Petunjuk Belajar:
1. Bacalah baik-baik materi ini,
2. Catat/tuluiskan kembalui materi ini di buku catatan
3. Tanyakan hal-hal yang belum kalian pahami
BAB I
PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI
Kompetensi Dasar:
Memahami pengetahuan dasargeografi dan terapannya dalam kehidupan sehari-hari
Indikator:
3.1.1 Mengidentifikasi pengetahuan dasar geografi
3.1.2 Menjelaskan pengetahuan dasar geografi
3.1.3 Mencontohkan pengetahuan dasar geografi
3.1.4 Mengidentifikasi pengetahuan dasar geografi, dan terapannya dalam kehidupan sehari-hari
3.1.5 Menjelaskan pengetahuan dasar geografi dan terapannya dalam kehidupan sehari-hari
TUJUAN BAB 1
Setelah mempelajari bab ini Siswa mampu:
1. Menjelaskan konsep Geografi
2. Menjelaskan prinsip geografi
3. Menjelaskan pendekatan geografi
4. Mendiskripsikan aspek geografi
5. Mengidentifikasi obyek studi geografi
Konsep Geografi
Konsep dasar geografi merupakan unsur penting dalam memahami fenomena atau kejadian geografi.
Penjabaran konsep geografi selalu berkaitan dengan penyebaran, relasi, fungsi, bentuk, dan proses yang terjadi.
Konsep dasar geografi terdiri atas 10 (sepuluh ) konsep sebagai berikut.
1) Konsep Lokasi
Lokasi merupakan letak ataupun tempat dimana fenomena geografi terjadi. Konsep lokasi dibagi menjadi
dua bagian yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif.
a. Lokasi absolut, lokasi yang terkait dengan garis lintang dan garis bujur, bersifat tetap. Contoh:
letak astronomis Negara Indonesia yaitu 6o LU -11o LS dan 95o BT – 141o BT
b. Lokasi relatif, letak ataupun tempat yang dapat dilihat dari daerah lain di sekitarnya. Lokasi relatif bisa
berganti-ganti sesuai dengan objek yang terdapat di sekitarnya. Letak relatif ini bisa berubah-ubah
sesuai dengan sudut pandang penggunanya sebab lokasi relatif digambarkan melalui objek yang
dinamai manusia. Contoh:
letak geografis Indonesia yaitu diantara dua samudera (Pasifik dan Hindia) dan diantara dua benua
(Asia dan Australia)
2) Konsep Jarak.
Jarak merupaka ruang atau sela yang dapat menghubungkan antara dua lokasi ataupun dua objek yang
dihitung melalui hitungan panjang dan waktu. Konsep Jarak mempunyai peranan penting di kehidupan
sosial, ekonomi, dan politik. Konsep jarak dibagi menjadi dua, yaitu jarak mutlak serta jarak relatif.
a. Jarak Mutlak adalah ruang ataupun sela antara dua lokasi yang digambarkan maupun dijelaskan melalui
ukurang panjang pada satuan ukuran meter, kilometer, dsb. Jarak mutlak adalah jarak yang tetap dan
tak bisa berubah-ubah.
Contoh jarak mutlak adalah Jarak antara Jakarta ke Bandung yaitu 150 km. jarak itu diukur
memanjang dari titik A (Jakarta) dan titik B (Bandung) serta dihitung dengan satuan ukuran kilometer.
1
b. Jarak Relatif adalah ruang ataupun sela antara dua lokasi yang dinyatakan dalam lamanya perjalanan
waktu.
Contoh jarak relatif adalah jarak antara Jakarta ke Bandung bisa ditempuh dalam waktu 2 jam
melewati Tol. Tentu jarak relatiif tersebut bisa berbeda jika keadaan jalan tol macet atau perjalanan
ke Bandung tidak melalui jalan tol.
3) Konsep Keterjangkauan.
Mudah atau tidaknya suatu tempat untuk dijangkau tidak hanya dipengaruhi oleh jarak , tetapi juga
dipengaruhi oleh kondisi medan, faktor sosial, ekonomi serta adat istiadat.
Contoh:
a. Harga lahan di tepi jalan raya yang strategis jauh lebih mahal dari pada lahan dalam gang
b. Bantuan bencana alam sukar mencapai lokasi disebabkan medan yang sulit dijangkau karena infra
struktur rusak berat
c. Kepulauan Seribu mampu ditempuh dengan kapal dari pelabuhan Muara Angke
4) Konsep Pola
Konsep pola berkaitan dengan susunan, bentuk, dan persebaran fenomena dalam ruang muka bumi, baik
fenomena yang bersifat alami (aliran sungai, persebaran vegetasi, jenis tanah dan curah hujan) maupun
fenomena sosial budaya (pemukiman, penyebaran, penduduk, mata pencaharian dan jenis rumah tinggal
Contoh:
a. Pemukiman yang memanjang di sepanjang jalan raya pantura Jawa
b. Pemukiman pada kota besar seperti Jakarta dibangun dengan berhimpitan
c. Aliran air di sungai berbentuk sudut siku-siku merupakan aliran sungai rectangular
5) Konsep Morfologi
Konsep morfologi menggambarkan perwujudan daratan muka bumi sebagai hasil pengangkatan atau
penurunan wilayah (secara geologi) yang lazim disertai erosi dan sedimentasi, sehingga ada yang berbentuk
pulau-pulau, daratan yang luas, daerah berpegunungan dengan lereng-lereng tererosi, lembah-lembah dan
daratan aluvial.
Contoh:
a. Jakarta adalah dataran rendah, sedangkan Bandung dataran tinggi.
b. Perjalanan Jakarta ke Bandung melalui daerah yang bergelombang dan perbukitan.
c. Daerah selatan D.I. Yogyakarta adalah daerah perbukitan kapur (karst).
6) Konsep Aglomerasi
Konsep Aglomerasi menjelaskan adanya suatu fenomena yang cenderung mengelompok pada suatu wilayah
yang relatif sempit yang paling menguntungkan, baik mengingat kesejenisan maupun adanya faktor-faktor
umum yang menguntungkan.
Contoh:
a. Di daerah pedesaan penduduk cenderung mengelompok di daerah yang subur
b. Kegiatan industri pusatnya dikawasan Jababeka, Pulogebang, dan Tangerang.
c. Di perkotaan terjadi pemusatan penduduk berdasarkan dari status sosial dan ekonomi yang melalui
kawasan slum area, menengah, dan kawasan elit.
2
9) Konsep Diferensiasi Areal
Konsep diferensiasi areal menunjukkan bahwa suatu tempat memiliki perbedaan,dengan tempat yang lain
atau suatu daerah memiliki kekhasan Perbedaan dapat terjadi dalam hal misalnya bentang alam , penduduk,
perekonomian dan perkembangan wilayah .
Contoh :
a. Di daerah pantai penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan dan daerah pegunungan bermata
pencaharian sebagai pekebun.
b. Pakaian dari bahan katun cocok dipakai di daerah panas seperti misalnya kota Jakarta, sedangkan pakaian
dari bahan woll cocok di pakai untuk di daerah dingin.
c. Bentuk rumah penduduk asli Sulawesi memiliki bentuk panggung, sedangkan bentuk rumah penduduk
asli Jawa tak berbentuk panggung.
B. Prinsip Geografi
Secara umum ada 4 prinsip prinsip geografi yang ada, meliputi prinsip distribusi, prinsip interelasi, prinsip
deskripsi dan prinsip korologi.
3
Contoh :
a. Tabel angka pengangguran di provinsi Jawa Timur
b. Grafik peta lempeng tektonik di dunia
c. Peta wilayah lautan di kawasan Asia Tenggara
d. Gambar persebaran curah hujan di Indonesia
D. Pendekatan Geografi.
Pendekatan geografi yaitu sebuah langkah dan metodologi khusus untuk melakukan sebuah analisa dan
memahami bermacam-macam gejala serta fenomena geosfer, terutama pada interaksi antara makhluk hidup
terhadap lingkungannya. Secara umum, pembagian ruang lingkup geografi dibedakan menjadi tiga, yaitu :
Geografi social, Geografi ekologi, dan Geografi regional.
Di dalam ilmu geografi ada beberapa langkah dan metode pembelajaran khusus yang dikenal dengan pendekatan
geografis.
Selain itu, pendekatan geografi juga berfokus pada suatu perilaku organisme dan perubahan fenomena
lingkungan yang terjadi dengan mandiri tanpa keterkaitan.
Contoh: pendekatan ekologi bisa dilihat pada fenomena banjir di suatu tempat atau wilayah . Fenomena ini
mampu diidentifikasi melalui tahapan pada pendekatan ekologi yang hasilnya kemudian mampu
dianalisa untuk menemukan solusi masalah.
4
Identifikasi dilakukan meliputi identifikasi kondisi fisik, identifikasi sikap dan perilaku masyarakat
dan juga analisis interaksi. Hal pertama dilakukan identifikasi fisik untuk menemukan kondisi fisik
lingkungan yang menjadi pendorong terjadinya fenomena banjir, misalnya seperti topografi, jenis
tanah, curah hujan dan juga kondisi bangunan di daerah banjir .
Lalu kemudian dilakukan identifikasi sikap dan perilaku masyarakat guna menemukan sikap dan
perilaku masyarakat dalam mengelola alam di lokasi banjir itu sendiri, Misalnya alih fungsi suatu
lahan pertanian, penggundulan hutan, kebiasaan membuang sampah dan juga pola pemukiman yang
dibangun pada daerah tersebut.
Terakhir dilakukan sebuah analisa interaksi ekologi terkait antara hubungan identifikasi fisik dan
sikap yang dianalisa guna menemukan alternatif pemecahan masalah.
Untuk menghadapi permasalahan seperti itu, salah satu alternatif dengan menggunakan pendekatan
kompleks wilayah. Pendekatan itu merupakan kombinasi antara pendekatan yang pertama dan pendekatan
yang kedua. Oleh karena sorotan wilayahnya sebagai obyek bersifat multivariate, maka kajian bersifat
hirisontal dan vertikal. Kajian horisontal merupakan analisis yang menekankan pada keruangan, sedangkan
kajian yang bersifat vertikal menekankan pada aspek kelingkungan. Adanya perbedaan antara wilayah yang
satu dengan wilayah yang lain telah menciptakan hubungan fungsional antara unit-unit wilayah sehingga
tercipta suatu wilayah, sistem yang kompleks sifatnya dan pengkajiannya membutuhkan pendekatan yang
multivariate juga.
Kerangka umum analisis pendekatan kompleks wilayah dapat dicontohkan sebagai berikut.
Permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana memecahkan masalah urbanisasi. Masalah itu merupakan
masalah yang kompleks, melibatkan dua wilayah, yaitu wilayah desa dan kota. Untuk memecahkan masalah
itu dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut.
a. menerapkan pendekatan keruangan, seperti dicontohkan pada pendekatan pertama
b. menerapkan pendekatan kelingkungan, sebagaimana dicontohkan pada pendekatan kedua
c. menganalisis keterkaitan antara faktor-faktor di wilayah desa dengan di kota