai antitatif dengan membuat simulasi gambar he-
arsitekturnya, sehingga memperkuat karakter mat energi pada bangunan, explorasi facade
budaya dari destinasi wisata. bangunan dengan kaidah arsitektur nusantara
setempat, layout aktifitas penghuni, dan usaha
Metode /income yang bisa dijadikan usaha tambahan
bagi penghuni.
Metode yang digunakan adalah metode des-
kriptif dan kuantitatif dengan berangkat dari
teori menuju data.

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 | I 077


Pendekatan Arsitektur Rumah Baduy sebagai Identitas Rumah Wisata (Home Stay) di Tanjung Lesung, Banten

Analisis dan Interpretasi Arsitektur Rumah Baduy Sebagai Identitas Ru-


mah Wisata (Home Stay) Di Tanjung Lesung,
Banten.

Gambar 1. Peta lokasi tanjung lesung


(http://tanjunglesungbeach.blogspot.co.id/)

Pantai Tanjung Lesung terletak di ujung barat Pulau


Jawa, tepatnya di desa Tanjung Jaya, Kecamatan
Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Gambar 3. Contoh bangunan tradisional baduy yang
jarak antara tanjung lesung dan ibukota Jakarta mayoritas menggunakan material lokal seperti bambu,
adalah 160km, lokasi pantai Tanjung Lesung ini dapat kayu dan batu. (kebudayaanindonesia.net)
ditempuh dengan perjalanan 3 jam dan jalur terbaik
adalah melalui Tol.
Berkaitan dengan bangunan rumah tradisional,
ada yang khas dari daerah Baduy, yakni bambu.
Ada pameo mengatakan ‘dimana ada bambu, di
situ ada masyarakat tradisional’ (Erwinantu,
2010: 57). Umumnya habitat manusia yang
pernah ada di dunia dari dulu hingga sekarang
dikaitkan dengan keberadaan sungai atau
sumber air.

Manusia akan membangun permuki-mannya di


dekat aliran sungai atau mata air. Masyarakat
Gambar 2. Tampak atas lokasi tanjung lesung Baduy mengambil kombinasi antara kedua hal
(http://tanjunglesungbeach.blogspot.co.id/). tersebut, yakni membuat perumahan di dekat
sungai atau mata air dan rumpun bambu.Ada
Tanjung lesung dengan pasir putih dan yang dipa-
alasan kuat mengapa masyarakat Baduy memi-
dukan dengan pepohonan yang tumbuh ditepi pantai.
Nama Tanjung Lesung ini sendiri diambil dari
lih tumbuhan bambu sebagai “teman hidup”nya.
penamaan lokasi pantai. Bentuk daratan pantai ini Bambu dengan segala kelebihannya dimanfaat-
menjorok ke laut yang menyerupai ujung lesung. kan sebagai bahan baku bagi hampir semua
Lesung sendiri adalah alat tradisional untuk menum- kebutuhan hidupnya.
buk padi.

Tabel 1. Pertimbangan perancangan.

Hemat
No Lokalitas Income
energi
1 Layout penghawaan penyewaan
2 Facade pencahayaan Kios/warung
3 Aktifitas Daur ulang Open trip
4 Budaya West/bahan Nelayan/petani Masyarakat Baduy dapat digambarkan dalam
skema/diagram berikut:
Lokalitas, hemat energi dan icome merupakan
satu kesatuan dalam pertimbangan Pendekatan Ekonomi
(Profitable)

I 078 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016


M. Syahroni

Kearifan
(Lokal)

Sosial
(Harmoni) Ekologi
(Lestari)

Gambar 4. Diagram alir kerangka pikir upaya


pelestarian lingkungan masyarakat Baduy Berbasis
Kearifan Lokal

Kearifan lokal masyarakat Baduy dalam upaya


konservasi dan pelestarian lingkungan akan
mencakup tiga unsur, yaitu sosial (harmonis),
ekonomi (profitable), dan ekologi (lestari). Ke- Gambar 6. Cirikhas rumah baduy.
tiga aspek dalam pengelolaan dan pelestarian Sosoro terletak paling muka dan berfungsi untuk
penerima tamu. Tepas yang berfungsi untuk ruang
lingkungan yang berkelanjutan tersebut menun-
yang lebih privat merupakan tempat ruang keluarga
jukkan kesalinghubungan satu sama lain.
dan tepas yang berfungsi sangat privat merupakan
ruang tempat segala aktivitas keluarga berlangsung.
Kearifan berperan dalam upaya menjaga ketiga Imah diibaratkan sebagai rumah di dalam bangunan
fungsi dari keberlanjutan tersebut. Kearifan lokal rumah besar dengan seluruh aktivitas berlangsung
berupa pengetahuan, keyakinan, pemahaman, kecuali menerima tamu.
wawasan, serta adat kebiasaan atau etika yang
menuntun perilaku manusia dalam kehidupan
sangat terkait dengan kondisi wilayah dan ko-
munitas yang diwariskan secara turun temurun,
sehingga bentuk kearifan lokal dapat dilihat
melalui pendekatan kultural, yang terdiri dari
pengetahuan lokal, budaya lokal, keterampilan
lokal, sumber lokal, dan proses sosial lokal.
Gambar 7. Aktifitas masyarakat setempat.
(Pelestarian lingkungan masyarakat baduy berbasis Aktifitas masyarakat setempat di Tanjung Lesung
kearifan lokal Universitas Negeri Yogyakarta Nomor : adalah Pengrajin Tenun, Nelayan dan Petani.
014 / Subkontrak – nggulan / UN34.21 / 2012)

Gambar 8. Analisis udara dan pencahayaan.

Dari segi penghawaan dan pencahayaan rumah


panggung perlu inovasi baru terkait pengap-
likasian desain, terkait juga pada penghuni yang
akan menginap di rumah wisata ini memiliki
Gambar 5. Bahan bangunan lokal.
Bahan bangunan lokal yang digunakan pada arsitektur
kebiasaan yang berbeda dari masyarakat baduy
tradisional baduy adalah bambu, kayu, batu, daun dll pada umumnya. Sehingga diperlukan jendela
yang tersedia dialam sekitar. kaca dan ventilasi alami dan bukaan yang besar.

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016| I 079


Pendekatan Arsitektur Rumah Baduy sebagai Identitas Rumah Wisata (Home Stay) di Tanjung Lesung, Banten

Gambar 11. Tampak selatan.


Tampak selatan merupakan pintu masuk utama
dengan bukaan lebar ke utara sehingga mencip-
takan ruangan luas yang dapat digunakan
menjadi teras rumah, sedangkan jika jendelanya
merupakan satu kesatuan dengan meja wa-
rung/meja makan.
Gambar 9. Denah/pembagian ruang.
Pada pembagian ruang, terkait batasan luasan
pada bangunan hanya 36m2. Maka diperlukan
efisiensi luasan ruang, dengan pemanfaatan
jenis furniture yang fleksibel sehingga ruang
menjadi optimal.

Gambar 12. Tampak utara.

Tampak utara merupakan tampak samping


belakang, terdapat bukaan besar di ruang
keluarga dengan bukaan besar pula di tampak
selatannya yang mencip-takan sirkulasi udara
maupun pencahayaan yang optimal, sedangkan
jendelanya merupakan jendela dari kamar
penghuni dan kamara sewa, untuk loteng dibuat
ventilasi depan belakang sebagai pengontrol
penghawaan saat jendela ditutup.

Gambar 10. Inovasi rumah baduy.

Penggunaan jenis furniture yang fleksibel seperti


gambar diatas: kursi yang dibawahnya terdapat
laci /penyimpanan, meja multifungsi bisa
menjadi meja makan maupun meja warung
untuk display dagangan, tabulampot sebagai
peredam panas matahari dan juga menjadi
media tanam obat obatan dan rempah2, kasur
dengan 2 bed sebagai ruang sewa yang bisa
digunakan mix room/kamar bersamaan.

Gambar 13. Tampak barat dan timur.

I 080 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016


M. Syahroni
Tampak barat dan timur merupakan bagian
samping bangunan, karena posisinya yang
berhadapan langsung dengan matahari, maka
diperlukan peredam panas yang berupa tabu-
lampot disisi barat, untuk sisi timur yang berha-
dapan dengan matahari pagi langsung sudah
ditahan dengan dinding kamar mandi dan dapur
kering/dapurkayu.

Gambar 16. Suasana kamar sewa.


Ruang sewa dengan 2 bedroom bertujuan agar
penyewa ruangan/ kamar bisa disewa oleh 2
orang yang berbeda/bukan sekelompoknya, se-
hingga penyewa memiliki tempat tidur dan
lemari masing-masing meskipun dalam satu
kamar sewa.

Gambar 14. Facade bangunan.

Untuk menjaga kelokalan dan kearifan arsitektur


tradisional baduy, maka facade bangunan tidak
ba-nyak perubahan seperti tetap menggunakan
Gambar 17. Potongan bangunan.
atap khas baduy plana dengan tekukan, lantai
panggung dan menggunakan material lokal. Bangunan panggung dengan ventilasi alami
diatasnya memperlihatkan kearifan lokal dengan
tidak merusak alam, terdapat talang air hujan
pada sisi depan dan belakang bangunan bertu-
juan untuk menampung air hujan ke groundtank
agar tidak terbuang dan dapat dimanfaatkan
kembali saat kemarau. Bangunan ini berbahan
material lokal yang dapat dikerjakan sendiri oleh
masyarakat setempat “gotong royong” .

Gambar 15. Interior dapur.

Dapur bersih yang digunakan untuk warung dan


meja makan yang dapat digunakan sebagai
meja display dagangan, sehingga penyewa
dapat memasak langsung di dalam dan makan
dimeja makan.

Gambar 18. Suasana ruang keluarga.


Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016| I 081
Pendekatan Arsitektur Rumah Baduy sebagai Identitas Rumah Wisata (Home Stay) di Tanjung Lesung, Banten

Ruang keluarga yang berfungsi sebagai ruang Nababan. (1995). “Kearifan Tradisional dan
kelu-arga, acara adat ataupun dapat digunakan Pelestarian Lingkungan di Indonesia”. Jurnal
sebagai ruang berinteraksi antara penyewa Analisis CSIS : Kebudayaan, Kearifan
Tradisional dan Pelestarian Lingkungan.
terhadap penghuni rumah. Furniture dengan
Tahun XXIV No. 6 Tahun 1995.
simulasi sofa bed yang dapat dijadikan tempat http://icssis.files.wordpress.com
tidur sementara dan singel sofa yang bagian /2012/05/2729072009_28.pdf –
bawahnya dapat dijadikan penyimpanan seperti Nasruddin Anshoriy dan Sudarsono. (2008). Kearifan
buku dll. Untuk langit-langit ruang keluarga Lingkugan, dalam Perspektif Budaya Jawa.
dibuat pendek agar diatasnya dapat dijadikan Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
kamar sewa/kamar anak ataupun gudang pe- Ria Andayani S. (1988). Komunitas adat Baduy,
nyimpanan pemilik rumah. Bandung: Departemen Kebudayaan dan
Pariwisata, Balai Pelestarian Sejarah dan
Nilai Tradisional.
Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI, 2016. “Overview
10 priority tourism destinations”, Indonesia.
Materi sayembara arsitektur nusantara 2016

Gambar 19. Aktifitas pengunjung/wisatawan.

Aktifitas pengunjung dapat dijadikan income


kepada pemilik rumah dengan meneydiakan
keperluan seperti, penyewaan alat snorkling,
penyewaan alat pancing , penyewaan kapal,
pemandu wisata, kerajinan tenun, kios/wa-
rung,dan peginapan.

Kesimpulan

Penelitian ini berupaya untuk melestarikan ru-


mah tradisional baduy sebagai arsitektur yang
memiliki identitas, Ecotourisme, yang dapat di-
gunakan baik bagi pemilik maupun penyewa
kamar, sehingga penerapan pada home stay
dengan cirikhas rumah tradisional baduy yang
khas akan kearifan alam bisa berjalan dengan
baik dan mendapat perhatian luas khususnya
bangsa indonesia sendiri yang kaya akan bu-
daya. Dengan demikian, didalam usaha me-
ngembangkan 10 destinasi wisata prioritas Indo-
nesia, keterlibatan dan peran serta masyarakat
menjadi hal yang sangat penting untuk diwu-
judkan sehingga masyarakat dapat menjadi
“Tuan rumah di negerinya sendiri”.

Daftar Pustaka
I 082 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016

Anda mungkin juga menyukai