Pertemuan Pertama
1
a. Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan menggunakan alat indra tanpa
mengacu pada satuan pengukuran baku. Data yang didapat dari penelitian kualitatif
berupa deskripsi atau penjelasan mengenal suatu keadaan atau kejadian.
b. Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan menggunakan alat ukur dan
mengacu pada satuan pengukuran baku. Data yang didapat dari penelitian kuantitatif
berupa angka atau jumlah.
Melalui disiplin ilmu geografi, kita dapat melakukan penelitian geografi terhadap
fenomena geosfer. Fenomena geosfer yang dimaksud adalah gejala-gejala yang berhubungan
dengan litosfer, atmosfer, hidrosfer, biosfer, dan antroposfer. Dalam menjelaskan hubungan
timbal balik antarmanusia dengan alam, geografi menggunakan sudut pandang kewilayahan.
Maksudnya geografi membahas suatu wilayah menurut kenyataan wilayah tersebut. Dalam
geografi, wilayah dapat diartikan sebagai luas atau sempitnya suatu bagian. Telaah geografi
dengan sudut pandang kewilayahan akan memberikan kejelasan tentang interaksi dan
interdependensi (ketergantungan) antara manusia dengan alam dilingkungan hidupnya.
Persamaan dan perbedaan antara gejala geosfer dipelajari dengan sudut pandang kewilayahan
dan konteks keruangan, yaitu ruang tempat hidup manusia. Di dalam ruang tersebut terdapat
hubungan saling ketergantungan antara manusia dengan lingkungan alam.
2
Gambar 2. Longsor di Banjarnegara tahun 2014
Contoh fenomena atmosfer yang dapat dikaji dalam penelitian yaitu awan, udara, dan
perubahan unsur-unsur cuaca.
Contoh fenomena hidrosfer dalam bentuk fenomena dan gejala geografi, yaitu pasang
surut, arus laut, pergerakan air tanah, aliran air permukaan, arus sungai, banjir, dan lain-lain.
3
Contoh antroposfer dalam bentuk fenomena dan gejala geografi yaitu kehidupan sosial
manusia, aktivitas ekonomi, budaya, dan lain sebagainya.
Bumi yang kita tempati ini memiliki suatu sistem yang kompleks, sehingga cara
terbaik untuk mempelajarinya adalah dengan memahami setiap komponen-komponennya
dengan berbagai pendekatan dalam geografi. Dalam geografi terpadu (integrated geography)
untuk mendekati suatu masalah dalam geografi digunakan berbagai macam pendekatan
(approach), yaitu pendekatan analisis keruangan (spatial analysis), analisis kelingkungan
(ecological analysis), dan analisis kompleks wilayah (regional complex analysis). Pendekatan
tersebut merupakan cirri khas dari ilmu geografi untuk menjelaskan berbagai fenomena
geosfer yang ada di muka bumi ini.
1. Pendekatan Keruangan (Spatial Analysis)
Pendekatan keruangan menekankan analisisnya pada variasi distribusi dan lokasi
dari pada gejala-gejala atau kelompok gejala-gejala di permukaan bumi. Contohnya yaitu
studi variasi kepadatan penduduk, studi variasi penggunaan lahan, dan studi variasi
tentang kemiskinan di perdesaan (Suparmini, dkk). Dalam pendekatan keruangan yang
harus diperhatikan adalah penyebaran penggunaan ruang dan penyediaan ruang yang akan
digunakan untuk berbagai keperluan yang telah direncanakan.
Contoh:
a. Wilayah Indonesia merupakan kawasan yang rawan bencana alam seperti gempa bumi
dan gunung meletus, hal ini dikarenakan wilayah Indonesia merupakan pertemuan tiga
lempeng benua dan dua jalur pegunungan api dunia.
b. Di Indonesia terdapat tiga zona wilayah persebaran fauna yang dipisahkan oleh garis
Wallace dan garis Weber.
2. Pendekatan Ekologi (Ecological Analysis)
Pendekatan ekologi adalah upaya dalam mengkaji fenomena geosfer khususnya
terhadap interaksi antara organisme hidup dan lingkungannya. Pendekatan kelingkungan
merupakan analisis berdasarkan interaksi manusia dengan lingkungannya yang
menciptakan ekosistem. Pendekatan ini menekankan pada keterkaitan antara suatu
4
fenomena geosfer dengan variabel lingkungan yang ada dan mengaitkan hubungan
makhluk hidup dengan fenomena alam dan perilaku manusia.
Contoh:
a. Penebangan hutan di wilayah puncak Cisarua, Bogor telah mengakibatkan bencana
tanah longsor dan banjir yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa serta harta benda.
b. Kebiasaan warga Jakarta membuang sampah di sungai, semakin membuat banjir di
Jakarta semakin parah saat musim penghujan.
3. Pendekatan Kompleks Wilayah (Regional Complex Analysis)
Pendekatan kompleks wilayah mendasarkan pada kombinasi antara analisis
keruangan dan analisis ekologi. Analisis ini menekankan pengertian ”areal
differentiation” yaitu adanya perbedaan karakteristik tiap-tiap wilayah. Perbedaan ini
mendorong suatu wilayah dapat berinteraksi dengan wilayah lain. Perkembangan wilayah
yang saling berinteraksi terjadi karena terdapat permintaan dan penawaran.
Contoh analisis kompleks wilayah diterapkan dalam perancangan kawasan
pemukiman. Langkah awal, dilakukan identifikasi wilayah potensial di luar Jawa yang
memenuhi persyaratan minimum, seperti kesuburan tanah dan tingkat kemiringan lereng.
Langkah kedua, identifikasi aksesibilitas wilayah. Dari hasil identifikasi ini dirumuskan
rancangan untuk jangka panjang dan jangka pendek untuk pengembangan kawasan
tersebut.
5
Setelah menemukan masalah langkah selanjutnya adalah menentukan jawaban
sementara atau dugaan terhadap pertanyaan disebut hipotesis. Hipotesis adalah
jawaban yang masih dangkal dan perlu diuji kebenarannya.
Untuk membuat hipotesis, kita harus bertolak dari geografi yang sudah ada.
Ada beberapa syarat yang harus dimiliki oleh suatu hipotesis yang baik, yaitu :
1) Dapat dipercaya dan masuk akal
2) Merupakan ungkapan keteraturan pikiran
3) Memberikan peluang untuk pengujian empiris
6
4) Sampel cluster atau gugus sederhana
5) Sampel kuota
6) Sampel sebanding (proportional sample)
7) Sampel bertujuan (purposive sample)
8) Sampel jenuh
7
Tampilan dalam bentuk peta aliran (flow chart) kerangka penelitian yaitu:
Mulai
Pengamatan Fenomena
Perumusan Masalah
Pengumpulan Infomasi
(data-data pendukung) tidak
cocok
Pengajuan Hipotesis
Pengujian Hipotesis
tidak
cocok
Pengolahan dan
Analisis Data
Perumusan
Kesimpulan
Berhenti
Pertemuan Kedua
Data dapat digolongkan berdasarkan sifat dan sumbernya. Berikut ini merupakan
penggolongan data.
1. Berdasarkan sifatnya
Berdasarkan sifatnya, data dibedakan menjadi dua macam sebagai berikut.
8
a. Data kuantitatif, yaitu data yang bersifat angka. Data ini biasa berupa angka-angka
seperti 1, 2, 3, dan seterusnya.
b. Data kualitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kalimat maupun uraian.
Misalnya peneliti ingin mengetahui asal-usul tenaga kerja industri di Medan dengan
memberikan pilihan jawaban.
1) Berasal dari Kota Medan
2) Berasal dari desa sekitar Kota Medan
3) Berasal dari luar Kota Medan
4) Berasal dari luar Sumatera
2. Berdasarkan sumbernya
Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua sebagai berikut.
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden atau objek yang
diteliti, atau ada hubungannya dengan yang diteliti.
b. Data sekunder, yaitu data yang telah lebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh
orang atau instansi di luar diri peneliti sendiri walaupun yang dikumpulkan itu
sesungguhnya adalah data asli. Data sekunder dapat diperoleh dari instansi-instansi
maupun perpustakaan.
Cara dan teknik pengumpulan data dalam penelitian dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Berikut ini merupakan cara dan teknik pengumpulan data.
1. Data primer
a. Observasi
Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan
dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek
penelitian. Observasi terbagi menjadi dua sebagai berikut.
1) Observasi langsung, yaitu observasi yang dilakukan terhadap objek di tempat
terjadi atau berlangsungnya peristiwa sehingga observer berada bersama objek
yang diteliti.
2) Observasi tidak langsung, yaitu pengamatan yang dilakukan tidak pada saat
berlangsungnya peristiwa yang akan diselidiki atau objek yang diteliti.
Contohnya adalah pengamatan yang dilakukan melalui citra dari foto udara atau
satelit, dan slide.
b. Wawancara
Wawancara merupakan suatu metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab
yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian. Pada
umumnya dua orang atau lebih hadir secara fisik dalam proses tanya jawab.
c. Angket
Angket adalah usaha mengumpulkan informasi dengan menyampaikan sejumlah
pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis oleh responden.
d. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian,
meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, film
dokumenter, dan data lain yang relevan.
9
e. Rating Scale (Skala Bertingkat)
Rating scale adalah teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan-
pertanyaan yang berisi skala bertingkat yang harus dipilih dengan cara melingkari
atau member tanda silang. Pada rating scale, data mentah yang didapat dapat berupa
angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh seorang peneliti tidak secara langsung dari
subjek/ objek yang diteliti akan tetapi melalui pihak lain seperti instansi-instansi/
lembaga-lembaga yang terkait, perpustakaan, arsip perorangan, peta, dan sebagainya.
Pertemuan Ketiga
Pertemuan Keempat
Secara lengkap susunan (format) dalam menyajikan karya tulis adalah sebagai
berikut:
1. BAGIAN PEMBUKAAN
Bagian pembukaan meliputi:
Judul Karya Tulis/ Penelitian
Halaman Pengesahan (Kepala Sekolah)
Halaman Persetujuan (Guru Pembimbing)
Halaman Persembahan dan Motto (Apabila Perlu)
Kata Pengantar
Abstrak
10
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
2. BAGIAN ISI
Bagian isi meliputi:
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Permasalahan
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
B. Landasan Teoritik
C. Hipotesis
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel
B. Populasi dan Penentuan Sampel Penelitian
C. Metode Pengumpulan Data
D. Model Analisis dan Teknik Analisis (apabila menggunakan statistik)
BAB IV : ANALISIS DATA
A. Latar Belakang Objek Penelitian
B. Analisis Data
3. BAGIAN PENUTUP
Bagian penutup meliputi:
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
11
12