Anda di halaman 1dari 6

MATERI : KONSEP GEOGRAFI

A. Pengertian Geografi
Geografi berasal dari bahasa Yunani, secara etimologi terdiri dari Geo = bumi (earth)
dan Graphien = mencitra (to describe). Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang
bumi dan penduduknya serta hubungan timbal-balik antara keduanya. Beberapa definisi
geografi menurut para ahli adalah sebagai berikut :
 Maurice Le Lannou (1959): Objek study geografi adalah kelompok manusia dan
organisasinya di muka bumi.
 James Fairgrive (1966): Geografi memiliki nilai edukatif yang dapat mendidik
manusia untuk berpikir kritis dan bertanggung jawab terhadap kemajuan-
kemajuan dunia. Ia juga berpendapat bahwa peta sangat penting untuk menjawab
pertanyaan “di mana” dari berbagai aspek dan gejala geografi.
 Bintarto (1981): Geografi mempelajari hubungan kausal gejalagejala di
permukaan bumi, baik yang bersifat fisik maupun yang menyangkut kehidupan
makhluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan,
kelingkungan, dan regional untuk kepentingan program, proses, dan keberhasilan
pembangunan.
 Depdikbud (1989): Geografi merupakan suatu ilmu tentang permukaan bumi,
iklim, penduduk, flora, fauna, serta hasil yang diperoleh dari bumi.

B. Pendekatan Geografi
Geografi sebagai salah satu ilmu (sains) dalam menghampiri, menganalisis gejala, dan
permasalahan geografi, baik menyangkut aspek fisik maupun aspek manusia,
menggunakan pendekatan: (1) keruangan; (2) ekologi; dan (3) pendekatan kewilayahan.
1) Pendekatan Spesial (Keruangan)
Analisis keruangan merupakan pendekatan yang khas dalam geografi karena
merupakan studi tentang keragaman ruang muka bumi dengan menelaah masing-
masing aspek-aspek keruangannya. Aspek-aspek ruang muka bumi meliputi:
faktor lokasi, kondisi alam, dan kondisi sosial budaya masyarakatnya. Dalam
mengkaji aspek-aspek tersebut, seorang ahli geografi sangat memperhatikan
faktor letak, distribusi (persebaran), interelasi serta interaksinya. Pendekatan
keruangan ini menitikberatkan pada kaitan gejala di suatu tempat dengan gejala
yang sama atau berbeda disuatu tempat atau tempat lain. Salah satu contoh
pendekatan keruangan tersebut adalah sebidang tanah yang harganya mahal
karena tanahnya subur dan terletak di pinggir jalan. Pada contoh tersebut, yang
pertama adalah menilai tanah berdasarkan produktivitas pertanian, sedangkan
yang kedua menilai tanah berdasarkan nilai ruangnya yaitu letak yang strategis.

2) Pendekatan Ekologi
Pendekatan lingkungan didasarkan pada salah satu prinsip dalam disiplin ilmu
biologi, yaitu interelasi yang menonjol antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Di dalam analisis lingkungan geografi menelaah gejala interaksi
dan interelasi antara komponen fisikal (alamiah) dengan nonfisik (sosial).
Pendekatan ekologi melakukan analisis dengan melihat perubahan komponen
biotik dan abiotik dalam keseimbangan ekosistem suatu wilayah. Pendekatan ini
juga mencoba melakukan pengamatan suatu gejala yang berada di suatu tempat,
dalam hal ini gejala sosial, dengan mencari hubungan atau kaitannya dengan
gejala alam di tempat yang sama. Misalnya: suatu padang rumput yang
ditinggalkan oleh kawanan hewan pemakan rumput akan menyebabkan terjadinya
perubahan lahan dan kompetisi penghuninya.

3) Pendekatan Regional (Kompleks Wilayah)


Analisis kompleks wilayah membandingkan berbagai kawasan di muka bumi
dengan memperhatikan aspek-aspek keruangan dan lingkungan dari masing-
masing wilayah secara komprehensif. Pendekatan kompleks wilayah ini berusaha
melakukan pengamatan dengan memusatkan perhatian pada suatu wilayah
tertentu. Contohnya: wilayah kutub tentu sangat berbeda karakteristik wilayahnya
dengan wilayah khatulistiwa.

C. Konsep-Konsep Geografi
Geografi sebagai suatu ilmu juga memilki apa yang disebut dengan konsep geografi.
Menurut Suharyono dan Moch. Amien (1994) terdapat 10 konsep geografi.
1) Lokasi
Lokasi atau letak merupakan konsep utama yang sejak awal pertumbuhan geografi
yang telah menjadi ciri khusus ilmu atau pengetahuan geografi. Secara pokok
lokasi dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu lokasi absolut dan relatif.
Lokasi Absolut
Lokasi absolut adalah letak suatu daerah dilihat dari lintang dan bujur lokasi
tersebut. Lokasi absolut bersifat statis dan tidak dapat diubah, karena obyek
referensinya, yaitu lintang dan bujur, juga tidak berubah. Perbedaan lokasi
berdasargan lintang dan bujur menciptakan perbedaan iklim (garis lintang) dan
perbedaan waktu (garis bujur).
Contoh lokasi absolut adalah letak astronomis Indonesia yang terletak antara 6
derajat lintang utara sampai 11 derajat lintang selatan serta 95 derajat bujur timur
sampai 141 bujur timur (6°LU-11°LS, dan 95°BT-141°BT).
Lokasi Relatif
Berbeda dengan lokasi absolut, lokasi relatif dapat berubah-ubah karena obyek
referensinya adalah obyek lain yang ada di dekat obyek yang akan diteliti. Konsep
lokasi relatif sangat penting karena dalam geografi, kita mengenal hukum Tobler
yang menyatakan bahwa suatu obyek pasti memiliki pengaruh pada obyek
disekitarnya.
Contoh lokasi relatif adalah ketika kita menjelaskan lokasi rumah teman kita. Kita
umumnya menggunakan istilah, lurus terus, lalu belok kanan di per-empatan,
nanti ada gapura masuk ke situ aja, rumahnya di sebelah masjid.
Semua arahan yang kita berikan sangat tergantung dengan obyek lain, per-
empatan, gapura, masjid. Ketika obyek-obyek tersebut sudah tidak ada, maka akan
sangat sulit untuk menemukan rumah teman kita tadi. Ini adalah salah satu
kelemahan lokasi relatif.
Contoh lainnya adalah lokasi geografis negara Indonesia yang terletak di antara
Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, serta Benua Asia dan Benua Australia.

2) Jarak
Jarak sangat erat kaitannya dengan lokasi, karena nilai suatu obyek dapat
ditentukan oleh jaraknya terhadap suatu obyek lain. Jarak merupakan suatu
pembatas yang bersifat alami. Seperti halnya lokasi, jarak juga dibagi menjadi
dua, yaitu jarak absolut dan jarak relatif. Jarak absolut adalah jarak dua tempat
yang diukur berdasarkan garis lurus diudara dengan memperhatikan skala peta.
Sedangkan jarak relatif disebut juga dengan jarak tempuh, baik yang berkaitan
dengan waktu perjalanan yang dibutuhkan maupun satuan biaya angkut yang
diperlukan. Disebut relatif karena tidak tetap. Kemajuan teknologi dapat
mempengaruhi jarak tempuh maupun biaya angkutan antara dua tempat.
3) Pola
Konsep pola mencoba mengartikan struktur, bentuk, serta persebaran aktivitas
baik alami maupun sosial yang terjadi di permukaan bumi. Pola juga dapat
diartikan sebagai tatanan geometris yang beraturan dari suatu obyek atau aktivitas
yang ada.
Dalam menganalisa pola, umumnya tiap obyek memiliki pola pembangunan yang
berbeda-beda. Kita dapat menganalisa pola pembangunan tersebut untuk
mendapatkan gambaran mengenai aktivitas yang terjadi dan kondisi geografis
sekitarnya.
Contoh penerapan konsep pola adalah pada pembangunan permukiman yang
mengikuti jalan, seperti pengembangan ribbon development. Contoh lainnya
adalah pola pembangunan garis pertahanan yang selalu mengikuti batas-batas
nasional ataupun batas geografis, seperti garis maginot di Prancis dan tembok
china di China.
4) Keterjangkauan
Konsep keterjangkauan selain dikaitkan dengan konsep jarak juga dikaitkan
dengan kondisi medan. Yakni ada tidaknya sarana angkutan dan akomodasi yang
dipakai. Keterjangkauan yang rendah akan berpengaruh terhadap sulitnya
pencapaian kemajuan dan mengembangkan pariwisata.
5) Morfologi
Morfologi menggambarkan perwujudan antara daratan muka bumi sebagai hasil
pengangkatan atau penurunan wilayah (secara geologis) yang lainnya disertai
erosi dan sedimentasi sehingga ada yang berbentuk pulau-pulau daratan luas yang
berpegunungan dengan lereng-lereng tererosi, lembah-lembah dan dataran
aluvialnya. Morfologi juga menyangkut bentuk lahan yang berkaitan dengan erosi
dan pengendapan, penggunaan lahan, tebal tanah, ketersediaan air serta jenis
vegetasi yang dominan.
6) Aglomerasi
Aglomerasi merupakan kecenderungan persebaran yang bersifat mengelompok
pada suatu wilayah yang relatif sempit dan menguntungkan baik mengingat
kesejenisan gejala maupun adanya faktor-faktor umum yang menguntungkan.
Pola aglomerasi penduduk dibedakan menjadi tiga yaitu pola mengelompok, pola
tersebar secara acak atau tidak teratur, dan pola tersebar teratur.
7) Konsep Nilai Kegunaan
Konsep nilai kegunaan atau fenomena-fenomena atau sumbersumber di muka
bumi bersifat relatif tidak sama bagi semua orang atau golongan penduduk
tertentu.
8) Interaksi
Interaksi atau interdependensi merupakan peristiwa saling mempengaruhi antara
tempat yang satu dengan tempat yang lain. Hal ini terjadi karena setiap tempat
mampu mengembangkan potensi sumbersumber serta kebutuhan yang tidak selalu
sama dengan apa yang ada di tempat lain. Oleh karena itu terjadi interkasi atau
interdependensi antara tempat satu dengan tempat yang lain.
9) Differensi Area
Differensi area merupakan perwujudan unsur-unsur atau fenomena lingkungan
baik yang bersifat alami atau kehidupan. Integrasi setiap fenomena menjadikan
satu tempat atau wilayah mempunyai corak tersendiri sebagai suatu region yang
berbeda dari tempat atau wilayah yang lain.
10) Keterkaitan keruangan
Konsep ini menunjukan derajat keterkaitan persebaran suatu fenomena dengan
fenomena yang lain di suatu tempat atau ruang, baik yang menyangkut fenomena
alam, tumbuhan, maupun kehidupan sosial.
DAFTAR PUSTAKA

Bintarto. (2000). Filsafat dan Perkembangan Paradigma Geografi memasuki Millenium ke


III, Pidato IlmiahSeminar, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Barr, R.D. et.al. (1978). The Nature Of the Social Studies. Palm Springs, CA. Bunnet, R, B.
(1988). General Geography. Longan, Singapore, Publisher Pte Ltd.

Bintarto dan Surastopo.( l987). Metode Analisa Geografi, LP3S, Jakarta.Novak, J.D. and
Gowin, D.B.

Daldjoeni.(1986), Pokok Pokok Geografi Manusia, Bandung: Alumni. Nugroho, Arif.( 2012),
Dasar-Dasar Geografi, Banjarmasin: Diktat. Dunfee, M. dan Sagl, H. (1966). Social
Studies Through Problem Solving. New York:Holt, Rinehart and Winston.

Anda mungkin juga menyukai