A. MATERI KELAS X
1. 10 KONSEP GEOGRAFI
1.) Lokasi, adalah konsep geografi yang utama yang akan digunakan untuk mengetahui di mana
tempat suatu fenomena geosfer terjadi. Konsep lokasi dibagi atas :
Lokasi Absolut, adalah lokasi yang bersifat mutlak menurut letak lintang dan bujur bersifat
tetap. Sifat mutlak dalam konsep ini berarti tidak bisa berubah karena menggunakan deteksi
lokasi yang disepakati secara Internasional yaitu sistem koordinat lintang dan bujur dalam
satuan derajar, menit, detik.
Lokasi Relatif, lokasi yang bersifat mudah berubah tergantung pengaruh daerah sekitarnya.
Contoh lokasi tenggelamnya kapal, alamat rumah, dll
2.) Jarak, konsep geografi yang berkaitan dengan panjang antara dua tempat. Terdiri antara atas :
Jarak Absolut, selisih mutlak panjang antara satu tempat dengan tempat lain yang diukur
dengan satuan panjang yaitu ukuran km, m, cm, yard dan mile.
Jarak Relatif, selisih panjang antara satu tempat ke tempat lain menggunakan satuan waktu
atau menggunakan satuan panjang yang lainnya misalnya ukuran jengkal tangan, jarak dan
lain-lain.
3.) Keterjangkauan, menyangkut tinggi rendahnya tingkat ketercapaian untuk menjangkau suatu
tempat, sarana apa yang digunakan, atau alat komunikasi apa yang digunakan dan sebagainya.
Semakin mudah suatu tempat dijangkau berarti keterjangkauannya tinggi, sebaliknya semakin sulit
suatu tempat dijangkau berarti tingkat keterjangkauannya rendah.
4.) Pola, yaitu susunan abstrak atau kecenderungan bentuk suatu obyek di permukaan bumi. Pola
dapat berupa gambar atau fenomena geosfer seperti pola aliran sungai, pola pemukiman, lipatan
patahan dan lain-lain.
5.) Morfologi, konsep geografi yang berkaitan dengan bentuk muka bumi sebagai hasil tenaga
endogen dan eksogen yang membentuk dataran rendah, dataran tinggi dan pegunungan.
6.) Aglomerasi, konsep geografi yang berkaitan dengan pengelompokan atau konsentrasi suatu
fenomena tertentu di suatu kawasan dengan latar belakang adanya unsur-unsur kesamaan yang
lebih memberi dampak positif.
7.) Nilai Kegunaan, konsep geografi yang berkaitan dengan manfaat yang diberikan oleh suatu
wilayah di muka bumi pada makhluk hidup, tidak akan sama pada semua orang.
8.) Interaksi Interdependensi, konsep yang berkaitan dengan keterkaitan ruang antara satu
fenomena geosfer dengan fenomena geosfer yang lain yang menimbulkan kondisi saling tergantung,
misalnya interaksi antara desa dengan kota.
9.) Diferensiasi Area, konsep yang berkaitan dengan perbedaan antara suatu daerah di permukaan
bumi dengan daerah yang lain. Dapat dicermati dari corak yang dimiliki oleh suatu wilayah dengan
wilayah yang lainnya.
10.) Keterkaitan keruangan, konsep yang berkaitan dengan adanya keterkaitan hubungan antara
unsur-unsur pembentuk suatu wilayah.
2. ASPEK GEOGRAFI
Aspek Geografi ada dua yaitu aspek fisik dan non fisik dalam kajian ilmu geografi antara lain :
1.) Aspek Fisik, meliputi :
Aspek Topologi
aspek topologi merupakan bidang kajian geografi yang berkaitan dengan letak atau lokasi
suatu wilayah yang meliputi bentuk muka buminya, luas area, dan batas-batas wilayahnya
yang memiliki ciri khas tertentu Sebagai contoh berdasarkan aspek topologi Indonesia
terletak di antara garis 6 derajat LU – 11 derajat LS dan 95 derajat BT sampai 141 derajat BT.
Aspek Biotik
aspek biotik merupakan bidang kajian geografi yang berkaitan dengan karakteristik
organisme (manusia, hewan dan tumbuhan) yang menempati permukaan bumi.
Sebagai contoh pada aspek biotik seperti gambar di atas adalah persebaran manusia
berdasarkan ras atau warna kulit.
Aspek Non Biotik
aspek non biotik merupakan bidang kajian geografi yang berkaitan dengan faktor-faktor
lingkungan yang berupa benda mati yang memiliki pengaruh terhadap kelangsungan hidup
organisme yang ada di permukaan bumi.
Sebagai contoh misalnya peristiwa alam El Nino yang menyebabkan kekeringan di Indonesia
dan banjir di daerah Peru Amerika Sealatan. Pada saat peristiwa La Nina dampak yang akan
terjadi di Indonesia dengan Peru adalah sebaliknya.
2.) Aspek NonFisik, meliputi
Aspek non fisik merupakan bidang kajian geografi yang menitik beratkan pada kajian manusia dari
segi karakteristik perilakunya. Pada aspek non fisik mnusia dipandang sebagai fokus utama dari
kajian geografi dengan memperhatikan pola penyebaran manusia dalam ruang dan kaitan perilaku
manusia dengan lingkungannya. Beberapa contoh kajian pada aspek non fisik antara lain :
Aspek Sosial
Aspek sosial yang menjadi kajian dalam geografi misalnya adalah tentang kehidupan dan
interaksi sosial seperti interaksi desa dan kota, sebaran adat dan tradisi, kelompok-kelompok
masyarakat dan lembaga sosial.
Pada contoh di atas adalah adat bakar perahu di Bagansiapi-api yang secara sosial
merekatkan hubungan antara penduduk pribumi dengan pendatang. Adat ini kemudian
menjadi ritual tahunan di daerah tersebut dan termasuk dalam kalender wisata yang menjadi
bagian dalam program Visit Indonesia.
Aspek Ekonomi
Aspek ekonomi yang menjadi kajian dalam geografi misalnya tentang persebaran dan jenis-
jenis industri, perdagangan, pertanian, perkebunan, pertambangan, transportasi, pasar dan
sebagainya
Transportasi menjadi salah satu faktor yang menggerakkan nadi kehidupan ekonomi di suatu
wilayah. Daerah yang memiliki jaringan transportasi lengkap dan lancar akan memiliki
kecenderungan untuk berkembang dengan pesat dari segi ekonomi.
Aspek Budaya
Aspek budaya yang menjadi kajian dalam geografi misalnya tentang unsur-unsur budaya dan
persebarannya, agama, bahasa, kesenian dan lain-lain.
Keragaman budaya di Indonesia tercermin dari banyaknya suku bangsa, bahasa yang
tersebar dari Sabang sampai Merauke. Unsur-unsur budaya yang ada dipengaruhi oleh
kepercayaan-kepercayaan sesuai sistem religi yang dianut.
Aspek Politik
Aspek politik yang menjadi kajian dalam geografi misalnya tentang kepemerintahan dan
kepartaian yang meliputi banyaknya partai, sebaran/basis pendukung.
3. PRINSIP GEOGRAFI
Prinsip-prinsip dalam ilmu Geografi antara lain :
1.) Prinsip Penyebaran
Merupakan prinsip dasar dalam mengkaji setiap gejala dan fakta geografi, baik gejala alam
maupun manusia. Prinsip ini memandang bahwa setiap gejala dan fakta di permukaan bumi
tersebar secara tidak merata antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Suatu gejala geografi
bisa terlhat terkumpul dalam jumlah yang padat dan banyak, tetapi di satu tempat lain terlihat
sangat jarang dan sedikit.
Misalnya : persebaran penduduk Indonesia tidak merata antara pulau satu dengan lainnya.
2.) Prinsip Interelasi
Digunakan untuk melihat pola hubungan antara satu gejala dengan gejala lainnya, meliputi
hubungan antara :
a. Faktor fisik dengan faktor fisik lainnya
Misal : hubungan antara mata air panas dengan energi panas bumi di sekitar gunung berapi
b. Faktor fisik dengan faktor manusia
Misal : hubungan antara manusia dengan cara bertani di lahan miring dengan membuat terasering
(sengkedan)
c. Faktor manusia dengan faktor manusia lainnya.
Misal : mengkaji tentang kehidupan di desa dengan jenis mata pencahari
3.) Prinsip Deskripsi
Merupakan prinsip yang menggambarkan lebih jauh terhadap persebaran dan hubungan interelasi
antara fakta dan gejala di permukaan bumi. Untuk menyajikan gejala secara komprehensif dapat
dimulai dengan mengajukan pertanyaan 5W1H, sedangkan bentuk penyajiannya dapat berupa
kata-kata, tulisan, tabel, grafik dan peta.
Penyampaian peristiwa/fenomena geografi menggunakan penjelas secara rinci baik secara lisan
dan tertulis yang disertai dengan tabel, grafik dan peta.
4.) Prinsip Keruangan (Korologi)
Merupakan prinsip yang meninjau gejala, fakta dan masalah geografi dari penyebaran, interelasi
dan interaksinya dalam ruang. Ruang dalam sudut pandang geografi adalah permukaan bumi
secara keseluruhan yang membentuk suatu fungsi.
Perencanaa tata ruang suatu kota dilakukan setelah mengkaji setiap detil wilayah-wilayah yang
memiliki ciri khas di kota itu sebagai satu-kesatuan yang saling berinteraksi dan memerlukan
panduan yang jelas dalam pelaksanaan pembangunannya.
4. PENDEKATAM GEOGRAFI
1.) Pendekatan Keruangan (Spatial Approach)
Pendekatan ini digunakan untuk mengetahui persebaran dalam penggunaan ruang yang telah ada
dan bagaimana penyediaan ruang akan dirancang. Dalam mengkaji fenomena geografi dapat
menggunakan subtopik dari pendekatan keruangan, yaitu :
Pendekatan ini digunakan untuk mengkaji masalah/fenomena geografi dari topik tertentu
yang menjadi pusat perhatian, misalnya tentang wabah penyakit di suatu wilayah dengan
cara mengkaji :
penyebab wabah penyakit (misal : virus atau bakteri)
media penyebarannya
proses penyebaran
intensitasnya
interelasinya dengan gejala-gejala lain di sekitarnya.
Dengan pendekatan tersebut akan dapat diperoleh gambaran awal dari wabah penyakit yang
terjadi.
2.) Pendekatan Kelingkungan/ Ekologis (Ecologycal Approach)
Digunakan untuk mengetahui keterkaitan dan hubungan antara unsur-unsur yang berada di
lingkungan tertentu, yaitu :
hubungan antar makhluk hidup
hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungan alamnya
Contoh dari keterkaitan antar unsur misalnya Banjir akibat membuang sampah sembarangan,
kebakaran hutan akibat petani membakar lahan, petani di daerah lahan miring pasti akan
melakukan kegiatan pertanian dengan sistem terrassering.
3.) Pendekatan Kewilayahan/Kompleks Wilayah (Regional Complex Approach)
Merupakan kombinasi antara pendekatan keruangan dan kelingkungan. Misalnya dalam
mengkaji wilayah yang memiliki karakaterisitik wilayah yang khas yang dapat dibedakan satu
sama lain (areal differentation), maka harus diperhatikan bagaimana persebarannya (analisis
keruangan) dan bagaimana interaksi antara manusia dengan lingkungan alamnya (analisis
ekologi). Pendekatan wilayah sangat penting untuk pendugaan wilayah (reginal forecasting) dan
perencanaan wilayah (regional planning).
7. LAPISAN ATMOSFER
8. DAMPAK EROSI
1.) Erosi Air Laut (Abrasi)
2.) Erosi Angin (Aeolis)
Lipatan adalah lapisan bumi bergerak ke sisi samping daripada vertikal sehingga menyebabkan
lapisan kulit bumi berkerut atau melipat
Berdasarkan gambar siklus batuan tersebut, huruf yang tertera menjelaskan proses….
a) Akibat pendinginan, makin lama magma memadat dan akhirnya menjadi batuan beku.
b) Batuan beku yang hancur karena tenaga eksogen (air hujan, suhu, es, dan angin), diangkut
serta diendapkan menjadi batuan sedimen klastis.
c) C1 : Larut di dalam air dan langsung diendapkan menjadi batuan sedimen kimia.
d) Karena adanya suhu dan tekanan tinggi dalam waktu yang lama, batuan beku serta batuan
sedimen berubahmenjadi batuan metamorf.
B. MATERI KELAS XI
14. POROS MARITIM
15. SEBARAN SUMBER DAYA ALAM
16. CONTOH FLORA FAUNA INDONESIA
17. SEBARAN FLORA DAN FAUNA DUNIA
18. PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
19. KEBUDAYAAN
20. MIGRASI
21. PIRAMIDA PENDUDUK