Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH

ACARA III

PERMEABILITAS TANAH

Dosen Pengampu :

Ferryati Masitoh S.Si, M.Si

Oleh :

NAMA : Alfrido Raka Muhammad


NIM : 200722638841

Offering/Angkatan : G/2020

Asisten Praktikum : Andhika Ananda Wijaya

Safira Arum Arsyandi

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL


JURUSAN GEOGRAFI

PRODI GEOGRAFI

2021
PERMEABILITAS TANAH

I. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengetahui cara pengukuran dan penentuan permeabilitas sampel
tanah utuh area permukiman dan perkebunan
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi dari hasil proses permeabilitas sampel tanah
3. Mahasiswa dapat melakukan praktikum untuk mengukur permeabilitas sampel tanah
utuh area permukiman dan perkebunan yang sudah diambil

II. DASAR TEORI


.Permeabilitas tanah adalah kemampuan media yang berupa tanah untuk dapat
meloloskan zat cair berupa air hujan yang dapat ditetapkan pada satuan (cm/jam)
sehingga dapat menentukan fungsi sifat fisik tanah (Rohmat dan Soekarno, 2006).
Permeabilitas tergantung terhadap ukuran rata-rata pori pada tanah yang dipengaruhi
oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur tanah. Semakin kecil ukuran
dari suatu partikel maka semakin kecil juga ukuran pori-pori pada tanah, sehingga
koefisien permeabilitasnya juga semakin rendah. Jadi, suatu lapisan tanah yang memiliki
butiran kasar dan memiliki kandungan butir-butiran yang hallus akan memiliki nilai K
yang lebih rendah dan koefisien permeabilitas pada angka merupakan sebuah fungsi
angka pori. Jika tanah memiliki lapisan-lapisan permeabilitas untuk aliran sejajar akan
menjadi lebih besar nilainya daripada nilai permeabilitas yang menggunakan aliran tegak
lurus. Lapisan permeabilitas dari lempung yang memiliki celah memiliki nilai lebih besar
daripada lempung lang tidak memiliki celah (Seta, 1994).
Permeabilitas tanah menurut Hanafiah (2005) jika dikaitkan dengan tekstur tanah,
maka akan memiliki 3 macam pembagian kelas pada tanah, sebagai berikut :
1. Cepat
Tingkat permeabilitas tanah dapat memiliki waktu lebih sedikit untuk dapat melalui
tekstur tanah yang memiliki karakteristik tanah kasar atau tanah berpasir yang
memiliki 70% minimal kandngan pasir
2. Sedang
Tingkatan permeabilitas tanah akan memiliki waktu yang tidak lebih sedikit ataupun
lebih banyak, bisa dikatakan memiliki kecepatan yang relatif sedang pada karakteristik
tanah yang memiliki struktur tanah berlempung dengan kandungan sedang tetapi agak
kasar seperti tanah yang memiliki struktur lempung berpasir, struktur tanah lempung,
lempung berpasir halus, lempung berdebu, dan debu dengan kandungan sedang,
struktur tanah lempung liat, lempung liat berpasir dan lempung liat berdebu yang
memiliki kandungan sedang dan agak halus.
3. Lambat
Tingkatan permeabilitas tanah akan memiliki waktu yang cukup lama pada tanah yang
memiliki karakteristik halus dan memiliki kandungan tanah liat minimal 37,5%
meliputi tanah liat, liat berpasir dan liat berdebu.
Permeabilitas dikatakan sebagai suatu ukuran untuk mengukur kemudahan untuk
suatu aliran sehingga dapat melalui suatu media yang secara kuantitatif hal ini diberikan
suatu batasan menggunakan koefisien permeabilitas. Terdapat beberapa faktor yang
menjadi pengaruh utama pada permeabilitas pada suatu tanah meliputi tekstur tanah,
kerapatan massa tanah, kerapatan partikel tanah, bahan organik tanah, porositas tanah,
dan kedalaman efektif tanah (Hanafiah, 2005).
Permeabilitas menurut hukum Darcy bergantung terhadap beberapa faktor, yaitu :
1. Viskositas Cairan
Viskositas cairan yang memiliki nilai tinggi, maka koefisien permeabilitasnya akan
semakin kecil.
2. Kekasaran Partikel Mineral
Partikel mineral yang semakin kasar, maka koefisien permeabilitasnya akan semakin
tinggi.
3. Kejenuhan Tanah
Jika tanah memiliki nilai kejenuhan yang tinggi, maka koefisien permeabilitasnya juga
akan semakin tinggi.
4. Rasio Kekosongan
Tanah yang memiliki nilai rasio kekosongan semakin besar, maka koefisien
permeabilitasnya juga akan semakin besar.
5. Distribusi Ukuran Pori
Distribusi ukuran pori yang semakin merata pada tanah akan memiliki nilai koefisien
yang cenderung lebih kecil.
6. Distribusi Ukuran Butir
Tanah yang memiliki tingkatan distribusi ukuran butir yang semakin rata, maka
koefisien permeabilitasnya akan cenderung lebih kecil.
Permeabilitas dan erosi memiliki sebuah hubungan, karena apabila permeabilitas
tanah memiliki nilai koefisien yang terlalu tinggi maka akan menutupi seluruh pori tanah
sehingga kekuatan didalam tanah akan berkurang dan jika mendapat tekanan yang cukup
besar pada tanah akan dapat mengakibatkan terjadinya erosi atau longsor.

III. ALAT DAN BAHAN


1) Alat
1. Gelas beker 50 ml dan 100 ml
2. Gelas ukur 100 ml
3. Pipet
4. Kaki tiga
5. Corong
6. Baskom
7. Kasa
8. Karet atau selotip
9. Stopwatch
2) Bahan
1. Sampel tanah utuh permukiman
2. Sampel tanah utuh perkebunan
3. Aquades

IV. LANGKAH KERJA


1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktikum permeabilitas tanah
2. Memastikan kondisi sampel tanah utuh yang terdapat pada ring dalam kondisi baik
3. Menutup bagian bawah pada ring tanah utuh dengan menggunakan kasa yang
dililitkan pada ring sebanyak dua kali
4. Merapikan kasa pada bagian bawah ring dengan menggunakan karet atau selotip, dan
beri label untuk membedakan antara ring tanah utuh perkebunan dengan ring tanah
utuh permukiman
5. Merendam ring tanah utuh di dalam baskom yang berisi air selama 24 jam dan catat
ketinggian airnya
6. Menyiapkan kaki tiga, corong dan gelas beker sebagai peralatan yang dibutuhkan
dalam proses praktikum permeabilitas
7. Setelah 24 jam lamanya ring tanah direndam di dalam baskom, kemudian angkat ring
tanah dari dalam baskom dan peras kasa yang meliliti ring tanah
8. Setelah itu, letakkan ring tanah di atas corong
9. Menyiapkan aquades 100 ml dan teteskan airnya ke bagian atas ring tanah
menggunakan pipet secara memutar dan tunggu sampai menetes ke dalam gelas
beker 50 ml yang sudah ditempatkan di bawah kaki tiga, pastikan aquades jangan
sampai meluap dari ring tanah
10. Menghitung waktu yang dipelukan dari tetesan yang pertama sampai terakhir
11. Jika sudah mencapai waktu 50 menit, sudahi meneteskan aquades ke permukaan ring
tanah
12. Kemudian hasil air yang keluar dari corong masukkan kedalam gelas ukur 100 ml
untuk selanjutnya diukur berapa banyak air aquades yang keluar
13. Mencatat hasil dari praktikum yang telah dilakukan
14. Menghitung koefisien permeabilitas menggunakan rumus permeabilitas yang sudah
ada
Menyiapkan Alat dan Bahan

Memastikan sampel tanah utuh dalam


ring dalam keadaan baik

Memberi kasa pada bagian


bawah ring

Merendam ring tanah selama 24 jam


dan catat ketinggian airnya

Menyiapkan kaki tiga, corong dan gelas beker


sebagai alat praktikum permeabilitas

Meletakkan ring tanah di atas corong dan teteskan air


aquades di atasnya menggunakan pipet

Hitung waktu yang diperlukan dari


tetesan pertama sampai tetesan terakhir

Catat hasil praktikum dan hitung


koefisien permeabilitas dengan rumus

V. HASIL PRAKTIKUM
1) Tabel Pengamatan
Sampel Volume Waktu Koefisien Keterangan Gambar
air Permeabilitas
keluar
Tanah 59 ml 50 3,3070 Kelas
perkebunan menit cm/jam sedang

Tanah 30 ml 50 1,6815 Kelas agak


Permukiman menit cm/jam lambat
2) Perhitungan Koefisien Permeabilitas
Menghitung permeabilitas tanah dapat dilakukan dengan menggunakan rumus :
𝑄×𝐿
K=
𝐴× ℎ× 𝑡

Keterangan :
K = Koefisien permeabilitas (cm/jam)
Q = Volume air keluar (ml)
L = Tinggi ring tanah (cm)
t = Waktu (jam)
h = tinggi air rendaman (cm)
A = Luas penampang ring (𝑐𝑚2 )

Luas penampang air = 𝜋 𝑟2


= 3,14 × 2,52
= 19,656 𝑐𝑚 2

Sampel ring tanah utuh perkebunan :

𝑄×𝐿
K =
𝐴× ℎ× 𝑡

Diketahui :
Q = 59 ml
L = 5,5 cm
t = 0,8 jam
h = 6 cm
A = 19,656 𝑐𝑚2

59 × 5,5
K =
19,656 × 6 × 0,8
325,5
=
9698,125
= 3,3070 cm/jam

Sampel ring tanah utuh permukiman :

𝑄×𝐿
K =
𝐴× ℎ× 𝑡

Diketahui :
Q = 30 ml
L = 5,5 cm
t = 0,8 jam
h = 6 cm
A = 19,656 𝑐𝑚2

30× 5,5
K =
19,656 × 6 × 0,8
165
=
9698,125
= 1,6815 cm/jam

VI. PEMBAHASAN
Permeabilitas tanah merupakan kualitas meloloskan air atau udara yang diukur dari
besarnya aliran yang dapat melalui tanah yang sudah dijenuhi sebelumnya dengan
menggunakan satuan waktu tertentu. Proses permeabilitas ini dilakukan dengan mencari
volume air yang keluar dari dalam ring tanah kedalam gelas beker yang memiliki takaran
50 ml dengan meneteskan air aquades yang diletakkan pada pipet kepermukaan atau
bagian atas pada ring tanah yang diletakkan pada corong dengan cara memutar perlahan-
lahan secara hati-hati supaya airnya tidak sampai meluap dari dalam ring. Kemudian dari
hasil yang didapatkan pada volume air yang keluar tersebut dikalikan dengan tinggi ring
tanah. Setelah itu dari hasil perkalian antara volume air yang keluar dengan tinggi ring
tanah kemudian dibagi dengan hasil dari luas penampang ring yang dapat diperoleh
dengan menggunakan rumus mengitung luas lingkaran yakni π r². Setelah itu, dikalikan
dengan mengetahui tinggi air rendaman pada baskom untuk sebelumnya ring tanah
direndam selama 24 jam kemudian dikalikan dengan lamanya waktu yang diperlukan
untuk setiap tetesannya dari tetesan awal sampai pada tetesan terakhir. Dengan
mengetahui hal tersebut bisa untuk mendapatkan hasil dari koefisien permebilitas tanah
pada sampel yang telah diambil.
Melihat dari faktor-faktor yang dapat menentukan nilai permeabilitas tanah
diantaranya meliputi porositas tanah, tekstur, struktur tanah, ruang pori, stabilitas agregrat
dan kadar bahan organik pada tanah. Porositas tanah merupakan suatu nilai ruang kosong
pada suatu volume tanah yang bisa menjadi tempat singgahan air atau udara. Porositas
tanah ini berkaitan dengan tingkat kepadatan tanah yang akan berpengaruh terhadap
kemampuan menyerap air. Tekstur tanah berkaitan dengan tingkatan keadaan tanah dari
kehalusan, kekasarannya yang pastinya terdapat perbedaan komposisi pada setiap
kandungan di dalam tanah dari fraksi pasir, liat, dan debu. Struktur tanah adalah sifat fisik
pada tanah yang berkaitan dengan susunan yang terdapat pada bentukan tanah yang ada
meliputi susunan partikel-partikel tanah yang membentuk agregat. Struktur tanah ini
terdiri atas suatu lapisan-lapisan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.
Ruang pori merupakan ruangan kosong yang menjadi singgahan air atau udara karena
tidak terisi oleh bahan padat. Pori-pori tanah meliputi pori-pori kasar (pori-pori makro)
dan pori-pori halus (pori-pori mikro). Stabilitas agregat merupakan kestabilan dari
agregrat pada tanah sehingga dapat menekan terjadinya erosi. Agregat tanah akan
memiliki kestabilan tinggi pada tanah yang memiliki kandungan liat dan bahan organik
yang tinggi karena memiliki ikatan koloidal yang kuat. Kadar bahan organik pada tanah
berkaitan dengan kandungan hara pada tanah juga kecepatan pelapukannya.
Sampel tanah utuh yang diambil pada area perkebunan memiliki nilai koefisien
permeabilitas tanah sebesar 3,3070 cm/jam. Dengan nilai koefisien permeabilitas
tersebut, tanah diklasifikasikan termasuk dalam kelas sedang, menurut dari klasifikasi
permeabilitas tanah Uhland dan O’Neil dalam LPT (1979). Sehingga, dengan nilai
koefisien yang didapatkan, air dapat melewati faktor-faktor dari permeabilitas tanah yang
meliputi porositas tanah, tekstur, struktur tanah, ruang pori, stabilitas agregrat dan kadar
bahan organik pada tanah dengan waktu yang tidak sedikit dan juga tidak banyak, rata-
rata sedang. Dengan demikian, jika menurut pada Hanafiah (2005), maka tanah yang
terdapat pada perkebunan ini memiliki struktur tanah yang memiliki kandungan lempung
sedang dan agak kasar. Sehingga air akan tertahan tidak terlalu lama di dalam tanah, juga
tidak terlalu cepat mengalir terus melewati. Dari hasil tersebut bisa diidentifikasi bahwa
tanah memiliki tingkatan erosi yang sedang.
Sampel tanah utuh yang diambil pada area permukiman memiliki nilai koefisien
permeabilitas tanah sebesar 1,6815 cm/jam. Tanah termasuk dalam kelas agak lambat jika
diklasifikasikan menurut klasifikasi permeabilitas tanah Uhland dan O’Neil dalam LPT
(1979). Dari nilai koefisien tersebut yang telah didapatkan, memiliki arti bahwa air yang
melewati faktor-faktor permeabilitas tanah cukup sedikit terhambat. Jika menurut
terhadap Hanafiah (2005), maka tanah memiliki karakteristik halus dengan kandungan
tanah liat minimal berkisar 37,5%. Sehingga air dapat tersimpan dalam tanah sedikit lebih
lama yang memberikan penekanan terhadap erosi pada tanah juga, sehingga pada area
permukiman memiliki tingkatan erosi yang rendah. Namun, dengan kecepatan yang agak
lambat juga akan dapat berpengaruh terhadap resapan air jika terjadi hujan secara terus-
menerus sehingga akan menyebabkan genangan air.

VII. KESIMPULAN
Nilai permeabilitas dari sampel tanah yang diambil pada area perkebunan memiliki
nilai 3,3070 cm/jam yang tergolong pada kelas sedang, sehingga air yang melewati
faktor-faktor permeabilitas tanah memiliki waktu tidak sedikit dan tidak banyak, rata-rata
sedang. Sampel tanah perkebunan memiliki karakteristik struktur tanah dengan
kandungan lempung yang sedang dan sedikit kasar. Dibandingkan dengan nilai
permeabilitas pada area perkebunan, nilai permeabilitas pada permukiman tergolong pada
kelas agak lambat karena memiliki nilai koefisien 1,6815 yang memiliki waktu laju air
pada dalam tanah sedikit lebih banyak, sehingga air akan sedikit lebih lama tertampung
pada dalam tanah. Karakteristik yang terdapat pada sampel tanah permukiman memiliki
tekstur yang halus dengan kandungan tanah liat yang berkisar 37,5%. Jadi, dari nilai yang
koefisien permeabilitas tanah yang didapatkan, sampel tanah utuh permukiman memiliki
kemampuan menahan air lebih baik daripada sampel tanah pada area perkebunan,
sehingga tingkatan erosi pada area permukiman dapat lebih ditekan daripada area
perkebunan.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Hanafiah, K. A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
Maro’ah, Siti. 2011. Kajian Laju Infiltrasi dan Permeabilitas Tanah Pada Beberapa
Model Tanaman (Studi Kasus Sub DAS Keduang, Wonogiri). Fakultas Pertanian.
Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Rohmat, D. dan Soekarno, I. 2006. Formulasi Efek Sifat Fisik Tanah Terhadap
Permeabilitas dan Suction Head Tanah (Kajian Empirik Untuk Meningkatkan
Laju Infiltrasi). Jurnal Bionatura. 8 (1): 1-9.
Seta, A. K. 1994. Konservasi Sumber Daya Tanah dan Air. Bandung : Kalam Mulia.
IX. CEK PLAGIASI
1. Dasar Teori

2. Pembahasan

3. Kesimpulan

X. LAMPIRAN
1. Pengamatan permeabilitas sampel tanah utuh area permukiman

2. Hasil air yang keluar dari sampel tanah utuh area permukiman dalam gelas ukur
3. Pengamatan permeabilitas sampel tanah utuh area perkebunan

4. Hasil air yang keluar dari sampel tanah utuh area perkebunan dalam gelas ukur

Anda mungkin juga menyukai