Anda di halaman 1dari 12

C

O
V
E
R

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “VOC di Indonesia” tepat waktu.

Makalah “VOC di Indonesia” disusun guna memenuhi tugas guru pada pelajaran Sejarah
Indonesia di SMA Negeri 1 Babat. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang Vereenigde Oost-Indische Compagnie.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Muflih Zamroni, S. Pd.
selaku pengajar Sejarah Indonesia. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Lamongan, 8 Oktober 2020

Elizabeth Leo

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. 2

DAFTAR ISI ............................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 4

1.1 Latar Belakang................................................................................. 4

1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 5

1.3 Tujuan ............................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 6

2.1 Keadaan Indonesia di Masa VOC................................................... 6

2.2 Keadaan Indonesia di Masa Pemerintahan Deandels..................... 6

2.3 Keadaan Indonesia di Masa Pemerintahan Raffles......................... 7

2.4 Penerapan Culture Stelsel di Indonesia........................................... 7

2.5 Penerapan Politik Pintu Terbuka di Indonesia................................ 8

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 10

3.1 Kesimpulan .................................................................................... 10

3.2 Saran .............................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 11

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Vereenigde Oostindische Compagnie, atau sering disingkat VOC adalah persekutuan
dagang asal Belanda yang memiliki monopoli untuk aktivitas perdagangan di Asia.
Disebut Hindia Timur karena ada pula Geoctroyeerde Westindische Compagnie yang
merupakan persekutuan dagang untuk kawasan Hindia Barat. Perusahaan ini dianggap
sebagai perusahaan multinasional pertama di dunia sekaligus merupakan perusahaan
pertama yang mengeluarkan sistem pembagian saham. VOC didirikan pada tanggal 20
Maret 1602 melalui penggabungan empat perusahaan dagang Belanda oleh Johan van
Oldenbarnevelt dan Staten Generaal.

VOC memiliki kantor pusat yang berada di Oost-Indisch Huis, Amsterdam, dan
Republik Belanda dan cabang di Batavia sekaligus Hindia Belanda. VOC beroperasi di
wilayah Hindia Belanda, India, Tiongkok, Thailand, Taiwan, Malaka, Jepang, dan
Afrika Selatan.

Meskipun sebenarnya VOC merupakan sebuah persekutuan badan dagang saja, tetapi
badan dagang ini istimewa karena didukung oleh negara dan diberi fasilitas serta hak-
hak istimewa (octrooi). Misalnya VOC boleh memiliki tentara, memiliki mata uang,
bernegosiasi dengan negara lain hingga menyatakan perang.Banyak pihak menyebut
VOC sebagai negara di dalam negara.

Dikalangan orang Indonesia bahkan juga di Malaysia, VOC memiliki sebutan populer
kompeni atau kumpeni. Istilah ini berasal dari kesalahan orang Indonesia ketika
mengucapkan compagnie dalam bahasa Belanda yang merujuk pada makna perusahaan.
Tetapi rakyat Nusantara lebih mengenal kompeni sebagai tentara Belanda karena
penindasannya dan pemerasan kepada rakyat Nusantara yang sama seperti tentara
Belanda.

4
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana keadaan Indonesia masa VOC?
2. Bagaimana keadaan Indonesia masa Deandels dan Raffles?
3. Bagaimana penerapan cultuure stelsel di Indonesia?
4. Bagaimana penerapan politik pintu terbuka di Indonesia?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa saja yang terjadi di Indonesia selama masa VOC.
2. Untuk mengetahui keadaan dan kondisi Indonesia pada masa VOC.
3. Untuk mempelajari sejarah kolonialisme di Nusantara.
4. Untuk menambah wawasan Penulis maupun Pembaca.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Keadaan Indonesia di Masa VOC


Kondisi Indonesia pada masa penjajahan, tepatnya saat penjajahan oleh Belanda
dengan kongsi monopoli perdagangan nya yang disebut VOC sangatlah memprihatinkan.
Hasil rempah rempah terus menurun akibat VOC tersebut. Akibatnya, angka kemiskinan
menjulang tinggi. Selain itu angka kemiskinan yang menjulang tinggi, terjadi pula
kelaparan yang berujung kematian dimana mana.
Namun, dengan adanya VOC itu, Indonesia memperoleh beberapa dampak positif.
Pertama, aktivitas perdagangan di Indonesia semakin ramai. Kedua, rakyat Indonesia
menjadi lebih mengenal tentang tata cara perdagangan. Ketiga, pedagang pribumi dapat
membangun kerja sama dengan pedagang negara lain. Tetapi meskipun begitu, karena
ini disebut penjajahan pasti tidak terlepas dengan menderitanya rakyat negeri jajahan
sebagai dampak negatifnya.
2.2 Keadaan Indonesia Pada Masa Pemerintahan Deandels
Selain monopoli perdagangan, ada pula kebijakan kerja yang dikeluarkan di masa
penjajahan, beberapa di antaranya diterbitkan di bawah pimpinan Gubernur Jenderal
Herman Willem Daendels. Kebijakan yang dikeluarkan meliputi tiga bidang, yaitu
bidang pertahanan dan keamanan, bidang pemerintahan, dan bidang ekonomi sosial.
Kebijakan Belanda di bidang pertahanan dan keamanan termasuk pembangunan benteng
pertahanan, pembangunan pangkalan Angkatan Laut di Anyer dan Ujung Kulon,
pembangunan Jalan Raya Anyer-Panarukan, pembangunan pabrik senjata, dan
peningkatan jumlah tentara.
Di bidang pemerintahan, Belanda mengeluarkan kebijakan meliputi memperbaiki
gaji pegawai, memberantas korupsi, membagi Pulau Jawa menjadi 9 daerah, merombak
sistem pemerintahan feodal, dan menjadikan Batavia sebagai pusat pemerintahan.
Terakhir, di bidang sosial-ekonomi, terdapat empat kebijakan, yaitu contingenten,
verplichte leverantie, preangerstelsel, dan kerja rodi. Contingenten merupakan
penyerahan pajak hasil bumi kepada Belanda. Verplichte leverantie adalah kewajiban
rakyat untuk menjual hasil panen kepada Belanda sesuai harga yang ditetapkan.
Preangerstelsel merupakan kewajiban rakyat Priangan untuk menanam kopi. Terakhir,
kerja rodi adalah sistem kerja paksa tanpa upah bagi rakyat Indonesia.

6
2.3 Keadaan Indonesia Pada Masa Pemerintahan Raffles
Kebijakan politik Raffles di Indonesia dijalankan berdasarkan asas-asas liberal yang
menjunjung tinggi persamaan derajat dan kebebasan manusia. Dijiwai oleh nilai-nilai
liberal, Raffles bermaksud mewujudkan kebebasan dan menegakkan hukum dalam
pemerintahannya, yaitu berupa :
1. Perwujudan kebebasan dilaksanakan berupa kebebasan menanam, kebebasan
berdagang, dan produksi untuk ekspor.
2. Penegakkan hukum diwujudkan berupa perlindungan hukum kepada rakyat agar
bebas dari kesewenang-wenangan.
Sesuai dengan kebijakan politiknya tersebut, Raffles menerapkan kebijakan ekonomi
seperti yang dijalankan Inggris di India. Hal tersebut karena Indonesia memiliki banyak
persamaan, yaitu sama-sama negara agraris. Kebijakan ekonomi yang diterapkan Inggris
tersebut disebut dengan Landrent-system atau sistem pajak tanah.
Dalam masa pemerintahannya, Raffles mengeluarkan kebijaksanaan ekonomi yang
disebut dengan sistem pemungutan pajak tanah atau landrent, yang bertujuan ingin
menciptakan suatu sistem ekonomi di Jawa yang bebas dari segala unsur paksaan.
Pokok-pokok kebijakan sistem pajak tanah adalah sebagai berikut :
1. Segala bentuk penyerahan wajib dan kerja paksa dihapuskan dan rakyat diberi
kebebasan dalam menentukan jenis tanaman yang akan ditanamnya.
2. Peranan para bupati sebagai pemungut pajak dihapuskan dan sebagai gantinya
mereka dijadikan sebagai aparat negara yang bertanggung jawab kepada
pemerintah.
3. Pemerintah Inggris adalah pemilik tanah. Setiap petani yang menggarap tanah
dianggap sebagai penyewa tanah milik pemerintah. setiap penyewa tanah
diwajibkan untuk membayar pajak sebagai uang sewa.
Sistem pajak tanah menemui kegagalan, sebab :
1. Sistem pajak tanah tidak mendapat dukungan dari para bupati.
2. Sebagian besar masyarakat pedesaan belum mengenal sistem ekonomi uang.
3. Adanya kesulitan dalam menentukan jumlah pajak bagi setiap penyewa tanah.
2.4 Penerapan Culture Stelsel di Indonesia
Kebijakan tanam paksa, atau disebut juga dengan Cultur Stelsel adalah kebijakan atau
peraturan yang dikeluarkan oleh Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch pada tahun
1830 dengan tujuan untuk mengeruk kekayaan alam Indonesia. Melalui kebijakan ini,

7
pemerintah Belanda mewajibkan rakyat menanami 1/5 dari tanahnya untuk kemudian
menyerahkan hasil ladang kepada Belanda.
Penyimpangan sistem tanam paksa adalah semakin bertambahnya penggunaan lahan
sampai mencapai 1/2 bagian ladang. Selain itu, tanah yang awalnya digarap petani
pribumi dan telah dibebaskan dari pajak pada pelaksanaannya tetap saja dikenai pajak
sewa tanah. Hasil penjualan tanaman-tanaman tersebut juga harus diserahkan kepada
Belanda. Jika rakyat tidak memiliki lahan, maka mereka dapat menggantinya dengan
berkontribusi dalam pengangkutan hasil-hasil kebun atau pabrik selama kurang lebih 66
hari.
Kenyataan pahit lainnya, kerugian panen yang sejatinya akan ditanggung oleh
Belanda, nyatanya tidak terjadi. Petani yang mengalami gagal panen harus menanggung
sendiri semua kerugiannya. Semua pekerjaan pun diawasi oleh pengawas dari pribumi
sedangkan para petinggi dari Belanda hanya mengawasi pekerjaan secara umum.
Tanam paksa boleh dibilang merupakan era paling eksploitatif dalam praktik ekonomi
Hindia Belanda di Indonesia. Sistem ini bahkan jauh lebih keras dan kejam dibanding
sistem monopoli VOC karena ada sasaran pemasukan penerimaan negara yang sangat
dibutuhkan pemerintah.
Petani yang pada zaman VOC wajib menjual komoditas tertentu pada VOC, kini
harus menanam tanaman tertentu dan sekaligus menjualnya dengan harga yang
ditetapkan kepada pemerintah. Aset tanam paksa inilah yang memberikan sumbangan
besar bagi modal pada zaman keemasan kolonialis liberal Hindia Belanda pada 1835
hingga 1940.
2.5 Penerapan Politik Pintu Terbuka di Indonesia
 Pengertian Politik Pintu Terbuka
Politik pintu terbuka adalah pelaksanaan politik colonial liberal di Indonesia,
dimana golongan liberal Belanda berpendapat bahwa kegiatan ekonomi
Indonesia harus ditangani oleh pihak swasta, sementara pemerintah cukup
berperan mengawasi saja.
 Latar Belakang Penerapan Politik Pintu Terbuka
Adanya traktat Sumatera pada tahun 1871 yang memberikan kebebasan bagi
Belanda untuk meluaskan wilayahnya ke Aceh. Sebagai imbalannya Inggris
meminta Belanda menerapkan system ekonomi Liberal di Indonesia agar
pengusaha Inggris dapat menanamkan modalnya di Indonesia.

8
 Pelaksanaan Politik Pintu Terbuka
Pelaksanaan politik pintu terbuka yaitu membuka Jawa bagi perusahaan swasta.
Kebebasan dan keamanan para pengusaha dijamin. Pemerintah kolonial hanya
memberi kebebasan para pengusaha untuk menyewa tanah, bukan untuk
membelinya. Hal ini dimaksudkan agar tanah penduduk tidak jatuh ketangan
asing. Tanah sewaan itu dimaksudkan untuk memproduksi tanaman dapat di
ekspor ke Eropa.
 Dampak dari Kebijakan Politik Pintu Terbuka
o Politik pintu terbuka yang diharapkan dapat memperbaiki kesejahteraan
rakyat, justru membuat rakyat semakin menderita.
o Rakyat semakin menderita dan sengsara karena eksploitasi terhadap
sumber pertanian dan tenaga manusia semakin hebat.
o Rakyat mengenal sistem upah dengan uang, juga mengenal barang-barang
ekspor dan impor.
o Industri/usaha pribumi mati karena pekerjanya pindah bekerja ke
perkebunan dan pabrik-pabrik.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Awal masuk bangsa-bangsa Eropa ke Nusantara khususnya bangsa Belanda sedikit
banyaknya mempengaruhi dan merubah tatanan kehidupan Bangsa Indonesia terutama
dalam bidang perekonomian di Indonesia pada saat itu. Dengan terbentuknya persatuan
kongsi dagang Belanda pada tahun 1602 dengan nama VOC (Verenigde Oost Indische
Company) merupakan tonggak awal eksistensi Belanda di Nusantara dalam perdagangan
(khususnya rempah-rempah).
Ada pula kebijakan kerja yang diterbitkan di bawah pimpinan Gubernur Jenderal
Herman Willem Daendels. Kebijakan yang dikeluarkan meliputi tiga bidang, yaitu
bidang pertahanan dan keamanan, bidang pemerintahan, dan bidang ekonomi sosial.
Sedangkan dalam masa pemerintahan Raffles, Raffles mengeluarkan kebijaksanaan
ekonomi yang disebut dengan sistem pemungutan pajak tanah atau landrent, yang
bertujuan ingin menciptakan suatu sistem ekonomi di Jawa yang bebas dari segala unsur
paksaan.
Cultur Stelsel adalah peraturan yang dikeluarkan oleh Gubernur Jenderal Johannes
van den Bosch pada tahun 1830 yang mewajibkan setiap desa menyisihkan sebagian
tanahnya (20%) untuk ditanami komoditas ekspor, khususnya kopi, tebu, teh, dan tarum
(nila).
Politik pintu terbuka adalah pelaksanaan politik colonial liberal di Indonesia, dimana
golongan liberal Belanda berpendapat bahwa kegiatan ekonomi Indonesia harus
ditangani oleh pihak swasta, sementara pemerintah cukup berperan mengawasi saja.

3.2 Saran
Keberadaan bangsa Belanda dan Inggris membawa banyak pengaruh bagi bangsa
Indonesia. Baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun politik. Pengaruh yang ada harus
kita evaluasi dengan baik. Jangan sampai kita kembali terjajah dengan kedatangan
bangsa dan organisasi asing. Indonesia memiliki banyak sumber daya yang harus kita
kelola sepandai-pandainya agar tidak mudah dikuasai oleh bangsa asing yang akan
menjadikan kita budak di negara sendiri. Sebagai generasi bangsa kita harus mengisi

10
kemerdekaan dan menjaga keutuhan serta kasatuan wilayah Indonesia supaya masa
penjajahan tidak terulang lagi.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/apa-yang-dimaksud-dengan-kebijakan-tanam-
paksa-7263/
http://azizahtly.blogspot.com/2016/09/pengertian-politik-pintu-terbuka-
latar.html#:~:text=Pelaksanaan%20politik%20pintu%20terbuka%20yaitu,penduduk%20tidak
%20jatuh%20ketangan%20asing.

12

Anda mungkin juga menyukai