Anda di halaman 1dari 5

KONSEP GEOGRAFI

1. Konsep Lokasi

Konsep Geografi yang pertama adalah konsep lokasi. Pada konsep lokasi, berguna untuk mengkaji
posisi letak suatu objek Geografi di permukaan Bumi. Konsep lokasi suatu tempat punya nilai
ekonomi jika dihubungkan dengan harga.

Konsep lokasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif. Lokasi absolut adalah
lokasi yang menunjukkan objek tertentu oleh garis astronomis, yaitu garis lintang dan garis bujur.
Sementara itu, lokasi relatif adalah lokasi yang ditentukan menurut tempatnya, berada di dekat objek
lain di sekitar tempat tersebut.

Contoh Konsep Lokasi

Contoh konsep lokasi yang mempengaruhi nilai ekonomi bila dihubungkan dengan harga adalah nilai
tanah atau lahan untuk pemukiman dipengaruhi oleh tempat-tempat yang ada di sekitarnya. Tanah
yang berlokasi di dekat kuburan harganya akan berkurang, sementara untuk tanah yang dekat
dengan pasar akan meningkat.

Contoh lain dari konsep lokasi selain terkait dengan harga adalah di daerah dingin orang-orang
cenderung menggunakan baju tebal, berbeda dengan orang-orang di kawasan pantai yang lebih
sering terlihat menggunakan kaos.

2. Konsep Jarak

Konsep jarak adalah ruang yang menghubungkan antara dua buah objek atau lebih. Konsep jarak bisa
dihubungkan dengan keuntungan yang diperoleh manusia.

Konsep jarak diukur berdasarkan satuan panjang (jarak mutlak) dan waktu (jarak relatif). Jarak
mutlak adalah jarak antara dua buah objek atau lebih yang bisa diukur dengan satuan panjang.
Kemudian, jarak relatif adalah jarak yang dihitung berdasarkan satuan waktu, sehingga menimbulkan
perbedaan antar individunya.

Contoh Konsep Jarak

Contoh dari konsep jarak adalah harga tanah akan semakin tinggi jika dekat dengan pusat kota. Selain
itu, contoh lain dari konsep jarak yaitu lokasi usaha akan dekat dengan pusat kota yang ramai
penduduk agar pemasarannya lebih mudah dan cepat laris.

3. Konsep Morfologi

Konsep morfologi atau relief adalah perwujudan dari bentuk permukaan Bumi yang mengakibatkan
pengangkatan dan penurunan wilayah, bisa diartikan dengan hubungan bentuk bumi dengan
aktivitas manusia.

Contoh Konsep Morfologi

Contoh dari konsep morfologi adalah pemukiman lebih padat di daerah datar dibandingkan di daerah
pegunungan. Contoh lainnya, masyarakat di daerah pegunungan atau dataran tinggi rata-rata bekerja
sebagai petani.

4. Konsep Keterjangkauan
Konsep keterjangkauan bisa diartikan sebagai interaksi antara tempat yang bisa dicapai dengan
berjalan kaki atau dengan transportasi. Hal ini bisa dikaitkan dengan kondisi medan menuju tempat
tersebut, apakah mudah dijangkau atau tidak.

Contoh Konsep Keterjangkauan

Contoh dari konsep keterjangkauan adalah dari Jakarta menuju kota di Kalimantan akan lebih efektif
menggunakan pesawat terbang, sementara itu dari Jakarta menuju Bandung bisa dijangkau dengan
mudah hanya menggunakan kereta api.

5. Konsep Pola

Konsep pola menggambarkan susunan fenomena atau bentuk di muka bumi, baik yang sifatnya alami
atau sosial budaya. Untuk fenomena alami merujuk pada alam, seperti aliran sungai, jenis tanah, dan
lainnya. Sementara untuk fenomena sosial budaya merujuk pada manusianya, seperti mata
pencaharian, tempat tinggal, dan lainnya.

Konsep pola ini bertujuan agar dapat memanfaatkan kemungkinan modifikasi pola-pola tersebut
untuk memperoleh tujuan yang lebih banyak dan menguntungkan.

Contoh Konsep Pola

Contoh konsep pola adalah aliran sungai yang berkaitan dengan struktur geologi suatu daerah.
Sementara itu, apabila merujuk pada sosial budaya, contoh konsep pola adalah mata pencaharian
orang-orang yang berada di kawasan dengan curah hujan tinggi akan cenderung bertani, sementara
untuk curah hujan rendah bisa menggembala ternak.

6. Konsep Aglomerasi

Aglomerasi atau pemusatan adalah pengelompokan suatu peristiwa dan fenomena yang dikaitkan
dengan aktivitas manusia. Konsep aglomerasi bisa diartikan dengan persebaran penduduk yang
sifatnya pengelompokan di wilayah tertentu.

Contoh Konsep Aglomerasi

Contoh konsep aglomerasi antara lain sekelompok penduduk cenderung tinggal dengan tingkat yang
sejenisnya, sehingga muncul istilah kawasan elit, daerah kumuh, dan lainnya. Contoh lainnya adalah
kota Jepara terkenal dengan ukiran atau mebelnya karena memang banyak masyarakat yang mata
pencahariannya sebagai pengukir atau membuat mebel.

7. Konsep Nilai Kegunaan

Konsep nilai kegunaan berkaitan dengan manfaat yang diberikan pada wilayah tertentu pada
manusia. Konsep nilai kegunaan sifatnya relatif, artinya antar manusia akan menerima nilai guna yang
berbeda-beda.

Contoh Konsep Nilai Kegunaan

Contoh konsep nilai kegunaan yaitu di daerah Puncak Bogor, banyak masyarakat yang memanfaatkan
untuk membangun villa atau tempat rekreasi, namun beberapa masyarakat di tempat ini tidak
memanfaatkan untuk hal tersebut dan mencari uang dengan cara lain.
8. Konsep Interaksi dan Interdependensi

Konsep interaksi dan interdepensi berkaitan dengan kebutuhan masyarakat di wilayah tertentu
terhadap wilayah lain. Hal ini karena setiap wilayah tidak akan bisa memenuhi semua kebutuhannya
sendiri, sehingga tetap membutuhkan wilayah lain yang akan memunculkan adanya hubungan timbal
balik.

Contoh Konsep Interaksi dan Interdependensi

Contoh konsep interaksi dan interdependensi adalah pergerakan barang sandang dari kota ke desa,
sementara pergerakan barang pangan dari desa ke kota.

9. Konsep Diferensiasi Area

Konsep diferensiasi area berkaitan dengan karakteristik yang khas di daerah tersebut yang tidak
dimiliki daerah lain. Ciri khas tersebut bisa dimanfaatkan sebagai mata pencaharian penduduk. Setiap
wilayah di permukaan bumi pasti memiliki perbedaan nilai dengan wilayah lainnya.

Contoh Konsep Diferensiasi Area

Contoh konsep diferensiasi area, yaitu pertanian sayuran dihasilkan di kawasan pegunungan, hasil
laut dihasilkan di kawasan pantai, dan padi dihasilkan di kawasan yang relatif datar.

10. Konsep Keterkaitan Ruangan

Konsep keterkaitan ruangan bisa diartikan sebagai konsep suatu wilayah yang dipengaruhi dengan
wilayah lain. Hubungan antara wilayah bisa membuat wilayah tersebut berkembang karena dapat
memenuhi kebutuhan dan sosial penduduknya. Artinya, konsep ini menggambarkan hubungan
persebaran gejala Geografi di tempat tersebut dengan gejala lainnya di tempat lain.

PRINSIP GEOGRAFI

1. Prinsip Distribusi

Prinsip distribusi atau prinsip persebaran merupakan salah satu dari 4 prinsip ilmu geografi
yang paling utama. Fungsi prinsip persebaran ini digunakan untuk menelaah gejala dan
fenomena geografi yang tersebar di permukaan bumi secara tidak sama dan tidak merata.
Maka akan muncul pertanyaan dasar yang melatarbelakangi prinsip ilmu geografi bagian
distribusi seperti: “Mengapa suatu fenomena terjadi hanya terjadi di satu lokasi saja, namun
tidak muncul di lokasi lainnya? Fenomena geografi yang diteliti bisa berupa bentang alam,
persebaran penduduk, persebaran sumber daya alam, persebaran curah hujan, tumbuhan,
hewan dan manusia.

Tujuan lain penggunaan prinsip penyebaran ini juga dapat mengungkap hubungan antara satu
fenomena dengan fenomena yang lainnya secara menyeluruh. Selain itu adanya prinsip
distribusi dapat digunakan untuk meramalkan keadaan di masa yang akan datang.
2. Prinsip Interelasi

Prinsip geografi berikutnya adalah prinsip interelasi atau keterkaitan. Fungsi prinsip interelasi
ini digunakan untuk menelaah hubungan yang saling terkait antara gejala yang satu dengan
gejala geografi yang lain dalam suatu ruang. Tujuan prinsip ini juga berfungsi untuk
menguraikan hubungan yang ada di dalam ruangan tersebut antara satu gejala dengan gejala
yang lainnya.

Adanya hubungan yang saling terkait antara alam dan manusia menyebabkan dibutuhkannya
prinsip keterkaitan atau sebab-akibat ini. Interelasi dapat terjadi antara alam dengan alam,
manusia dengan manusia, maupun alam dengan manusia.

3. Prinsip Deskripsi

Prinsip geografi deskripsi atau penggambaran menjadi salah satu prinsip geografi berikutnya.
Fungsi prinsip deskripsi digunakan untuk memberikan penjelasan lebih jauh tentang gejala-
gejala yang terjadi di muka bumi yang dapat diamati. Prinsip deskripsi ini pada intinya
memberikan penjelasan yang lebih mendalam mengenai karakteristik yang spesifik pada
gejala-gejala geografi.

Geografi menganut prinsip ini ditujukan untuk menggambarkan fenomena geosfer yang
memerlukan deskripsi baik melalui tulisan, tabel, gambar dan grafik yang disajikan melalui
fakta, gejala dan masalah sebab-akibat secara kualitatif atau pun kuantitatif.

4. Prinsip Korologi

Contoh prinsip ilmu geografi yang terakhir adalah prinsip korologi atau gabungan yang
memadukan dari gabungan 3 prinsip geografi yang sudah dibahas sebelumnya. Fungsi prinsip
korologi ini bertujuan untuk menelaah gejala, fakta maupun permasalahan yang ada di suatu
tempat yang ditinjau dari persebarannya, interelasinya, interaksinya dan integrasinya dalam
ruang tertentu. Prinsip korologi ini merupakan prinsip geografi yang komprehensif karena
memadukan prinsip-prinsip lainnya yaitu prinsip distribusi, prinsip interelasi serta prinsip
deskripsi dalam satu prinsip yaitu prinsip korologi. Prinsip ini juga termasuk sebagai ciri-ciri
geografi modern.

Pendekatan

1. Pendekatan keruangan (spatial approach)

Pendekatan keruangan merupakan upaya mengkaji rangkaian persamaan dan


perbedaan fenomena geosfer dalam ruang.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pendekatan keruangan yaitu prinsip persebaran,
interelasi dan deskripsi. Pendekatan tersebut juga banyak digunakan sebagai
perencanaan analisis masalah keruangan.

Pendekatan keruangan dibedakan menjadi tiga macam:


Pendekatan topik, yaitu pendekatan yang menitikberatkan pada topik utama dari suatu
gejala dan masalah pada studi geografi. Contohnya, topik yang menjadi perhatian
utama di Indonesia adalah pengangguran. Maka itu, pengangguran di Indonesia akan
diungkapkan jenis-jenisnya, penyebabnya, persebarannya, intensitasnya dan
interelasinya dengan gejala lain.
Pendekatan aktivitas manusia, yaitu pendekatan yang fokus utamanya adalah aktivitas
manusia atau human activities. Pendekatan tersebut dapat digunakan untuk mengkaji
fenomena mata pencaharian penduduk di suatu wilayah apakah aktivitas itu terjadi di
dataran rendah, pegunungan atau daerah pantai. Dari persebaran itu dapat
diungkapkan juga interelasinya dengan keadaan kesuburan tanah, hidrografi, dan
faktor geografi lainnya.
Pendekatan region, yaitu pendekatan yang fokus utamanya adalah wilayah tempat
suatu gejala dan masalah geografi terjadi.

2. Pendekatan ekologi (ecological approach)

Pendekatan ekologi digunakan untuk menelaah dan menganalisis suatu gejala dan
masalah geografi dengan menerapkan konsep dan prinsip ekologi seperti mempelajari
hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungannya.

Jadi, pandangan dan penelaahan ekologi diarahkan pada hubungan manusia sebagai
makhluk hidup dengan lingkungan alam.

Pandangan dan penelaahan ini bertujuan mengungkapkan masalah hubungan


persebaran dan aktivitas manusia dengan lingkungan alamnya. Berikut contohnya.

Pada musim hujan banyak daerah yang berbukit sering mengalami tanah longsor
karena banyaknya penebangan pohon di perbukitan tanpa reboisasi.
Analisis mengenai terjadinya banjir di Sinjai. Untuk melakukan pendekatan ekologi
dapat diawali dengan mengidentifikasi kondisi fisik yang mendorong terjadinya banjir
seperti jenis tanah, topografi dan vegetasi di lokasi tersebut.

Kemudian identifikasi sikap dan perilaku masyarakat dalam mengelola alam di lokasi
tersebut dan identifikasi budi daya yang ada kaitannya dengan alih fungsi lahan.

3. Pendekatan kompleks wilayah (region complex approach)


Pendekatan geografi dan contohnya yang ketiga ini merupakan perpaduan antara
keruangan dan ekologi.

Maka itu, pendekatan kompleks wilayah harus mengkaji lokasinya secara mendalam
dan hubungan antara tempat yang satu dengan lainnya. Contoh pendekatan kompleks
wilayah:
Pemerintah DKI Jakarta perlu bekerja sama dengan pemerintah daerah sekitarnya
seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi untuk mengatasi banjir yang sering
terjadi di ibu kota. Selain itu, kerja sama juga dilakukan untuk mengelola daerah
aliran sungai serta mengalokasikan ruang terbuka hijau.
Perancangan kawasan permukiman. Pertama, identifikasi wilayah potensial di luar
Jawa yang memenuhi persyaratan minimum seperti kesuburan tanah dan tingkat
kemiringan lereng. Kemudian identifikasi aksesibilitas wilayah.

Dari hasil identifikasi tersebut rumuskan rancangan jangka panjang dan pendek untuk
pengembangan kawasan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai