Anda di halaman 1dari 8

Pertambahan Penduduk Di Tanjung Selor

A. Pendahuluan
Kehidupan dan aktivitas manusia sehari-hari secara umum tidak terlepas dari
kepadatan penduduk yang semakin cepat. Pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun
memerlukan investasi dan sarana untuk mendukung kesejatraan masyarakat seperti
sarana pendidikan, kesehatan, perekonomian dan lain sebagainya. Lilik Indra Setiawan
(2008) menyatakan bahwa negara Indonesia termasuk negara yang memiliki
perkembangan sumber daya manusia yang cepat.
Sejalan dengan pertumbuhan serta kepadatan penduduk terjadi tuntutan baik
sandang, pangan, maupun fasilitas lainnya harus terpenuhi. Hal ini tentu saja
merupakan masalah bagi pemerintah dalam usahanya membangun dan meningkatkan
taraf hidup rakyat demi untuk menuju masyarakat yang sesuai dengan isi UUD 1945.
Pertumbuhan yang begitu pesat sekarang ini sangat mempengaruhi perekonomian suatu
bangsa. Karena kita lihat sekarang ini kepadatan penduduk di kota-kota besar di
Indonesia mempengaruhi tingkat pendapatan penduduk. Perkawinan semakin banyak,
kelahiran semakin pesat sehingga terjadinya kepadatan penduduk yang akhirnya akan
bermuara pada jumlah lapangan kerja yang semakin sedikit dari tahun ketahun. Ternate
tengah yang terdiri dari 15 Kelurahan dengan jumlah penduduk secara totalitas dari
tahun 2011-2015 yaitu 275.603 jiwa, ( Kantor Camat Ternate Tengah tahun 2011-
2015 ).
Keadaan ini menyebabkan meningkatnya tekanan penduduk akan terus
meningkat sesuai dengan kebutuhan manusia (homo sapiens) untuk melangsungkan
kehidupan dan diiringi dengan perkembangan zaman, dan perkembangan ilmu
pengetahuan teknologi ( IPTEK). Malthus (1798), Masalah ledakan penduduk
membawa dampak pada rendahnya kualitas hidup manusia. Sebagai negara
berpenduduk terbesar ke-4 setelah Cina, India dan Amerika Serikat, Indonesia berbeda
dengan Cina yang pembangunan ekonominya melesat. Ledakan penduduk di Indonesia
melahirkan persoalan-persoalan yang kait-mengkait mulai dari soal kemiskinan oleh
sebab pendeknya usia sekolah, rendahnya mutu pendidikan sampai persoalan tenaga
kerja, kesehatan dan ancaman kelaparan. Soal tenaga kerja, kebijakan pemerintah yang
termuat dalam moratorium penghentian pengiriman TKI/TKW ke luar negeri tidak
serta merta menyelesaikan hubungan diplomasi dengan negara penerima TKI/TKW.
Pengangguran kian menumpuk, sedangkan pemerintah tak bergeming menyaksikan
rakyatnya memperoleh upah kerja yang minim dan perlakuan yang tidak manusiawi.
Hukum ( 2014), Jumlah penduduk di suatu wilayah tidak tetap, namun akan
selalu berubah (bertambah atau berkurang) seiring dengan berjalannya waktu.
Pertumbuhan penduduk disebabkan oleh beberapa faktor antara lain kelahiran,
kematian dan imigrasi. Wilayah dengan angka kematian yang rendah, kelahiran yang
tinggi serta imigrasi masuk yang tinggi akan mempunyai jumlah penduduk yang
meningkat tajam setiap tahunnya.

B. Analisis Laju (%/tahun) !

Pertumbuhan penduduk selalu dipengaruhi oleh angka fertilitas, mortalitas,


migrasi masuk dan migrasi keluar, untuk kecamatan kota ternate tengah pada tahun
2011-2015, khususnya kelurahan makassar barat, kalumpang, muhajirin dan kota baru
memiliki pertumbuhan tidak merata, dimana kelurahan makassar barat merupakan
kelurahan yang memiliki pertumbuhan penduduk yang paling tinggi, kemudian
kelurahan kalumpang, kelurahan kota baru dan muhajirin yang memiliki pertumbuhan
penduduk yang paling rendah pertumbuhan penduduknya. Kepadatan penduduk untuk
Kecamatan kota ternate tangah khususnya Kelurahan Makassar barat, Kalumpang,
Muhajirin dan Kota Baru bahwa Kelurahan yang memilki kepadatan penduduk yang
padat terdapat pada kelurahan kota baru, muhajirin, makassar barat kemudian kelurahan
kalumpang. Hal ini disebabkan karena jumlah pertumbuhan penduduk.

Laju pertumbuhan penduduk sendiri adalah salah satu indikator yang


paling sering digunakan untuk menggambarkan kondisi kependudukan di
suatu daerah, tidak hanya pada saat ini saja tetapi juga untuk melihat kecenderungan
perkembangannya pada masa yang akan datang. Apabila laju pertumbuhan penduduk
lebih tinggi daripada laju pertumbuhan ekonomi, berarti tambahan produksi yang
dihasilkan oleh pertumbuhan ekonomi akan habis dikonsumsi oleh penduduk
itu ndiri yang bertambah jauh lebih besar.

Analisis data pertumbuhan penduduk Metode yang amat sederhana untuk


menghitung perubahan penduduk dari tahun ke tahun, yaitu dengan persamaan
berimbang dengan rumus :

Dimana : Pt = P0 + ( B-D ) + ( IM-OM )


Pt = Banyaknya penduduk pada tahun terakhir

P0 = Banyaknya penduduk pada tahun awal

B = Banyaknya kelahiran

D = banyaknya kematian

IM = Banyaknya migrasi masuk

OM = Banyaknya migrasi yang keluar

C. Lakukan analisis Tambahan (orang/tahun) !

Analisis Pertumbuhan Penduduk 2015 –2019

 Pertumbuhan yang terjadi pada tahun 2015 di Tanjung Selor ada di angka (0.15%),
dan pertumbuhan itu tergolong lambat karena dibawah 1%.
 Pertumbuhan yang terjadipada tahun 2016 di Tanjung Selor ada di angka (0.16%),
dan pertumbuhan itu tergolong lambat karena dibawah 1%.
 Pertumbuhan yang terjadi pada tahun 2017 di Tanjung Selor ada di angka
(0.02%)dan pertumbuhan keduanya itu tergolong lambat karena dibawah 1%.
 Pertumbuhan yanf terjadipada tahun 2018 di Tanjung Selor ada di angka (0.10%)
dan pertumbuhan itu tergolong lambat karena dibawah 1%.
 Pertumbuhan yang terjadi pada tahun 2019 di Tanjung Selor ada di angka (0.09%)
dan pertumbuhan itu tergolong lambat karena dibawah 1%.

Analisis KepadatanPenduduk 2015 –2019

 Pada tahun 2015 di Tanjung Selor memiliki tingkat kepadatan di angka 633
dan termasuk ke dalam klasifikasi penduduk dengan kepadatan tinggi karena
berada diangka lebih dari 37.
 Pada tahun 2016 di Tanjung Selor memiliki tingkat kepadatan di angka 623
dan termasuk ke dalam klasifikasi penduduk dengan kepadatan tinggi karena
berada diangka lebih dari 37.
 Pada tahun 2017 di Tanjung Selor memiliki tingkat kepadatan di angka 72,7,
termasuk ke dalam klasifikasi penduduk dengan kepadatan tinggi karena
berada diangka lebih dari 37.
 Pada tahun 2018 di Tanjung Selor memiliki tingkat kepadatan di angka 73
dan termasuk ke dalam klasifikasi penduduk dengan kepadatan tinggi karena
berada diangka lebih dari 37.
 Pada tahun 2019 di Tanjung Selor memiliki tingkat kepadatan di angka
84,1 dan termasuk ke dalam klasifikasi penduduk dengan kepadatan tinggi
karena berada diangka lebih dari 37

D. Lakukan analisis seberapa besar tingkat Urbanisasinya !

Tingkat urbanisasi di Tanjung Selor didapat dengan menggunakan rumus


jumlah penduduk desa perkotaan dibandingkan dengan jumlah penduduk total dari tiap
kecamatan dan dipersentasekan hasilnya, maka dapat diketahui angka persentase
tingkat urbanisasi dari Tanjung Selor sebesar 46,25 %.

Tingkat urbanisasi merupakan nilai atau kriteria berdasarkan perhitungan


perbandingan jumlah penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan dengan jumlah
penduduk total dari wilayah tersebut. Menurut Munir (2010: 138) untuk mengukur atau
menetapkan Urbanisasi dengan melihat penduduk yang didefinisikan sebagai daerah
kota. Berdasarkan pendapat tersebut maka dalam penelitian ini ditentukan terlebih
dahulu daerah yang memiliki ciri wilayah perkotaan. Setelah diketahui wilayah dengan
memiliki ciri wilayah kota maka akan dilihat jumlah penduduk perkotaan dan
perdesaan. Tingkat urbanisasi di Kabupaten Pringsewu didapatkan berdasarkan
perbandingan jumlah penduduk ciri wilayah perkotaan dengan jumlah penduduk total
wilayah Tanjung Selor. Berdasarkan data tingkat ciri wilayah perkotaan dapat diketahui
perbedaan pertumbuhan penduduk dan ketidakmerataan fasilitas-fasilitas kota.
Urbanisasi terjadi dipicu adanya perbedaan pertumbuhan atau ketidak-merataan
fasilitas-fasilitas dari pembangunan, khususnya antara.
E. Lakukan analisis bagaimana kondisi tingkat Kemiskinan di Kecamatan yang
sebagai pusat kota dibandingkan dengan kecamatan lainnya !

Kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat perhatian
pemerintah di negara manapun. Kemiskinan merupakan gambaran kehidupan di banyak
negara berkembang yang mencakup lebih dari satu milyar penduduk dunia. Kemiskinan
merupakan permasalahan yang diakibatkan oleh 2 kondisi nasional suatu negara dan
situasi global. Globalisasi ekonomi dan bertambahnya ketergantungan antar negara,
tidak hanya merupakan tantangan dan kesempatan bagi pertumbuhan ekonomi serta
pembangunan suatu negara, tetapi juga mengandung resiko dan ketidakpastian masa
depan perekonomian dunia.

Kabupaten/Kota dan Garis Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota (Rupiah/Kapita/Bulan)


Provinsi 2019 2020 2021
Malinau 585 654 616 161 650 444

Bulungan 448 548 472 569 486 524

Tana Tidung 406 949 425 348 440 599

Nunukan 430 630 450 718 479 712

Tarakan 654 308 696 585 711 268

Kalimantan Utara 651 416 681 035 710 994

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional Maret

Pada kabupaten yang memiliki tingkat kemiskinan tinggi, aksesibilitas di wilayah ini
cenderung sulit akibat dari kondisi topografi wilayah yang dipisahkan oleh
pegunungan, lembah, ataupun tersebar di pulau-pulau kecil. Kondisi keterisolasian ini
pun menyebabkan terhambatnya mobilitas penduduk, distribusi barang dan jasa, hingga
penyelenggaraan layanan dasar kepada masyarakat. Selain itu, bencana alam seperti
tanah longsor, kekeringan, dan banjir memperparah kondisi kemiskinan karena
hilangnya aset masyarakat ataupun rusaknya fasilitas publik pada wilayah yang terkena
bencana. Terkait akses terhadap layanan dasar, kurangnya tenaga dan fasilitas
kesehatan serta pendidikan masih menjadi tantangan yang kerap dihadapi di Kawasan
Timur Indonesia (KTI). Pola pikir masyarakat yang masih mementingkan upacara dan
pesta adat berbiaya besar dengan mengorbankan kebutuhan pendidikan ataupun gizi
turut mempengaruhi rendahnya kualitas sumber daya manusia di wilayah ini. Lebih
lanjut, karakter masyarakat yang cenderung cepat puas dan kurang bijak dalam
memanfaatkan bantuan dan dana desa menyebabkan produktivitas masyarakat tidak
berkembang optimal. Jika dikaitkan dengan rendahnya investasi masuk ke wilayah ini,
keterbatasan kualitas sumber daya manusia menjadi salah satu faktor penyebabnya

F. Program Pengentasan Kemisikinan yang bagaimana  yang perlu


diselenggarakan ?

Strategi pengentasan kemiskinan yang dikemukakan oleh Bank Dunia,


bahwa setiap dekade strategi pengentasan kemiskinan mengalami perkembangan
mulai dari penciptaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan, pengembangan
kesehatan dan pendidikan, perlindungan sampai dengan pemberdayaan kaum miskin. 

Strategi memerangi kemiskinan yang dikemukakan oleh Gunnar Adler


Karlsson yang dikutip Andre Bayo Ala (1981) meliputi: (1) strategi dalam jangka
pendek yaitu memindahkan sumberdaya-sumberdaya kepada kaum miskin dalam
jumlah yang memadai. Perbaikan keadaan kemiskinan dalam jangka pendek
diantaranya menciptakan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan, dan
memperbaiki distribusinya; (2) Strategi jangka panjang dengan menumbuhkan
swadaya setempat. Perbaikan dalam jangka panjang dengan memperbaiki dan
memenuhi harkat hidup secara individual dan sosial yang bermartabat.

Strategi Pengentasan Kemiskinan yang dilaksanakan oleh Pemerintah dapat


dibagi menjadi dua bagian besar, pertama melindungi keluarga dan kelompok
masyarakat yang mengalami kemiskinan sementara, dan kedua membantu masyarakat
yang mengalami kemiskinan kronis dengan memberdayakan dan mencegah terjadinya
kemiskinan baru. Strategi tersebut selanjutnya dituangkan dalam tiga program yang
langsung diarahkan pada penduduk miskin yaitu: (1) penyediaan kebutuhan pokok; 2)
pengembangan sistem jaminan sosial; dan 3) pengembangan budaya usaha. Selain itu
penduduk miskin mempunyai strategi sendiri untuk menanggulangi kemiskinannya.
Strategi yang ditempuh yaitu dengan pinjam dari lembaga informal, menambah jam
kerja, anggota keluarga ikut bekerja, merantau atau berhemat. 

Konsep kebijakan yang digunakan pemerintah dalam program pengentasan


kemiskinan dapat dibedakan berdasarkan tradisi dan pendekatan perencanaan yang
melandasinya. Tradisi perencanaan menurut John Friedmann setidaknya terdiri empat
tipe yaitu: (1) perencanaan sebagai reformasi sosial (social reform), bahwa negara
menyusun dan merencanakan berbagai arahan dan pedoman pembangunan untuk
diikuti dan dilaksanakan oleh masyarakat; (2) perencanaan sebagai analisis
kebijakan (policy analysis), bahwa para penentu kebijakan (pemerintah dan pihak
terkait lainnya) berdasarkan analisis data yang ilmiah menyusun dan merencanakan
berbagai arahan dan pedoman pembangunan yang dapat diterima dan dilaksanakan
oleh masyarakat; (3) perencanaan sebagai pembelajaran sosial (social learning),
bahwa pengetahuan perencanaan diperoleh lewat pengalaman dan disempurnakan
lewat praktik (learning by

doing), perencanaan serta pelaksanaan pembangunan dijalankan bersama-


sama dengan masyarakat dengan bimbingan dari ahli; dan (4) perencanaan sebagai
mobilisasi sosial (social mobilization), bahwa perencanaan pembangunan harus
dilaksanakan oleh masyarakat dan digerakkan dengan berbagai konsep/ideologi yang
sudah tertanam di dalam jiwa dan kebudayaan mereka.

Sedangkan jenis-jenis program pengentasan kemiskinan yang dilaksanakan


pemerintah dapat dilihat berdasarkan model pembangunan yang mendasari program-
program tersebut untuk melihat titik berat strategi yang dijalankan program tersebut.
Model pembangunan yang dianut negara berkembang secara garis besar terbagi dalam
empat model pembangunan. Model pembangunan I menitik beratkan pada
pertumbuhan pendapatan nasional. Model pembangunan II menitikberatkan pada
pemerataan dan pemenuhan kebutuhan pokok/dasar. Model pembangunan III
berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui keikutsertaan
masyarakat dan kelompok sasaran dalam menentukan kebutuhan dan partisipasi
dalam proses pembangunan. Sedangkan

model pembangunan IV menitikberatkan pada peningkatan daya saing untuk


menghadapi era globalisasi dan era otonomi daerah.

Evaluasi terhadap program pengentasan kemiskinan diantaranya dapat


dilakukan terhadap pendekatan perencanaan, model pembangunan yang digunakan
dan pelaksanaan program tersebut. Kriteria yang digunakan untuk melakukan evaluasi
terhadap pelaksanaan program pengentasan kemiskinan meliputi: penentuan sasaran
dan data yang digunakan untuk menentukan sasaran; peranan pemerintah daerah,
masyarakat umum dan penerima sasaran program; dan implementasi program di
tingkat pemerintah dan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai