Anda di halaman 1dari 23

BAB II

KONSEP GEOGRAFI

A. Konsep Ruang

Konsep geografi adalah kajian meliputi permukaan bumi sebagai planet serta

variasi cara hidup dan karaktersitik wilayah, pentingnya wilayah bagi manusia, serta

pentingnya lokasi untuk memahami suatu peristiwa sehingga kemudian nantinya

terbentuk berdasarkan pola abstrak yang berkaitan dengan gejala konkrit geografi.

Geografi pada hakekatnya merupakan studi yang mempelajari tentang

persamaan dan perbedaan fenomena geosfer berdasarkan sudut pandang kewilayahan

serta kelingkung , an dalam konteks keruangan. Sebagai salah satu bidang studi yang

memiliki peran penting dalam memahami kondisi planet bumi tentu saja geografi

memiliki konsep dasar yang dikenal pula dengan konsep esensial sehingga

memungkinkan eksplorasi untuk mengetahui hubungan antara manusia

dengan lingkungan alam dan budaya yang berada dalam ruang.

Dimana berbagai jenis konsep dasar geografi tersebut menyediakan kerangka

kerja yang digunakan geografer untuk menafsirkan dan merepresentasikan informasi

tentang dunia.  Komponen spasial dalam geografi selalu berkaitan dengan bagaimana

susunan kenampakan dalam struktur bumi. Konsep dasar yang dikenal konsep esensial

geografi sejatinya adalah serangkaian unsur yang penting dalam memahami fenomena

geosfer atau berbagai jenis kejadian geografi. Penjabaran terhadap konsep-konsep

tersebut tentusaja senantisa berkaitan dengan penyebaran relasi, fungsi, bentuk, dan

proses yang terjadi.

Adapun konsep dasar geografi menurut para ahli, diantaranya yaitu:

1
1. Nursid Sumaatmadja, Konsep geografi adalah suatu pola abstrak yang berkaitan

dengan gejala-gejala nyata tentang geografi sehingga dalam konsep geografi

tersebut terdapat nilai guna, keterkaitan ruang, interaksi, serta interdependensi.

2. N. Daldjoeni, Konsep geografi adalah bentuk penghargaan budayawi terhadap

bumi yang mencangkup konsep regional (wilayah), iri khusus keadaan wilayah,

lokalisasi, interaksi keruangan, skala wilayah, dan terkait dengan konsep

perubahan

2
B. Konsep Ruang

1. Pengertian Ruang

Ruang adalah tempat yang memberikan kita hidup karena di dalamnya

terdapat unsur-unsur yang diperlukan untuk kehidupan. Karena itu, menurut

istilah geografi umum yang dimaksud dengan ruang (space) adalah seluruh

permukaan bumi yang merupakan lapisan biosfera tempat hidup tumbuhan,

binatang, dan manusia.

Sedangkan menurut istilah geografi regional bahwa ruang adalah suatu

wilayah yang mempunyai batasan geografi, yaitu batas menurut keadaan fisik,

sosial, atau pemerintahan yang terjadi dari sebagian permukaan bumi dan lapisan

tanah dibawahnya, serta lapisan udara di atasnya. Menurut Sumaatmadja,

mengatakan bahwa wujud ruang dipermukaan bumi berbentuk tiga dimensi,

bentangannya berupa daratan dan perairan, sedangkan kearah vertikal berupa

lapisan udara, dalam ruang ini berlokasi benda hidup dan benda mati serta gejala-

gejala yang satu sama lainnya beriteraksi.

Ilmu geografi sangat menekankan eksistensi ruang sebagai pendekatan

kerangka analisisnya. Analisis keruangan (spatial) mempelajari perbedaan lokasi

mengenai sifat – sifat penting atau serangkaian sifat-sifat penting. Ahli geografi

akan bertanya faktor – faktor apa yang menguasai pola penyebaran dan

bagaimanakah pola tersebut dapat diubah agar penyebarannya menjadi lebih

efektif dan efisien. Dengan kata lain, dalam analisis keruangan harus diperhatikan

adalah pertama, penyebaran penggunaan ruang yang telah ada dan kedua,

3
penyediaan ruang yang akan digunakan atau dimanfaatkan untuk pelbagai

kegunaan yang dirancang.

Eksisitensi ruang dalam perspektif geografi dapat dipandang dari struktur

(spatial structure), pola (spatial pattern), dan proses (spatial processess) (Yunus,

1997). Dalam konteks fenomena keruangan terdapat perbedaan kenampakan

strutkur, pola dan proses. Struktur keruangan berkenaan dengan dengan elemen-

elemen pembentuk ruang. Elemen-elemen tersebut dapat disimpulkan dalam tiga

bentuk utama, yaitu: (1) kenampakan titik (point features), (2) kenampakan garis

(line features), dan (3) kenampakan bidang (areal features).

Kerangka kerja analisis pendekatan keruangan bertitik tolak pada

permasalahan susunan elemen-elemen pembentuk ruang. Dalam analisis itu

dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.

1. What? Struktur ruang apa itu?

2. Where? Dimana struktur ruang tesebut berada?

3. When? Kapan struktur ruang tersebut terbentuk sperti itu?

4. Why? Mengapa struktur ruang terbentuk seperti itu?

5. How? Bagaimana proses terbentukknya struktur seperti itu?

6. Who suffers what dan who benefits whats? Bagaimana struktur

Keruangan tersebut didayagunakan sedemikian rupa untuk kepentingan

manusia. Dampak positif dan negatif dari keberadaan ruang seperti itu selalu

dikaitkan dengan kepentingan manusia pada saat ini dan akan datang.

4
Dalam melakukan pendekatan terhadap gejala dan masalah, geografi akan

menggunakan pendekatan topik utama, biasanya mencari apa yang menjadi pusat

perhatian manusia. Misalnya di daerah tertentu topik yang menjadi perhatian

utama adalah kelaparan. Maka kelaparan inilah yang menjadi sorotan utamanya.

Artinya dapat dijuga dikatakan ruang di mana kelaparan berlangsung.

Kelaparan di daerah yang bersangkutan diungkapkan jenis-jenisnya,

sebab-sebabnya, penyebarannya, intensitasnya, dan interelasinya dengan gejala

yang lain dan dengan masalah secara keseluruhan. Pokoknya hal-hal yang

berkenaan dengan topik kelaparan harus diungkapkan sedalam-dalamnya,

sehingga diperoleh deskripsi ruang geografi mengenai kelaparan tersebut.

Diharapkan bahwa pengungkapan topik kelaparan tadi berkenaan dengan

penyebarannya, interelasinya, deskripsi dan sebab-sebabnya, dapat

mengungkapkan masalah geografi di daerah bersangkutan secara lebih luas. Hal

yang sama dapat pula dilakukan terhadap topik-topik lainnya, seperti

pengangguran, erosi, kenakalan remaja, kekurangan air, industri, dan lain-lain

sebagainya.

Yang menjadi pegangan utama dalam melakukan pendekatan topik ini

yaitu bahwa tidak boleh dilepaskan hubungannya dengan ruang yang menjadi

wadah gejala atau topik yang kita dekati. Faktor-faktor geografi seperti manusia

dan keadaan fisisnya tidak boleh diabaikan. Berdasarkan landasan keruangan ini,

kita akan dapat mengungkapkan karakteristik kelaparan di daerah/wilayah yang

bersangkutan bila dibandingkan dengan gejala atau kelaparan di daerah/ wilayah

yang lainnya.

5
Pada pendekatan keruangan lainnya, pendekatan utama diarahkan kepada

aktivitas manusianya (human activities). Pertanyaan utama pada jenis pendekatan

ini ialah bagaimana kegiatan manusia atau penduduk di suatu wilayah yang

bersangkutan? Jadi, hal-hal yang berkenaan dengan aktivitas penduduk itu

menjadi sorotan utama.

Pengungkapan aktivitas penduduk ini ditinjau dari penyebarannya,

interelasinya, dan deskripsinya dengan gejala gejala lain yang berkenaan dengan

aktivitas tadi. Ditinjau dan penyebarannya, kita akan dapat membedakan jenis

aktivitas tadi sehubungan dengan matapencarian yang dilakukan penduduk.

Apakah aktivitas itu berlangsung di daerah pegunungan, apakah di dataran rendah,

apakah dekat dengan sungai, apakah jauh dan sungai, apakah di pantai, dan

demikianlah seterusnya.

Dari penyebaran kegiatan penduduk tadi, kita akan dapat pula

mengungkapkan interelasinya dengan keadaan kesuburan tanah, dengan keadaan

hidrografi, dengan keadaan komunikasi-transportasi, dengan keadaan tinggi-

rendah permukaan, dan dengan faktor-faktor geografi lainnya.

Dengan demikian, kita akan dapat pula membuat suatu deskripsi tentang

aktivitas penduduk tadi berdasarkan penyebarannya dalam ruang, dan berdasarkan

interelasi keruangannya dengan gejala-gejala lain serta dengan masalah sebagai

sistem keruangannya.

6
2. Ruang menurut ekologi

Ekologi khususnya ekologi manusia berkenaan dengan interelasi antara

manusia dengan lingkungannya yang membentuk suatu sistem ekologi atau

ekosistem. Prinsip dan konsep yang berlaku pada bidang ilmu ini sebenarnya tidak

jauh berbeda dengan geografi dalam memandang aspek ruang. Menurut ekologi,

ruang dipelajari, ditelaah dan dianalisis sebagai sesuatu gejala atau sesuatu

masalah dengan menerapkan konsep dan prinsip ekologi.

Ruang menurut ekologi sebagai suatu bentuk ekosistem hasil hubungan

dan penyesuaian antara penyebaran dan aktivitas manusia dengan lingkungannya

pada area atau daerah tertentu. Jadi dalam hal ini, interelasi manusia dengan alam

lingkungan di sekitarnya dikaji berdasarkan konsep dan prinsip ekologi, atau

dengan perkataan lain dengan menggunakan pendekatan ekologi.

Sebagai sebuah ekosistem, suatu ruang dipandang atau diarahkan kepada

hubungan antara manusia sebagai makhluk hidup dengan lingkungan alamnya.

Pada pendekatan ekologi suatu daerah pemukiman ditinjau sebagai suatu bentuk

ekosistem hasil interaksi penyebaran dan aktivitas manusia dengan lingkungan

alamnya. Demikian pula jika kita mengkaji daerah pertanian, daerah perindustrian,

daerah perkotaan dan lain-lain sebagainya.

Pendekatan ekologi pada studi geografi, bukan merupakan metode

pendekatan satu-satunya. Pendekatan ekologi ini merupakan metode pendekatan

pelengkap untuk melakukan pendekatan masalah yang tidak dapat didekati atau

ditelaah oleh metodemetode lainnya.

7
3. Ruang menurut ilmu wilayah

Berdasarkan konsep pewilayahan, ruang permukaan bumi dibatasi oleh

keadaan fisik, sosial, dan batas administrasi pemerintahan. Jika satu kesatuan alam

permukaan bumi menunjukkan ciri-ciri yang relatif sama maka dinamakan

sebagai ruang geografi (space). Ciri-ciri yang relatif sama tersebut misalnya

seragam dalam hal keadaan fisik permukaannya, kebudayaan masyarakatnya

mempunyai ciri yang khas, dan ruang tersebut menunjukkan suatu sistem

kehidupan dalam keterikatan yang kentara. Ruang geografi yang memiliki ciri

khas tertentu disebut wilayah (region).

Jadi apa bedanya antara ruang dan wilayah? Wilayah, sebagaimana yang

telah dijelaskan, merupakan kesatuan alam yang seragam dan/atau kesatuan

masyarakat dengan kebudayaan yang khas sehingga dapat dibedakan satu wilayah

dengan wilayah yang lain. Penamaan wilayah yang bersangkutan tentunya

bergantung pada satuan alam atau kesatuan budaya yang digunakan.

Dalam geografi, kesatuan wilayah dapat ditentukan berdasarkan pada

sejumlah region. Contoh region (wilayah) yang dicirikan unsur fisik antara lain

wilayah geologi (geological region), wilayah tubuh atau jenis tanah (soil region),

wilayah vegetasi (vegetation region), dan lain-lain; sedangkan wilayah yang

namanya didasarkan pada sosial-budaya manusia misalnya wilayah ekonomi,

wilayah sejarah, wilayah perkotaan, wilayah perdesaan, dan lain-lain.

Suatu wilayah dapat ditentukan dalam ukuran yang luas tetapi dapat pula

dalam ukuran yang lebih sempit tergantung dari kerincian dalam

mengindentifikasi kesamaan atau keseragamannya. Contoh wilayah yang luas

8
misalnya wilayah Asia Tenggara, Wilayah Eropa barat, Wilayah Amerika Latin,

Wilayah Afrika Tengah, dan lain-lain. Wilayah yang disebutkan di atas masing-

masing memiliki karakteristik yang khas. Relatif memiliki keseragaman budaya,

keseragaman tingkat peradaban, dan lain-lain sehingga jika diperbandingkan

antara wilayah yang satu dengan wilayah lainnya dapat dibedakan dengan jelas.

Dalam skala yang lebih kecil, ukuran wilayah dapat pula ditentukan. Di

Pulau Jawa memiliki wilayah-wilayah yang dapat dibedakan baik secara fisik

maupun sosialbudaya masyarakatnya. Secara fisik misalnya ada wilayah geologi

Banten, wilayah geologi Zone Bandung, dan lain-lain. Secara sosial-budaya kita

juga mengenal adanya wilayah Pantura (Pantai Utara Jawa), wilayah Kebudayaan

Pasundan, Wilayah Kesultanan Yogyakarta, dan lain-lain. Pewilayahan macam itu

disebut pewilayahan secara formal (formal region) karena mengidentifikasi

wilayah dengan menunjukkan objek-objek yang ada pada wilayah tersebut.

Tidak semua wilayah dapat digambar pada peta tematik dengan tegas,

karena mengalami kesulitan dalam menarik garis yang sebenarnya. Contohnya

wilayah Pantura, merupakan wilayah yang relatif sulit ditentukan karena batas

wilayah Pantai Utara Jawa tidak seluruhnya memiliki ciri yang seragam atau

homogen. Wilayah Pantura hanya didasarkan pada suatu daerah yang dilalui oleh

jalan raya yang “kebetulan” menelusuri tepian pantai utara Pulau Jawa. Istilah

wilayah Pantai Utara Jawa menjadi sangat terkenal pada saat lebaran (Hari Raya

keagamaan) yang mudik memanfaatkan jalur jalan yang membentang dari Jakarta

hingga Surabaya.

9
Karena banyak orang yang mengalami kesulitan dalam penentuan batas

wilayah, maka umumnya akan diidentifikasi pada fungsi tertentu yang kemudian

dikenal dengan istilah kawasan. Kawasan industri artinya suatu wilayah yang

difungsikan atau dimanfaatkan untuk pengembangan sejumlah industri. Kawasan

perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kawasan perkampungan, pertanian,

kehitanan, dan lain-lain.

Selain wilayah formal, ada pula yang disebut wilayah fungsional (functional

region) atau wilayah nodus yaitu suatu bagian dari permukaan bumi, di mana

beberapa keadaan alam yang berlawanan memungkinkan timbulnya bermacam-

macam kegiatan, yang hasilnya berbeda dan saling mengisi dalam keperluan

kehidupan manusia, karena itu sering pula disebut wilayah organik.

Contoh wilayah fungsional misalnya di suatu wilayah lereng pada sebuah

gunung mulai dari lereng atas sampai dengan lereng kaki, disambung dengan

daerah dataran rendah hingga akhiurnya ke tepi sebuah pantai. Penduduk di lereng

atas hidup dari kehutanan, penduduk di lereng di bawahnya hidup dari

perkebunan, penduduk di lereng bawah hidup dari pertanian, penduduk yang

berada di dataran mungkin perkotaan dan hidup dari usaha pelayanan jasa,

sedangkan penduduk yang berada di tepian laut hidup sebagai nelayan.

Di antara mereka saling membutuhkan dan mengisi kekurangan masing-

masing. Untuk memenuhi kebutuhan hidunya nelayan akan “menyumbangkan”

lauk pauk ikan laut sedangkan dari petani akan membantu beras untuk dimasak

menjadi nasi. Kira-kira orang dari daerah pegunungan yang memiliki sayuran

akan menyumbangkan apa?

10
Dalam wilayah fungsional, semua komponen dapat diperhitungkan

peranan dan hubungan kegiatan antara komponen tersebut. Wilayah formal

sebagaimana telah dijelaskan di atas dapat disebut “wilayah fungsional” asalkan

komponen yang berada dalam wilayah tersebut diperhitungkan keterkaitan dan

perannya masing-masing. Karena itu dalam wilayah fungsional, hal yang khas dari

ciri wilayah bukan didasarkan atas keseragaman atau kesamaannya (sebagaimana

pada wilayah formal) tetapi dalam wilayah fungsional; beberapa kegiatan yang

berbeda menjadi komponen-komponen yang menciptakan suatu sistem kehidupan

wilayah fungsional yang menciptakan suatu sistem kehidupan wilayah fungsional.

Kehidupan kota adalah wilayah fungsional karena kota tidak dapat “hidup” tanpa

ada daerah hinterland-nya (wilayah belakang yang menyediakan hasil-hasil

pertanian).

Menurut Jayadinata (1999), adanya wilayah formal dan fungsional dapat

memudahkan bagi para perencana untuk melakukan pendekatan dalam

mengembangan wilayah tersebut. Berdasarkan pembedaan wilayah tersebut,

dalam perencanaan wilayah dibagi dua pendekatan yaitu:

Pendekatan teritorial, untuk perencanaan suatu wilayah formal.

Perencanaan wilayah macam ini memperhitungkan mobilisasi terpadu dari semua

sumber daya manusia dan sumberdaya alam dari suatu wilayah tertentu yang

dicirikan oleh perkembangan sejarahnya. Sejarah dijadikan salah satu faktor yang

mengikat antar anggota masyarakat sehingga membentuk wilayah terirorial

tertentu. Perencanaan wilayah teritorial atau formal diarahkan untuk peningkatan

perkembangan untuk melayani aspirasi dan kebutuhan masyarakat yang berada di

11
dalamnya. Perluasan wilayah dalam pengembangan wilayah formal akan dibatasi

oleh batas wilayah lain yang berbatasan.

Pendekatan fungsional, yaiu suatu perencanaan yang memperhitungkan

lokasi berbagai kegiatan ekonomi dan pengaturan secara ruang dari sistem

perkotaan mengenai berbagai pusat dan jaringan. Dalam perencanaan akan

dikembangkan model-model perencanaan seperti model gravitasi, analisis

masukan-keluaran, pusat pertumbuhan, dan lain-lain. Perluasan wilayah

fungsional memperhitungkan dan mengambil manfaat dari keadaan wilayah lain

yang berbatasan dalam interaksi dan memenuhi kebutuhan yang tidak dimiliki

oleh masing-masing wilayah bersangkutan.

12
C. Konsep-konsep Dasar Geografi

Konsep-konsep dasar geografi ada 10 jenis, yaitu konsep lokasi, jarak, morfologi,

keterjangkauan, pola, aglomerasi, nilai kegunaan, interaksi dan interdependensi,

diferensiasi area, serta keterkaitan ruangan. Simak penjelasannya di bawah ini.

1. Konsep Lokasi

Konsep lokasi atau sering disebut juga konsep letak adalah konsep utama

sejak awal pertumbuhan geografi telah menjadi ciri khusus ilmu atau pengetahuan

geografi. Secara pokok lokasi dibedakan menjadi dua yaitu lokasi absolut dan

lokasi relatif.

Lokasi absolut adalah lokasi yang pasti di permukaan bumi yang dapat

ditentukan dengan sistem koordinat garis lintang dan garis bujur. Lokasi tersebut

mutlak dan tidak akan berubah angka koordinatnya. Sedangkan lokasi relatif

bersifat dinamis atau dalam ilmu geografi disebut sebagai letak geografis

dikaitkan dengan titik strategis suatu tempat. Nilai tinggi rendahnya objek

dipengaruhi oleh objek lain yang ada kaitannya dengan objek pertama yang

menjadi titik perhatiannya. Contoh lokasi relatif pada daerah yang dingin orang-

orang cenderung berpakaian tebal atau hangat.

13
2. Konsep Jarak

Konsep jarak berkaitan panjang satu objek dengan objek lain. Konsep jarak ini

juga terbagi menjadi dua yaitu jarak absolut dan jarak relatif.

Jarak absolut artinya jarak dalam satuan tertentu atau jarak sebenarnya. Pada

jarak relatif digambarkan dalam 3 peta, yaitu peta isokronik mengaitkan jarak

dengan waktu; peta isofodik mengaitkan jarak dengan biaya yang dikeluarkan;

dan peta isotacik mengaitkan wilayah dengan kecepatan angkut yang sama.

Konsep jarak dihubungkan dengan keuntungan yang diperoleh sehingga manusia

cenderung memperhitungkan jarak. Contoh jarak relatif, yaitu harga tanah naik

jika dekat dengan pusat kota dibandingkan dengan harga tanah di pedesaan.

3. Konsep Morfologi

Konsep morfologi menjelaskan tentang daratan muka bumi adalah hasil

penurunan atau pengangkatan wilayah melalui proses geologi, seperti erosi dan

sedimentasi. Konsep morfologi ini juga berkaitan dengan bentuk lahan yang

terkena erosi, pengendapan, penggunaan lahan, ketebalan tanah, dan ketersediaan

air. Bentuk dataran dengan kemiringan tidak lebih dari 5 derajat adalah wilayah

yang cocok digunakan untuk pemukiman dan usaha pertanian maupun usaha-

usaha yang lain. Konsep morfologi berhubungan dengan bentuk permukaan bumi

sebagai hasil proses alam dan hubungannya dengan aktivitas manusia. Contohnya

bentuk lahan akan terkait dengan erosi dan pengendapan, penggunaan lahan,

ketebalan lapisan tanah, ketersediaan air, dan lain-lain.

4. Konsep Keterjangkauan

14
Konsep keterjangkauan kemudahan atau tidaknya suatu lokasi dijangkau dari

lokasi lain. Keterjangkauan tergantung dari jarak yang ditempuh dan yang diukur

dengan jarak fisik, biaya, waktu, serta berbagai hambatan medan. Contohnya

keterjangkauan Jakarta-Semarang bisa menggunakan pesawat, Jakarta-Bandung

dengan kereta api.

5. Konsep Pola

Konsep pola berkaitan dengan persebaran fenomena di permukaan bumi,

seperti fenomena alam, yaitu aliran sungai, persebaran vegetasi, jenis tanah, dan

curah hujan maupun fenomena sosial budaya, seperti pemukiman, persebaran

penduduk, dan mata pencaharian.  Konsep pola dapat dilihat dari pola aliran

sungai terkait dengan struktur geologi dan jenis batuan. Pola pemukiman

penduduk terkait dengan sungai, jalan, bentuk lahan dan lain sebagainya.

6. Konsep Aglomerasi

Konsep aglomerasi merupakan pengelompokan berbagai aktivitas manusia

dalam beradaptasi dengan lingkungannya seperti pemukiman, aktivitas pertanian,

perdagangan, dan lain-lain. Beberapa kenyataan geografi yang dapat dikaji dengan

konsep aglomerasi terutama menyangkut aspek manusia. Contohnya, orang-orang

kaya memilih tinggal di kawasan elit sedangkan orang miskin tinggal di daerah

kumuh.

7. Konsep Nilai Kegunaan

Konsep nilai kegunaan berhubungan dengan interaksi manusia dan lingkungan

yang memberikan suatu nilai penting pada aspek-aspek tertentu. Konsep ini dapat

15
dilihat dari ruang terbuka hijau suatu kota atau kawasan pemukiman mempunyai

nilai kegunaan dalam geografi.

8. Konsep Interaksi dan Interdependensi

Konsep interaksi merupakan hubungan timbal balik antar dua daerah atau

lebih yang dapat menghasilkan kenyataan baru, penampilan, dan masalah. Konsep

interaksi dan interdependensi menyatakan ketergantungan setiap wilayah dalam

memenuhi kebutuhannya sendiri tetapi memerlukan hubungan dengan daerah lain

sehingga memunculkan hubungan interaksi (timbal balik) dalam bentuk arus

barang, jasa, komunikasi, persebaran ide, dan lain sebagainya. Contohnya,

interaksi kota dan desa terjadi karena adanya perbedaan potensi alam. Desa

memproduksi bahan baku sedangkan kota menghasilkan produk industri.

9. Konsep Diferensiasi Area

Konsep ini melihat dari kondisi fisik, sumber daya, dan manusia yang berbeda

di daerah atau wilayah. Berbagai gejala dan problem geografis yang tersebar

dalam ruang mempunyai karakteristik yang berbeda. Contoh dari konsep ini dapat

dilihat dari permasalahan perkotaan yang sejenis pada kota yang berbeda

memerlukan alternatif pemecahan masalah yang berbeda sesuai dengan

karakteristik keruangannya.

10. Konsep Keterkaitan Ruangan

Geografi merupakan ilmu sintesis artinya saling berkaitan antara fenomena

fisik dan manusia yang mencirikan suatu wilayah dengan corak keterpaduan atau

sintesis tampak jelas pada kajian wilayah. Luasnya cakupan objek kajian geografi

16
membawa akibat pada pokok dan subpokok bahasan yang disajikan dalam

pelajaran geografi di bangku sekolah.

Suatu wilayah dapat berkembang karena adanya hubungan dengan wilayah

lain atau adanya saling keterkaitan antar wilayah dalam memenuhi kebutuhan

dan sosial penduduknya. Contoh: apabila dikaji melalui peta maka terdapat

konservasi spasial atau keterkaitan wilayah antara wilayah A, B, C dan D.

kekeringan dan kebanjiran di Jakarta juga tidak lepas kaitannya dengan

terjadinya pengalihan fungsi lahan di daerah hulu sekitar kawasan Puncak-

Cianjur.

D. Bumi Sebagai Planet

Kondisi Bumi pada awal terbentuknya berbeda dengan kondisi sekarang. Pada

saat itu, bahan Bumi masih homogen atau seragam tanpa benua dan samudra.

Mengutip modul Geografi Kelas X (2020), unsur yang ada di dalamnya terdiir dari

silikon, oksida besi, magma dan sebagian kecil berupa unsur kimia lainnya. Pada awal

pembentukan seluruh bagian planet Bumi relatif dingin, namun lama kelamaan

meningkat suhunya menjadi seperti saat ini. Sejumlah ahli memberikan penjelasan

dengan mengajukan tiga faktor penyebab naiknya suhu di Bumi, yaitu karena adanya

akresi, kompresi dan disintegrasi atau penguraian unsur-unsur radioaktif.

Akresi adalah penambahan panas karena bumi dihujani oleh benda-benda

angkasa. Energi dari benda-benda angkasa tersebut berubah menjadi panas. Kompresi

adalah proses pemadatan Bumi karena gaya gravitasi. Bagian dalam bumi menerima

tekanan yang lebih besar dibanding bagian luarnya. Tingginya suhu pada bagian inti

Bumi mengakibatkan unsur besi mencair. Sedangkan disintegrasi adalah proses

17
penguraian unsur-unsur radioaktif seperti uranium, thorium dan potasium, di mana

pada saat proses penguraian diiringi dengan proses pelepasan panas. Penjelasan

Rotasi dan Revolusi Bumi Pergantian musim dan perbedaan waktu tiap daerah

merupakan contoh akibat yang ditimbulkan oleh gerakan bumi. Gerakan bumi ini ada

yang disebut rotasi dan ada pula revolusi. Berikut ini adalah penjelasan tentang kedua

fenomena tersebut, seperti dikutip dari modul Bumi Tempat Kita Hidup (2017).

1. Rotasi Bumi Rotasi Bumi adalah perputaran bumi pada sumbunya. Arah rotasi

bumi dari barat ke timur. Untuk melakukan satu kali rotasi bumi memerlukan

waktu 23 jam 56 menit 4 detik. Waktu untuk satu kali rotasi disebut kala rotasi,

yang secara umum disebut dengan istilah satu hari. Kemudian, waktu satu hari

dibulatkan menjadi 24 jam. Akibat yang ditimbulkan oleh adanya rotasi bumi

adalah:

a. Perbedaan Waktu di Bumi Perbedaan waktu antara satu tempat dengan

tempat lain berdasarkan garis bujur tempat tersebut. Sekali rotasi bumi

lamanya 24 jam, setiap tempat di permukaan bumi telah berputar sebesar

360° bujur. Dengan demikian, setiap 15° atau kelipatannya disebut bujur

standar. Waktu bujur standar disebut waktu lokal, yang masing-masing

berselisih 1 jam dengan waktu lokal berikutnya. Oleh karena itu, di

permukaan bumi terdapat 24 waktu lokal.

b. Batas Penanggalan Internasional Karena penghitungan waktu didasarkan

pada garis bujur, yaitu bujur barat dan bujur timur, maka ditetapkan batas

penanggalan internasional, yaitu pada bujur 180° yang terletak di Samudra

Pasifik. Akibatnya apabila di belahan timur bujur 180° (bujur timur)

18
tanggal 15 maka di belahan barat bujur 180° (bujur barat) masih tanggal

14, seolah- olah melompat satu hari.

c. Adanya Pergantian Siang dan Malam Bagian bumi yang menerima sinar

matahari dinamakan siang dan bagian bumi yang tidak menerima sinar,

disebut malam. Siang dan malam bergantian di setiap tempat, seperti

halnya pergantian waktu atau jam.

d. Adanya Pergerakan Semu Matahari Matahari seakan bergerak dari timur

ke barat, demikian juga dengan benda-benda langit lainnya, mereka

bergerak melawan rotasi bumi dari barat ke timur.

e. Terjadinya Pemampatan pada Kedua Kutub Bumi Karena bumi berputar

pada porosnya, maka bagian ekuator berputar lebih cepat bila

dibandingkan bagian kutub. Hal ini menyebabkan pada bagian kutub

memampat, sedangkan bagian ekuator menonjol.

f. Adanya Pembelokkan Arah Angin Arah angin dari lintang tinggi yang

menuju khatulistiwa akan berbelok karena pengaruh perputaran bumi.

Sesuai dengan hukum Buys Ballot, angin yang datang dari utara sesampai

di lintang 23 ½° membelok ke kanan dan yang datang dari selatan

membelok ke kiri. Angin yang datang dari utara menjadi angin Pasat

Timur Laut dan yang datang dari selatan menjadi angin Pasat Tenggara.

2. Revolusi Bumi Revolusi bumi adalah peristiwa bergeraknya bumi

mengelilingi matahari. Waktu yang diperlukan bumi untuk satu kali revolusi

disebut kala revolusi. Kala revolusi bumi adalah 365¼ hari atau selanjutnya

disebut 1 tahun. Dalam waktu satu tahun tersebut bumi bergerak mengelilingi

matahari sambil melakukan rotasi. Sehingga posisi bumi berubah dalam

19
lintasannya. Lintasan revolusi bumi berbentuk elip, matahari terletak pada

salah satu titik fokusnya. Akibat yang ditimbulkan dari revolusi bumi adalah:

Perbedaan Lama Siang dan Malam Kombinasi antara revolusi bumi serta

kemiringan sumbu bumi terhadap bidang ekliptika yang besarnya 23½°,

menimbulkan beberapa gejala alam yang diamati berulang setiap tahunnya.

Gejala alam itu misalnya pada 23 September sampai dengan 22 Desember

panjang siang di belahan bumi utara lebih pendek bila dibandingkan panjang

siang di belahan bumi selatan. Sehingga bagi umat muslim yang menjalankan

puasa di daerah lintang tinggi, sering mengalami puasa lebih lama karena

matahari beredar lebih dari 12 jam.

a) Gerak Semu Tahunan Matahari Akibat revolusi bumi, pada waktu tertentu

matahari berada di belahan bumi utara, dan waktu yang lain matahari

berada di belahan bumi selatan. Dalam bola langit, lintasan gerak semu

matahari itu disebut ekliptika.

b) Perubahan Musim Akibat dari revolusi bumi yang lain adalah terjadinya

perubahan musim. Belahan bumi utara dan selatan atau daerah lintang

tinggi, mengalami empat musim. Empat musim itu adalah; musim semi,

musim panas, musim gugur, dan musim dingin.

c) Perubahan Kenampakan Rasi Bintang Akibat adanya revolusi bumi,

bintang-bintang yang tampak dari bumi selalu berubah. Perubahan

gugusan atau rasi bintang inilah yang kemudian digunakan sebagai tanda

zodiak.

d) Tahun Kabisat Hitungan kalender masehi didasarkan pada kala revolusi

bumi, di mana satu tahun ditempuh dalam waktu 365¼ hari.

20
E. Cuaca dan Iklim

Cuaca adalah keadaan udara tertentu pada suatu tempat dan jangka waktu terbatas.

Cuaca dan iklim punya pengertian berbeda. Berikut pengertian cuaca dan iklim serta

unsurnya.

Cuaca dan iklim mempengaruhi kehidupan makhluk hidup yang tinggal di bumi.

Contohnya saja ketika hujan berawan dan turun hujan lebat terjadi karena perubahan

cuaca. Kegiatan manusia yang berada diluar ruangan juga dipengaruhi oleh cuaca,

misalnya nelayan membutuhkan kecepatan, kondisi angin, temperatur udara, dan

keadaan awan untuk menangkap ikan.

Iklim adalah rata-rata cuaca dimana cuaca merupakan keadaan atmosfer pada

suatu saat di waktu tertentu. Iklim didefinisikan sebagai ukuran rata-rata dan

variabilitas kuantitas yang relevan dari variabel tertentu (seperti temperatur, curah

hujan atau angin), pada periode waktu tertentu, yang merentang dari bulanan hingga

tahunan atau jutaan tahun. Iklim berubah secara terus menerus karena interaksi antara

komponen-komponennya dan faktor eksternal seperti erupsi vulkanik, variasi sinar

matahari, dan faktor-faktor disebabkan oleh kegiatan manusia seperti misalnya

perubahan pengunaan lahan dan penggunaan bahan bakar fosil.

21
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebagai ilmu, geografi mempunyai konsep yang membedakannya dengan ilmu lain.

Berikut ini sepuluh konsep geografi.

1) Konsep lokasi atau sering disebut juga konsep letak adalah konsep utama sejak awal

pertumbuhan geografi telah menjadi ciri khusus ilmu atau pengetahuan geografi.

Secara pokok lokasi dibedakan menjadi dua yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif.

2) Konsep jarak berkaitan panjang satu objek dengan objek lain. Konsep jarak ini juga

terbagi menjadi dua yaitu jarak absolut dan jarak relatif.

3) Konsep morfologi menjelaskan tentang daratan muka bumi adalah hasil penurunan

atau pengangkatan wilayah melalui proses geologi, seperti erosi dan sedimentasi

4) Konsep keterjangkauan kemudahan atau tidaknya suatu lokasi dijangkau dari lokasi

lain.

5) Konsep pola berkaitan dengan persebaran fenomena di permukaan bumi,

seperti fenomena alam, yaitu aliran sungai, persebaran vegetasi, jenis tanah, dan curah

hujan maupun fenomena sosial budaya, seperti pemukiman, persebaran penduduk,

dan mata pencaharian.

22
6) Konsep aglomerasi merupakan pengelompokan berbagai aktivitas manusia dalam

beradaptasi dengan lingkungannya seperti pemukiman, aktivitas pertanian,

perdagangan, dan lain-lain.

7) Konsep nilai kegunaan berhubungan dengan interaksi manusia dan lingkungan yang

memberikan suatu nilai penting pada aspek-aspek tertentu.

8) Konsep interaksi merupakan hubungan timbal balik antar dua daerah atau lebih yang

dapat menghasilkan kenyataan baru, penampilan, dan masalah.

9) Konsep ini melihat dari kondisi fisik, sumber daya, dan manusia yang berbeda di

daerah atau wilayah. Berbagai gejala dan problem geografis yang tersebar dalam

ruang mempunyai karakteristik yang berbeda.

10) Geografi merupakan ilmu sintesis artinya saling berkaitan antara fenomena fisik dan

manusia yang mencirikan suatu wilayah dengan corak keterpaduan atau sintesis

tampak jelas pada kajian wilayah.

23

Anda mungkin juga menyukai