Anda di halaman 1dari 11

Tugas Geografi

Di susun oleh:
AYU ANDINI PANGGABEAN
X-IPS 2
1.HAKIKAT GEOGRAFI
Geografi berasal dari bahasa Yunani, gêo("Bumi") dan graphein ("menulis", atau
"menjelaskan").
Menurut Prof. Bintarto geografi adalah ilmu yang menggambarkan, menerangkan sifat-
sifat bumi, menganalisis gejala-gejala alam dan penduduknya serta mempelajari corak
yang khas dari unsur-unsur bumi dalam ruang dan waktu. Sedangkan hasil Seminar
Lokakarya IKIP yang diadakan di Semarang tahun 1988 merumuskan geografi sebagai
ilmu yang mempelajari tentang persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan
sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan.
Reenow, Linda L (1995) Geography: ilmu yang berhubungan dengan lokasi makhluk
hidup dan tidak hidup di bumi dan cara saling mempengaruhi

Moore, W.G. (1981) Subjek dengan menggambarkan permukaan bumi, fitur fisiknya,
iklim, vegetasi, tanah, produk, orang, dll; dan distribusinya.
Heintzelman, Oliver H. (1967) Geografi adalah pemahaman penuh tentang sistem luas
di permukaan bumi yang terdiri dari manusia dan lingkungan alam dan bahwa konsep
pengorganisasian adalah "distribusi spasial dan hubungan spasial" dari sistem dan
subsistem manusia-bumi.
Michael, William (1976) Geografi adalah studi tentang manusia dan lingkungannya dari
sudut pandang yang dipilih. Namun ilmu alam, ekonomi, sejarah, studi tentang kondisi
lokal yang berkaitan dengan industri atau pertanian mungkin juga dikatakan peduli
dengan lingkungan.
Geography Board of Education (1976) Geografi adalah ilmu yang ada di permukaan
bumi. Ini mencari penyebab dan efek dari asosiasi fitur dan fenomena yang terkandung
dengan berbagai bagian permukaan bumi.
Van Ripen, Joseph E. (1962) Geografi adalah pemahaman penuh tentang sistem luas di
permukaan bumi yang terdiri dari manusia dan lingkungan alam dan konsep
pengorganisasian adalah "distribusi spasial dan hubungan spasial" dari sistem dan
subsistem manusia bumi.
Seminar dan Lokakarya Geografi (1988) Geografi adalah ilmu yang mempelajari
persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan,
kewilayahan dalam konteks keruangan.
Alexander Bain (dalam Bartllett, 1982) : Yayasan ikatan geografi dalam konsepsi ruang
yang ditempati
2.KONSEP GEOGRAFI

1. Lokasi
Lokasi atau letak adalah suatu tempat atau letak daerah dimana adanya keterkaitan
suatu objek di muka bumi. Secara umum konsep lokasi dibagi menjadi dua yakni lokasi
absolut dan lokasi relatif.

Lokasi Absolut
Lokasi absolut adalah letak suatu daerah dilihat dari garis lintang dan garis bujur.
Keadaan lokasi absolut bersifat statis dan tidak dapat berubah karena berpedoman pada
garis astronomi bumi. Perbedaan lokasi berdasarkan garis astronomis ini menyebabkan
perbedaan iklim (garis lintang) dan perbedaan waktu (garis bujur).

Contoh lokasi absolut misalnya adalah letak astronomis Indonesia yang terletak antara 6
derajat lintang utara sampai 11 derajat lintang selatan serta 95 derajat bujur timur
sampai 141 bujur timur (6°LU-11°LS, dan 95°BT-141°BT).

Lokasi Relatif
Lokasi relatif adalah letak atau tempat yang dilihat dari daerah lainnya yang berada di
sekitarnya. Lokasi ini pula dapat berganti-ganti sesuai dengan objek yang ada di
sekitarnya. Keberadaan lokasi relatif sangat penting karena lebih banyak kajiannya
dalam geografi yang biasa disebut dengan letak geografis.

Contoh lokasi relatif adalah letak geografis Indonesia yang terletak di antara dua benua
(Asia dan Australia) serta diapit oleh dua samudera (Hindia dan Pasifik).

2. Jarak
Jarak juga termasuk salah satu konsep dasar geografi. Dalam kehidupan sosial ekonomi,
jarak memiliki arti penting. Secara umum konsep jarak dapat dibagi mennadi dua yaitu
jarak absolut/mutlak dan jarak relatif.

Jarak Mutlak
Jarak mutlak atau absolut adalah jarak geometrik yang dinyatakan dalam satuan
panjang meter (m) atau kilometer (km). Konsep jarak mutlak bersifat tetap dan tidak
bisa diubah-ubah.
Contoh jarak mutlak adalah jarak Jakarta ke Surabaya adalah 790 kilometer.

Jarak Relatif
Jarak relatif adalah jarak waktu yang diukur dengan satuan waktu (hari, jam, menit,
detik, dl). Ruang atau sela antara dua titik diukur berdasarkan jarak tempuhnya dan bisa
berbeda-beda tergantung kondisi tertentu.

Contoh jarak relatif adalah perjalanan dari Jakarta ke Surabaya memakan waktu sekitar
10 jam sampai 15 jam dengan menggunakan kereta api. Namun jika menggunakan
pesawat terbang hanya memakan waktu sekitar 1 jam saja.

3. Keterjangkauan
Konsep keterjangkauan adalah kemudahan akses jarak tempuh menuju suatu titik.
Dalam kata lain keterjangkauan adalah jarak yang mampu dicapai dengan maksimum
dari satu wilayah ke wilayah lain. Hal yang harus diperhatikan dalam konsep
keterjangkauan adalah sarana dan prasarana penunjang yang ada.

Contoh keterjangkauan adalah dulu untuk menuju pulau Madura harus menggunakan
kapal. Namun setelah dibangun Jembatan Suramadu, kita bisa menuju ke Madura
dengan mobil dan angkutan darat lain via jembatan.

4. Pola
Konsep esensial geografi berikutnya adalah pola (pattern). Pola adalah bentuk, struktur,
dan persebaran fenomena atau kejadian di permukaan bumi baik gejala alam maupun
gejala sosial. Pola juga dapat diartikan sebagai tatanan geometris yang beraturan
sebagai bentuk interaksi manusia dengan lingkungannya.

Contoh pola dalam konsep geografi adalah pembangunan pemukiman penduduk


dibangun memanjang mengikuti jalan raya atau aliran sungai.

5. Geomorfologi
Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukaan bumi. Ilmu
geografi tidak terlepas dari bentuk-bentuk permukaan bumi, seperti pegunungan,
perbukitan, lembah, dan dataran. Hal inilah yang menyebabkan permukaan bumi
merupakan objek studi geografi.
Contoh konsep geomorfologi adalah kota Surabaya terletak di dataran rendah

6. Aglomerasi

Pengertian aglomerasi adalah kecenderungan pengelompokan suatu gejala yang terkait


dengan aktivitas manusia. Pengelompokkan ini dilakukan sebagai objek studi geografi.

Contoh aglomerasi adalah pengelompokan kawasan industri yang dipisahkan dari


daerah pemukiman

7. Nilai Kegunaan
Dalam kaitannya sebagai salah satu konsep dasar geografis, nilai kegunaan
adalah manfaat yang diberikan oleh suatu wilayah di muka bumi pada makhluk hidup,
tidak akan sama pada semua orang. Tentu manfaat yang dihasilkan bersifat relatif,
namun memiliki potensi untuk menunjang perkembangan suatu wilayah.

Contoh nilai kegunaan geografis adalah kawasan dataran tinggi bisa dimanfaatkan untuk
tanah perkebunan yang subur, sedangkan daerah pantai bisa dimanfaatkan sebagai
tempat rekreasi

8. Interaksi/Interpendensi
Interaksi atau interpendensi merupakan terjadinya hubungan yang saling
mempengaruhi antara suatu gejala dengan gejala lainnya. Definisi lain
mencakup keterkaitan dan ketergantungan satu daerah dengan daerah lain untuk saling
memenuhi kebutuhannya.

Contoh interaksi interpendensi adalah daerah pedesaan menghasilkan bahan-bahan


pangan yang akan didistribusikan ke daerah perkotaan

9. Diferensiasi Areal
Pengertian diferensiasi areal secara umum adalah fenomena yang berbeda antara
tempat yang satu dengan yang lain. Diferensiasi areal membandingkan antara dua
wilayah untuk menunjukkan adanya perbedaan antara satu wilayah dengan wilayah lain
karena tiap wilayah memiliki karakteristik yang unik.
Contoh diferensiasi areal adalah mata pencaharian penduduk daerah pantai kebanyakan
adalah nelayan, tapi di dataran tinggi kebanyakan warganya menjadi petani.

10. Keterkaitan Ruang

Konsep geografis terakhir adalah keterkaitan ruang. Definisinya adalah hubungan antara
suatu fenomena dengan fenomena lainnya yang merupakan suatu keterkaitan
keruangan. Hal ini mendorong terjadinya sebab-akibat antar wilayah.

Contoh keterkaitan ruang adalah polusi udara yang terjadi di Singapura yang diakibatkan
oleh kebakaran hutan di provinsi Riau yang letaknya berdekatan

3.PRINSIP GEOGRAFI

Secara umum ada 4 prinsip prinsip geografi yang ada, meliputi prinsip distribusi, prinsip
interelasi, prinsip deskripsi dan prinsip korologi. Berikut merupakan pembahasan dan
penjelasan prinsip geografi beserta contohnya, definisi, pengertian dan ruang lingkup
geografi lengkap.

1. Prinsip Distribusi (Penyebaran)


Prinsip Penyebaran Gejala dan fakta geografi, baik yang berkaitan dengan aspek fisik,
kemanusiaan, maupun gabungan dari keduanya, tersebar di permukaan bumi.
Persebaran gejala dan fakta di setiap lokasi atau tempat di permukaan bumi berbeda-
beda. Ada yang tersebar merata, tidak merata, atau menggerombol. Dengan
memperhatikan dan menggambarkan persebaran gejala tersebut dalam suatu ruang
atau tempat tertentu, kita mampu menyingkapkan persebaran tersebut, baik yang
terkait dengan gejala lain maupun kecenderungan yang dapat dipakai untuk prediksi di
masa mendatang.

Prinsip distribusi atau penyebaran merupakan salah satu dari 4 prinsip ilmu geografi
yang paling utama. Fungsi prinsip persebaran ini digunakan untuk menelaah gejala dan
fenomena geografi yang tersebar di permukaan bumi secara tidak sama dan tidak
merata. Fenomena geografi yang diteliti bisa berupa bentang alam, tumbuhan, hewan
dan manusia.

Tujuan lain penggunaan prinsip penyebaran ini juga dapat mengungkap hubungan
antara satu fenomena dengan fenomena yang lainnya secara menyeluruh. Selain itu
adanya prinsip distribusi dapat digunakan untuk meramalkan keadaan di masa yang
akan datang.

Contoh prinsip distribusi (penyebaran)


 Persebaran flora dan fauna di wilayah Indonesia
 Persebaran potensi air yang berbeda dari satu tempat dengan tempat lainnya
 Persebaran total penduduk transmigran di Indonesia yang tidak merata

2. Prinsip Interelasi (Keterkaitan)


Prinsip Interelasi Prinsip interelasi digunakan untuk menelaah dengan mengkaji gejala
dan fakta geografi. Prinsip interelasi adalah gejala atau fakta yang terjadi di suatu
tempat tertentu. Setelah mengetahui penyebaran gejala dan fakta geografi dalam lokasi
tersebut, langkah selanjutnya menyingkap hubungan antara gejala atau fakta yang ada
di tempat itu. Pengungkapan hubungan bisa berasal dari hubungan gejala fisik dengan
gejala fisik, manusia dengan manusia, atau fisik dengan manusia. Berdasarkan hubungan
gejala-gejala geografi tersebut, dapat ditetapkan karakteristik tempat tersebut. Dengan
menggunakan metode kuantitatif (statistik), interelasi gejala atau fakta itu dapat diukur
secara matematis.

Prinsip geografi berikutnya adalah prinsip interelasi atau keterkaitan. Fungsi prinsip
interelasi ini digunakan untuk menelaah hubungan yang saling terkait antara gejala yang
satu dengan gejala geografi yang lain dalam suatu ruang. Tujuan prinsip ini juga
berfungsi untuk menguraikan hubungan yang ada di dalam ruangan tersebut antara satu
gejala dengan gejala yang lainnya.

Adanya hubungan yang saling terkait antara alam dan manusia menyebabkan
dibutuhkannya prinsip keterkaitan atau sebab-akibat ini. Interelasi dapat terjadi antara
alam dengan alam, manusia dengan manusia, maupun alam dengan manusia.

Contoh prinsip interelasi (keterkaitan)


 Kekeringan yang terjadi sebagai dampak adanya fenomena La Nina
 Fenomena banjir akibat adanya penebangan hutan di wilayah hulu
 Kondisi iklim di Indonesia yang dipengaruhi oleh letak geografis Indonesia
 Penduduk pesisir pantai banyak yang menjadi nelayan karena dekat dengan
wilayah lautan
3. Prinsip Deskripsi (Penggambaran)
Prinsip Deskripsi Apabila interelasi antargejala, faktor, atau fakta dapat diketahui, tahap
selanjutnya adalah menjelaskan sebab akibat adanya interelasi antargejala geografi
tersebut. Penjelasan, deskripsi, dan pencitraan merupakan salah satu prinsip dasar studi
geografi. Prinsip deskripsi berfungsi memberikan gambaran yang lebih detail tentang
gejala, fakta, atau faktor serta masalah yang diteliti. Prinsip ini tidak hanya menjelaskan
peristiwa tersebut dengan kata-kata dan penggambarannya dengan peta, tetapi juga
didukung dengan diagram, grafik, tabel, dan hasil-hasil tumpang susun gejala-gejala
tersebut melalui analisis komputer dengan menggunakan sistem informasi geografi.
Bentuk-bentuk tulisan, peta, diagram, tabel, grafik, dan lainnya ini akan memberikan
penjelasan dan kejelasan tentang apa yang dipelajari dan sedang diteliti.

Prinsip deskripsi atau penggambaran menjadi salah satu prinsip geografi berikutnya.
Fungsi prinsip deskripsi digunakan untuk memberikan penjelasan lebih jauh tentang
gejala-gejala yang terjadi di muka bumi yang dapat diamati. Prinsip deskripsi ini pada
intinya memberikan penjelasan yang lebih mendalam mengenai karakteristik yang
spesifik pada gejala-gejala geografi.

Geografi menganut prinsip ini ditujukan untuk menggambarkan fenomena geosfer yang
memerlukan deskripsi baik melalui tulisan, tabel, gambar dan grafik yang disajikan
melalui fakta, gejala dan masalah sebab-akibat secara kualitatif atau pun kuantitatif.

Contoh prinsip deskripsi (penggambaran)


 Tabel angka pengangguran di provinsi Jawa Timur
 Grafik peta lempeng tektonik di dunia
 Peta wilayah lautan di kawasan Asia Tenggara
 Gambar persebaran curah hujan di Indonesia

4. Prinsip Korologi (Gabungan)

Prinsip Korologi ini merupakan salah satu prinsip geografi yang bersifat komprehensif
karena merupakan perpaduan dari beberapa prinsip geografi lainnya. Prinsip korologi
merupakan ciri dari studi geografi modern. Pada prinsip korologi ini, gejala, faktor, dan
masalah geografi dipandang dari segi penyebaran gejala, fakta, dan masalah geografi
dalam ruang. Baik penyebaran, interelasi, maupun interaksi antara gejala, fakta, dan
masalah sudah diketahui dalam suatu ruang. Faktor-faktor sebab dan akibat terjadinya
suatu gejala, fakta, dan masalah tidak dapat dilepaskan dengan ruang yang
bersangkutan. Ruang akan memberikan karakteristik kepada kesatuan gejala, kesatuan
fungsi, dan kesatuan bentuk. Ruang dimaksud di sini adalah permukaan bumi, baik
sebagian maupun secara keseluruhan. Pengertian bumi sebagai ruang tidak hanya
bagian bumi bersinggungan dengan udara dan bagian dari luar bumi, tetapi juga
termasuk lapisan atmosfer terbawah yang memengaruhi permukaan bumi dan lapisan
batuan sampai kedalaman tertentu, termasuk organisme yang ada di permukaan bumi.
Juga, meliputi perairan darat dan laut yang tersebar di bumi yang disebut sebagai
lapisan 1.10 Ilmu Geografi dan Pelestarian Lingkungan dalam PIPS hidup (life layer).
Dengan demikian, prinsip korologi ini memperhatikan penyebaran serta interaksi segala
unsur yang ada di permukaan bumi sebagai suatu ruang yang membentuk kesatuan
fungsi.
Contoh prinsip geografi yang terakhir adalah prinsip korologi atau gabungan yang
memadukan dari gabungan 3 prinsip geografi yang sudah dibahas sebelumnya. Fungsi
prinsip korologi ini bertujuan untuk menelaah gejala, fakta maupun permasalahan yang
ada di suatu tempat yang ditinjau dari persebarannya, interelasinya, interaksinya dan
integrasinya dalam ruang tertentu.

Prinsip korologi ini merupakan prinsip geografi yang komprehensif karena memadukan
prinsip-prinsip lainnya yaitu prinsip distribusi, prinsip interelasi serta prinsip deskripsi
dalam satu prinsip yaitu prinsip korologi. Prinsip ini juga termasuk sebagai ciri-ciri
geografi modern.

Contoh prinsip korologi (gabungan)


 Untuk meneliti masalah hujan harus diteliti mengenai persebaran curah hujan di
Indonesia, penyebab kenapa adanya perbedaan curah hujan di berbagai daerah
serta dampak yang ditimbulkan dari tingginya curah hujan di wilayah tertentu
 Untuk meneliti masalah suhu udara maka harus diteliti mengenai perbedaan
suhu udara di pedesaan dan perkotaan, penyebab timbulnya pedesaan serta
pengaruh banyaknya pepohonan di desa terhadap suhu udara di wilayah
pedesaan dibanding perkotaan
4.OBJEK GEOGRAFI

A. Objek Material

Meliputi letak dan gejala atau fenomena yang terdapat dan terjadi di geosfer. Letak
geografi dibedakan menjadi letak fisiografi dan letak sosiografi. Contoh letak fisiografi
adalah letak astronomis, maritim, klimatologi, dan letak geomorfologi. Contoh letak
sosiografi adalah letak sosial, ekonomi, politik, dan letak kultural.

Objek material yang umum dan luas adalah geosfer (lapisan bumi), yang meliputi:
1. Litosfer (lapisan keras), merupakan lapisan luar dari bumi kita. Lapisan ini disebut
kerak bumi dalam ilmu geologi.
2. Atmosfer (lapisan udara), terutama adalah lapisan atmosfer bawah yang dikenal
sebagai troposfer.
3. Hidrosfer (lapisan air), baik yang berupa lautan, danau, sungai dan air tanah.
4. Biosfer (lapisan tempat hidup), yang terdiri atas hewan, tumbuhan, dan manusia
sebagai suatu komunitas bukan sebagai individu.
5. Pedosfer (lapisan tanah), merupakan lapisan batuan yang telah mengalami
pelapukan, baik pelapukan fisik, organik, maupun kimia.

B. Objek Formal

Merupakan cara pandang dan cara pikir terhadap objek material dari sudut geografi.
Cara pandang dan cara pikir terhadap objek material dilihat dari segi keruangan,
kelingkungan, dan kompleks wilayah, serta waktu.

1. Sudut Pandang Keruangan


Melalui sudut pandang keruangan, objek formal ditinjau dari segi nilai suatu tempat
dari berbagai kepentingan. Dari hal ini kita bisa mempelajari tentang letak, jarak,
keterjangkauan (aksesibilitas), dan sebagainya.

2. Sudut Pandang Kelingkungan


Sudut pandang ini diterapkan dengan cara mempelajari suatu tempat dalam
kaitannya dengan keadaan suatu tempat beserta komponen-komponen di dalamnya
dalam satu kesatuan wilayah. Komponen-komponen tersebut terdiri atas komponen
abiotik dan biotik.

3. Sudut Pandang Kewilayahan


Pada sudut pandang ini, objek formal dipelajari kesamaan dan perbedaannya
antarwilayah serta wilayah dengan ciri-ciri khas. Dari sudut pandang ini kemudian
muncul pewilayahan seperti kawasan gurun, yaitu daerah-daerah yang mempunyai
ciri-ciri serupa dalam komponen atmosfer.

4. Sudut Pandang Waktu


Objek formal dipelajari dari segi perkembangan dari periode ke periode waktu atau
perkembangan dan perubahan dari waktu ke waktu. Contoh: perkembangan wilayah
dari tahun ke tahun dan kondisi garis pantai dari waktu ke waktu.

5.FUNGSI GEOGRAFI

Fungsi pelajaran geografi adalah:


1. Mengembangkan pengetahuan tentang pola-pola keruangan dan proses yang
berkaitan,
2. Mengembangkan ketrampilan dasar dalam memperoleh data dan informasi,
mengkomunikasikan, dan menerapkan pengetahuan geografi,
3. Menumbuhkan sikap, kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan hidup dan
sumber daya serta toleransi terhadap keberagaman social budaya masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai