1 2 3 4 5 6
2 Jakarta Selatan 2 071 628 2 164 070 2 185 711 1,08 1,00
3 Jakarta Timur 2 705 818 2 817 994 2 843 816 1,00 0,92
4 Jakarta Pusat 895 371 910 381 914 182 0,42 0,42
5 Jakarta Barat 2 292 997 2 430 410 2 463 560 1,45 1,36
6 Jakarta Utara 1 653 178 1 729 444 1 747 315 1,11 1,03
DKI Jakarta 9 640 406 10 075 310 10 177 924 1,09 1,02
• Yang menjadi fokus penyebab kepadatan penduduk Jakarta saat
ini adalah adalah Urbanisasi. Dimana, fakta berbicara bahwa
penduduk kota Jakarta mayoritas adalah para urban. Badan
Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta 2010 mengatakan bahwa
jumlah penduduk Jakarta bertambah sebanyak 134.234 jiwa per
tahun. Jika tidak ada program dari pemerintah untuk
mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, maka pada 2020
Jakarta akan menjadi lautan manusia.
• Jumlah penduduk yang merupakan migran seumur
hidup terus meningkat dari waktu ke waktu. Hasil
SP2010 mencatat 4 077 515 penduduk atau 42,4
persen penduduk merupakan migran masuk seumur
hidup antar kabupaten/kota. Persentase migran
masuk seumur hidup di daerah perkotaan 0,0 kali lipat
lebih besar daripada di daerah perdesaan, masing-
masing sebesar 0,0 dan 0,0 persen.
• Menurut gender, jumlah migran laki-laki lebih banyak
daripada migran perempuan, 2 063 241 berbanding
2 014 274 orang. Seks rasio migran risen adalah 102.
Data-data tersebut menunjang teori, bahwa migran
lebih banyak di daerah perkotaan dan laki-laki lebih
banyak yang melakukan perpindahan. Persentase
migran terbesar di Kodya Jakarta Timur dan terkecil
di Kabupaten Kepulauan Seribu
• Pasti ada dampak dari suatu hal yang
berlebihan begitu pula over populasi
Jakarta. Kesesakan yang diakibatkan oleh
berlebihannya penduduk Jakarta
mengakibatkan; Sifat Konsumtif,
Kekumuhan kota, Kemacetan lalu lintas,
Kriminalitas yang tinggi, Struktur kota
yang berantakan, isu Jakarta tenggelam,
Banjir, pelebaran kota dengan tata kota
yang tidak baik, melonjaknya sector
informal, terjadinya kemerosotan kota, dan
pengembangan industry yang menghasilkan
limbah. sekitar 2,8 juta penduduk Jakarta
bermukim di 490 wilayah yang
dikategorikan sebagai "kantong kemiskinan".
• Data penduduk bervariasi, antara 7,8
juta sampai 12,5 juta, tergantung
metodologi yang digunakan. Jumlah
penduduk miskin di DKI Jakarta pada
bulan Maret 2009 sebesar 323,17 ribu
orang (3,62 persen). Dibandingkan
dengan penduduk miskin pada Maret
2008 sebesar 379.6 ribu orang (4,29
persen), berarti jumlah penduduk
miskin turun sebesar 57,45 ribu (0,67
persen). Keadaan ini dapat terjadi
karena salah satu penyebabnya adalah
adanya deflasi pada bulan januari
sampai maret sebesar 0,13%.
• Peningkatan jumlah penduduk Indonesia yang pesat
menjadikan kebutuhan tempat tinggal semakin meningkat
pula. Program pemerintah yang menyangkut perumahan
terus ditingkatkan, baik dari segi jumlah maupun
kualitasnya. Status kepemilikan/penguasaan bangunan
tempat tinggal di Provinsi Provinsi DKI Jakarta paling
banyak adalah milik sendiri. Rumah tangga yang
menghuni rumah dengan luas lantai kurang dari 20
m2 paling banyak dijumpai di Kodya Jakarta Barat
(189 400 rumah tangga), sementara yang paling sedikit
terdapat di Kabupaten Kepulauan Seribu (169 rumah
tangga).
• terlihat peningkatan jumlah penduduk di Jakarta terus
terjadi sejak 2012 hingga 2016. Pada 2012 jumlah
penduduk di Jakarta tercatat sebanyak 9,7 juta
penduduk.
• Pada 2013 jumlah ini meningkat menjadi 9,8 juta
penduduk atau naik 2,32 persen dibanding tahun
sebelumnya.
• Tren kenaikan jumlah penduduk terus terjadi pada
2014, di tahun ini jumlah penduduk mencapai 10 juta
penduduk atau naik 0,27 persen dibanding 2013.
• Begitu juga pada 2015, terjadi kenaikan jumlah
penduduk menjadi 10,1 juta atau naik 1,8 persen
dibanding tahun sebelumnya. Pada 2016, angka jumlah
penduduk naik sebesar 1,1 persen atau menjadi 10,3 juta
penduduk.
• Dampak yang terjadi pada lingkungan akibat peningkatan jumlah penduduk antara lain:
pencemaran lingkungan oleh limbah atau sampah rumah tangga, berkurangnya ketersediaan air
bersih, berkurangnya ketersediaan udara bersih, dan berkurangnya ketersediaan ruang dan
lahan pertanian. Semakin banyak jumlah penduduk, maka resiko terjadinya pencemaran
semakin tinggi, jumlah air yang dibutuhkan semakin banyak, ketersediaan udara bersih
semakin berkurang, dan ketersediaan ruang dan lahan pertanian semakin sedikit. Berikut ini
penjelasan mengenai dampak peningkatan jumlah penduduk terhadap lingkungan.
•