Anda di halaman 1dari 18

1.

Lokasi

Lokasi atau letak adalah suatu tempat atau letak daerah dimana adanya keterkaitan suatu objek
di muka bumi. Secara umum konsep lokasi dibagi menjadi dua yakni lokasi absolut dan lokasi
relatif.

Lokasi Absolut
Lokasi absolut adalah letak suatu daerah dilihat dari garis lintang dan garis bujur. Keadaan lokasi
absolut bersifat statis dan tidak dapat berubah karena berpedoman pada garis astronomi bumi.
Perbedaan lokasi berdasarkan garis astronomis ini menyebabkan perbedaan iklim (garis lintang)
dan perbedaan waktu (garis bujur).

Contoh lokasi absolut misalnya adalah letak astronomis Indonesia yang terletak antara 6 derajat
lintang utara sampai 11 derajat lintang selatan serta 95 derajat bujur timur sampai 141 bujur
timur (6°LU-11°LS, dan 95°BT-141°BT).

Lokasi Relatif
Lokasi relatif adalah letak atau tempat yang dilihat dari daerah lainnya yang berada di
sekitarnya. Lokasi ini pula dapat berganti-ganti sesuai dengan objek yang ada di sekitarnya.
Keberadaan lokasi relatif sangat penting karena lebih banyak kajiannya dalam geografi yang
biasa disebut dengan letak geografis.

Contoh lokasi relatif adalah letak geografis Indonesia yang terletak di antara dua benua (Asia
dan Australia) serta diapit oleh dua samudera (Hindia dan Pasifik).
2. Jarak

Jarak juga termasuk salah satu konsep dasar geografi. Dalam kehidupan sosial ekonomi, jarak
memiliki arti penting. Secara umum konsep jarak dapat dibagi mennadi dua yaitu jarak
absolut/mutlak dan jarak relatif.

Jarak Mutlak
Jarak mutlak atau absolut adalah jarak geometrik yang dinyatakan dalam satuan panjang meter
(m) atau kilometer (km). Konsep jarak mutlak bersifat tetap dan tidak bisa diubah-ubah.

Contoh jarak mutlak adalah jarak Jakarta ke Surabaya adalah 790 kilometer.

Jarak Relatif
Jarak relatif adalah jarak waktu yang diukur dengan satuan waktu (hari, jam, menit, detik, dl).
Ruang atau sela antara dua titik diukur berdasarkan jarak tempuhnya dan bisa berbeda-beda
tergantung kondisi tertentu.
Contoh jarak relatif adalah perjalanan dari Jakarta ke Surabaya memakan waktu sekitar 10 jam
sampai 15 jam dengan menggunakan kereta api. Namun jika menggunakan pesawat terbang
hanya memakan waktu sekitar 1 jam saja.

3. Keterjangkauan

Konsep keterjangkauan adalah kemudahan akses jarak tempuh menuju suatu titik. Dalam kata
lain keterjangkauan adalah jarak yang mampu dicapai dengan maksimum dari satu wilayah ke
wilayah lain. Hal yang harus diperhatikan dalam konsep keterjangkauan adalah sarana dan
prasarana penunjang yang ada.

Contoh keterjangkauan adalah dulu untuk menuju pulau Madura harus menggunakan kapal.
Namun setelah dibangun Jembatan Suramadu, kita bisa menuju ke Madura dengan mobil dan
angkutan darat lain via jembatan.

4. Pola

Konsep esensial geografi berikutnya adalah pola (pattern). Pola adalah bentuk, struktur, dan
persebaran fenomena atau kejadian di permukaan bumi baik gejala alam maupun gejala sosial.
Pola juga dapat diartikan sebagai tatanan geometris yang beraturan sebagai bentuk interaksi
manusia dengan lingkungannya.

Contoh pola dalam konsep geografi adalah pembangunan pemukiman penduduk dibangun
memanjang mengikuti jalan raya atau aliran sungai.

5. Geomorfologi

Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukaan bumi. Ilmu geografi
tidak terlepas dari bentuk-bentuk permukaan bumi, seperti pegunungan, perbukitan, lembah,
dan dataran. Hal inilah yang menyebabkan permukaan bumi merupakan objek studi geografi.

Contoh konsep geomorfologi adalah kota Surabaya terletak di dataran rendah

6. Aglomerasi

Pengertian aglomerasi adalah kecenderungan pengelompokan suatu gejala yang terkait dengan
aktivitas manusia. Pengelompokkan ini dilakukan sebagai objek studi geografi.

Contoh aglomerasi adalah pengelompokan kawasan industri yang dipisahkan dari daerah
pemukiman
7. Nilai Kegunaan

Dalam kaitannya sebagai salah satu konsep dasar geografis, nilai kegunaan adalah manfaat yang
diberikan oleh suatu wilayah di muka bumi pada makhluk hidup, tidak akan sama pada semua
orang. Tentu manfaat yang dihasilkan bersifat relatif, namun memiliki potensi untuk menunjang
perkembangan suatu wilayah.

Contoh nilai kegunaan geografis adalah kawasan dataran tinggi bisa dimanfaatkan untuk tanah
perkebunan yang subur, sedangkan daerah pantai bisa dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi

8. Interaksi/Interpendensi

Interaksi atau interpendensi merupakan terjadinya hubungan yang saling mempengaruhi antara
suatu gejala dengan gejala lainnya. Definisi lain mencakup keterkaitan dan ketergantungan satu
daerah dengan daerah lain untuk saling memenuhi kebutuhannya.

Contoh interaksi interpendensi adalah daerah pedesaan menghasilkan bahan-bahan pangan


yang akan didistribusikan ke daerah perkotaan

9. Diferensiasi Areal

Pengertian diferensiasi areal secara umum adalah fenomena yang berbeda antara tempat yang
satu dengan yang lain. Diferensiasi areal membandingkan antara dua wilayah untuk
menunjukkan adanya perbedaan antara satu wilayah dengan wilayah lain karena tiap wilayah
memiliki karakteristik yang unik.

Contoh diferensiasi areal adalah mata pencaharian penduduk daerah pantai kebanyakan adalah
nelayan, tapi di dataran tinggi kebanyakan warganya menjadi petani.

10. Keterkaitan Ruang

Konsep geografis terakhir adalah keterkaitan ruang. Definisinya adalah hubungan antara suatu
fenomena dengan fenomena lainnya yang merupakan suatu keterkaitan keruangan. Hal ini
mendorong terjadinya sebab-akibat antar wilayah.

Contoh keterkaitan ruang adalah polusi udara yang terjadi di Singapura yang diakibatkan oleh
kebakaran hutan di provinsi Riau yang letaknya berdekatan

Nah demikianlah referensi ilmu geografi mengenai konsep-konsep geografi beserta contoh dan
penjelasannya. Terdapat 10 konsep geografi yang meliputi fungsi, proses, tujuan, sebab-akibat
dan fenomena alam yang terjadi di bumi ini. Sekian zona referensi kali ini semoga bisa
menambah wawasan.

1.Prinsip Distribusi (Penyebaran)

Prinsip distribusi atau penyebaran merupakan salah satu dari 4 prinsip ilmu geografi yang paling
utama. Fungsi prinsip persebaran ini digunakan untuk menelaah gejala dan fenomena geografi
yang tersebar di permukaan bumi secara tidak sama dan tidak merata. Fenomena geografi yang
diteliti bisa berupa bentang alam, tumbuhan, hewan dan manusia.

Tujuan lain penggunaan prinsip penyebaran ini juga dapat mengungkap hubungan antara satu
fenomena dengan fenomena yang lainnya secara menyeluruh. Selain itu adanya prinsip
distribusi dapat digunakan untuk meramalkan keadaan di masa yang akan datang.

Contoh prinsip distribusi (penyebaran)


 Persebaran flora dan fauna di wilayah Indonesia
 Persebaran potensi air yang berbeda dari satu tempat dengan tempat lainnya
 Persebaran total penduduk transmigran di Indonesia yang tidak merata
2. Prinsip Interelasi (Keterkaitan)

Prinsip geografi berikutnya adalah prinsip interelasi atau keterkaitan. Fungsi prinsip interelasi ini
digunakan untuk menelaah hubungan yang saling terkait antara gejala yang satu dengan gejala
geografi yang lain dalam suatu ruang. Tujuan prinsip ini juga berfungsi untuk menguraikan
hubungan yang ada di dalam ruangan tersebut antara satu gejala dengan gejala yang lainnya.

Adanya hubungan yang saling terkait antara alam dan manusia menyebabkan dibutuhkannya
prinsip keterkaitan atau sebab-akibat ini. Interelasi dapat terjadi antara alam dengan alam,
manusia dengan manusia, maupun alam dengan manusia.

Contoh prinsip interelasi (keterkaitan)


 Kekeringan yang terjadi sebagai dampak adanya fenomena La Nina
 Fenomena banjir akibat adanya penebangan hutan di wilayah hulu
 Kondisi iklim di Indonesia yang dipengaruhi oleh letak geografis Indonesia
 Penduduk pesisir pantai banyak yang menjadi nelayan karena dekat dengan wilayah
lautan
3. Prinsip Deskripsi (Penggambaran)

Prinsip deskripsi atau penggambaran menjadi salah satu prinsip geografi berikutnya. Fungsi
prinsip deskripsi digunakan untuk memberikan penjelasan lebih jauh tentang gejala-gejala yang
terjadi di muka bumi yang dapat diamati. Prinsip deskripsi ini pada intinya memberikan
penjelasan yang lebih mendalam mengenai karakteristik yang spesifik pada gejala-gejala
geografi.

Geografi menganut prinsip ini ditujukan untuk menggambarkan fenomena geosfer yang
memerlukan deskripsi baik melalui tulisan, tabel, gambar dan grafik yang disajikan melalui fakta,
gejala dan masalah sebab-akibat secara kualitatif atau pun kuantitatif.

Contoh prinsip deskripsi (penggambaran)


 Tabel angka pengangguran di provinsi Jawa Timur
 Grafik peta lempeng tektonik di dunia
 Peta wilayah lautan di kawasan Asia Tenggara
 Gambar persebaran curah hujan di Indonesia
4. Prinsip Korologi (Gabungan)

Contoh prinsip geografi yang terakhir adalah prinsip korologi atau gabungan yang memadukan
dari gabungan 3 prinsip geografi yang sudah dibahas sebelumnya. Fungsi prinsip korologi ini
bertujuan untuk menelaah gejala, fakta maupun permasalahan yang ada di suatu tempat yang
ditinjau dari persebarannya, interelasinya, interaksinya dan integrasinya dalam ruang tertentu.

Prinsip korologi ini merupakan prinsip geografi yang komprehensif karena memadukan prinsip-
prinsip lainnya yaitu prinsip distribusi, prinsip interelasi serta prinsip deskripsi dalam satu prinsip
yaitu prinsip korologi. Prinsip ini juga termasuk sebagai ciri-ciri geografi modern.

Contoh prinsip korologi (gabungan)


 Untuk meneliti masalah hujan harus diteliti mengenai persebaran curah hujan di
Indonesia, penyebab kenapa adanya perbedaan curah hujan di berbagai daerah serta
dampak yang ditimbulkan dari tingginya curah hujan di wilayah tertentu
 Untuk meneliti masalah suhu udara maka harus diteliti mengenai perbedaan suhu udara
di pedesaan dan perkotaan, penyebab timbulnya pedesaan serta pengaruh banyaknya
pepohonan di desa terhadap suhu udara di wilayah pedesaan dibanding perkotaan
Nah itulah referensi geografi mengenai 4 prinsip geografi dan contohnya beserta pengertian
dan penjelasan lengkap. Prinsip geografi menurut para ahli tersebut ada 4 jenis, yakni prinsip
distribusi (penyebaran), prinsip interelasi (keterkaitan), prinsip deskripsi (penggambaran) dan
prinsip korologi (gabungan). Sekian zona referensi prinsip prinsip geografi dan penjelasan
lengkapnya kali ini.

1. Pendekatan Spasial (Keruangan)

Pendekatan keruangan atau spacial analysisi merupakan salah satu dari 3 pendekatan geografis.
Pendekatan ini merupakan pendekatan yang khas dalam geografi karena merupakan studi
tentang keragaman ruang muka bumi dengan menelaah masing-masing aspek-aspek
keruangannya.
Dalam pendekatan ini peneliti akan mengkaji kesemaan atau perbedaan suatu fenomena
geosfer lewat aspek keruangan. Aspek-aspek ruang dan spasial geografi meliputi faktor lokasi,
kondisi alam dan kondisi sosial budaya masyarakat. Peneliti juga harus memperhatikan
distribusi/persebaran, interelasi dan interaksinya.

Pada akhirnya, diharapkan akan didapatkan manfaat bagi manusia terkait dengan pendekatan
spasial geografis ini baik dalam aspek hidrologi, pedologi dan klimatologi.

Contoh pendekatan keruangan atau spasial misalnya sebidang tanah berharga mahal karena
tanahnya bersifat subur dan terletak di tempat yang strategis. Peneliti menilai nilai tanah
berdasarkan produktivitas pertanian dan nilai ruangnya yaitu letak yang strategis.

2. Pendekatan Ekologi (Lingkungan)

Pendekatan ekologi didasarkan pada prinsip ilmu biologi yaitu interelasi yang menonjol antara
makhluk hidup dan lingkungannya. Tujuan dilakukan pendekatan ini adalah untuk mengkaji
fenomena geosfer dengan memperhatikan interaksi antara organisme dengan lingkungannya.

Aspek yang diteliti dalam pendekatan lingkungan antara lain adalah interaksi komponen fisikal
(alamiah) dan nonfisik (sosial). Selain itu, pendekatan geografi ini juga berfokus pada perilaku
organisme dan perubahan fenomena lingkungan yang terjadi secara mandiri tanpa keterkaitan.

Contoh pendekatan ekologi dapat dilihat pada fenomena banjir di suatu daerah. Fenomena ini
bisa diidentifikasi melalui tahapan-tahapan dalam pendekatan ekologi yang hasilnya kemudian
dapat dianalisa untuk menemukan solusi masalah.

Identifikasi yang dilakukan meliputi identifikasi kondisi fisik, identifikasi sikap dan perilaku
masyarakat serta analisis interaksi. Pertama dilakukan identifikasi fisik untuk menemukan kondisi
fisik lingkungan yang mendorong terjadinya fenomena banjir, misalnya seperti topografi, jenis
tanah, curah hujan dan kondisi bangunan di daerah banjir tersebut.

Kemudian dilakukan identifikasi sikap dan perilaku masyarakat untuk menemukan sikap dan
perilaku masyarakat dalam mengelola alam di lokasi tersebut, misalnya alih fungsi lahan
pertanian, penggundulan hutan, kebiasaan membuang sampah dan pola pemukiman yang
dibangun di daerah tersebut.

Terakhir dilakukan analisa interaksi ekologi terkait hubungan antara identifikasi fisik dan sikap
yang dianalisa untuk menemukan alternatif pemecahan masalah.

3. Pendekatan Regional (Kompleks Wilayah)


Pendekatan regional atau analisis kompleks wilayah dilakukan dengan membandingkan
berbagai kawasan di muka bumi dengan memperhatikan aspek-aspek keruangan dan
lingkungan secara komprehensif. Secara umum, pendekatan ini merupakan gabungan antara
pendekatan spasial dan ekologi.

Analisis ini menekankan adanya diferensiasi areal atau perbedaan karakteristik pada tiap-tiap
wilayah di bumi. Hal ini kemudian mendorong adanya interaksi antara suatu wilayah dengan
wilayah lain. Nantinya hasil pendekatan studi wilayah kemudian tertuang menjadi peta dan
dipelajari melalui disiplin ilmu kartografi.

Contoh pendekatan regional adalah dalam membangun rumah atau bangunan harus dilihat dari
karakteristik wilayahnya. Misalkan membangun rumah di daerah rawan banjir atau dekat pantai
maka fondasi akan lebih ditinggikan untuk mengantisipasi terjadinya banjir atau pasang air laut.

Nah demikianlah referensi mengenai 3 macam pendekatan geografis dan contohnya beserta
pengertian dan penjelasan lengkapnya. Semoga bisa referensi geografi tersebut bisa menambah
wawasan.

1. Aspek Fisik Aspek geografis yang pertama adalah aspek fisik. Pengertian aspek fisik secara
umum adalah aspek geografis yang mengkaji segala fenomena geosfer yang memengaruhi
keberlangsungan hidup manusia. Aspek fisik meliputi aspek kimiawi, biologis, astronomis, dan
semua fenomena alam yang langsung dapat diamati. Terdapat 3 macam aspek fisik yakni aspek
topografi, aspek biotik dan aspek non-biotik. Berikut merupakan macam macam aspek fisik dan
penjelasan lengkapnya.

Aspek Topografi Pengertian aspek topografi adalah aspek geografi fisik yang berkaitan dengan
letak atau lokasi suatu wilayah. Secara umum aspek topografi membahas mengenai hal-hal yang
berkenaan dengan letak daerah dan negara, bentuk muka buminya, luas area dan batas-batas
wilayah yang mempunyai ciri-ciri khas tertentu.

Aspek Biotik Pengertian aspek biotik adalah aspek geografi fisik yang berkaitan makhluk hidup.
Secara umum aspek biotik membahas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan unsur
tumbuhan (flora), binatang (fauna) serta kajian penduduk.

Aspek Non-Biotik Pengertian aspek non-biotik adalah aspek geografi fisik yang berkaitan
dengan tanah dan air suatu wilayah. Secara umum aspek non-biotik membahas mengenai hal-
hal yang berkenaan dengan unsur kondisi tanah, hidrologi baik perairan darat maupun laut dan
kondisi iklim dari suatu wilayah.
2. Aspek Sosial Selain aspek fisik, juga ada aspek geografis lain yaitu aspek sosial atau aspek
non-fisik. Pengertian aspek sosial secara umum adalah aspek geografi yang membahas
fenomena yang terjadi di geosfer yang masih berhubungan dengan kegiatan manusia. Tujuan
aspek sosial adalah mengetahui pola hubungan manusia dan lingkungannya. Aspek sosial
meliputi kegiatan sosial, ekonomi, politik dan budaya. Berikut merupakan macam macam aspek
sosial dan penjelasannya lengkap.

Aspek Sosial Pengertian aspek sosial adalah aspek geografi sosial yang berkaitan dengan
unsur-unsur sosial. Secara umum aspek sosial membahas mengenai hal-hal yang berkenaan
dengan unsur tradisi, adat-istiadat, komunitas, kelompok masyarakat dan lembaga-lembaga
sosial.

Aspek Ekonomi Pengertian aspek ekonomi adalah aspek geografi sosial yang berkaitan dengan
hal-hal ekonomis. Secara umum aspek ekonomi membahas mengenai hal-hal yang berkenaan
dengan unsur pertanian, perkebunan, pertambangan, perikanan, industri, perdagangan,
transportasi dan pasar.

Aspek Budaya Pengertian aspek budaya adalah aspek geografi sosial yang berkaitan dengan
unsur sosial-budaya.. Secara umum aspek budaya membahas mengenai hal-hal yang berkenaan
dengan unsur pendidikan, agama, bahasa, kesenian dan ragam budaya lain.

Aspek Politik Pengertian aspek politik adalah aspek geografi sosial yang berkaitan dengan
unsur politik. Secara umum aspek politik membahas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan
unsur kepemerintahan yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat.

Nah demikianlah referensi mengenai aspek-aspek geografi dan contohnya serta pembahasan,
penjelasan dan pengertian geografi lengkap terbaru. Secara umum terdapat 2 aspek utama
geografi yang dibagi menjadi aspek fisik dan aspek sosial. Keduanya terikat satu sama lain dan
menjadi klasifikasi aspek geografi berdasarkan objek geografi yang diamati. Sekian zona
referensi geografi kali ini.

Definisi Geografi

Apa sebenarnya definisi geografi? Untuk menjawabnya bisa dilihat dari pengertian geografi
menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia. Berdasarkan KBBI, definisi geografi
adalah ilmu tentang permukaan bumi, iklim, penduduk, flora, fauna, serta hasil yang diperoleh
dari bumi.

Geografi Fisik
Pengertian geografi fisik merupakan cabang geografi yang mencakup studi tentang kenampakan dan
fenomena alam (atau proses) di Bumi. Geografi fisik dapat dibagi lagi menjadi berbagai cabang:
Geomorfologi
Geomorfologi merupakan cabang geografi yang membantu untuk menjelaskan berbagai aspek
yang terkait dengan bentang alam di Bumi seperti sejarah dan dinamika mereka. Geomorfologi
juga mencoba memprediksi perubahan masa depan dalam kenampakan fisik muka Bumi.

Oseanografi
Lautan memegang 96,5% dari perairan di Bumi. Oleh karena itu bidang ilmu khusus, yaitu
oseanografi perlu didedikasikan untuk mempelajari lautan. Ilmu oseanografi termasuk geografi
oseanografi (studi aspek geologi dari dasar laut, gunung-gunungnya, gunung berapi, dan lain-
lain), oseanografi biologis (studi tentang kehidupan laut dan ekosistem laut), oseanografi kimia
(studi komposisi kimia dari perairan laut dan pengaruhnya terhadap bentuk kehidupan laut),
oseanografi fisik (studi tentang gerakan samudera seperti ombak, arus, dan lain-lain)

Hidrologi
Cabang ilmu hidrologi termasuk aspek vital dalam geografi fisik. Hidrologi merupakan studi
tentang sifat-sifat sumber daya air di Bumi dan dinamika pergerakan air dalam kaitannya
dengan tanah. Kajiannya ini meliputi studi tentang sungai, danau, gletser, dan akuifer bawah
tanah.

Hidrologi mempelajari pergerakan air terus menerus dari satu sumber ke sumber lain di atas,
dan di bawah permukaan Bumi, dalam bentuk siklus hidrologi.

Pedologi
Cabang ilmu geografi ini mengkaji tentang tanah. Pedologi melibatkan studi tentang berbagai
jenis lapisan tanah di permukaan Bumi. Bidang studi ini membantu mengumpulkan informasi
dan pengetahuan tentang proses pembentukan tanah (pedogenesis), konstitusi tanah, tekstur
tanah, klasifikasi, dan lain-lain.

Biogeografi
Biogeografi adalah studi tentang bagaimana spesies di Bumi tersebar di ruang geografis. Ini
juga berkaitan dengan distribusi spesies selama periode waktu geologi. Setiap wilayah
geografis memiliki ekosistem unik.

Biogeografi mengeksplorasi dan menjelaskan ekosistem seperti itu dalam kaitannya dengan
kenampakan geografis fisik. Berbagai cabang biogeografi ada seperti zoogeografi (distribusi
geografis hewan), phytogeography (distribusi geografis tanaman), biogeografi insular (studi
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ekosistem yang terisolasi), dan lain-lain.

Klimatologi
Studi ilmiah tentang iklim, klimatologi adalah bidang studi geografi yang penting di dunia saat
ini. Cabang geografi ini mengkaji semua aspek yang terkait dengan iklim mikro atau lokal
tempat dan juga makro atau iklim global. Ini juga melibatkan kajian dampak aktivitas
masyarakat manusia terhadap iklim dan sebaliknya.

Meteorologi
Cabang geografi fisik ini mengkaji tentang atmosfer dan gejala-gejala perubahan kondisinya,
termasuk perubahan panas, suhu, kandungan uap air, inti pembuat hujan, tekanan udara, dan
kondisi atmosfer lainnya yang dapat dipakai sebagai bahan pembuat prakiraan cuaca.

Geografi Lingkungan
Cabang geografi ini dikenal juga sebagai geografi integratif, yang mengeksplorasi interaksi
antara manusia (individu atau masyarakat) dan lingkungan alaminya dari sudut pandang
spasial. Geografi lingkungan merupakan celah penghubung antara geografi manusia dan
geografi fisik dan dapat diperlakukan sebagai penggabungan berbagai bidang geografi fisik dan
geografi manusia. Selengkapnya, baca; Pengertian Lingkungan, Jenis, Unsur, Dampak, dan
Contohnya

Geografi Pesisir
Geografi pesisir adalah bidang spesialisasi geografi fisik yang juga melibatkan studi geografi
manusia. Ini berkaitan dengan studi tentang dinamika pesisir dan laut. Termasuk mengkaji
tentang proses fisik yang membentuk lanskap pantai dan pengaruh laut dalam memicu
modifikasi lanskap pesisir. Studi ini juga melibatkan pemahaman tentang cara masyarakat di
wilayah pesisir mempengaruhi bentuk lahan pesisir dan ekosistemnya. Selengkapnya,
baca; Pengertian Laut, Jenis, dan Manfaatnya

Geografi Manusia
Geografi manusia adalah cabang geografi yang berhubungan dengan studi tentang bagaimana
masyarakat manusia dipengaruhi oleh permukaan bumi dan lingkungannya, serta bagaimana,
aktivitas antropologis berdampak pada planet ini. Geografi manusia terpusat pada studi
makhluk paling berevolusi di planet ini: manusia dan lingkungannya.

Cabang geografi ini dapat dibagi lagi menjadi berbagai disiplin berdasarkan fokus studi yaitu:

Geografi Kependudukan
Geografi kependudukan merupakan cabang geografi manusia yang mengkaji komponen
anthroposfernya. Geografi kependudukan memberikan penekanan untuk membuktikan tentang
tentang bagaimana variasi spasial di dalam distribusi, komposisi, migrasi, dan pertumubuhan
penduduk terkait dengan variasi spasial di dalam sifat alamiah tempat kedudukan di bumi.

Geografi kependudukan mempelajari hubungan timbal balik manusia dan lingkungannya, maka
geografi dalam pengertian penduduk mempelajari “fenomena penduduk” (kelahiran. kematian.
migrasi dan mobilitas sosial) yang dikaitkan dengan lingkungannya atau ruang dan
penyebarannya di muka bumi.

Geografi Sejarah/Historis
Geografi historis menjelaskan cara-cara di mana fenomena geografis berubah dan berevolusi
seiring berjalannya waktu. Meskipun diperlakukan sebagai sub-bidang geografi manusia,
cabang ini juga berfokus pada aspek-aspek tertentu dari geografi fisik. Geografi sejarah
mencoba memahami mengapa, bagaimana, dan kapan suatu tempat atau wilayah di Bumi
berubah dan dampaknya terjadi pada masyarakat manusia.

Geografi Budaya
Geografi budaya mengeksplorasi bagaimana dan mengapa produk dan norma budaya
bervariasi dalam ruang dan tempat. Dengan demikian cabang geografi ini berkaitan dengan
studi tentang variasi spasial budaya manusia termasuk agama, bahasa, pilihan mata
pencaharian, politik, dll. Geografi agama, geografi bahasa, dll, adalah beberapa sub-geografi
budaya.

Geografi Ekonomi
Geografi ekonomi merupakan cabang geografi manusia yang menekankan pokok bahasannya
pada aspek keruangan atau spasial dari aktivitas ekonomi manusia. Distribusi barang dan jasa
serta komunikasi termasuk salah satu contoh aspek kajian ekonomi yang sangat bergantung
pada kondisi ruang atau spasial dari suatu wilayah. Tujuan dari kajian geografi ekonomi adalah
menemukan atau mengoptimumkan potensi ekonomi suatu wilayah berdasarkan kondisi
geografisnya.

Geografi Politik
Geografi politik merupakan cabang geografi manusia yang berkaitan dengan batas-batas politik
negara-negara di dunia dan pembagian tanah dan sumber dayanya di antara negara-negara
tersebut. Cabang ini juga berkaitan dengan bagaimana struktur spasial mempengaruhi fungsi
politik dan sebaliknya. Geografi militer, geografi elektoral, geopolitik adalah beberapa sub-
geografi politik.

Geografi Permukiman
Geografi permukiman mencoba untuk mengeksplorasi bagian dari permukaan Bumi yang
meliputi pemukiman manusia. Ini adalah studi tentang permukiman di perkotaan dan pedesaan,
struktur ekonomi, infrastruktur, dll, dan dinamika pola pemukiman manusia dalam kaitannya
dengan ruang dan waktu.

Pengertian Peta adalah gambaran seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar
yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu. Ilmu yang mempelajari tentang peta
disebut kartografi.

Pengetahuan peta telah dikenal manusia sejak sebelum masehi. Benda bersejarah yang
berhubungan dengan pembuatan peta adalah berupa lempengan tanah liat peninggalan bangsa
Babilonia, Mesir, dan Cina. Benda tersebut saat ini dapat disaksikan di Museum Semit Harvard,
Amerika Serikat.

Saat ini orang dapat menggambarkan letak suatu tempat dengan gambar yang lebih baik,
antara lain dengan melakukan perbandingan antara keadaan sebenarnya dan gambar yang
dibuat. Perbandingan itu disebut skala. Misalnya, untuk menggambarkan jalan yang panjangnya
10 km cukup digambar sepanjang 10 cm. Oleh karena itu, skala merupakan komponen yang
sangat penting dalam penggambaran peta.

Daftar Isi [hide]


 1 Fungsi Peta
 2 Jenis-Jenis Peta
o 2.1 1. Peta Umum
o 2.2 2. Peta Tematik
 3 Komponen peta

Fungsi Peta
Peta merupakan alat yang sangat penting dalam geografi karena mempunyai beberapa fungsi,
antara lain sebagai berikut.

1. Menunjukkan posisi atau lokasi suatu wilayah di permukaan bumi.


2. Menggambarkan bentuk dan persebaran berbagai gejala di permukaan bumi.
3. Menggambarkan kondisi fisik dan kondisi sosial suatu wilayah.

Peta dapat digunakan untuk menggambarkan berbagai gejala yang terdapat di permukaan
bumi. Oleh karena itu, untuk mempelajari peta dengan baik seseorang hendaknya memiliki
berbagai macam pengetahuan meskipun hanya bersifat umum.

Selain bidang geografi, banyak instansi pemerintah maupun swasta yang memerlukan peta.
Sebagai contoh, di bidang militer peta sangat penting untuk menggambarkan keadaan suatu
wilayah. Di dalam bidang militer peta digunakan untuk merencanakan strategi perang, antara
lain gerakan pasukan, pengintaian, penyerangan, pertahanan, dan tempat perbekalan.

Jenis-Jenis Peta
Peta dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu peta umum dan peta khusus.

1. Peta Umum
Peta umum menggambarkan sebagian atau seluruh permukaan bumi secara umum, baik
kenampakan alam maupun buatan manusia. Peta umum terdiri atas peta topografi dan peta
chorografi.

a. Peta Topografi
Peta topografi adalah peta yang menggambarkan relief permukaan bumi dengan menggunakan
garis-garis kontur. Garis kontur adalah garis-garis pada peta yang menunjukkan perbedaan
ketinggian suatu tempat. Peta topografi juga menggambarkan kenampakan alam, misalnya pola
aliran sungai dan morfologi, serta kenampakan buatan manusia, misalnya jalan dan
permukiman. Peta topografi biasanya berskala besar, yaitu 1 : 25.000 atau 1 : 50.000.

Contoh peta Topografi:

Formatted: Font: (Default) Arial, Font color: Custom


Color(RGB(44,62,80))

b. Peta Chorografi
Peta chorografi adalah peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi
yang bercorak umum. Peta chorografi umumnya berskala sedang hingga kecil, yaitu antara 1 :
250.000 hingga di atas 1: 1.000.000.

Contoh peta Chorografi:

Formatted: Font: (Default) Arial, Font color: Custom


Color(RGB(44,62,80))

2. Peta Tematik
Peta tematik menggambarkan fenomena atau objek tertentu di permukaan bumi. Guna
membuat peta tematik diperlukan peta dasar berupa peta topografi dan data-data yang sesuai.
Informasi yang dapat diambil dari peta topografi antara lain garis lintang dan garis bujur, relief,
permukiman, batas- batas administrasi, serta nama-nama geografi. Adapun data yang lain
dapat diperoleh dari survei atau penelitian lapangan dan dokumentasi, misalnya data sensus
penduduk.

Contoh peta tematik adalah Peta Kepadatan Penduduk. Peta itu menggambarkan
perbandingan antara jumlah penduduk dan luas wilayahnya.

Formatted: Font: (Default) Arial, Font color: Custom


Color(RGB(44,62,80))

Berdasarkan skalanya peta dibedakan menjadi tiga, yaitu peta skala besar, sedang, dan kecil.

a. Peta skala besar adalah peta yang skalanya kurang dari 1 :


10.000. Peta yang dibuat dengan skala besar dapat menyajikan gambar dalam ukuran besar
sehingga data yang ditampilkan lebih rinci. Contohnya, peta-peta yang berhubungan dengan
kepemilikan tanah.

b. Peta skala sedang adalah peta yang skalanya antara 1 :


10.000 dan 1 : 250.000. Peta yang dibuat dengan skala
sedang menyajikan gambar dalam ukuran agak rinci. Contohnya, Peta Topografi.
c. Peta skala kecil adalah peta yang skalanya di atas 1 : 250.000. Peta yang dibuat dengan
skala kecil menyajikan gambar dalam ukuran kecil sehingga data yang ditampilkan lebih
sederhana. Contohnya, Peta Indonesia.

Komponen peta
Peta merupakan alat bantu dalam geografi. Sebuah peta yang ideal harus dapat dibaca dan
digunakan dengan mudah. Oleh karena itu, dalam pembuatannya harus dilengkapi dengan
komponen-komponen tertentu, antara lain sebagai berikut.

1. Judul Peta
Peta harus diberi judul atau identitas yang mencerminkan isi peta. pada umumnya judul peta
diletakkan di bagian atas tengah dan di luar garis tepi. Ukuran huruf untuk judul disesuaikan
dengan besarnya peta.

2. Mata Angin (Petunjuk Arah)


Mata angin harus dicantumkan dalam peta untuk mengetahui arah utara, selatan, barat, dan
timur pada peta.

3. Skala Peta
Skala peta merupakan komponen yang sangat penting dalam peta karena berfungsi
menunjukkan perbandingan antara jarak sebenarnya dan jarak pada peta.

4. Simbol
Pada peta umum simbol-simbol yang digunakan bersifat tetap, misalnya simbol kota, ibu kota
negara, jalan kereta api, dan sungai. Adapun pada peta tematik, simbol-simbol yang digunakan
mempunyai ketentuan-ketentuan menurut temanya. Secara umum simbol dibedakan menjadi 4
kelompok, yaitu simbol titik, garis, wilayah atau area, dan warna.

5. Legenda
Legenda menjadi kunci untuk membaca peta karena berisi keterangan simbol-simbol yang
terdapat dalam peta. Legenda biasanya diletakkan di bagian kiri atau kanan bawah peta di JJP

6. Garis Astronomis
Garis astronomis terdiri atas garis lintang dan garis bujur. Garis-garis itu berguna untuk
mengetahui posisi absolut suatu objek pada peta utama. Tanda-tanda koordinat garis-garis
astronomis umumnya digambarkan dengan garis-garis pendek memotong garis tepi.

7. Garis Tepi
Garis tepi merupakan garis untuk membatasi ruang peta, umumnya berbentuk persegi empat.

8. Sumber Peta
Sumber peta perlu dicantumkan untuk meyakinkan pengguna bahwa peta tersebut berasal dari
instansi atau lembaga yang berkompeten dalam pembuatan peta.

9. Tahun Pembuatan
Tahun pembuatan peta berguna untuk mengetahui waktu peta itu dibuat. Tahun pembuatan
peta penting untuk dicantumkan khususnya pada peta yang sifat datanya selalu mengalami
perubahan.

10 RUMUS PETA
1.MENCARI JARAK PETA

JP X JS=CM

2.MENCARI JARAK SEBENARNYA

JS=JP : S= CM

3.MENCARI SKALA PETTA

S= JP : JS =CM

4.MENCARI SKALA KONTUR

S= CI X 2000 -> C1= KONTUR INTERNAL

5.MENCARI KONTUR INTERVAL

CI = 1 : 2000 X PS= -> PENYEBUT SKALA

6.MENCARI KETINGGIAN TEMPAT

KX= D1 : D2 X CI +TC= D1=JARAK B-C D2=JARAK A-C CI=KONTUR INTERVAL TC=TINGGI KONTUR
BAWAH

7.MENCARI KKEMIRINA LERENG DALAM %

KL=BEDA TINGGI : 35 X 100%

8.PERBANDINGAN PETA

P1=D1 : D2 X P2= P1=SKALA PETA1 P2=SKALA PETA2 D1 JARAK PETA1 D2 JARAL PETA2

9.MEMPERBESR PETA

MP= SKALA : JUMLAH PERBESARNYA

10.MEMPERKECIIL PETA

MMKP=SKKALA X JJUMLAH
4 DAMPAK ROTASI

1. Peredaran Semu Harian Benda-Benda Langit

2. Pergantian Siang dan Malam

3. Perbedaan Waktu dan Pembagian Waktu Internasional

4. Perbedaan Percepatan Gravitasi Bumi

B. Dampak Revolusi Planet Bumi

1. Perubahan Lama Siang dan Malam

2. Gerak Semu Matahari.

3. Pergantian Musim

Teori Lempeng Tektonik


Apa yang dikemukakan oleh Wegener ini kemudian menjadi dasar dari munculnya teori lempeng
tektonik. Inti dari teori lempeng tektonik ini adalah bentukan kerak bumi yang pada dasarnya terdiri dari
lempeng -lempeng tektonik yang seolah mengapung dan bergerak di atas lapisan inti bumi yang cair,
sangat panas dan selalu bergolak.

Pergolakan magma yang terjadi di dalam bumi ini menyebabkan benua -benua mengalami
pergeseran. Di seluruh permukaan bumi, ada terdapat cukup banyak lempeng tektonik yang terus
bergerak. Bahkan, hampir setiap wilayahnya terdapat lempeng tektonik tersendiri.

Contoh lempeng tektonik tersebut misanya : lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, Lempeng Amerika
Utara, Lempeng Karibia, Lempeng Kokos, Lempeng Amerika Selatan, Lempeng Anatolia, Lempeng Arab,
Lempeng Afrika, lempeng Antartika, Lempeng Pasifik - Antartika, Lempeng Indo - Australia dan lain
sebagainya.
Wilayah Indonesia sendiri terletak di perbatasan tiga lempeng tektonik. Tiga lempeng tersebut yakni
Lempeng Indo - Australia yang mendeesak ke arah utara, Lempeng Pasifik yang bergerak ke arah barat,
dan Lempeng Eurasia yang bergerak ke arah selatan.

Adanya pergolakan dari ketiga lempeng tektonik ini menyebabkan munculnya rangkaian gunung api
yang ada di Indonesia, fenomena gunung meletus dan gempa yang lumayan sering melanda. Hal ini
disebabkan oleh pergeseran lempeng di dsar laut yang bahkan mampu menyebabkan gempa besar yang
memicu tsunami.

Gerakan lempeng tektonik ini ada tiga macam, yakni gerakan divergen, gerakan konvergen, dan gerakan
sesar. Berikut penjelasan dari tiga jenis gerakan lempeng tektonik tersebut.

Baca Juga: Perbedaan Jalan Desa, Jalan Kelas I, II, III A, III B, dan III C

1) Gerakan divergen
Gerakan divergen adalah bentuk gerakan lempeng -lempeng tetonik yang saling menjauh. Karena
gerakan yang menjauh inilah, timbul retakan -retakan yang menjadi jalan keluar magma. Magma ini
kemudian mengalir sedikit demi sedikit sampai ke permukaan bumi. Dari magma inilah, dapat muncul
pulau -pulau vulkanik baru.

Contoh pulau vulkanik yang muncul akibat magma yang keluar dari gerakan divergen ini misalnya pulau -
pulau di tengah Samudra Atlantak di perbatasan lempeng Eurasia dan Amerika Utara.

Sementara adanya gerakan divergen yang terjadi di dasar lautan, juga dapat membentuk kenampakan
hamparan dasar laut atau sea floor spreading. Seperti contohnya adalah pematang tengah Atlantik (Mid-
Atlantic Ridge).

Untuk gerakan divergen yang terjadi di daratan, dapat membentuk lembah retak besar seperti great rift
valley di Afrika Timur.

2) Gerakan konvergen
Gerakan konvergen adalah gerakan lempeng -lempeng tektonik yang saling mendekat sehinggga
menimbulkan tumbukan antarlempeng. Apabila lempeng samudra menabrak lempeng benua, maka sisi
lempeng samudera akan melengkung dan masuk ke bawah lempeng benua.

Hal ini bisa terjadi karena lempeng benua mempunyai berat jenis yang lebih ringan daripada lempeng
samudra. Proses masuknya sisi lempeng samudra ke bawah lempeng benua ini juga dikenal dengan
sebutan penunjaman (subduction).

Penunjaman ini dapat membentuk palung parit samudra dan pegunungan. Sebagai contoh, seperti
palung Peru -Cile (Peru - Chile Trench), palung Jawa, dan Pegunungan Himalaya.

3) Gerakan sesar mendatar


Gerakan sesar mendatar (transform) merupakan gerakan lempeng -lempeng tektonik yang saling
bergesekan dengan berlawanan arah. Contohnya seperti pada gesekan Lempeng Samudra Pasifik
dengan lempeng daratan Amerika Utara yang membentuk sesar atau patahan San Andreas (San Andreas
Fault).
Patahan San Andreas ini membentuk kurang lebih sepanjang 1.200 km dari San Francisco di utara hingga
ke Los Angeles di selatan Amerika Serikat. Zona dari pergesekan lempeng -lempeng tektonik inilah yang
disebut seabagai zona sesar mendatar (zone transform).

Anda mungkin juga menyukai