Anda di halaman 1dari 7

Tugas 13

Mata Kuliah Pengantar Geografi

Dosen Pengampu : Drs. I Komang Astina, MS, Ph.d

Pendekatan Kewilayahan Pembukaan Lahan Permukiman

Nama : Alfrido Raka Muhammad

NIM : 200722638841

Offering : G

Program Studi Geografi

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang 2021


Pendekatan Kewilayahan Pembukaan Lahan Permukiman

Dalam geografi untuk mendekati suatu permasalahan, digunakan tiga macam


pendekatan, yaitu: pendekatan keruangan, pendekatan ekologi, dan pendekatan kompleks
wilayah (Bintarto dan Surastopo, 1991:12-30).

Pendekatan keruangan mengkaji mengenai perbedaan dan persamaan fenomena


geosfer dalam suatu ruang. Pendekatan keruangan digunakan untuk mengetahui persebaran
penggunaan ruang yang telah tersedia dan bagaimana penyediaan ruang yang akan digunakan
untuk berbagai kebutuhan. Analisa keruangan ini dapat diketahui melalui pengumpulan data
lokasi yang terdiri dari data ketinggian tempat, data sampel tanah, data sampel batuan, dan
data bidang areal.

Pendekatan keruangan menekankan pada variasi distribusi dan lokasi dari gejala-
gejala atau kelompok gejala-gejala di permukaan bumi (Gunardo. 2014:23). Pendekatan
keruangan menyangkut pola, proses dan struktur dikaitkan dengan dimensi waktu maka
analisisnya bersifat horizontal. Analisis keruangan merupakan pendekatan yang khas dalam
geografi, sebab merupakan studi tentang keanekaragaman ruang muka bumi dengan
membahas masing masing aspek-aspek keruangannya. Aspek-aspek ruang muka bumi
meliputi faktor lokasi, kondisi alam, dan kondisi sosial budaya masyarakatnya (Bintarto dan
Surastopo Hadisumarno. 1991: 12).

Pendekatan ekologi atau pendekatan kelingkungan di dalam ilmu geografi merupakan


suatu metodologi untuk melakukan pendekatan, menelaah, dan menganalisa suatu gejala
dengan menerapkan konsep dan prinsip ekologi geografi (Gunardo. 2014:25). Pendekatan
ekologi ini penekanannya bukan lagi pada eksistensi ruang, namun lebih pada keterkaitan
antara fenomena geosfer tertentu dengan variabel lingkungan yang ada. Analisis pendekatan
kelingkungan atau ekologi lebih ditekankan sebagai analisis vertikal untuk mengetahui
keterkaitan dan hubungan antara unsur-unsur yang berbeda pada lingkungan tertentu.

Kerangka analisis yang terdapat pada pendekatan ekologi tidak hanya mengaitkan
hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungan alam saja, tetapi juga harus dikaitkan
dengan fenomena yang didalamnya terliput fenomena alam beserta perilaku manusia,
perilaku manusia meliputi perkembangan ide-ide dan nilai-nilai geografis serta kesadaran
akan lingkungan. Pendekatan ini tidak hanya mendasarkan pada interaksi organisme dengan
lingkungan, tetapi juga dikaitkan dengan fenomena yang ada dan juga perilaku manusia.
Karena pada dasarnya lingkungan geografi memiliki dua sisi, yaitu perilaku dan fenomena
lingkungan. Sisi perilaku mencakup pada dua aspek, yaitu pengembangan gagasan dan
kesadaran lingkungan.

Secara garis besar terdapat 4 tema analisis yang dikembangkan dalam pendekatan
ekologi di bidang kajian geografi, yaitu:

a. Tema analisis manusia dengan lingkungan


b. Tema analisis kegiatan manusia dengan lingkungan
c. Tema analisis kenampakan fisikal alami dengan lingkungan
d. Tema analisis kenampakan fisikal budaya dengan lingkungan

Pedndekatan kompleks wilayah merupakan sebuah pendekatan dengan kombinasi


antara analisa keruangan dan analisa ekologi. Dalam pendekatan kompleks wilayah ini,
wilayah-wilayah tertentu didekati dengan pengertian areal differentiation, yaitu suatu
anggapan bahwa interaksi antara wilayah akan berkembang karena pada hakekatnya suatu
wilayah berbeda dengan wilayah yang lainnya. Pada pendekatan kompleks wilayah ini
diperhatikan pula mengenai penyebaran fenomena tertentu (analisa keruangan) dan interaksi
antara variabel manusia dan lingkungannya (analisa kelingkunan).

Pendekatan kompleks wilayah yang merupakan integrasi dari pendekatan keruangan


dan pendekatan ekologis mengkaji bahwa fenomena geografi yang terjadi di setiap wilayah
berbeda-beda, sehingga dari perbedaan ini membentuk sebuah karakteristik wilayah. Oleh
karena sorotan wilayahnya sebagai obyek yang bersifat multivariate, maka kajian yang
tedapat didalamnya bersifat horisontal, yaitu lebih menekankan analisis pada aspek
keruangan dan bersifat vertikal, yaitu menekankan analisis pada aspek kelingkungan.
Terdapatnya perbedaan diantara wilayah yang satau dengan wilayah yang lain menciptakan
sebuah hubungan fungsional diantara unit-unit wilayah yang terdapat sebuah sistem yang
kompleks sifatnya dan pengkajiannya membutuhkan pendekatan yang multivariate.
Pendekatan yang terpadu inilah yang disebut pendekatan geografi. Jadi, fenomena, gejala dan
masalah yang terdapat di sebuah wilayah ditinjau dari penyebaran keruangan dan keterkaitan
yang terdapat diantara unit ekosistem dalam ruang. Penerapan pendekatan geografi terhadap
gejala dan permasalahan dapat menghasilkan berbagai alternatif-alternatif pemecahan.

Dalam pembahasan kali ini melalui pendekatan kompleks wilayah menjadi sumber
analisi yang digunakan untuk pembukaan lahan permukiman pada Kecamatan Gedangan,
Kabupaten Malang. Melalui pendekatan keruangan, Kecamatan Gedangan merupakan
wilayah yang berada di selatan wilayah Kabupaten Malang. Pada sisi barat berbatasan dengan
Kecamatan Bantur, sisi timur berbatasan dengan Kecamatan Sumbermanjing Wetan, sebelah
utara berbatasan dengan Kecamatan Pagelaran, dan sebelah selatan berbatasan langsung
dengan Samudera Hindia. Ketiga wilayah Kecamatan yang berjajar lurus dari sisi timur ke
barat yaitu Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kecamatan Gedangan, dan Kecamatan Bantur
dengan tipe topografi wilayah yang sama yaitu pegunungan kapur. Namun, diantara
ketiganya yang memiliki akses jalan yang lebih baik yaitu Kecamatan Bantur dan Kecamatan
Sumbermanjing Wetan. Akses jalan yang sering dilewati untuk menuju wilayah pantai lebih
banyak dari arah Kecamatan Bantur, dan sebagian Kecamatan Sumbermanjing Wetan.
Karena wilayah Kecamatan Gedangan yang terbilang tidak berada di wilayah perniagaan,
sehingga tidak dibangun infrastruktur jalan yang memadai. Dengan akses jalan yang kurang
memadai, sehingga permukiman yang tersebar di wilayah Kecamatan Gedangan juga
terbilang sedikit, dengan kondisi wilayah yang berbatu juga. Melalui pendekatan
kelingkungan, Kecamatan Gedangan dengan kondisi alam dengan topografi pegunungan
kapur, dengan tanah berbatu sampai dengan wilayah pantai, menjadikan masyarakat yang
berada di wilayah tersebut memliki profesi yang menyesuaikan dengan kondisi alam yang
dihadapai. Kegiatan bercocok tanam dengan komoditas tertentu, seperti jagung, singkong,
pisang, kelapa, dan sebagian besar tebu untuk wilayah daratan. Sedangkan untuk wilayah
pesisir pantai, masyarakat sekitar berprofesi sebagian menjadi nelayan dan pengelola wisata.
Dari kedua analisa pendekatan keruangan dan kewilayahan menjadi sebuah analisa wilayah
yang menjadi karakteristik tersendiri bagi Kecamatan Gedangan.

Kecamatan Gedangan merupakan sebuah wilayah pada sebelah selatan Kabupaten


Malang yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Kecamatan Gedangan memiliki
luas wilayah 130,55 km2, yaitu 4,37% dari luas Kabupaten Malang dengan total populasi
penduduk sebanyak 50.363 jiwa, 23.302 laki-laki, 27.355 perempuan dengan kepadatan 431
jiwa/km2. Letak Kecamatan Gedangan secara astronomis adalah 112°35’21″ – 112°39’45″
BT dan 8°14’48″ – 8°22’31″ LS. Jumlah desa pada Kecamatan Gedangan memiliki 8 desa,
80 RW, dan 354 RT. Mata pencaharian untuk masyarakat kebanyakan sebagai petani dan
nelayan karena termasuk dalam tipologi desa agraris dan desa nelayan.

Kecamatan Gedangan merupakan wilayah dataran rendah dan perbukitan.


Karakteristik tanah pada wilayah ini merupakan pegunungan kapur yang menyebabkan pola
permukiman yang terdapat memiliki tipe menyebar. Karena permukaan tanah yang berbatu,
jarak antara satu rumah ke rumah yang lain agak berjauhan, juga akses menuju tempat-tempat
yang terpencil cukup sulit. Kondisi tanah di Kecamatan Gedangan memiliki jenis tanah
latosol yang mendukung terhadap pertanian dan perkebunan komoditas tertentu, seperti
kelapa, pisang, singkong, tebu, dan hutan jati. Pembagian dari penggunaan lahan pada
wilayah Kecamatan Gedangan untuk permukiman seluas 665 Ha, sawah 761 Ha, tegal/kebun
6.258 Ha, hutan 6.907 Ha, tambak 5 Ha, dan lainnya seluas 1.469 Ha.

Menurut kenampakan alam atau lingkungan yang terdapat pada Kecamatan


Gedangan, menjadikan manusia yang menempatinya beradaptasi, menyesuaikan dengan
kondisi alam dan kelingkungan yang tersedia. Dengan tipe tanah yang berbatu kapur yang
mengakibatkan permukaan tanah tidak merata menjadikan bangunan rumah antara satu
dengan yang lain memiliki jarak, karena mencari permukaan yang lebih lapang dan datar.
Profesi dari masyarakat sekitarpun juga menyesuaikan menjadi seorang petani dengan
kondisi alam yang ada, karena kondisi tanah yang berjenis latosol menjadikannya lahan
pertanian dan perkebunan komoditas tertentu seperti kelapa, pisang, singkong, tebu, hutan
jati, juga sebagian padi. Dengan tipe wilayah dengan pegunungan kapur, tidak sedikit juga
bermata pencaharian sebagai penambang batu kapur atau batu gamping.

Kemudian, untuk sebagian masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah Kecamatan


Gedangan bagian selatan yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia, memanfaatkan
kondisi tersebut guna sebagian menjadi nelayan untuk dibeberapa tempat, karena tidak semua
laut di selatan bisa untuk menangkap ikan, karena ombak yang besar. Kemudian di beberapa
tempat juga memanfaatkan laut untuk tambak ikan, di sekitar pesisir laut selatan. Dengan
kekayaan pantai dan laut yang begitu indah juga digunakan sebagai pariwisata yang dikelola
oleh masyarakat sekitar dengan bantuan dari pemerintah Kabupaten Malang.

Kondisi masyarakat yang berada di Kecamatan Gedangan tergolong masyarakat


pedesaan dengan kapasitas kepadatan penduduk yang tergolong sedikit diantara Kecamatan
lainnya yang berada di Kabupaten Malang. Kondisi alam dengan tipologi batuan kapur
menjadi salah satu faktor karena sulitnya membangun rumah di kondisi tanah berbatuan
padas yang tidak rata. Juga kondisi akses jalan yang sangat minim perbaikan dan perawatan
juga menjadikannya faktor belum berkembangnya permukiman yang terdapat di Kecamatan
Gedangan.

Kecamatan Gedangan dengan wilayah topografi pegunungan kapur dan jauh dari
pusat perniagaan menjadikan pengembangan pembangunan yang terdapat di wilayah ini lebih
dikesampingkan, seperti yang tercatat dalam data bahwa wilayah Kecamatan Gedangan
memiliki kepadatan penduduk yang paling rendah, juga dengan tingkat keluarga miskin yang
cukup banyak diantara Kecamatan yang terdapat di Kabupaten Malang.

Mengacu pada Permen PU No. 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum maka Direktorat Pengembangan Permukiman mempunyai
tugas di bidang perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pembinaan teknik dan pengawasan
teknik, serta standardisasi teknis dibidang pengembangan permukiman. perumahan di
Kabupaten Malang saat ini pada umumnya dilakukan oleh masyarakat secara individu dan
pengembang/developer. Pemerintah Kabupaten Malang dalam hal ini Dinas Cipta Karya Tata
Ruang dan Kebersihan bertugas melakukan pembinaan dan pengawasan, dengan
memperhatikan secara menyeluruh dan terpadu pada peningkatan jumlah penduduk dan
penyebarannya, perluasan kesempatan kerja dan usaha, program pembangunan sektoral dan
pembangunan daerah, pelestarian kemampuan lingkungan, kondisi geografis dan potensi
sumber daya alam, termasuk daerah rawan bencana, nilai sosial budaya dan daerah, serta
pengembangan kelembagaan. Selain hal tersebut Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan
Kebersihan juga melaksanakan perencanaan dan melaksanakan pembangunan, perbaikan dan
peremajaan perumahan.

Dengan pengembangan permukiman dan akses jalan yang terdapat di Kecamatan


Gedangan akan memberikan dampak positif baik pada sektor ekonomi dan sosial masyarakat
sekitar. Khususnya pada wilayah terpencil yang termasuk pada daerah pesisir pantai
memerlukan bantuan dari pemerintah untuk keterjangkauan dan kondisi permukiman pada
karakteristik daerah yang memiliki tipe perbukitan batuan. Melalui kemudahan akses jalan
akan menjadikan Kecamatan Gedangan menjadi wilayah yang lebih berkembang dengan
kelancaran distribusi atas hasil alam yang menjadi sektor unggulan di Kecamatan Gedangan,
juga untuk sektor pariwisata akan menjadi lebih mudah dijangkau, sehingga ekonomi
masyarakat pada Kecamatan Gedangan akan semakin meningkat.
Daftar Pustaka
Bintarto, R & Surastopo Hadisumarno. 1991. Metode Analisa Geografi.
Jakarta: LP3ES.
Gunardo. (2014). Geografi Transportasi. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah. Kabupaten Malang. 2011-2015
Kabupaten Malang Datu Data. 2020. Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Malang.

Anda mungkin juga menyukai