Anda di halaman 1dari 5

1.

Tuliskan pengertian geografi menurut:


1. Eratosthenes
2. Bintarto
3. Seminar lokakarya Ikatan Geografi Indonesia
2. Jelaskan 10 konsep dasar geografi dan berikan contohnya masing-masing!
3. Jelaskan istilah berikut!
1. Hidrosfer
2. Pedosfer
3. Atmosfer
4. Litosfer
5. Biosfer
6. Antroposfer

Jawaban

1. ●Eratosthenes

Menurut Eratosthenes, geografi berasal dai kata“geographica”. Geograpica menurut


Eratosthenes adalah penulisan atau penggambaran mengenai bentuk muka bumi.

●Bintarto

Menurut Bintarto, geografi adalah ilmu pengetahuan yang menceritakan, menerangkan sifat-sifat


bumi, menganalisa gejala-gejala alam dan penduduk, serta mempelajari corak yang khas mengenai
kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur-unsur bumi dalam ruang dan waktu.

●Seminar lokakarya Ikatan Geografi Indonesia

Berdasarkan hasil seminar dan lokakarya Ikatan Geografi Indonesia (IGI) di Semarang pada tahun


1988, geografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perbedaan dan persamaan fenomena
geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan.

2. ●Konsep Lokasi

Konsep lokasi membahas mengenai letak dari obyek tersebut terhadap sebuah titik referensi

Lokasi atau letak adalah posisi spasial suatu obyek di permukaan bumi. Secara umum, lokasi terbagi
menjadi dua, yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif. Kedua jenis lokasi ini memiliki obyek referensi
yang berbeda dan memiliki kegunaan analisa yang berbeda pula.

a.Lokasi Absolut

Lokasi absolut adalah letak suatu daerah dilihat dari lintang dan bujur lokasi tersebut. Lokasi absolut
bersifat statis dan tidak dapat diubah, karena obyek referensinya, yaitu lintang dan bujur, juga tidak
berubah. Perbedaan lokasi berdasargan lintang dan bujur menciptakan perbedaan iklim (garis
lintang) dan perbedaan waktu (garis bujur).

Contoh lokasi absolut adalah letak astronomis Indonesia yang terletak antara 6 derajat lintang utara
sampai 11 derajat lintang selatan serta 95 derajat bujur timur sampai 141 bujur timur (6°LU-11°LS,
dan 95°BT-141°BT).

b.Lokasi Relatif
Berbeda dengan lokasi absolut, lokasi relatif dapat berubah-ubah karena obyek referensinya adalah
obyek lain yang ada di dekat obyek yang akan diteliti. Konsep lokasi relatif sangat penting karena
dalam geografi, kita mengenal hukum Tobler yang menyatakan bahwa suatu obyek pasti memiliki
pengaruh pada obyek disekitarnya.

Contoh lokasi relatif adalah ketika kita menjelaskan lokasi rumah teman kita. Kita umumnya
menggunakan istilah, lurus terus, lalu belok kanan di per-empatan, nanti ada gapura masuk ke situ
aja, rumahnya di sebelah masjid.

●Konsep Jarak
Konsep jarak membahas mengenai ruang yang harus ditempuh untuk mencapai suatu objek

Konsep jarak adalah konsep yang menjelaskan ruang yang harus ditempuh atau usaha yang harus
diberikan untuk mencapai suatu lokasi tertentu. Sama seperti lokasi, secara umum terdapat dua
jenis jarak yaitu jarak absolut dan jarak relatif.

a.Jarak Absolut
Jarak absolut adalah jarak antar lokasi yang dinotasikan dalam satuan panjang, seperti meter,
kilometer, atau mil. Konsep jarak absolut bersifat tetap dan tidak dapat diubah-ubah, sama seperti
lokasi absolut.

Contoh dari penerapan jarak absolut adalah ketika kita ingin menyatakan jarak antar kota,
misalnya jarak antara Jakarta dan Bandung itu sekitar 300 km lho , atau nanti kita menginap di
rumah Tono saja, jaraknya dekat dengan sekolah, cuma 1 km.

b.Jarak Relatif

Berbeda dengan jarak absolut, jarak relatif tidak diukur berdasarkan satuan panjang, tapi diukur
berdasarkan satuan waktu. Jarak relatif menjelaskan waktu yang diperlukan untuk melakukan
perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya.

Contoh dari penerapan jarak relatif adalah Jakarta ke Surabaya membutuhkan waktu 15 jam jika
menggunakan kereta, namun hanya 3 jam jika menggunakan pesawat  atau Jangan di rumah Tono
ah nginepnya, itu di depan rumahnya macet, ke sekolah saja bisa 20 menit sendiri.

●Konsep Keterjangkauan
Konsep keterjangkauan membahas mengenai seberapa mudah suatu lokasi dapat diakses. Contoh
pembangunan yang mementingkan keterjangkauan adalah Transit Oriented Development

Konsep keterjangkauan meliputi seberapa mudah suatu lokasi dapat diakses dari lokasi lainnya.
Dalam kata lain, keterjangkauan adalah hasil sintesa dari konsep lokasi dan konsep jarak ketika
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam memperhatikan keterjangkauan, aspek yang umumnya diteliti adalah ketersediaan sarana
dan prasarana yang menunjang transportasi pada tempat tersebut. Selain itu, keterjangkauan juga
meninjau aspek fisik seperti topografi dan bentang alam yang ada pada wilayah tersebut.

Contoh penerapan konsep keterjangkauan adalah Labuan Bajo yang tadinya sulit untuk diakses
padahal merupakan destinasi wisata global. Sekarang, Labuan Bajo sudah punya bandara sendiri
yaitu bandara Komodo (LBJ), serta jalan-jalan konektor maupun dalam kota yang diaspal dengan
baik. Selain itu, kota-kota di pulau Flores juga sekarang dibangun pelabuhan untuk menunjang
aksesibilitas lewat laut yang lebih tinggi.
●Konsep Pola
Rumah-rumah di Greenland dibangun sesuai dengan keberadaan permukaan non-es, sehingga
menciptakan pola yang unik

Konsep pola mencoba mengartikan struktur, bentuk, serta persebaran aktivitas baik alami maupun
sosial yang terjadi di permukaan bumi. Pola juga dapat diartikan sebagai tatanan geometris yang
beraturan dari suatu obyek atau aktivitas yang ada.

Dalam menganalisa pola, umumnya tiap obyek memiliki pola pembangunan yang berbeda-beda. Kita
dapat menganalisa pola pembangunan tersebut untuk mendapatkan gambaran mengenai aktivitas
yang terjadi dan kondisi geografis sekitarnya.

Contoh penerapan konsep pola adalah pada pembangunan permukiman yang mengikuti jalan,
seperti pengembangan ribbon development. Contoh lainnya adalah pola pembangunan garis
pertahanan yang selalu mengikuti batas-batas nasional ataupun batas geografis, seperti garis
maginot di Prancis dan tembok china di China.

●Konsep Geomorfologi

Konsep geomorfologi membahas mengenai bentuk permukaan bumi yang ada pada suatu lokasi.
Bentuk permukaan bumi seperti pegunungan, gunung berapi, lembah, danau, sungai, dataran tinggi,
dan dataran rendah merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas manusia secara
spasial. Oleh karena itu, harus kita teliti dengan seksama.

Konsep geomorfologi umumnya digukanan dalam melakukan analisa wilayah secara umum
seperti Kota Bandung terletak di dataran tinggi  atau Kota Palembang terletak di dataran rendah
pinggir pantai.

Namun, konsep geomorfologi juga dapat digunakan secara lebih rinci pada suatu kawasan yang kecil.
Contohnya adalah kawasan Bukit Duri di Jakarta rawan banjir karena dekat dengan
sungai atau kawasan delta  sungai nil  sangat subur karena berada di daerah floodplain yang terdiri
dari tanah alluvial. 

●Konsep Aglomerasi
Nelayan seperti gambar diatas umumnya beraglomerasi kedalam satu kampung khusus yaitu
kampung nelayan dimana perekonomiannya didasari atas penangkapan dan pengolahan ikan

Konsep aglomerasi membahas mengenai pemusatan aktivitas pada wilayah tertentu yang memiliki


keunggulan baik spasial maupun aspasial. Namun, terdapat pula penyebaran aktivitas dari suatu
lokasi, umumnya hal ini dilakukan untuk menghindari kompetisi ataupun untuk menjaga dominasi
pasar.

Konsep aglomerasi pada dasarnya membahas keduanya serta menganalisa, mengapa fenomena
tersebut terjadi pada suatu lokasi dan tidak terjadi (atau justru terjadi juga) pada lokasi lain.

Contoh analisa dengan menggunakan konsep aglomerasi adalah pemusatan aktivitas ekonomi
pada kawasan ekonomi khusus dan kawasan industry yang dibangun oleh pemerintah maupun
swasta. Contoh lainnya adalah urbanisasi yang berupa pergerakan manusia untuk tinggal secara
memusat di kawasan perkotaan.

●Konsep Nilai Kegunaan


Gunung-gunung dengan pemandangan Indah lebih cocok dijadikan tempat wisata ketimbang
penambangan sumber daya mineral

Dalam menganalisa aktivitas atau obyek secara geografis, kita harus mengetahui nilai guna atau
potensi dari suatu lokasi. Dengan mengetahui nilai guna terbaik dari suatu wilayah, kita dapat
melakukan proses perencanaan yang lebih baik dan terstruktur untuk merancang daerah tersebut.

Namun, tentu saja nilai guna suatu lokasi dapat berubah ubah, tergantung kemampuan serta
kemauan orang untuk memanfaatkan lokasi tersebut. Selain itu, nilai guna juga sangat bergantung
pada ketersediaan teknologi dan ketersediaan modal untuk melakukan pengembangan di wilayah
tersebut.

Contoh pengaplikasian nilai kegunaan adalah daerah pantai yang lebih cocok sebagai tempat
rekreasi dan perdagangan dibandingkan dengan tempat bertani. Atau, daerah dataran tinggi yang
lebih cocok digunakan sebagai tempat berkebun dan berladang dibandingkan dengan budidaya ikan
tangkap.

●Konsep Interaksi dan Interdependensi


Konsep interelasi dan interdependensi membahas mengenai interaksi antar wilayah dimana terjadi
saling ketergantungan. Contohnya adalah fenomena perdagangan internasional

Konsep interaksi dan interdependensi menyoroti bagaimana suatu wilayah atau aktivitas
berinteraksi dan saling bergantung dengan wilayah/aktivitas lainnya. Seperti yang sudah kita pelajari
pada hukum Tobler, setiap obyek memiliki pengaruh pada obyek lain yang ada di sekitarnya dan
dipengaruhi pula oleh obyek disekitarnya.

Contoh interaksi dan interdependensi adalah pedesaan dengan area perkotaan. Pedesaan
menghasilkan bahan makanan yang akan didistribusikan ke perkotaan, sedangkan perkotaan
menghasilkan barang manufaktur yang dijual ke desa-desa.

●Konsep Diferensiasi Areal


Konsep diferensiasi area bertujuan untuk menunjukkan dan menjelaskan mengapa terdapat
perbedaan fenomena baik fisik maupun sosial antar wilayah. Diferensiasi areal membandingkan
wilayah tersebut untuk menemukan apa yang sebenarnya menjadi pembeda.

Contoh diferensiasi areal adalah pada aspek mata pencaharian. Masyarakat yang tinggal di daerah
pesisir umumnya memiliki mata pencaharian sebagai nelayan atau kru kapal, sedangkan masyarakat
dataran tinggi umumnya berprofesi sebagai petani.

●Konsep Keterkaitan Ruang


Konsep keterkaitan ruang mencoba menjelaskan bahwa sesuatu yang terjadi di wilayah tertentu bisa
saja disebabkan oleh aktivitas di wilayah lain. Mirip dengan interaksi dan interdependensi, namun
keterkaitan ruang umumnya bersifat sebab-akibat, bukan saling pengaruh.

Konsep ini merupakan perwujudan dari eksternalitas yang pasti ditimbulkan oleh suatu aktivitas.
Tidak mungkin ada aktivitas yang sama sekali tidak memiliki eksternalitas, oleh karena itu,
keterkaitan keruangan ini sangat perlu diteliti dalam menjelaskan aktivitas secara spasial.

Contoh konsep keterkaitan keruangan adalah ketika kita menjelaskan mengenai banjir yang terjadi
di Jakarta. Kita tidak bisa serta menyalahkan pemerintah provinsi DKI Jakarta yang tidak becus dalam
mengelola tata air provinsi.
3.●Hidrosfer merupakan lapisan bumi yang terdiri dari air. Hidrosfer berasal dari kata hidros
yang berarti air serta sphere yang berarti lapisan. Beberapa bagian dari hidrosfer bumi antara lain
adalah sungai, danau, laut, gletser, air tanah, serta uap air yang berada di lapisan udara.

●Pedosfer secara umum adalah lapisan paling atas dari permukaan bumi tempat berlangsungnya
proses pembentukan tanah. Secara sederhana pedosfer diartikan sebagai lapisan tanah yang
menempati bagian paling atas dari litosfer.

●Atmosfer merupakan permukaan bumi yang diselimuti lapisan atmosfer antara lain troposfer,
stratosfer, mesosfer, termosfer, ionosfer, dan eksosfer.

●Litosfer merupakan bagian bumi paling luar atau kulit bumi, pembentuk litosfer adalah batuan
beku, batuan sedimen, batuan metamorf . Litosfer terdiri atas dua bagian yaitu litosfer bagian atas
atau yang berupa daratan dengan luasan mencapai 1/3 bagian atau 35%. Litosfer bagian bawah
berupa lautan dengan luas dan mencapai 2/3 bagian atau sekitar 65%. Lapisan litosfer dibagi
menjadi dua bagian yaitu lapisan sial merupakan lapisan kulit bumi yang terdiri atas logam,
aluminium serta silisium. Di lapisan sial terdapat batuan sedimen dan batuan granit. Lapisan sima
merupakan lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan magnesium.

●Biosfer merupakan bagian bumi terluar yang mencakup daratan, air serta udara yang menjadi
faktor pendukung utama dari keberlangsungan kehidupan serta proses biotik.  

●Antroposfer merupakan tempat atau permukaan bumi yang menjadi tempat hidup bagi makhluk
hidup. Antroposfer berasal dari kata “Antrophos” yang berarti manusia, dan "Sphaira" yang berarti
lingkungan. Dengan kata lain, antroposfer merupakan bagian dari geosfer yang menjadi tempat
hidup bagi manusia serta memiliki fungsi lingkungan hidup bagi manusia.

Anda mungkin juga menyukai