Secara umum, aspek geografi dibedakan menjadi dua, yaitu aspek fisik dan aspek
sosial. Aspek fisik banyak membahas mengenai makhluk hidup, lingkungan dan
wilayah. Sementara aspek sosial mencakup fenomena di bumi yang berkaitan
dengan kehidupan manusia seperti ekonomi dan pergerakan penduduk.
Berikut ini adalah 10 konsep geografi yang acapkali dijadikan alat untuk
menganalisa, dari sudut pandang geografi, fenomena yang terjadi di kehidupan
kita sehari-hari.
Konsep Lokasi
Konsep lokasi membahas mengenai letak dari obyek tersebut terhadap sebuah titik
referensi
Lokasi atau letak adalah posisi spasial suatu obyek di permukaan bumi. Secara
umum, lokasi terbagi menjadi dua, yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif. Kedua
jenis lokasi ini memiliki obyek referensi yang berbeda dan memiliki kegunaan
analisa yang berbeda pula.
Lokasi Absolut
Lokasi absolut adalah letak suatu daerah dilihat dari lintang dan bujur lokasi
tersebut. Lokasi absolut bersifat statis dan tidak dapat diubah, karena obyek
referensinya, yaitu lintang dan bujur, juga tidak berubah. Perbedaan lokasi
berdasargan lintang dan bujur menciptakan perbedaan iklim (garis lintang) dan
perbedaan waktu (garis bujur).
Contoh lokasi absolut adalah letak astronomis Indonesia yang terletak antara 6
derajat lintang utara sampai 11 derajat lintang selatan serta 95 derajat bujur
timur sampai 141 bujur timur (6°LU-11°LS, dan 95°BT-141°BT).
Lokasi Relatif
Berbeda dengan lokasi absolut, lokasi relatif dapat berubah-ubah karena obyek
referensinya adalah obyek lain yang ada di dekat obyek yang akan diteliti.
Konsep lokasi relatif sangat penting karena dalam geografi, kita mengenal hukum
Tobler yang menyatakan bahwa suatu obyek pasti memiliki pengaruh pada obyek
disekitarnya.
Contoh lokasi relatif adalah ketika kita menjelaskan lokasi rumah teman kita.
Kita umumnya menggunakan istilah, lurus terus, lalu belok kanan di per-empatan,
nanti ada gapura masuk ke situ aja, rumahnya di sebelah masjid .
Semua arahan yang kita berikan sangat tergantung dengan obyek lain, per-
empatan, gapura, masjid. Ketika obyek-obyek tersebut sudah tidak ada, maka
akan sangat sulit untuk menemukan rumah teman kita tadi. Ini adalah salah satu
kelemahan lokasi relatif.
Contoh lainnya adalah lokasi geografis negara Indonesia yang terletak di antara
Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, serta Benua Asia dan Benua Australia.
Konsep Jarak
Konsep jarak
membahas mengenai ruang yang harus ditempuh untuk mencapai suatu objek
Konsep jarak adalah konsep yang menjelaskan ruang yang harus ditempuh atau
usaha yang harus diberikan untuk mencapai suatu lokasi tertentu. Sama seperti
lokasi, secara umum terdapat dua jenis jarak yaitu jarak absolut dan jarak
relatif.
Jarak Absolut
Jarak absolut adalah jarak antar lokasi yang dinotasikan dalam satuan panjang,
seperti meter, kilometer, atau mil. Konsep jarak absolut bersifat tetap dan tidak
dapat diubah-ubah, sama seperti lokasi absolut.
Contoh dari penerapan jarak absolut adalah ketika kita ingin menyatakan jarak
antar kota, misalnya jarak antara Jakarta dan Bandung itu sekitar 300 km lho,
atau nanti kita menginap di rumah Tono saja, jaraknya dekat dengan sekolah,
cuma 1 km.
Jarak Relatif
Berbeda dengan jarak absolut, jarak relatif tidak diukur berdasarkan satuan
panjang, tapi diukur berdasarkan satuan waktu. Jarak relatif menjelaskan waktu
yang diperlukan untuk melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya.
Konsep Keterjangkauan
Konsep keterjangkauan membahas mengenai seberapa mudah suatu lokasi dapat
diakses. Contoh pembangunan yang mementingkan keterjangkauan adalah Transit
Oriented Development
Konsep keterjangkauan meliputi seberapa mudah suatu lokasi dapat diakses dari
lokasi lainnya. Dalam kata lain, keterjangkauan adalah hasil sintesa dari konsep
lokasi dan konsep jarak ketika diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh penerapan konsep keterjangkauan adalah Labuan Bajo yang tadinya sulit
untuk diakses padahal merupakan destinasi wisata global. Sekarang, Labuan Bajo
sudah punya bandara sendiri yaitu bandara Komodo (LBJ), serta jalan-jalan
konektor maupun dalam kota yang diaspal dengan baik. Selain itu, kota-kota di
pulau Flores juga sekarang dibangun pelabuhan untuk menunjang aksesibilitas
lewat laut yang lebih tinggi.
Contoh lainnya adalah pulau Madura yang sudah untuk dijangkau karena harus
menggunakan kapal. Namun, setelah dibangun Jembatan Suramadu, kita bisa
menuju ke Madura dengan mobil dan angkutan darat lain via jembatan, sehingga
mempercepat perjalanan.
Konsep Pola
Rumah-
rumah di Greenland dibangun sesuai dengan keberadaan permukaan non-es, sehingga
menciptakan pola yang unik
Dalam menganalisa pola, umumnya tiap obyek memiliki pola pembangunan yang
berbeda-beda. Kita dapat menganalisa pola pembangunan tersebut untuk
mendapatkan gambaran mengenai aktivitas yang terjadi dan kondisi geografis
sekitarnya.
Konsep Geomorfologi
Daera
h sekitar gunung Solfatar di Italia dipenuhi aktivitas vulkanisme serta belerang
sehingga tidak aman untuk ditinggali. Ini adalah contoh konsep geomorfologi dalam
menganalisa wilayah
Konsep geomorfologi membahas mengenai bentuk permukaan bumi yang ada pada
suatu lokasi. Bentuk permukaan bumi seperti pegunungan, gunung berapi, lembah,
danau, sungai, dataran tinggi, dan dataran rendah merupakan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi aktivitas manusia secara spasial. Oleh karena itu, harus kita
teliti dengan seksama.
Namun, konsep geomorfologi juga dapat digunakan secara lebih rinci pada suatu
kawasan yang kecil. Contohnya adalah kawasan Bukit Duri di Jakarta rawan
banjir karena dekat dengan sungai atau kawasan delta sungai nil sangat subur
karena berada di daerah floodplain yang terdiri dari tanah alluvial .
Konsep Aglomerasi
Nelayan seperti gambar diatas umumnya beraglomerasi kedalam satu kampung khusus
yaitu kampung nelayan dimana perekonomiannya didasari atas penangkapan dan
pengolahan ikan.
Konsep aglomerasi membahas mengenai pemusatan aktivitas pada wilayah tertentu yang
memiliki keunggulan baik spasial maupun aspasial. Namun, terdapat pula penyebaran
aktivitas dari suatu lokasi, umumnya hal ini dilakukan untuk menghindari kompetisi
ataupun untuk menjaga dominasi pasar.
Konsep Nilai Kegunaan
Gunung-
gunung dengan pemandangan Indah lebih cocok dijadikan tempat wisata ketimbang
penambangan sumber daya mineral
Dalam menganalisa aktivitas atau obyek secara geografis, kita harus mengetahui
nilai guna atau potensi dari suatu lokasi. Dengan mengetahui nilai guna terbaik
dari suatu wilayah, kita dapat melakukan proses perencanaan yang lebih baik dan
terstruktur untuk merancang daerah tersebut.
Namun, tentu saja nilai guna suatu lokasi dapat berubah ubah, tergantung
kemampuan serta kemauan orang untuk memanfaatkan lokasi tersebut. Selain itu,
nilai guna juga sangat bergantung pada ketersediaan teknologi dan ketersediaan
modal untuk melakukan pengembangan di wilayah tersebut.
Contoh pengaplikasian nilai kegunaan adalah daerah pantai yang lebih cocok
sebagai tempat rekreasi dan perdagangan dibandingkan dengan tempat bertani.
Atau, daerah dataran tinggi yang lebih cocok digunakan sebagai tempat berkebun
dan berladang dibandingkan dengan budidaya ikan tangkap.
Konsep Interaksi dan Interdependensi
Konsep
interelasi dan interdependensi membahas mengenai interaksi antar wilayah dimana
terjadi saling ketergantungan. Contohnya adalah fenomena perdagangan internasional
Hal ini dimanfaatkan dengan baik oleh Cikarang dan Bekasi yang
menspesialisasikan diri mereka sebagai kota industri untuk mensuplai kebutuhan
Jakarta dan kebutuhan ekspor lewat pelabuhan Tanjung Priok.
Konsep Diferensiasi Areal
Contoh diferensiasi areal adalah pada aspek mata pencaharian. Masyarakat yang
tinggal di daerah pesisir umumnya memiliki mata pencaharian sebagai nelayan
atau kru kapal, sedangkan masyarakat dataran tinggi umumnya berprofesi
sebagai petani.
Contoh lain dari diferensiasi areal adalah masyarakat desa dan masyarakat kota.
Pada umumnya, masyarakat desa memiliki mata pencaharian agraris seperti
petani ataupun peternak, sedangkan masyarakat kota sudah ke arah industri
manufaktur dan penyediaan jasa.
Masih masyarakat desa dan kota, pada umumnya masyarakat desa memiliki angka
kelahiran yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat kota. Selain
karena faktor pengetahuan, biaya hidup dan ruang yang tersedia di desa juga
masih sangat besar, sehingga program keluarga berencana tidak dirasa perlu.
Konsep Keterkaitan Ruang
Eksploita
si hutan berlebihan seperti penebangan liar pada daerah hulu sungai dapat menyebabkan
banjir di daerah hilir sungai
Konsep ini merupakan perwujudan dari eksternalitas yang pasti ditimbulkan oleh
suatu aktivitas. Tidak mungkin ada aktivitas yang sama sekali tidak memiliki
eksternalitas, oleh karena itu, keterkaitan keruangan ini sangat perlu diteliti
dalam menjelaskan aktivitas secara spasial.
Kita juga harus melihat, apakah Kota Bogor dan daerah hulu sungai lainnya sudah
benar dalam mengelola bantaran sungainya? Bisa jadi, banjir di Jakarta
disebabkan oleh deforestasi akut di daerah Bogor dan sekitarnya.
Contoh lain konsep keterkaitan keruangan adalah ketika kita meninjau fenomena
polusi udara dan kabut asap yang terjadi di Malaysia dan Singapura. Belum tentu
penyebabnya adalah pabrik dan kendaraan yang tidak lolos uji emisi. Mungkin saja
penyebabnya adalah kebakaran hutan yang terjadi di Kalimantan dan Sulawesi
pada musim kemarau.
Kesimpulan