Anda di halaman 1dari 14

BAB I

KONSEP GEOGRAFI DAN BENTANG LAHAN

A. Pendahuluan
1. Deskripsi Materi
2. Kompetensi Dasar

B. Konsep Geografi dan Bentang Lahan


1. Konsep Geografi
a. Definisi Geografi
Kata Geografi berasal dari bahasa Yunani: geo berarti bumi dan
graphein berarti tulisan. Secara harfiah, geografi berarti tulisan tentang
bumi. Akan tetapi, yang dipelajari dalam geografi tidak hanya
mengenai permukaan bumi saja, melainkan juga berbagai hal yang ada
di permukaan bumi, di luar bumi, bahkan benda-benda di ruang
angkasa turut menjadi objek kajian geografi. Berikut ini beberapa
definisi dari beberapa pakar geografi.
1) Hart Shorne (1960), mengemukakan Geografi adalah disiplin ilmu
yang berusaha untuk menguraikan dan menginterpretasikan
karakter variabel dari suau tempat ke tempat lainnya di bumi
sebagai tempat kehidupan manusia.
2) Strabo (1970), mengemukakan Geografi erat kaitannya dengan
faktor lokasi, karakterisitik tertentu dan hubungan antar wilayah
secara keseluruhan. Pendapat ini kemuadian di sebut Konsep
Natural Atrribut of Place.
3) Bintarto (1977), mengemukakan  Geografi mempelajari hubungan
kausal gejala-gejala di permukaan bumi dan peristiwa-peristiwa
yang terjadi di permukaan bumi, baik secara fisik maupun yang
menyangkut makhluk hidup beserta permasalahannya melalui
pendekatan keruangan, ekologi, dan regional untuk kepentingan
program, proses, dan keberhasilan pembangunan.
4) Hasil Seminar dan Lokakarya IGI di Semarang (1988), Geografi
adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena
geosger denan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan
dalam konteks keruangan.

b. Konsep Geografi
Konsep  geografi adalah sekelompok fenomena/gejala-gejala
yang digunakan untuk menggambarkan berbagai gejala atau fenomena
yang sama. Konsep-konsep geografi terdiri dari 10 konsep antara lain
sebagai berikut.
1) Konsep Lokasi, adalah konsep utama yang digunakan untuk
mengenai fenomena geosfer. Konsep lokasi dibedakan menjadi dua
yaitu sebagai berikut.
a) Lokasi absolut adalah lokasi absolut adalah konsep lokasi
dengna letak lintang, dan bujur bersifat tetap. Contohnya
Indonesia terletak di 6 LU-11 LS, dan di antara 95 BT-141
BT. 
b) Lokasi relatif adalah lokasi yang tergantung dari pengaruh
daerah sekitarnya, dan sifatnya berubah. Contoh lokasi relatif
adalah letak indonesia antara Benua Asia dan Australia. 
2) Konsep Jarak, adalah konsep yang digunakan untuk
menghubungkan antara dua lokasi atau dua objek yang dihitung
dengan hitungan panjang maupun waktu. Konsep yang berperan
dalam kehidupan sosial, ekonomi dan politik. Konsep jarak dibagi
menjadi dua antara lain sebagai berikut.
a) Jarak Mutlak adalah ruang atau sela antara dua lokasi yang
menggambarkan panjang dalam satuan ukuran meter,
kilometer dsb. Jarak mutlak merupakan jarak yang tetap dan
tidak dapat berubah-ubah. Contohnya adalah antara jakarta ke
bandung adalah 150 km. Jarak yang diukur memanjang dari
titik A (Jakarta) dan titik B (Bandung) dan dihitung dengan
satuan ukuran kilometer. 
b) Jarak Relatif adalah ruang atau sela antara dua lokasi dalam
lamanya perjalanan atau waktu. Contoh jarak relatif adalah
jarak antara jakarta ke bandung yang ditempuh dengan jangka
waktu 2 jam melewati Tol Purbaleunyi. Dimana jarak relatif
berbeda jika jalan tol sedang macet atua perjalanan ke
Bandung tidak melewati jalan tol
3) Konsep Keterjangkauan, adalah sulit atau mudahnya suatu lokasi
untuk dijangkau yang dipengaruhi oleh lokasi, jarak, dan kondisi
tempat. Contoh konsep keterjangkauan adalah sebagai berikut.
a) Surabaya-jakarta dapat ditempuh dengan bus atau pesawat
b) Harga lahan di persimpangan lebih mahal dari yang ada di
dalam gang. 
4) Konsep Pola adalah bentuk, struktur, dan persebaran fenomena
atau kejadian di permukaan bumi baik gejala alam maupun dengan
gejala sosial. Contoh konsep pola adalah sebagai berikut.
a) Pola permukiman penduduk yang memanjang mengikuti jalan
raya atau sungai. 
b) Aliran air sungai yang berbentuk sudut siku-siku adalah aliran
sungai rectangular
5) Konsep Geomorfologi/Morfologi adalah ilmu yang mempelajari
mengenai bentuk permukaan bumi. Konsep morfologi merupakan
konsep mengenai struktur luar batu-batuan yang menyusun bentuk
morfologi permukaan bumi (pantai, lembah, dataran rendah,
pegunungan dan dataran tinggi dsb. Contoh konsep
morfologi/konsep geomorfologi adalah sebagai berikut.
a) Daerah selatan DI Yogyakarta adalah daerah perbukitan
dengan kapur (karst) 
b) Jakarta merupakan dataran rendah, bandung merupakan
dataran tinggi
6) Konsep Aglomerasi adalah suatu fenomena yang
mengelompokkan menjadi satu bentuk atau struktur. Konsep
aglomerasi merupakan kecenderungan pengelompokan suatu gejala
yang terkait dengan aktivitas manusia. Konsep aglomerasi
mengelompokkan pusat kawasan pemukiman, industri, dan pusat
perdagangan. Contoh konsep aglomerasi adalah sebagai berikut.
a) Di kota terjadi pemusatan yang penduduknya menurut status
sosial dan ekonomi dengan kawasan slum area, menengah ke
atas, dan kawasan elit. 
b) Pasar senen, pasar minggu, pasar rebo merupakan
pengelompokan tempat berjualan berdasarkan hari pasaran 
7) Konsep Nilai Kegunaan adalah konsep yang berkaitan dengan
nilai guna suatu wilayah yang dikembangkan menjadi potensi yang
menunjang perkembangna suatu wilayah. Contoh konsep nilai
kegunaan adalah sebagai berikut.
a) Pantai mempunyai nilai kegunaan yang tinggi misalnya
sebagai tempat rekreasi bagi masyarakat kota yang hidup
dalam keramaian, kebisingan, dan kesibukan
b) Kawasan kars (perbukitan kapur) misalnya Gunung kidul dan
Wonosari memiliki banyak goa dan sumber mata air yang
digunakan untuk objek wisata alam. 
8) Konsep Interaksi Interdependensi adalah konsep yang
menunjukkan keterkaitan dan ketergantungan satu daerah dengan
daerah lain yang saling memenuhi kebutuhannya. Contoh konsep
interaksi interdependensi adalah sebagai berikut.
a) Desa sebagai pemasok tenaga kerja dan kota merupakan
pemasok bahan produksi untuk desa 
b) Brebes merupakan daerah yang tanaman bawangnya tumbuh
subur dan kemudian diangkut ke jakarta untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat kota. 
9) Konsep Diferensiasi Area adalah konsep yang membandingkan
dua wilayah untuk menunjukkan mengenai ada tidaknya perbedaan
antara satu wilayah dengan wilayah lain karena setiap wilayah
memiliki ciri khas masing-masing. Contoh konsep diferensiasi area
adalah sebagai berikut.
a) Di daerah pantai, penduduknya memiliki mata pencaharian
sebagai nelayan, sedangkan daerah pegunungan penduduknya
bermata pencaharian sebagai petani  
b) Pakaian dengan bahan katun cocok didaerah panas misalnya
jakarta, sedangkan pakaian berbahan woll cocok di daerah
dingin
10) Konsep Keterkaitan Keruangan adalah konsep yang
menunjukkan tingkat hubungan antara wilayah dan mendorong
terjadinya interkasi sebab akibat. Contoh konsep keterkaitan
keruangan adalah sebagai berikut
a) Hubungan antara kemiringan lereng suatu wilayah dengan
ketebalan lapisan tanah
b) Kabut asap meliputi malaysia akibat dari pembakaran hutan
riau

c. Pendekatan Geografi
Pendekatan geografi diartikan sebagai metode atau cara
memahami gejala dan fenomena geosfer. Pendekatan yang digunakan
da tiga, yaitu pendekatan keruangan (spasial), pendekata ekologi, dan
pendekatan kompleks wilayah.
1) Pendekatan Keruangan (Spatial Approach)
Pendekatan keruangan merupakan metode pendekatan
yang khas dalam geografi. Pada pelaksanaan pendekatan
keruangan ini harus tetap berdasarkan prinsip-prinsip yang
berlaku. Prinsip-prinsip tersebut antara lain: prinsip penyebaran,
interelasi, dan deskripsi, sedangkan yang termasuk pendekatan
keruangan, yaitu pendekatan topik, pendekatan aktivitas manusia,
dan pendekatan regional. Secara teoretis pendekatan itu dapat
dipisahkan satu sama lain, akan tetapi pada kenyataan praktisnya,
berhubungan satu sama lain.
2) Pendekatan Ekologi (Ecological Approach)
Geografi dan ekologi adalah dua bidang ilmu yang
berbeda satu sama lain. Geografi berkenaan dengan interelasi
kehidupan manusia dengan faktor fisisnya yang membentuk
sistem keruangan yang menghubungkan suatu region dengan
region lainnya. Sedangkan ekologi, khususnya ekologi manusia
berkenaan dengan interelasi antara manusia dengan
lingkungannya yang membentuk suatu sistem ekologi atau
ekosistem. Prinsip dan konsep yang berlaku kedua bidang ilmu
tersebut, berbeda satu sama lain. Karena ada kesamaan pada objek
yang digarapnya, kedua ilmu tersebut pada pelaksanaan kerjanya
dapat saling menunjang dan saling membantu.
Pendekatan ekologi adalah suatu metodologi untuk
mendekati, menelaah, dan menganalisis suatu gejala atau masalah
dengan menerapkan konsep dan prinsip ekologi. Dalam hal ini,
metodologi pendekatan, penganalisisan, dan penelaahan gejala
dan masalah geografi.
Pandangan dan penelaahan ekologi diarahkan kepada
hubungan antara manusia sebagai makhluk hidup dengan
lingkungan alam. Pandangan dan penelaahan ini dikenal sebagai
pendekatan ekologi, yang dapat mengungkapkan masalah
hubungan penyebaran dan aktivitas manusia dengan lingkungan
alamnya. Pada pendekatan ekologi suatu daerah pemukiman,
daerah pemukiman tersebut ditinjau sebagai suatu bentuk
ekosistem hasil interaksi penyebaran dan aktivitas manusia
dengan lingkungan alamnya. Demikian pula jika kita mengkaji
daerah pertanian, daerah perindustrian, daerah perkotaan, dan
lain-lain.
Geografi dapat dikatakan juga sebagai ilmu tentang
ekologi manusia yang bermaksud menjelaskan hubungan antara
lingkungan alam dengan penyebaran dan aktivitas manusia.
Pokok dari geografi adalah berkenaan dengan studi tentang
ekologi manusia pada area/daerah yang khusus. Pengertian
geografi pada konteks ini bukan merupakan pengertian geografi
secara keseluruhan, melainkan kepada geografi regional.
Meninjau region sebagai suatu bentuk ekosistem hasil hubungan
dan penyesuaian penyebaran aktivitas manusia dengan
lingkungannya pada area atau daerah tertentu. Interelasi manusia
dengan alam lingkungan di sekitarnya dikaji berdasarkan konsep
dan prinsip ekologi.
3) Pendekatan Kompleks Wilayah (Regional)
Pendekatan regional berarti mendekati suatu gejala atau
suatu masalah dari regional, wilayah tempat gejala atau masalah
tersebut tersebar. Tekanan utama pendekatannya bukan kepada
topik atau aktivitas manusianya, melainkan kepada region yang
merupakan tempat atau wadahnya. Jadi, wilayah dan ekologinya
berdiri sendiri dalam satu ruangan. Misalnya dalam melakukan
studi tentang masalah kelaparan, kita dapat melakukan
pendekatan regional tentang gejala kelaparan tadi. Dalam hal ini
meninjau kelaparan berdasarkan wilayahnya. Pertanyaan yang
dapat dikemukakan, yaitu di wilayah-wilayah mana saja
kelaparan terjadi? Kita akhirnya dapat mengungkapkan
penyebaran gejala atau masalah kelaparan di permukaan bumi.
Berdasarkan penyebarannya kita dapat pula
mengungkapkan apa sebabnya kelaparan itu terjadi di
region/wilayah yang bersangkutan. Selanjutnya kita dapat
mengungkapkan interelasi dan interaksi gejala kelaparan itu
dengan gejala-gejala yang lain pada region yang sama. Dalam hal
ini berarti bahwa kita telah mengungkapkan interelasi dan
interaksi keruangan gejala kelaparan dengan gejala atau faktor
geografi lainnya, seperti faktor aktivitas penduduknya.
Selanjutnya, dari hasil pendekatan regional dengan
didasarkan atas prinsip-prinsip geografi, kita akan dapat
mengadakan deskripsi gejala atau masalah kelaparan tadi pada
region/wilayah yang bersangkutan.

d. Prinsip Geografi
Secara teoretis, ada empat prinsip utama geografi untuk
menganalisis gejala geosfer, yaitu prinsip persebaran (distribusi),
prinsip interelasi, prinsip deskripsi, dan prinsip korologi.
1) Prinsip Persebaran, yaitu suatu gejala yang tersebar tidak merata
di permukaan bumi yang meliputi bentang alam, tumbuhan, hewan,
dan manusia. Gejala dan fakta geografi, baik yang berkenaan
dengan alamnya, maupun mengenai manusianya, tersebar di
permukaan bumi. Persebaran gejala dan fakta tadi, tidak merata
dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Dengan memperhatikan dan
menggambarkan penyebaran gejala dan fakta tadi dalam ruang, kita
telah dibimbing untuk mengungkapkan persoalan yang berkenaan
dengan gejala dan fakta tadi. Dengan melihat dan menggambarkan
berbagai gejala pada peta, kita akan dapat mengungkapkan
hubungannya satu sama lain. Yang selanjutnya juga akan dapat
meramalkannya lebih lanjut.
2) Prinsip Interelasi, yaitu fenomena geosfer yang satu empunyai
hubungan timbal balik dengan fenomena geosfer yang lain, gejala
yang satu memengaruhi gejala yang lain. Berikut ini contoh prinsip
interelasi yang dapat kita amati.
a) Kemiskinan banyak terjadi di daerah yang lahannya kering,
curah hujan rendah, suhu tinggi, pendidikan penduduk rendah,
dan sulit terjangkau sarana dan prasarana.
b) Erosi dan banjir banyak terjadi pada lahan yang terbuka tanpa
penutup lahan, lereng terjal, curah hujan tinggi, serta kesadaran
masyarakat terhadap lingkungan rendah.
3) Prinsip Deskripsi, yaitu penjelasan lebih jauh mengenai gejala-
gejala yang diselidiki/dipelajari. Deskripsi, selain disajikan dengan
tulisan atau kata-kata, dapat juga dilengkapi dengan diagram,
grafik, tabel, gambar, dan peta. Pada interelasi gejala satu dengan
gejala yang lain atau antara faktor yang satu dengan faktor yang
lain, selanjutnya dapat dijelaskan sebab akibat dari interelasi tadi.
Penjelasan atau deskripsi, merupakan suatu prinsip pada geografi
dan studi geografi untuk memberikan gambaran lebih jauh tentang
gejala dan masalah yang kita pelajari.
4) Prinsip Korologi, yaitu fenomena alam yang terjadi akan
senantiasa memunculkan akibat-akibat secara alamiah. Misalnya
suatu wilayah mengalami banjir setiap musim penghujan datang.
Banjir yang terjadi dapat disebabkan karena drainase air yang
sempit. Sehingga air hujan tidak dapat didistribuikan ke parit-parit
atau sungai-sungai dengan lancar. Pada akhirnya saat musim
penghujan tiba, masyarakat harus bersiap-siap untuk menghadapi
banjir yang akan datang.

e. Aspek Geografi
Geografi memiliki kajian dengan ruang lingkup yang luas
sehingga banyak disiplin ilmu yang berkaitan dengan geografi.
Hubungan geografi dengan disiplin ilmu dapat dibedakan dalam
beberapa aspek antara lain sebagai berikut.
1) Aspek Fisik
a) Geografi matematik, yaitu astronomi (ilmu falak), ilmu yang
objeknya mempelajari benda-benda langit, bumi sebagai satelit,
matahari sebagai bintang-bintang di langit.
b) Geologi, yaitu ilmu yang mempelajari bumi secara keseluruhan,
asal kejadian, struktur, komposisi dan sejarahnya (termasuk
perkembangan kehidupan), dan proses alamiah yang membuat
perkembangannya hingga sampai sekarang. Geologi meliputi
cabang-cabang ilmu sebagai berikut.
 Kristalografi, mineralogi, dan petrologi.
 Struktur geologi, dan geofisika.
 Stratigrafi dan historis geologi.
 Geologi fisik dan geomorfologi.
c) Geomorfologi, yaitu ilmu yang objeknya tentang bentuk-bentuk
permukaan bumi dan segala proses yang menghasilkan
bentukbentuk tersebut. Proses yang dominan adalah pelapukan
dan erosi.
d) Meteorologi, yaitu ilmu yang objeknya mempelajari atmosfer,
udara, cuaca, suhu, angin, awan, hujan, radiasi, matahari, dan
sebagainya.
e) Oceanografi, yaitu ilmu yang objeknya mempelajari perairan
laut serta gerakannya, pasang surut, arus, kedalaman,
temperatur, kadar garam, dan nilai ekonomisnya. Juga tentang
geologi dasar laut dan sebagainya.
2) Aspek Sosial
a) Geografi sosial/sosiologi, ilmu yang mempelajari struktur sosial
dan proses sosial termasuk perubahan sosial, yaitu kaidah-
kaidah sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok
sosial, dan lapisan sosial. Sedangkan proses sosial adalah
pengaruh timbal balik berbagai segi kehidupan bersama.
b) Geografi ekonomi (geografi sosial ekonomi), ilmu yang
objeknya mempelajari hubungan timbal balik antara manusia
dengan lingkungannya dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidup untuk dapat mencapai kesejahteraan dalam hidupnya.
c) Geografi politik, ilmu yang objeknya mempelajari/studi tentang
hubungan antara daratan dan lautan dengan politik untuk tujuan
politik luar negeri. Jadi, metode/cara mempergunakan prinsip-
prinsip geografi untuk meramalkan perkembangan politik dunia.
d) Antropologi/antropogeografi, ilmu yang objeknya mempelajari
tentang penyebaran masyarakat bangsa-bangsa di bumi
sehubungan dengan lingkungan geografi. Para ahli menganggap
antropogeografi sama dengan human geografi.
e) Biogeografi, ilmu yang objeknya mempelajari kehidupan/biosfer
di muka bumi (di darat, laut, dan udara). 

2. Bentang Lahan
Istilah bentanglahan berasal dari kata landscape (Inggris), atau
landscap (Belanda) dan landschaft (Jerman), yang secara umum berarti
pemandangan. Arti pemandangan mengandung 2 (dua) aspek, yaitu: (a)
aspek visual dan (b) aspek estetika pada suatu lingkungan tertentu
(Zonneveld, 1979 / Widiyanto dkk, 2006). Ada beberapa penulis yang
memberikan pengertian mengenai bentanglahan, antara lain:
a. Bentanglahan merupakan gabungan dari bentuklahan (landform).
Bentuklahan merupakan kenampakan tunggal, seperti sebuah bukit
atau lembah sungai. Kombinasi dari kenampakan tersebut membentuk
suatu bentanglahan, seperti daerah perbukitan yang baik bentuk
maupun ukurannya bervariasi / berbeda-beda, dengan aliran air sungai
di sela-selanya (Tuttle, 1975).
b. Bentanglahan ialah sebagian ruang permukaan bumi yang terdiri atas
sistem-sistem, yang dibentuk oleh interaksi dan interpen-densi antara
bentuklahan, batuan, bahan pelapukan batuan, tanah, air, udara,
tetumbuhan, hewan, laut tepi pantai, energi dan manusia dengan
segala aktivitasnya, yang secara keseluruhan membentuk satu
kesatuan (Surastopo, 1982).
c. Bentanglahan merupakan bentangan permukaan bumi dengan seluruh
fenomenanya, yang mencakup: bentuklahan, tanah, vegetasi, dan
atribut-atribut lain, yang dipengaruhi oleh aktivitas manusia (Vink,
1983).
Berdasarkan pengertian bentanglahan tersebut, maka dapat
diketahui bahwa terdapat 8 (delapan) unsur penyusun bentanglahan, yaitu:
udara, batuan, tanah, air, bentuklahan, flora, fauna, dan manusia, dengan
segala aktivitasnya. Kedelapan unsur bentanglahan tersebut merupakan
faktor-faktor penentu terbentuknya bentanglahan, yang terdiri atas: faktor
geomorfik (G), litologik (L), edafik (E), klimatik (K), hidrologik (H),
oseanik (O), biotik (B), dan faktor antropogenik (A). Dengan demikian,
berdasarkan faktor-faktor pembentuknya, bentanglahan (Ls) dapat
dirumuskan :
Ls = f (G, L, E, K, H, O, B, A)
Keterangan :
Ls : bentanglahan
G : geomorfik
L : litologik
E : edafik
K : klimatik
H : hidrologik
O : oseanik
B : biotic
A : antropogenik
Bentanglahan mencakup 2 (dua) aspek kajian penting, yaitu: (a)
bentang alami dengan inti kajian bentuklahan, dan (b) bentang budaya
dengan inti kajian manusia dengan segala perilakunya terhadap lahan.
Bentanglahan sebagai inti kajian bentang alami. Menurut Tuttle
(1975), bentanglahan atau landscape merupakan kombinasi atau gabungan
dari bentuklahan. Mengacu pada definisi bentanglahan tersebut, maka
dapat dimengerti bahwa unit analisis yang yang sesuai adalah unit
bentuklahan. Oleh karena itu, untuk menganalisis dan mengklasifikasikan
bentanglahan selalu mendasarkan pada kerangka kerja bentuklahan
(landform).
Bentuklahan adalah bagian dari permukaan bumi yang memiliki
bentuk topografis khas, akibat pengaruh kuat dari proses alam dan struktur
geologis pada material batuan, dalam skala ruang dan waktu kronologis
tertentu. Berdasarkan pengertian ini, faktor-faktor penentu bentuklahan
(Lf) dapat dirumuskan:
Lf: f (T, P, S, M, K)
Dengan keterangan:
T : topografi
P : proses alam
S : struktur geologi
M : material batuan
K : ruang dan waktu kronologis

C. Penutup
1. Rangkuman
a. Hasil Seminar dan Lokakarya IGI di Semarang (1988), Geografi
adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena
geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam
konteks keruangan.
b. Konsep-konsep geografi terdiri dari 10 konsep antara lain konsep
lokasi, konsep jarak, konsep keterjangkuan, konsep pola, konsep
geomorfologi/morfologi, konsep aglomerasi, konsep nilai kegunaan,
konsep interaksi interdependensi, konsep diferensi area, dan konsep
keterkaitan ruang.
c. Terdapat 3 pendekatan geografi, yaitu pendekatan keruangan, ekologi,
dan kompleks wilayah.
d. Prinsip geografi terdiri atas prinsip penyebaran, prinsip interelasi,
prinsip deskripsi, dan prinsip keruangan.
e. Hubungan geografi dengan disiplin ilmu dalam aspek fisik terdiri dari
geografi matematik, geologi, geomorfologi, meteorologi, dan
oceanografi.
f. Hubungan geografi dengan disiplin ilmu dalam aspek sosial terdiri dari
Geografi sosial/sosiologi, geografi ekonomi, geografi politik,
antropologi, dan biogeografi.
g. Bentanglahan atau landscape merupakan kombinasi atau gabungan dari
bentuklahan. Bentuklahan adalah bagian dari permukaan bumi yang
memiliki bentuk topografis khas, akibat pengaruh kuat dari proses
alam dan struktur geologis pada material batuan, dalam skala ruang
dan waktu kronologis tertentu.

2. Evaluasi
a) Jelaskan konsep geografi menurut pakar geografi Indonesia, R.
Bintarto (1977)!
b) Apakah perbedaan dari pendekatan keruangan dan pendekatan
ekologi?
c) Jelaskan pengertian konsep keterjangkauan dan beri contoh!
d) Jelaskan dan berikan contoh tentang jarak mutlak dan jarak relatif!
e) Sebutkan dan jelaskan aspek fisik dan aspek sosial geografi!

Anda mungkin juga menyukai