2. Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan wilayah yang memiliki varasi jenis tanah cukup
kompleks. Jenis tanah yang banyak terdapat di wilayah tersebut di antaranya tanah aluvial,
regosol, grumusol, laterit, dan kapur.
Tanah aluvial banyak terdapat di daerah dataran rendah Kabupaten Bantul serta di
sepanjang kanan dan kiri aliran sungai yang berasal dari Gunung Merapi. Sementara tanah
regosol tersebar di daerah dataran tinggi Merapi di Sleman dan di daerah pesisir Bantul.
Kemudian, tanah laterit banyak terkonsentrasi di Pegunungan Kulon Progo dan daerah Batur
Agung Range. Adapun tanah kapur banyak tersebar di daerah perbukitan Sentolo dan Batur
Agung.
Paragraf pertama pada teks merupakan penerapan dari salah satu prinsip geografi, yaitu ....
a. Korologi
b. Deskripsi
c. Interelasi
d. Distribusi.
e. Diferensiasi
3. Pernyataan yang tepat mengenai hubungan geografi dengan ilmu bantunya antara lain ....
a. meteorologi membantu analisis fenomena cuaca
b. kartografi membantu pemetaan benda-benda langit
c. seismologi membantu mempelajari proses vulkanisme
d. oseanografi membantu mempelajari dinamika aliran sungai
e. demografi membantu kajian tentang bentukan lahan di permukaan bumi
4. Penurunan intensitas bencana banjir di Kota Bandung merupakan dampak positif dari
reboisasi dan revitalisasi sungai di wilayah hulu Sungai Citarum. Fenomena tersebut dikaji
dengan menggunakan pendekatan ....
a. Ketergantungan,
b. Kelingkungan
c. Keterikatan
d. Keruangan
e. Kewilayahan
5. Wilayah Provinsi Jawa Barat memiliki topografi beragam mulai dari dataran rendah, dataran
tinggi, perbukitan, sampai pegunungan. Fenomena tersebut merupakan penerapan prinsip
geografi yaitu ....
A. Interelasi
B. Korologi
C. Ekologi
D. Deskripsi
E. Distribusi
1. morfologi wilayah,
2. kondisi prasarana transportasi,
3. jarak antar wilayah, dan
4. jumlah penduduk.
Tinggi rendahnya tingkat aksesibilitas suatu wilayah dipengaruhi oleh faktor yang ditunjukkan
oleh nomor ....
A. 1,2,3
B. 1 dan 3
C. 2 dan 4
D. 4 saja
E. Semua benar/Semua salah
Konsep geografi yang mengkaji perbedaan karakteristik antara zona utara, zona tengah, dan zona
selatan di Kabupaten Gunungkidul adalah ....
A. Interaksi dan interdependensi
B. Interelasi
C. Diferensiasi area
D. Kompleks wilayah
E. Morfologi
8. Upaya relokasi ibu kota negara menuju wilayah Kalimantan Timur dapat dikaji oleh geografi
melalui pendekatan ....
A. Kompleks wilayah
B. Kelingkungan
C. Keterkaitan
D. Persebaran
E. Keruangan
9. Wilayah selatan Pulau Jawa memiliki bentuk lahan yang bervariasi, mulai dari dataran rendah,
dataran tinggi, sampai pada pegunungan. Pernyataan tersebut merupakan bentuk penerapan dari
konsep ....
A. Aglomerasi
B. Morfologi
C. Nilai kegunaan
D. Keterjangkauan
E. Diferensiasi area
10. Objek formal merupakan ciri khas geografi dalam mengkaji fenomena di permukaan
bumi. Objek tersebut meliputi ....
A. Pendekatan keruangan, persebaran dan keterkaitan
B. Prinsip distribusi, deskripsi, dan interelasi
C. Konsep lokasi, interaksi dan difirensiasi
D. Pendekatan spasial, ekologi dan regional
E. Prinsip kewilayahan, kelingkungan dan persebaran
11. Fenomena harga tanah di perkotaan yang lebih mahal dibandingkan harga tanah di
pedesaan dapat dijelaskan melalui konsep ....
A. Lokasi
B. Morfologi
C. Aglomerasi
D. Keterjangkauan
E. Diferensiasi area
12. Pengelompokkan pabrik-pabrik ke dalam suatu kawasan industri dapat dikaji melalui
konsep ....
A. Lokasi
B. Morfologi
C. Aglomerasi
D. Diferensiasi
E. Keterjangkauan
13. Proses pembentukan awan merupakan fenomena geosfer yang merupakan kajian geografi
pada lapisan ....
A. Antroposfer
B. Hidrosfer
C. Biosfer
D. Litosfer
E. Atmosfer
14. Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu kabupaten yang ada di Daerah Istimewa
Yogyakarta. Secara geografis, kabupaten ini terletak di sebelah selatan Yogyakarta dan
berbatasan langsung dengan Samudera Hindia.
Berdasarkan kondisi topografinya, Kabupaten Gunungkidul dibagi menjadi 3 zona
pengembangan, yaitu: 1) Zona Utara, disebut wilayah Batur Agung dengan ketinggian 200 –
700 mdpl. Keadaannya berbukit-bukit dan jenis tanah didominasi latosol dengan batuan induk
vulkanik dan sedimen taufan. Wilayah ini meliputi Kecamatan Patuk, Gedangsari, Nglipar,
Ngawen, Semin, dan Kecamatan Ponjong bagian utara. 2) Zona Tengah, disebut wilayah
pengembangan Ledok Wonosari, dengan ketinggian 150 – 200 mdpl. Jenis tanah didominasi
oleh asosiasi mediteran merah dan grumosol hitam dengan bahan induk batu kapur. Wilayah
ini meliputi Kecamatan Playen, Wonosari, Karangmojo, Ponjong bagian tengah dan Kecamatan
Semanu bagian utara. 3) Zona Selatan, disebut wilayah pengembangan Gunung Seribu, dengan
ketinggian 0 – 300 mdpl. Batuan dasar pembentuknya adalah batu kapur dengan ciri khas bukit-
bukit kerucut (conical limestone) dan merupakan kawasan karst. Zona Selatan ini meliputi
Kecamatan Saptosari, Paliyan, Girisubo, Tanjungsari, Tepus, Rongkop, Purwosari, Panggang,
Ponjong bagian selatan, dan Kecamatan Semanu bagian selatan.
Fenomena geosfer yang menjadi aspek kajian geografi pada paragraf 2 (dua) adalah ....
15. Analisis tingkat pencemaran perairan laut akibat tumpahan minyak dapat dikaji dengan
menggunakan pendekatan ....
A. Keruangan
B. Kewilayahan
C. Kelingkungan
D. Ketergantungan
E. Keterkaitan
16. “Musim kemarau berkepanjangan yang terjadi di Indonesia pada saat ini menyebabkan
bencana kebakaran lahan gambut di beberapa wilayah, salah satunya melanda Provinsi Riau
dan sekitarnya. Selain karena musim kemarau bekepanjangan, tingginya tingkat kebakaran
lahan di Riau juga disebabkan oleh kegiatan pembukaan lahan yang dilakukan secara ilegal
oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Akibatnya, aktivitas penduduk sekitar
menjadi terganggu oleh tebalnya asap yang disebabkan oleh kebakaran lahan tersebut.”
Kebakaran lahan di Provinsi Riau menyebabkan terganggunya aktivitas penduduk sekitar.
Fenomena tersebut dikaji oleh geografi menggunakan prinsip ....
A. Distribusi
B. Deskripsi
C. Korologi
D. Interdependensi
E. Interelasi
1. litosfer,
2. biosfer,
3. atmosfer, dan
4. antroposfer.
Aspek kajian fisik geografi di permukaan bumi meliputi lapisan yang ditunjukkan oleh nomor ....
A. 1,2,3
B. 1 dan 3
C. 2 dan 4
D. 4 saja
E. Semua benar/Semua salah
Fenomena yang termasuk ke dalam kajian nonfisik geografi antara lain ....
A. 1,2,3
B. 1 dan 3
C. 2 dan 4
D. 4 saja
E. Semua benar/Semua salah
19. Konsep geografi yang menjelaskan posisi Indonesia berada di antara Asia dan Australia
adalah ....
A. Interaksi wilayah
B. Diferensiasi area
C. Lokasi absolut
D. Jarak
E. Lokasi relative
20. Konsep yang berkaitan dengan pemanfaatan lahan di dataran rendah dengan kondisi tanah
aluvial sebagai lahan pertanian adalah ....
A. Morfologi
B. Diferensiasi
C. Keterjangkauan
D. Nilai kegunaan
E. Aglomerasi
Kunci Jawaban
1. D. Aglomerasi
Penjelasan
Konsep dasar geografi menurut Ikatan Geografi Indonesia (IGI), 1988:
Lokasi
Jarak
Keterjangkauan (aksesibilitas) Tingkat kemudahan akses untuk mencapai suatu lokasi.
Pola Kecenderungan bentuk dari fenomena yang ada di permukaan bumi, baik fenomena
fisik maupun nonfisik.
Aglomerasi Bentuk pemusatan/pengelompokan fenomena non-fisik (aktivitas manusia) di
permukaan bumi.
Morfologi
Nilai kegunaan Menggambarkan manfaat dari suatu fenomena terhadap manusia.
Diferensiasi area
Interaksi dan interdependensi Hubungan timbal balik dan saling ketergantungan
antarfenomena, khususnya antarwilayah.
Keterkaitan ruang
2. B. Deskripsi
Prinsip geografi menurut Ikatan Geografi Indonesia (IGI), 1988:
- Distribusi > Menjelaskan persebaran fenomena di permukaan bumi.
- Interelasi > Menjelaskan keterkaitan antar fenomena yang terjadi di permukaan bumi.
- Deskripsi > Menjelaskan gambaran fenomena yang terjadi di permukaan bumi.
- Korologi > Menjelaskan fenomena di permukaan bumi dengan menggabungkan prinsip-prinsip
yang ada, yakni distribusi, interelasi, dan deskripsi.
Paragraf pertama pada teks menjelaskan gambaran kondisi tanah di Daerah Istimewa
Yogyakarta. Hal tersebut menunjukkan penerapan prinsip deskripsi dalam geografi.
Meteorologi Cabang ilmu atmosfer, dengan fokus utama pada ilmu prakiraan
cuaca sehingga dapat membantu analisis fenomena cuaca.
Kartografi Ilmu yang dapat membantu memetakan permukaan bumi. Adapun pemetaan
benda-benda langit dapat dilakukan dengan bantuan ilmu kosmografi.
Seismologi Ilmu tentang gempa bumi, dapat membantu mempelajari fenomena gempa bumi.
Adapun proses vulkanisme dapat dikaji dengan menggunakan ilmu vulkanologi.
Oseanografi Ilmu yang mempelajari fenomena air laut sehingga dapat membantu
mempelajari dinamika perairan laut. Adapun dinamika aliran sungai dan jenis perairan darat
lainnya dapat dipelajari melalui ilmu hidrologi.
Demografi Ilmu yang mencakup statistik kependudukan sehingga dapat membantu kajian
tentang dinamika kependudukan di suatu wilayah. Adapun analisis bentukan lahan di
permukaan bumi dapat dilakukan dengan menggunakan ilmu geomorfologi.
4. E. Kewilayahan
Penurunan intensitas bencana banjir di Kota Bandung merupakan dampak positif dari reboisasi
dan revitalisasi sungai di wilayah Hulu Sungai Citarum. Pada pernyataan tersebut, terdapat
keterkaitan antara fenomena di suatu wilayah (Kota Bandung) dengan fenomena di wilayah
lain (Hulu Sungai Citarum) sehingga dikaji melalui pendekatan kompleks wilayah.
5. D. Deskripsi
Pernyataan pada soal menggambarkan kondisi morfologi wilayah Jawa Barat yang terdiri dari
dataran rendah, dataran tinggi, perbukitan, sampai pegunungan. Oleh karena itu, prinsip yang
digunakan adalah prinsip deskripsi.
6. A. 1,2,3
Aksesibilitas (keterjangkauan) adalah tingkat kemudahan akses untuk mencapai suatu lokasi.
Tinggi rendahnya aksesibilitas suatu wilayah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
Adapun jumlah penduduk tidak berpengaruh pada tinggi rendahnya tingkat aksesibilitas.
7. C. Diferensiasi Area
Konsep esensial geografi menurut Ikatan Geografi Indonesia (IGI), 1988:
Lokasi
Jarak
Keterjangkauan
Pola
Aglomerasi
Morfologi, kajian terkait bentuk/relief muka bumi, seperti dataran rendah, perbukitan, dsb.
Nilai kegunaan
Diferensiasi area, kajian terhadap perbedaan/perbandingan antar wilayah di permukaan bumi.
Interaksi dan interdependensi, kajian terhadap hubungan timbal balik dan saling
ketergantungan antar fenomena di permukaan bumi, khususnya antar wilayah.
Keterkaitan ruang
8. A. Kompleks Wilayah
Pendekatan geografi menurut Ikatan Geografi Indonesia (IGI), 1988:
- Keruangan (spasial), mengkaji fenomena alam dalam ruang, mencakup satu wilayah kajian.
-Kelingkungan (ekologi), mengkaji fenomena interaksi manusia dengan lingkungannya, mencakup
satu wilayah kajian.
- Kompleks Wilayah (regional), mengkaji hubungan/interaksi antara fenomena di satu wilayah
dengan fenomena di wilayah lain (interaksi wilayah).
Upaya relokasi (pemindahan lokasi) ibu kota negara dari Jakarta menuju Kalimantan Timur, pada
prosesnya melibatkan dua wilayah yang saling dibandingkan karakteristiknya sehingga
pendekatan geografi yang sesuai dengan fenomena tersebut adalah kompleks wilayah.
Adapun keterkaitan dan persebaran tidak termasuk ke dalam pendekatan geografi, tetapi termasuk
ke dalam prinsip geografi.
9. B. Morfologi
Penerapan konsep yang tepat menggunakan konsep morfologi karena
konsep Morfologi menggambarkan kondisi bentukan lahan di permukaan bumi,
seperti dataran rendah, dataran tinggi, lembah, perbukitan, pegunungan, dsb.
Objek formal Cara pandang geografi terhadap fenomena yang terjadi di permukaan bumi
melalui pendekatan keruangan (spasial), kelingkungan (ekologi), dan kewilayahan (regional).
13. E. Atmosfer
Geografi mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer yang terbagi ke dalam 5
lapisan utama, yaitu:
Litosfer (lapisan batuan) Kajiannya meliputi dinamika kerak benua dan kerak samudera,
siklus dan jenis-jenis batuan, dinamika bentuk muka bumi akibat tenaga endogen dan eksogen,
serta kajian tentang lapisan tanah.
Atmosfer (lapisan udara) Kajiannya meliputi struktur lapisan atmosfer, fenomena cuaca
dan iklim, meliputi unsur suhu, tekanan, kelembapan, angin, pembentukan awan, dan hujan,
serta perubahan iklim global.
Hidrosfer (lapisan air) Kajiannya meliputi siklus hidrologi, dinamika perairan darat, dan
dinamika perairan laut.
Biosfer (lapisan makhluk hidup) Kajiannya meliputi bioma, persebaran flora dan fauna,
serta konservasi lingkungan hidup.
Antroposfer (lapisan aktivitas manusia) Kajiannya meliputi fenomena aktivitas manusia.
Fenomena geosfer adalah fenomena yang terjadi pada lapisan bumi berkaitan dengan dengan
lima lapisan utama, yaitu:
- Litosfer, berkaitan dengan fenomena lapisan batuan dan wujud struktur fisik permukaan bumi.
Beberapa fenomena yang termasuk ke dalam kajian litosfer antara lain: kondisi topografi, relief
bumi, struktur dan jenis batuan, jenis tanah, dsb.
- Atmosfer, berkaitan dengan fenomena lapisan udara bumi. Beberapa fenomena yang termasuk
ke dalam kajian atmosfer antara lain: cuaca dan iklim, hujan, angin, suhu udara, kelembapan
udara, keadaan awan, tekanan udara, dsb.
- Hidosfer, berkaitan dengan fenomena lapisan perairan di permukaan bumi. Beberapa fenomena
yang termasuk ke dalam kajian hidrosfer antara lain: siklus hidrologi, perairan darat, perairan
laut, dsb.
- Biosfer, berkaitan dengan fenomena lapisan makhluk hidup. Beberapa fenomena yang
termasuk ke dalam kajian biosfer antara lain: faktor persebaran makhluk hidup, persebaran flora,
fauna, dsb.
- Antroposfer, berkaitan dengan fenomena lapisan aktivitas manusia. Beberapa fenomena yang
termasuk ke dalam kajian litosfer antara lain: perwilayahan, pemetaan, kependudukan,
pengelolaan SDA, dsb.
Berdasarkan teks pada paragraf 2 (dua), kondisi topografi seperti ketinggian tempat, jenis tanah,
dan batuan termasuk ke dalam kajian litosfer. Sementara pembagian wilayah pengembangan
Kab. Gunungkidul menjadi 3 zona menunjukkan adanya aktivitas manusia, sehingga termasuk ke
dalam aspek kajian antroposfer.
15. C. Kelingkungan
Ungkapan “tumpahan minyak” pada soal menunjukkan adanya aktivitas manusia yang
selanjutnya berpengaruh pada kondisi lingkungannya, dalam hal ini menyebabkan pencemaran
perairan laut. Oleh karena itu, pendekatan yang sesuai adalah pendekatan ekologi/kelingkungan.
16. E. Interelasi
Kebakaran lahan di Provinsi Riau menyebabkan terganggunya aktivitas penduduk
sekitar. Fenomena tersebut dapat dikaji menggunakan prinsip interelasi karena fenomena
tersebut sudah menjadi fenomena kompleks yang banyak berkaitan dengan fenomena lain tidak
hanya satu fenomena (kebakaran lahan) saja.
17. A. 1,2,3
Aspek kajian geografi:
- Aspek fisik Berkaitan dengan fenomena alami, tanpa adanya campur tangan manusia.
Kajian fisik geografi meliputi 4 lapisan geosfer, yaitu litosfer, atmosfer, hidrosfer,
dan biosfer.
- Aspek nonfisik Berkaitan dengan fenomena kebudayaan ataupun aktivitas manusia.
Kajian nonfisik geografi meliputi 1 lapisan geosfer, yaitu antroposfer.
18. C. 2 dan 4
Analisis opsi jawaban:
Berdasarkan jawaban nomor 8 konsep dasar geografi dapat dibagi menjadi beberapa konsep.
Konsep yang bersesuaian dengan kasus tersebut adalah konsep lokasi karena konsep ini
menunjukkan tempat di permukaan bumi. Konsep lokasi dapat dibagi menjadi:
lokasi absolut/mutlak Tempat di permukaan bumi berdasarkan garis astronomis (garis lintang
dan bujur) dan lokasi relatif Tempat di permukaan bumi berdasarkan posisinya terhadap
wilayah sekitar. Contoh: Indonesia terletak di antara Benua Asia dan Australia.
1. Dalam proses pembentukannya, planet bumi mulai mendingin dan material-material sudah
terklasifikasi berdasarkan berat jenisnya terjadi pada fase ....
A. Akresi
B. Kompresi
C. Supernova
D. Pendinginan nebula
E. Pembentukan planet
2. Fenomena hasil gerakan subduksi lempeng Indo-Australia dengan lempeng Eurasia di wilayah
Pulau Jawa adalah ….
A. pembentukan Patahan Semangko
B. pembentukan laut jawa
C. rendahnya potensi bencana gempa bumi di selatan jawa
D. pembentukan pegunungan meratus
E. pembentukan pegunungan serayu selatan
Fenomena yang terjadi akibat bumi berputar pada porosnya bersesuaian dengan yang
ditunjukkan oleh nomor ....
A. 1,2,3
B. 1 dan 3
C. 2 dan 4
D. 4 saja
E. Semua benar/salah
7. Kemunculan homo sapiens pertama kali terjadi pada zaman kuarter, lebih tepatnya pada
kala ....
A. Oligosen
B. Miosen
C. Pliosen
D. Pleistosen
E. Holosen
8. Proses terbentuknya Kepulauan Hawaii berkaitan dengan fenomena ....
A. Transform
B. Divergent
C. Hotspot
D. Subduction
E. Convergent
9. Di bawah ini merupakan fenomena yang tidak terjadi pada zaman tersier adalah ....
A. muncul hewan pemakan rumput
B. punahnya mamalia purba
C. muncul manusia purba
D. terjadi penyempitan hutan
E. makin meluasnya padang rumput
10. Jika matahari sedang berada pada posisi tropic of capricorn maka kondisi iklim yang
terjadi Indonesia adalah ....
A berhembus angin muson barat yang menyebabkan musim kemarau
B terjadi musim kemarau karena pengaruh angin muson timur
C berlangsung fenomena el nino dan la nina
D terjadi musim hujan karena pengaruh angin muson barat
E berhembus angin muson timur yang menyebabkan musim hujan
11. Pergerakan lempeng tektonik seperti terlihat pada gambar menunjukkan proses ....,
membentuk fenomena berupa ....
12. Karakteristik lapisan fisik bumi secara berurutan dari yang paling dalam adalah ….
A. Inner core, outer core, mantle, crust
B. Outer core, inner core, crust, mantle
C. Crust, mantle, outer core, inner core
D. Mantle, crust, inner core, outer core
E. Inner core, mantle, outer core, crust
13. Secara geologis, letak Indonesia berada di antara lempeng tektonik besar dunia, di
antaranya ....
A. Eurasia, Pasifik, dan Indo-Australia
B. Pasifik, Indo-Australia, dan Antartika
C. Indo-Australia, Antartika, dan Nazca
D. Antartika, Nazca, dan Eurasia
E. Nazca, Eurasia, dan Pasifik
14. Gerak divergensi lempeng tektonik ditunjukkan oleh fenomena berikut, kecuali ....
A. Kesamaan konfigurasi antara pantai timur Amerika Selatan dan pantai barat Afrika
B. Pulau Madagaskar bergerak menjauhi Afrika dengan kecepatan 9 cm/tahun
C. Kesamaan struktur geologis antara dua benua yang saling berhadapan
D. Pembentukan mid oceanic ridge di samudera Atlantik
E. Pembentukan Bukit Barisan di Sumatera, Indonesia
15. Pengelompokkan planet-planet menjadi planet terestrial dan jovian didasarkan pada kriteria
....
A. Ukuran masing-masing planet
B. Sifat fisis masing-masing planet
C. Jumlah satelit alam dari masing-masing planet
D. Jarak masing-masing planet terhadap matahari
E. Letak planet berdasarkan posisinya terhadap bumi
Kunci Jawaban
1. B. Kompresi
Secara umum, proses pembentukan planet bumi diklasifikasikan ke dalam 7 fase pembentukan,
yaitu:
Subduksi lempeng tektonik adalah gerak penunjaman lempeng samudera terhadap lempeng
benua. Gerak subduksi ini akan menghasilkan beberapa fenomena seperti pembentukan barisan
pegunungan, palung laut, serta hiposentrum gempa di zona subduksi.
Indonesia, secara geologis terletak di antara lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan
Lempeng Pasifik yang saling bergerak secara konvergen. Lempeng Indo-Australia (lempeng
samudera) mengalami gerak subduksi terhadap Lempeng Eurasia (lempeng benua) sehingga
menimbulkan beberapa fenomena di wilayah sekitar subduksi seperti:
3. B. 1 dan 3
Gerakan Bumi:
Rotasi Gerakan bumi berputar pada porosnya. Rotasi bumi terjadi dalam waktu ±24 jam
dengan arah dari barat ke timur (berlawanan arah jarum jam). Dampak yang dirasakan dari
adanya rotasi bumi antara lain: pergantian siang dan malam, perbedaan waktu, pembelokan
arah angin, dan gerak semu harian matahari, yakni matahari seolah terbit dari timur dan
terbenam di barat.
Revolusi Gerakan perputaran bumi mengelilingi matahari dengan kemiringan 23,50 dari
sumbunya. Dampak yang dirasakan dari adanya revolusi bumi antara lain: gerak semu
tahunan matahari, perubahan musim di BBU (Belahan Bumi Utara) dan BBS (Belahan
Bumi Selatan), serta perbedaan lama waktu siang dan waktu malam.
4. C. 2 dan 4
Teori pembentukan tata surya:
Teori nebula (Kant dan Laplace)
Teori planetesimal (Moulton dan Chamberlain)
Teori pasang surut (Jeans dan Jeffreys)
Teori bintang kembar (Lyttleton)
Teori awan debu atau proto planet (Weizsaecker dan Kuiper)
Adapun continental drift theory dan teori kontraksi termasuk ke dalam teori pembentukan
permukaan bumi.
Zaman tersier (65 – 1,7 juta tahun yang lalu), secara berurutan terbagi lagi menjadi
beberapa kala, yaitu kala paleosen, eosen, oligosen, miosen, dan pliosen.
Zaman kuarter (1,7 juta tahun yang lalu – sekarang), secara berurutan terbagi lagi menjadi
2 kala, yaitu kala pleistosen dan kala holosen. Tepat pada kala holosen (10 ribu tahun yang
lalu) diidentifikasi sebagai waktu pertama kali kelahiran dari homo sapiens.
8. C. Hotspot
Berdasarkan pada gambar, Kepulauan Hawaii terletak di tengah samudera yang mana secara
geologis tidak terletak di zona pertemuan, pemisahan, ataupun transformasi antar lempeng
tektonik. Berdasarkan analisis sederhana tersebut, Hawaii tidak mungkin terbentuk dari proses
konvergen (subduksi dan kolisi), divergen, ataupun transformasi.
Proses pembentukan Hawaii berkaitan dengan sebuah fenomena yang disebut hotspot.
Hotspot merupakan proses vulkanisme anomali yang terjadi di permukaan bumi tanpa adanya
proses interaksi antar lempeng tektonik.
Hotspot adalah titik di permukaan bumi tempat keluarnya magma melalui cerobong (diaterma)
yang langsung terhubung ke mantel bumi. Selain Hawaii, hotspot lain yang terdapat di permukaan
bumi adalah Yellowstone di Amerika Serikat.
1. Zaman Tersier (65 sampai 1,5 juta tahun yang lalu ) terbagi menjadi lima kala, yakni:
Kala Palaeosen (munculnya hewan pemakan rumput)
Kala Eosen (punahnya mamalia purba).
Kala Oligosen (lautan menyempit).
Kala Meosen (padang rumput semakin meluas).
Kala Pliosen(suhu bumi semakin dingin).
2. Zaman Kwarter (1,5 juta tahun yang lalu sampai saat ini) terbagi menjadi dua kala, yakni:
Kala Pleistosen (Zaman Es), iklim di bumi menjadi hangat dan muncul manusia purba.
Kala Holosen (10.000 tahun yang lalu) manusia modern muncul sampai saat ini.
Adanya kesamaan struktur geologi dan konfigurasi pantai antara dua benua yang saling
berhadapan, seperti antara benua Amerika Selatan dan benua Afrika.
Adanya gerakan pulau yang menjauhi benua utama, seperti Madagaskar yang bergerak
menjauhi Afrika dan Greenland yang bergerak menjauhi Eropa.
Pembentukan tanggul dasar samudera (mid oceanic ridge) di samudera Atlantik
Planet terestrial (planet kebumian) Planet yang memiliki permukaan padat karena
tersusun atas unsur batuan, di antaranya adalah planet Merkurius, Venus, Bumi dan Mars.
Planet jovian (gas raksasa) Planet yang tersusun dari kumpulan gas raksasa, di
antaranya adalah planet Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus.