a. Pengertian Geografi
Istilah Geografi berasal dari bahasa Yunani yaitu Geo yang berarti
Bumi dan Graphien yang berarti tulisan. Secara harfiah, geografi berarti
keruangan.
b. Prinsip Geografi
c. Konsep geografi
1. Konsep lokasi
grid atau koordinat, yaitu dari garis bujur dan garis lintang.
1. Konsep Pola
2. Konsep Morfologi
c. Pendekatan Geografi
data lokasi yang terdiri dari data titik dan data bidang. Pendekatan
Pengertian lahan
Lahan adalah suatu lingkungan fisik terdiri atas tanah, iklim, relief,
makna yang lebih luas dari tanah atau topografi. Marbut (1968) dalam
atas lahan merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi
Penggunaan lahan
sebagainya.
kemampuan lahan.
Kemampuan lahan
Kemampuan lahan adalah sifat lahan yang menyatakan
erosi, tekstur tanah, permeabilitas, bahan kasar (stoniness and rock out
III, dan IV termasuk lahan yang dapat diolah atau digarap untuk
tanaman semusim (arable land), Kelas V, VI, VII, VIII termasuk lahan
yang tidak dapat digarap (unarable land). Pengertian lebih rinci dari
Kelas kemampuan I
Kelas kemampuan II
Kelas kemampuan IV
lahan kelas IV lebih besar dari pada tanah-tanah di dalam kelas III,
2010: 326-327).
Kelas kemampuan V
Kelas kemampuan VI
dalam lahan kelas VII yang dalam dan tidak peka erosi jika
Lahan kelas VIII tidak sesuai untuk budidaya pertanian, tetapi lebih
alam. Contoh lahan kelas VIII adalah puncak gunung, tanah mati,
berkelanjutan.
yang lengkap mengenai keadaan iklim, tanah dan sifat lingkungan fisik
Lahan adalah suatu lingkungan fisik terdiri atas tanah, iklim, relief,
makna yang lebih luas dari tanah atau topografi. Marbut (1968) dalam Su
permukaan bumi yang penting bagi manusia. Dari definisi di atas lahan
keluarganya.
BAB I
PENDAHULUA
N
A. Latar Belakang
yang lengkap mengenai keadaan iklim, tanah dan sifat lingkungan fisik
dilakukan pada bulan April Tahun 2012. Tujuan dari peneitian adalah
memiliki kelas kemampuan lahan aktual yang sama yaitu pada kelas
III(es) dimana kelas III merupakan lahan yang dapat dipergunakan untuk
lingkungan fisik yang meliputi iklim, relief, tanah, hidrologi, dan vegetasi.
(Arsyad, 1989).
Bonatua Lunasi pada tahun 2008 adalah 6,26 ton/Ha dengan luas panen
sebesar 1.955 Ha. Desa Sihiong, Sinar Sabungan dan Lumban Lobu
rata produksi padi sawah 6,39 ton/Ha (BPS Kabupaten TOBASA, 2010).
kelas I sampai IV adalah tanah atau lahan yang sesuai digunakan untuk
Tanah pada kelas V, VI dan VII tidak sesuai untuk pertanian, melainkan
Tanah dalam kelas VIII harus dibiarkan dalam keadaan alami. Dengan
lahan yang sesuai bagi kegiatan di bidang pertanian terbatas. Hal ini
erosi dan penggunaan tanah yang terus menerus. Salah satu cara untuk
baik akan mempercepat terjadi erosi. Apabila tanah sudah tererosi maka
tersebut.
B. Permasalahan
mongondow ?
C. Manfaat
penggunaan lahan.
hasil penelitian
D. Tujuan
1. Untuk mengetahui kelas kemampuan lahan di Desa Sihiong, Sinar
ditetapkan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Evaluasi Lahan
konservasi tanah.
sifatnya yang tediri dari iklim, bentuk lahan (termasuk litologi, topografi
atau relief), tanah dan atau hidrologi sehingga terbentuk satuan – satuan
kemampuan lahan.
interpretasi survei dan studi bentuk lahan, tanah, vegetasi, iklim dan
utama yaitu kelas, subkelas dan satuan kemampuan (Arsyad, 1989 : 212)
1. Kelas
rumput dan hutan. Tanah pada kelas V, VI dan VII sesuai untuk
tanah dan air yang baik. Tanah kelas VIII sebaiknya dibiarkan dalam
keadaan alami.
2. Kelas Kemampuan
Lahan
a. Kelas I
Lahan kelas I mempunyai sedikit hambatan yang
2) Ancaman erosi
kecil
5) Mudah di olah
kelas ini.
b. Kelas II
timbul kembali.
dipengaruhi oleh sifat – sifat tanah, iklim dan sistem usaha tani.
Didalam peta kemampuan lahan kelas II biasanya diberi warna
kuning.
c. Kelas III
tanah dalam Kelas III mempunyai pembatas yang lebih berat dari
Hambatan yang terdapat pada tanah dalam Kelas III membatasi lama
berikut :
lapisan padas rapuh (fragipan) atau lapisan liat padat (claypan) yang
umumnya, pada tanah yang basah, permeabilitas rendah tetapi hampir datar
dida;lam Kelas III memerlukan drainase dan pengelolaan tanah yang dapat
tanah sewaktu tanah masih basah. Pada tanah berlereng tindakan – tindakan
konservasi tanah untuk mencegah erosi diperlukan bagi tanah – tanah di
d. Kelas IV
lahan Kelas IV lebih besar dari pada tanah – tanah di dalam Kelas III, dan
4) Tanahnya dangkal
warna biru.
e. Kelas V
membatasi pilihan penggunaanya, oleh karena itu lahan ini sesuai untuk
terletak pada topografi datar atau hampir datar tetapi tergenang air, sering
terlanda banjir, atau berbatu – batu, atau iklim yang kurang sesuai, atau
sebagai berikut :
f. Kelas VI
dapat dihilangkan, berupa salah satu atau kombinasi faktor – faktor berikut
5) Berbatu – batu
Tanah – tanah kelas VI yang terletak pada lereng agak curam, jika
dengan baik untuk menghindari erosi. Beberapa tanah dalam kelas VI dan
daerah perakarannya dalam tetapi terletak pada lereng agak curam dapat
berat. Pada peta kelas kemampuan lahan, lahan kelas VI diberi warna
orange.
g. Kelas VII
dengan usaha pencegahan erosi yang berat.Tanah – tanah dalam lahan kelas
VII yang dalam dan tidak peka erosi jika digunakan untuk tanman pertanian
harus di buat terras bangku yang ditunjang dengan cara vegetatif untuk
Pada peta kelas kemampuan lahan, lahan kelas VII biasanya diberi
warna coklat.
h. Kelas VIII
Lahan kelas VIII tidak sesuai untuk budidaya pertanian, tetapi lebih
sesuai untuk dibiarkan dalam keadaan alami. Lahan kelas VIII bermanfaat
sebagai hutan lindung, tempat rekreasi atau cagar alam. Pembatas atau
2) Berbatu
Contoh lahan kelas VIII adalah tanah mati, batu terungkap, pantai pasir dan
puncak gunung.
3. Subkelas
dominan yang sama. Jika dipergunakan untuk pertanian sebagai akibat sifat –
Terdapat beberapa jenis hambatan atau ancaman yang pada sub kelas
yaitu : ancaman erosi tanah ditandai dengan huruf e; keadaan drainase atau
kelebihan air atau ancm,an banjir ditandai dengan huruf w; hambatan daerah
perakaran ditandai dengan huruf s; dan hambatan iklim ditandai dengan huruf
jenis hambatan dan kelas keterangan dari pada sub kelas. Satuan kemampuan
adalah pengelompokan lahan yang sama atau hampir sama kesesuaianya bagi
yang sama terhadap masukan pengelolaan yang diberikan (Arsyad, 1989 : 220).
Tanah dan komponen lahan lainnya seperti bentuk lahan, hidrologi dan
kemampuan didasarkan atas derajat atau intensitas dan jumlah faktor pembatas
lahan, resiko kerusakan jika salah kelola, keperluan pengelolaan tanah dan resiko
dan satuan kemampuan. Oleh karena pengaruh sifat – sifat dan kualitas lahan
berbeda dengan sangat luas menurut iklim, maka kriteria yang disusun dengan
1. Iklim
permukaan laut. Udara yang bebas bergerak akan turun temperatur pada
umumnya dengan 1 °C untuk setiap 100 meter naik diatas permukaan laut.
Penyediaan air secara alami berupa curah hujan yang terbatas atau
rendah di daerah agak basah (sub humid), agak kering (semi arid) dan kering
2. Lereng
Kemiringan lereng dinyatakan dal;am derajat atau persen. Dua titik yang
pada peta tanah. Panjang dan bentuk lereng tidak tercatat pada peta tanah tetapi
dapat menajdi peunjuk jenis tanah tertentu dan pengaruhnya pada penggunaan
3. Kedalaman tanah
pertumbuhan akar tanaman, yaitu sampai pada lapisan yang tidak dapat di
tembus oleh akar tanaman. Lapisan tersebut dapat berupa lapisan padas keras,
4. Tekstur tanah
tanah untuk menahan air dan permeabilitas tanah serta berbagai sifat dan kimia
tanah lainnya.
5. Permeabilitas
melalui pori – pori makro maupun pori – pori mikro baik kearah horisontal
maupun vertikal.
D. Penggunaan Lahan
menduga potensi sumber daya lahan untuk berbagi penggunaan lahan sangat
bervariasi dalam berbagai benruk faktor seperti keadaan topografi, iklim, geologi,
geomorfologi, tanah, air dan vegetasi atau penggunaan lahan. Lahan yang
unsur fisik atau sosial ekonomi yang berdiri sendiri. Tetapi merupakan hasil
1996 ; 1).
Biaw Tjwan,1955 Jamulyo dan Sunarto, 1996 ; 1). Menurut Jamulyo dan Sunarto,
1996 hal. 2 Penggunaan lahan (land use) diartikan sebagai setiap bentuk intervensi
1. Perladangan
BAB III
PEMBAHASAN
untuk dijadikan daerah wisata pesisir, daerah tersebut antara lain adalah
teleng ria dan tamperan dimana daerah tersebut mempunyai panorama yang
dimana aspek tersebut mengacu dari pendapat Haryono (1995) adalah antara
gasik, 2. Satuan bentuk lahan betting gisik. 3. Satuan bentuk lahan dataran
terdapat tiga klasifikasi yaitu kemampuan lahan sangat baik (kelas 1),
diketahui bahwa desa Sihiong, Sinar Sabungan dan Lumban Lobu memiliki kelas
kemiringan lereng yang tidak jauh berbeda dengan karakter lereng agak miring atau
potensial erosi yang terjadi pada unit lahan tersebut. Rata-rata kemiringan lahan
yang terdapat di desa Sihiong adalah 12,3%, pada desa Sinar Sabungan 10,5%, dan
desa Lumban Lobu 10,5%. Menurut Hendrawan (2004) lahan-lahan yang miring
Kemiringan lahan yang semakin besar akan memperbesar peluang terjadinya erosi.
Damayanti (2005) selanjutnya menyatakan bahwa jika derajat meningkat dua kali
konservasi dilapangan dan menurut penilaian Arsyad (1989) diketahui nilai faktor
menejemen tenaman relatif sama. Nilai faktor menejemen tanaman (C) dari ketiga
desa tersebut adalah Sihiong 0,7 (jagung), Sinar Sabungan 0,3 (kebun campuran
dengan kerapatan sedang) dan Lumban Lobu 0,4 (perladangan). Nilai faktor teknik
konservasi tanah (P) ketiga desa ialah sebagai berikut Sihiong 0,40 (teras
tradisional), Sinar Sabungan 0,75 (pengolahan menurut kontur pada lereng 9 – 20% )
dan Lumban Lobu 0,75 ( pengolahan menurut kontur pada lereng 9 – 20%).
Dari nilai dan data faktor erosivitas hujan, erodibilitas tanah, penggunaan
lahan, kelerengan dan faktor praktek konservasi yang telah diperoleh maka didapat
juga besarannya nilai erosi (A) yang terjadi. Dengan menggunakan rumus
perhitungan tingkat erosi (persamaan USLE) dan dari nilai serta data Data dari
faktor-faktor yang terkait nilai A tiap desa selengkapnya tertera pada Tabel
3. Kedalaman Tanah
tanaman kedalaman tanah pada ketiga desa tergolong cukup baik. Kedalaman
Tanah
Tekstur Tanah
tekstur tanah pada ketiga desa cenderung sama, dapat diamati pada Tabel 6.
Tekstur tanah yang paling peka terhadap erosi adalah debu dan pasir sangat halus.
Oleh karena itu, makin tinggi kandungan debu dalam tanah maka tanah makin peka
4. Permeabilitas Tanah
Dari hasil pengamatan profil dilapangan diketahui dari adanya karatan dan warna
Dari hasil pengamatan Profil dilapangan diketahui bahwa Sinar Sabungan dan
Sihiong memiliki kriteria drainase yang sama, yaitu tergolong dalam kelas lahan 1 (d1),
sedangkan drainase pada desa Lumban Lobu tergolong dalam kriteria kelas 2 (d2).
6. Krikil/Batuan
Diameter >2mm-7,5cm: <15% volume tanah Diameter >25cm: <0,01 permukaan tertutup Batuan Tersingkap:
Sinar Sabungan
Diameter >25cm: < 0,01 permukaan tertutup Batuan Tersingkap: <2% permukaan tertutup
Sihiong
7. Bahaya Banjir
Dari pengamatan dilapangan berupa kecuraman lereng, genangan dan survei
Lobu
Dari hasil analisis dan pengamatan didapat bahwa adalah Kelas III(e,s) dengan faktor
perbaikan maka faktor penghambat meningkatkan kelasnya karena tekstur pada kelas
dapat
lahanpotensial menjadi kelas III(s). Sama hal Sesuai dengan pernyataan Arsyad
dengan desa Sihiong, desa Sinar Sabungan juga (1989) bahwa tanah pada kelas I sampai IV
memiliki kelas kemampuan lahan aktual dan dengan pengelolaan yang baik mampu
faktor penghambat yang sama, yaitu III(e,s) menghasilkan dan sesuai untuk berbagai
dengan faktor penghambat kelerengan dan tekstur. penggunaan seperti untuk penanaman
Dan kelas kemampuan lahan potensialnya adalah tanaman pertanian umumnya (tanaman
III(s). Dari hasil analisis laboratorium dan semusim dan tahunan), rumput untuk
pengamatan dilapangan diketahui bahwa kelas makanan ternak, padang rumput, dan
hutan. Dan pada kelas III memiliki Satuan Leren
No. g Luas (Ha)
Lahan
memerlukan tindakan konservasi yang (%)
1. F ko Hp > 40 28531,23
khusus seperti menanam tanaman
2. C ko Kc 15- 40 15767,72
semusim, pembuatan teras. 3. A ko < 15 912,44
Hm
C. Klasifikasi kemampuan lahan dengan B ko
4. < 15 249,46
menggunakan sistem informasi Pmk
geografis di kecamatan lolak A ko
kabupaten bolaang mongondow 5. < 15 2481,20
Swh
Dalam menentukkan klasifikasi
C k2
kemampuan lahan harus memperhatikan 6. < 15 10,15
Smk
beberapa faktor penghambat yaitu lereng
Jumlah 47922,68
permukaan, tingkal erosi, kedalaman
Sumber : Bappeda Bolmong
tanah, tekstur, permeabilitas, drainase,
(2008); Hasil Survai ( 2012)
kerikil atau batuan dan bahaya banjir
Dari Tabel 6 di atas menunjukkan
(Arsyad 2010). Adapun faktor-faktor
18,46 % atau seluas 8844,46 hektar
pembatas kemampuan lahan sebagai
berada pada kemiringan lereng < 15
berikut :
%, 18,78 % atau seluas 8999,32 hektar
berada pada kemiringan 15-40 % dan
62,76 % atau seluas 30078,90 hektar
berada pada kemiringan > 40 %.
Kelas
Penggunaan
No Kemampu Luas (Ha)
Lahan
an Lahan
1. III 8347,72 Sawah,
Pemukiman
, Semak
1.) Kemiringan Lereng
belukar
Faktor yang paling mendasar Tabel 13. Kelas Kemampuan Lahan
2. IV 548,32 Kebun
dalam menentukkan kelas kemampuan dan Penggunaan Lahan
campuran
lahan adalah keadaan lereng, di daerah
3. VI 8987,45 Hutan
penelitian mempunyai tiga kemiringan
Mangrove
lereng seperti di tunjukkan pada
4. VII 30039,19 Hutan
Gambar 12 dan Tabel 6 di bawah ini. Primer
Tabel 6. Kemiringan
Jumlah Lereng
4 47922.68
Total
Kelas kemampuan lahan berdasarkan
faktor penghambat di daerah penelitian
diperoleh empat kelas kemampuan lahan,
yaitu kelas III, IV, VI dan VII yang
digambarkan dalam bentuk peta kelas
kemampuan lahan Skala 1 : 20.000 (Gambar
16).
85
4
Dari tabel di atas, luas kelas kemampuan lahan di daerah penelitian
secara keseluruhan adalah 47922,68 hektar. Kelas kemampuan terluas adalah
kelas VII, seluas 30039,19 hektar dan luas terkecil adalah kelas kemampuan IV,
seluas 548,32 hektar. Adapun penyebaran kelas kemampuan lahan seperti
pada Gambar 16 di bawah ini.
Faktor pembatas utama yang menyebabkan lokasi penelitian pada
lahan kelas III, IV dan VI adalah permeabiltas. Sedangkan pada kelas VII
faktor pembatasnya adalah lereng yang sangat curam sehingga pada lahan ini
penggunaan lahannya disarankan atau difungsikan untuk hutan primer atau
hutan konservasi. Penggunaan lahan intensif pada kelas VII, dapat
menyebabkan terjadi erosi.
Arsyad (2010) mengatakan pada umumnya penurunan kualitas tanah
cepat terjadi pada daerah yang kemiringan. Hal ini disebabkan karena
semakin kemiringan lereng, jumlah dan kecepatan permukaan semakin besar
sehingga percepatan erosi yang terjadi/ selanjutnya, bahwa erosi dapat
menghilangkan lapisan atas tanah yang subur dan baik untuk pertumbuhan
tanaman serta berkurangnya kemampuan tanah untuk menyerapkan dan
menahan air.
A. Kesimpulan
Kelas kemampuan lahan aktual pada desa Sihiong adalah kelas III(e,s) dan
lahan aktual pada desa Sinar Sabungan adalah kelas III(e,s) dan kelas
aktual pada desa Lumban Lobu adalah kelas III(e,s) dan kelas kemampuan
lahan potensial menjadi kelas III(s). Kemampuan Lahan pada ketiga desa
Bolaang Mongondow, yaitu : kelas III dengan luas 8347,72 hektar, kelas IV
dengan luas 548,32 hektar, kelas VI dengan luas 8987,45 hektar dan kelas
B. Saran
tindakan konservasi.
85
3. Lahan kelas III dengan ancaman erosi sedang diarahkan sebagai kelas
6
tindakan khusus.
IPB Press.
Kabupaten
Pekalongan Tahun 1998.Pekalongan :BAPPEDA dan BPN.
BAPPEDA. 2000. Rencanaa Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pekalongan.
Pekalongan : BAPPEDA.
Bintarto dan Surastopo. 1978. Metodologi Analisa Geografi.
Yogyakarta : Lembaga Penelitian Pendidikan dan
Penerangan Ekonomi dan Sosial.