Anda di halaman 1dari 7

Pengertian Ilmu Geografi

Ilmu geografi adalah suatu ilm yang didalamnya membahas tentang hal-hal yang berkaitan
dengan bumi terutama hubungan makhluk hidup (manusia, tumbuhan, dan hewan) dengan
bumi. Oleh sebab itu, tak sedikit juga yang membahas kalau geografi adalah ilmu permukaan
bumi.
Kata geografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu geo (bumi) dan graphein (tulisan). Jadi,
geografi adalah suatu catatan yang berkaitan dengan bumi.
Prinsip-Prinsip Ilmu Geografi
Prinsip-prinsip ilmu geografi meliputi prinsip distribusi (penyebaran), interelasi (keterkaitan),
deskripsi (penggambaran) dan korologi (gabungan). Secara umum, pengertian geografi
adalah ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan, dan perbedaan keruangan atas
fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi. Objek yang dipelajari dalam ilmu
geografi adalah tentang geosfer yang merupakan permukaan bumi yang hakikatnya juga
bagian dari bumi, termasuk atmosfer atau lapisan udara, litosfer atau lapisan batuan kulit
bumi, hidrosfer atau lapisan air, dan biosfer atau lapisan kehidupan di bumi.
Dengan banyaknya istilah yang ada pada ilmu geografi, dimulai dari aspek fisik hingag sosial
menimbulkan kemewahan fenomena yang dapat kamu pelajari lebih mudah melalui buku
Kamus Geografi Edisi Tematik Dan Visual.
Pembagian ilmu geografi pun meliputi geografi fisik, geografi manusia, geografi teknik
geografi manusia-lingkungan, perencanaan dan pengembangan wilayah, ekologi budaya dan
politik, penelitian resiko bencana serta geografi sejarah. Sementara aspek aspek geografi
dibedakan menjadi dua yakni aspek fisik (topografi, biotik, non-biotik) serta aspek sosial
(ekonomi, budaya, politik). Dalam kaitannya dengan wilayah Indonesia, geografi juga
berfungsi menentukan letak geografis Indonesia beserta kondisi wilayah, pengaruh dan
dampak lain yang ditimbulkan.
Metode pembelajaran geografi pun menganut sejumlah prinsip utama geografi. Ilmu geografi
juga memiliki prinsip dasar geografi yang jumlahnya ada empat. Pengertian prinsip geografi
adalah sebuah dasar dalam pengkajian, penjabaran, pengungkapan, penelitian dan penyajian
gejala, variabel, faktor dan masalah-masalah geografi dalam fenomena geosfer. Secara umum
ada 4 prinsip geografi:
1. Prinsip Distribusi
Prinsip distribusi atau prinsip persebaran merupakan salah satu dari 4 prinsip ilmu geografi
yang paling utama. Fungsi prinsip persebaran ini digunakan untuk menelaah gejala dan
fenomena geografi yang tersebar di permukaan bumi secara tidak sama dan tidak merata.
Maka akan muncul pertanyaan dasar yang melatarbelakangi prinsip ilmu geografi bagian
distribusi seperti: “Mengapa suatu fenomena terjadi hanya terjadi di satu lokasi saja, namun
tidak muncul di lokasi lainnya? Fenomena geografi yang diteliti bisa berupa bentang alam,
persebaran penduduk, persebaran sumber daya alam, persebaran curah hujan, tumbuhan,
hewan dan manusia.
Tujuan lain penggunaan prinsip penyebaran ini juga dapat mengungkap hubungan antara satu
fenomena dengan fenomena yang lainnya secara menyeluruh. Selain itu adanya prinsip
distribusi dapat digunakan untuk meramalkan keadaan di masa yang akan datang.
Di Indonesia sendiri seperti yang kita ketahui, kekayaan alamnya sangatlah besar. Pada buku
Geografi Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif digunakan untuk memperkaya wawasan kita dalam
berbagai kekayaan aam tersebut.
2. Prinsip Interelasi
Prinsip geografi berikutnya adalah prinsip interelasi atau keterkaitan. Fungsi prinsip interelasi
ini digunakan untuk menelaah hubungan yang saling terkait antara gejala yang satu dengan
gejala geografi yang lain dalam suatu ruang. Tujuan prinsip ini juga berfungsi untuk
menguraikan hubungan yang ada di dalam ruangan tersebut antara satu gejala dengan gejala
yang lainnya.
Adanya hubungan yang saling terkait antara alam dan manusia menyebabkan dibutuhkannya
prinsip keterkaitan atau sebab-akibat ini. Interelasi dapat terjadi antara alam dengan alam,
manusia dengan manusia, maupun alam dengan manusia.
Oleh sebab itu, sangat penting untuk manusia sadari bahwa kita hanya memiliki satu bumi,
kenali serta kelola lingkungan yang ada dengan baik dan bijaksana. Seperti halnya yang
dibahas di dalam buku Geografi Lingkungan.

3. Prinsip Deskripsi
Prinsip geografi deskripsi atau penggambaran menjadi salah satu prinsip geografi berikutnya.
Fungsi prinsip deskripsi digunakan untuk memberikan penjelasan lebih jauh tentang gejala-
gejala yang terjadi di muka bumi yang dapat diamati. Prinsip deskripsi ini pada intinya
memberikan penjelasan yang lebih mendalam mengenai karakteristik yang spesifik pada
gejala-gejala geografi.
Geografi menganut prinsip ini ditujukan untuk menggambarkan fenomena geosfer yang
memerlukan deskripsi baik melalui tulisan, tabel, gambar dan grafik yang disajikan melalui
fakta, gejala dan masalah sebab-akibat secara kualitatif atau pun kuantitatif.

4. Prinsip Korologi
Contoh prinsip ilmu geografi yang terakhir adalah prinsip korologi atau gabungan yang
memadukan dari gabungan 3 prinsip geografi yang sudah dibahas sebelumnya. Fungsi prinsip
korologi ini bertujuan untuk menelaah gejala, fakta maupun permasalahan yang ada di suatu
tempat yang ditinjau dari persebarannya, interelasinya, interaksinya dan integrasinya dalam
ruang tertentu. Prinsip korologi ini merupakan prinsip geografi yang komprehensif karena
memadukan prinsip-prinsip lainnya yaitu prinsip distribusi, prinsip interelasi serta prinsip
deskripsi dalam satu prinsip yaitu prinsip korologi. Prinsip ini juga termasuk sebagai ciri-ciri
geografi modern.
Nah itulah referensi geografi mengenai 4 prinsip geografi dan contohnya beserta pengertian
dan penjelasan lengkap. Prinsip geografi menurut para ahli tersebut ada 4 jenis, yakni prinsip
distribusi (penyebaran), prinsip interelasi (keterkaitan), prinsip deskripsi (penggambaran) dan
prinsip korologi (gabungan).

Contoh Prinsip Geografi


Contoh prinsip distribusi (penyebaran)
Persebaran flora dan fauna di wilayah Indonesia Persebaran potensi air yang berbeda dari
satu tempat dengan tempat lainnya.
Persebaran total penduduk transmigran di Indonesia yang tidak merata.

Contoh prinsip interelasi (keterkaitan)


Kekeringan yang terjadi sebagai dampak adanya fenomena La Nina
Fenomena banjir akibat adanya penebangan hutan di wilayah hulu
Kondisi iklim di Indonesia yang dipengaruhi oleh letak geografis Indonesia
Penduduk pesisir pantai banyak yang menjadi nelayan karena dekat dengan wilayah lautan
Terjadi tsunami di suatu wilayah karena adanya gempa di tengah laut
Suhu panas yang dapat memicu penguapan sehingga terjadi hujan di wilayah tertentu

Contoh prinsip deskripsi (penggambaran)


Tabel angka pengangguran di provinsi Jawa Timur, Grafik peta lempeng tektonik di dunia,
Peta wilayah lautan di kawasan Asia Tenggara, Gambar persebaran curah hujan di Indonesia
Contoh prinsip korologi (gabungan)
Untuk meneliti masalah hujan harus diteliti mengenai persebaran curah hujan di Indonesia,
penyebab kenapa adanya perbedaan curah hujan di berbagai daerah serta dampak yang
ditimbulkan dari tingginya curah hujan di wilayah tertentu
Untuk meneliti masalah suhu udara maka harus diteliti mengenai perbedaan suhu udara di
pedesaan dan perkotaan, penyebab timbulnya pedesaan serta pengaruh banyaknya pepohonan
di desa terhadap suhu udara di wilayah pedesaan dibanding perkotaan
Objek Ilmu Geografi
Saat mempelajari ilmu geografi tentu saja kamu membutuhkan yang namanya objek studi dan
pendekatan penelitian agar dapat mengetahui secara lebih menyeluruh mengenai
permasalahan yang sedang dikaji tersebut. Nah, objek studi ilmu geografi sendiri terbagi
menjadi dua, yakni objek material dan objek formal. Berikut ini penjelasan lebih lengkapnya
tentang objek yang ada di dalam ilmu geografi:
1. Objek Material
Berupa kajian geografi dan yang paling umum dikenal yaitu mengenai geosfer (lapisan
bumi), yang meliputi: Litosfer (lapisan keras) adalah lapisan luar atau kerak bumi kita
Atmosfer (lapisan udara) dan lapisan atmosfer bawah dikenal sebagai troposfer. Hidrosfer
(lapisan air) berupa lautan, danau, sungai, dan air tanah.
Biosfer (lapisan tempat hidup) terdiri atas hewan, tumbuhan, dan manusia sebagai suatu
komunitas, bukan dilihat sebagai individu. Pedosfer (lapisan tanah) yaitu lapisan batuan dan
telah mengalami pelapukan, baik pelapukan fisik, organik, maupun kimia. Kesimpulannya
objek material geografi meliputi gejala-gejala yang terjadi di muka bumi, seperti aspek
batuan, tanah, gempa bumi, cuaca, iklim, gunung api, udara, air, serta flora dan fauna yang
terkait dengan kehidupan manusia.
2. Objek Formal
Merupakan sudut pandang dan cara kita berpikir terhadap suatu gejala yang ada di muka
bumi. Baik itu yang bersifat fisik atau sosial yang dilihat dari sudut pandang keruangan
(spasial). Pada ilmu geografi selalu ditanyakan mengenai di mana suatu gejala terjadi, dan
mengapa bisa terjadi di sana. Maka diharapkan mampu menjawab berbagai pertanyaan
sebagai berikut ini:

 Apa (what), terkait struktur, pola, fungsi dan proses kejadian di permukaan bumi.
 Di mana (where), terkait letak suatu objek geografi di permukaan bumi.
 Berapa (how much/many) menjelaskan ukuran (jarak, luas, isi, dan waktu) objek
geografi dalam bentuk angka-angka.
 Mengapa (why) memuat rangkaian waktu dan tempat, latar belakang, atau
interaksi atau saling kebergantungan suatu gejala, peristiwa, dan motivasi
manusia.
 Bagaimana (how), berkaitan dengan penjabaran suatu pola, fungsi, dan proses
gejala dan peristiwa. Kapan (when), menjelaskan waktu berlangsungnya
kejadian.
 Siapa (who), berkaitan dengan subjek atau pelaku dari suatu kejadian atau
peristiwa.
Sebagai contoh, ada suatu perkampungan yang mengalami kesulitan air bersih. Dalam
memandang peristiwa ini pertanyaan yang harus dijawab, seperti berikut ini:

 Apa (what) yang terjadi? Jawab: kesulitan air bersih.


 Di mana (where) kesulitan air bersih terjadi? Jawab: di Kampung Puragi, Sorong
Selatan.
 Berapa (how much/many) banyak air bersih yang masih bisa dimanfaatkan?
Jawab: bila dalam keadaan hujan, debit sungai mencapai 1 l/S, namun saat
kemarau panjang sama sekali tidak ada debit.
 Mengapa (why) bisa terjadi? Jawab: akibat pengaruh iklim dan letak
perkampungan di dekat wilayah pantai, maka jika tidak hujan hanya bisa
mengakses air payau.
 Bagaimana (how) kesulitan air bersih itu berlangsung? Jawab: hal ini melanda
seluruh kawasan Kampung Puragi, yang ditandai dengan mengeringnya sumur-
sumur penduduk dan sungai.
 Kapan (when) hal itu terjadi? Jawab: terutama saat musim kemarau tiba (April –
Oktober).
 Siapa (who) yang harus terlibat dalam mengatasi masalah tersebut? Jawab:
seluruh masyarakat Kampung Puragi, pemerintah daerah, akademisi, dan
pemerintah pusat.

Pendekatan Geografi
Pendekatan keilmuan dapat dikatakan sebagai suatu cara yang dilakukan dalam memahami
dan menjelaskan suatu bidang ilmu. Dengan kata lain, pendekatan ilmu geografi ini dilakukan
untuk dapat memahami ilmu geografi secara lebih mendalam.

Pendekatan geografi secara garis besar merupakan metode yang digunakan untuk
mempermudah dalam menganalisa berbagai fenomena atau gejala geosfer, termasuk interaksi
mahluk hidup dengan lingkungannya.

Hal ini karena banyak sekali fenomena di bumi sehingga perlu yang namanya klasifikasi pada
setiap fenomena sesuai dengan sudut pandang dan fokusnya. Pendekatan ilmu geografi
menurut Hagget (1979) dan Baiquni (2008) adalah usaha dalam rangka aktivitas penelitian
untuk mengadakan hubungan pada komponen ilmu geografi terpadu (Intergrated Geography).
Urutan dalam pendekatan geografi adalah sebagai berikut.

 Cara pandang: spasial (keruangan).


 Ruang lingkup pengamatan: unsur fisik dan unsur manusia di permukaan bumi
serta saling keterkaitannya.
 Cara pemahaman pengetahuan: pendekatan secara regional, sistematik, ekologis,
dan historikal.
 Instrumen atau bahan pengolahan pengetahuan: peta, pemodelan, statistik, survei
lapang, dan teknologi informasi, atau dapat dikatakan dengan sistem informasi
geografis.
 Jenis pengetahuan yang dihasilkan: deskriptif, analitik, preskriptif, dan prediktif.
Cara pemahaman dalam pendekatan ilmu geografi dapat dilakukan dalam 4 cara,
yaitu pendekatan regional, pendekatan sistematik, pendekatan ekologis, dan
pendekatan historical

1. Pendekatan Regional
Secara umum pendekatan ilmu geografi regional merupakan gabungan antara pendekatan
ruang dan ekologi. Jadi membandingkan kondisi permukaan bumi dari segi aspek keruangan
serta lingkungan secara komprehensif. Biasanya pendekatan regional digunakan ketika ingin
membandingkan berbagai daerah yang berbeda. Karena masing-masing daerah tentunya
memiliki perbedaan kondisi alam hingga manusia atau masyarakatnya.

Perbedaan ini akan membuat daerah saling berinteraksi dalam rangka memenuhi kebutuhan.
Contoh pendekatan regional adalah Korea Selatan memiliki sumber daya alam yang terbatas
namun kaya akan sumber daya manusia yang handal. Kebalikan dari negara tropis seperti
Indonesia yang memiliki sumber daya manusia yang kurang berkualitas tapi sumber daya
alamnya melimpah. Membangun rumah harus memperhatikan kondisi wilayahnya. Bila
berada disekitar pantai maka pondasi harus ditinggikan supaya mengantisipasi pasang naik
air laut atau banjir.
2. Pendekatan Sistematik
Makna Pendekatan Sistematik adalah memadukan unsur – unsur yang diduga dapat
mempengaruhi terbentuknya suatu gejala pada beberapa tempat yang berbeda. Tujuannya
adalah Mengidentifikasi pola dan proses adanya gejala tersebut di beberapa tempat, dan
Menjelaskan faktor – faktor yang menyebabkan gejala tersebut dapat muncul secara berbeda
pada tempat yang berlainan.

Contohnya adalah Pendekatan sistematik melihat kepada unsur yang dapat membentuk pola
pada beberapa tempat yang berbeda. Gambar di bawah ini merupakan contoh dari pendekatan
sistematik dimana terdapat dua kecamatan yang memiliki satu unsur yang sama dan satu
unsur yang berbeda. Dalam menjawab contoh kasus tersebut digunakan pendekatan
sistematik dengan mencari faktor – faktor apa saja yang dapat menyebabkan adanya gejala
tersebut.

3. Pendekatan Kompleks Wilayah


Pendekatan kompleks wilayah berupaya untuk mengkaji fenomena geosfer melalui
kombinasi pendekatan keruangan dan pendekatan ekologi. Interaksi antarwilayah akan
berkembang karena pada hakikatnya setiap wilayah di bumi berbeda antara satu dengan yang
lain.

Contoh: Wilayah pedesaan akan melakukan interaksi dengan wilayah perkotaan guna
memenuhi kebutuhan sekunder dan tersier. Sebaliknya, perkotaan berinteraksi dengan
pedesaan guna memenuhi kebutuhan pangan dan tenaga kerja.

4. Pendekatan Ekologis
Makna Pendekatan Ekologis adalah menggabungkan unsur manusia dengan lingkungan di
suatu tempat. Tujuannya Mengidentifikasi perilaku manusia terhadap kondisi lingkungan di
tempat yang berbeda; Mengidentifikasi dampak lingkungan akibat perbedaan pola hidup
manusia di tempat yang berbeda; dan Mengidentifikasi persamaan atau perbedaan pola
hubungan tersebut di tempat yang berbeda.

Contohnya adalah pada pendekatan ekologis pada dasarnya gabungan dari pendekatan
regional dan pendekatan sistematik dimana melihat persamaan dan perbedaan akan suatu
pola. Hal yang membedakan adalah pola yang muncul memiliki dampak terhadap lingkungan
atau tidak dan sebaliknya. Gambar di bawah ini merupakan contoh kasus dengan pendekatan
ekologis yang dilihat dari dampak kondisi lingkungan yang relatif cirinya sama dengan pola
kehidupan manusia di beberapa wilayah yang berbeda.

5. Pendekatan Keruangan
Pendekatan ini adalah upaya untuk mengkaji persamaan dan perbedaan fenomena geosfer
dalam ruang. Pendekatan keruangan digunakan untuk mengetahui persebaran penggunaan
ruang yang telah tersedia dan bagaimana penyediaan ruang yang akan digunakan untuk
berbagai kebutuhan.

Contoh: Untuk perencanaan pembukaan lahan pemukiman, banyak data yang harus diketahui
untuk memenuhi persyaratan. Di antaranya adalah data seperti ketinggian tempat, kemiringan
lereng, jenis tanah, dan sebagainya. Nantinya, hal tersebut digunakan untuk menilai keadaan
fisik lokasi yang mempengaruhi tingkat adaptasi manusia yang akan tinggal di sana.

6. Pendekatan Historikal

Makna Pendekatan Historikal menelusuri perkembangan suatu gejala geografi Tujuannya


diantaranya Mengetahui keterkaitan ruang pada masa lampau dan kini (keterkaitan tempat
dan waktu), Dampak dari gejala geografi di masa lampau kemungkinan akan terbawa hingga
masa kini.

Contoh: perkembangan suatu daerah menjadi sebuah kota yang dapat dilihat dari segi
perkembangan lokasi dan waktu. Perkembangan suatu daerah menjadi sebuah kota biasanya
lebih kepada perkembangan ekonomi. Pendekatan historikal dapat menggunakan kajian
mengenai lokasi pusat – pusat perekonomian sebagai acuan dalam perkembangan suatu kota.

Anda mungkin juga menyukai