ACARA III
PERMEABILITAS TANAH
Dosen Pengampu :
Oleh :
Offering/Angkatan : G/2020
PRODI GEOGRAFI
2021
PERMEABILITAS TANAH
I. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengetahui cara pengukuran dan penentuan permeabilitas sampel
tanah utuh area permukiman dan perkebunan
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi dari hasil proses permeabilitas sampel tanah
3. Mahasiswa dapat melakukan praktikum untuk mengukur permeabilitas sampel tanah
utuh area permukiman dan perkebunan yang sudah diambil
V. HASIL PRAKTIKUM
1) Tabel Pengamatan
Sampel Volume Waktu Koefisien Keterangan Gambar
air Permeabilitas
keluar
Tanah 59 ml 50 3,3070 Kelas
perkebunan menit cm/jam sedang
Keterangan :
K = Koefisien permeabilitas (cm/jam)
Q = Volume air keluar (ml)
L = Tinggi ring tanah (cm)
t = Waktu (jam)
h = tinggi air rendaman (cm)
A = Luas penampang ring (𝑐𝑚2 )
𝑄×𝐿
K =
𝐴× ℎ× 𝑡
Diketahui :
Q = 59 ml
L = 5,5 cm
t = 0,8 jam
h = 6 cm
A = 19,656 𝑐𝑚2
59 × 5,5
K =
19,656 × 6 × 0,8
325,5
=
9698,125
= 3,3070 cm/jam
𝑄×𝐿
K =
𝐴× ℎ× 𝑡
Diketahui :
Q = 30 ml
L = 5,5 cm
t = 0,8 jam
h = 6 cm
A = 19,656 𝑐𝑚2
30× 5,5
K =
19,656 × 6 × 0,8
165
=
9698,125
= 1,6815 cm/jam
VI. PEMBAHASAN
Permeabilitas tanah merupakan kualitas meloloskan air atau udara yang diukur dari
besarnya aliran yang dapat melalui tanah yang sudah dijenuhi sebelumnya dengan
menggunakan satuan waktu tertentu. Proses permeabilitas ini dilakukan dengan mencari
volume air yang keluar dari dalam ring tanah kedalam gelas beker yang memiliki takaran
50 ml dengan meneteskan air aquades yang diletakkan pada pipet kepermukaan atau
bagian atas pada ring tanah yang diletakkan pada corong dengan cara memutar perlahan-
lahan secara hati-hati supaya airnya tidak sampai meluap dari dalam ring. Kemudian dari
hasil yang didapatkan pada volume air yang keluar tersebut dikalikan dengan tinggi ring
tanah. Setelah itu dari hasil perkalian antara volume air yang keluar dengan tinggi ring
tanah kemudian dibagi dengan hasil dari luas penampang ring yang dapat diperoleh
dengan menggunakan rumus mengitung luas lingkaran yakni π r². Setelah itu, dikalikan
dengan mengetahui tinggi air rendaman pada baskom untuk sebelumnya ring tanah
direndam selama 24 jam kemudian dikalikan dengan lamanya waktu yang diperlukan
untuk setiap tetesannya dari tetesan awal sampai pada tetesan terakhir. Dengan
mengetahui hal tersebut bisa untuk mendapatkan hasil dari koefisien permebilitas tanah
pada sampel yang telah diambil.
Melihat dari faktor-faktor yang dapat menentukan nilai permeabilitas tanah
diantaranya meliputi porositas tanah, tekstur, struktur tanah, ruang pori, stabilitas agregrat
dan kadar bahan organik pada tanah. Porositas tanah merupakan suatu nilai ruang kosong
pada suatu volume tanah yang bisa menjadi tempat singgahan air atau udara. Porositas
tanah ini berkaitan dengan tingkat kepadatan tanah yang akan berpengaruh terhadap
kemampuan menyerap air. Tekstur tanah berkaitan dengan tingkatan keadaan tanah dari
kehalusan, kekasarannya yang pastinya terdapat perbedaan komposisi pada setiap
kandungan di dalam tanah dari fraksi pasir, liat, dan debu. Struktur tanah adalah sifat fisik
pada tanah yang berkaitan dengan susunan yang terdapat pada bentukan tanah yang ada
meliputi susunan partikel-partikel tanah yang membentuk agregat. Struktur tanah ini
terdiri atas suatu lapisan-lapisan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.
Ruang pori merupakan ruangan kosong yang menjadi singgahan air atau udara karena
tidak terisi oleh bahan padat. Pori-pori tanah meliputi pori-pori kasar (pori-pori makro)
dan pori-pori halus (pori-pori mikro). Stabilitas agregat merupakan kestabilan dari
agregrat pada tanah sehingga dapat menekan terjadinya erosi. Agregat tanah akan
memiliki kestabilan tinggi pada tanah yang memiliki kandungan liat dan bahan organik
yang tinggi karena memiliki ikatan koloidal yang kuat. Kadar bahan organik pada tanah
berkaitan dengan kandungan hara pada tanah juga kecepatan pelapukannya.
Sampel tanah utuh yang diambil pada area perkebunan memiliki nilai koefisien
permeabilitas tanah sebesar 3,3070 cm/jam. Dengan nilai koefisien permeabilitas
tersebut, tanah diklasifikasikan termasuk dalam kelas sedang, menurut dari klasifikasi
permeabilitas tanah Uhland dan O’Neil dalam LPT (1979). Sehingga, dengan nilai
koefisien yang didapatkan, air dapat melewati faktor-faktor dari permeabilitas tanah yang
meliputi porositas tanah, tekstur, struktur tanah, ruang pori, stabilitas agregrat dan kadar
bahan organik pada tanah dengan waktu yang tidak sedikit dan juga tidak banyak, rata-
rata sedang. Dengan demikian, jika menurut pada Hanafiah (2005), maka tanah yang
terdapat pada perkebunan ini memiliki struktur tanah yang memiliki kandungan lempung
sedang dan agak kasar. Sehingga air akan tertahan tidak terlalu lama di dalam tanah, juga
tidak terlalu cepat mengalir terus melewati. Dari hasil tersebut bisa diidentifikasi bahwa
tanah memiliki tingkatan erosi yang sedang.
Sampel tanah utuh yang diambil pada area permukiman memiliki nilai koefisien
permeabilitas tanah sebesar 1,6815 cm/jam. Tanah termasuk dalam kelas agak lambat jika
diklasifikasikan menurut klasifikasi permeabilitas tanah Uhland dan O’Neil dalam LPT
(1979). Dari nilai koefisien tersebut yang telah didapatkan, memiliki arti bahwa air yang
melewati faktor-faktor permeabilitas tanah cukup sedikit terhambat. Jika menurut
terhadap Hanafiah (2005), maka tanah memiliki karakteristik halus dengan kandungan
tanah liat minimal berkisar 37,5%. Sehingga air dapat tersimpan dalam tanah sedikit lebih
lama yang memberikan penekanan terhadap erosi pada tanah juga, sehingga pada area
permukiman memiliki tingkatan erosi yang rendah. Namun, dengan kecepatan yang agak
lambat juga akan dapat berpengaruh terhadap resapan air jika terjadi hujan secara terus-
menerus sehingga akan menyebabkan genangan air.
VII. KESIMPULAN
Nilai permeabilitas dari sampel tanah yang diambil pada area perkebunan memiliki
nilai 3,3070 cm/jam yang tergolong pada kelas sedang, sehingga air yang melewati
faktor-faktor permeabilitas tanah memiliki waktu tidak sedikit dan tidak banyak, rata-rata
sedang. Sampel tanah perkebunan memiliki karakteristik struktur tanah dengan
kandungan lempung yang sedang dan sedikit kasar. Dibandingkan dengan nilai
permeabilitas pada area perkebunan, nilai permeabilitas pada permukiman tergolong pada
kelas agak lambat karena memiliki nilai koefisien 1,6815 yang memiliki waktu laju air
pada dalam tanah sedikit lebih banyak, sehingga air akan sedikit lebih lama tertampung
pada dalam tanah. Karakteristik yang terdapat pada sampel tanah permukiman memiliki
tekstur yang halus dengan kandungan tanah liat yang berkisar 37,5%. Jadi, dari nilai yang
koefisien permeabilitas tanah yang didapatkan, sampel tanah utuh permukiman memiliki
kemampuan menahan air lebih baik daripada sampel tanah pada area perkebunan,
sehingga tingkatan erosi pada area permukiman dapat lebih ditekan daripada area
perkebunan.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Hanafiah, K. A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
Maro’ah, Siti. 2011. Kajian Laju Infiltrasi dan Permeabilitas Tanah Pada Beberapa
Model Tanaman (Studi Kasus Sub DAS Keduang, Wonogiri). Fakultas Pertanian.
Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Rohmat, D. dan Soekarno, I. 2006. Formulasi Efek Sifat Fisik Tanah Terhadap
Permeabilitas dan Suction Head Tanah (Kajian Empirik Untuk Meningkatkan
Laju Infiltrasi). Jurnal Bionatura. 8 (1): 1-9.
Seta, A. K. 1994. Konservasi Sumber Daya Tanah dan Air. Bandung : Kalam Mulia.
IX. CEK PLAGIASI
1. Dasar Teori
2. Pembahasan
3. Kesimpulan
X. LAMPIRAN
1. Pengamatan permeabilitas sampel tanah utuh area permukiman
2. Hasil air yang keluar dari sampel tanah utuh area permukiman dalam gelas ukur
3. Pengamatan permeabilitas sampel tanah utuh area perkebunan
4. Hasil air yang keluar dari sampel tanah utuh area perkebunan dalam gelas ukur