Anda di halaman 1dari 6

Nama : Arinil Ula Fil ‘Izza

NPM : 19011010101

Kelas : A

Mata Kuliah : Demografi

1.) ~ Analisis Demografi

Berdasarkan laporan Profil Perkembangan Kependudukan tahun 2018


yang dirilis oleh Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Sidoarjo,
diketahui bahwa jumlah penduduk di Kabupaten Sidoarjo tahun 2018 mencapai
2.238.059 jiwa, terdiri atas 50,42 persen (1.128.368 jiwa) penduduk laki-laki
dan 49,58 persen (1.109.701 jiwa) penduduk perempuan yang menyebar pada
18 kecamatan di Kabupaten Sidoarjo. Jumlah kelahiran tercatat sekitar 36.101
jiwa, terdiri dari jumlah kelahiran hidup sebanyak 35.863 jiwa dan kelahiran
tidak selamat 237 jiwa. Sedangkan, Jumlah kematian keseluruhan sebanyak
2.774 jiwa

Pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh penduduk di Kabupaten


Sidoarjo pada tahun 2018 sebagian besar adalah tamat SLTA sederajat yaitu
665.626 jiwa (29,74 persen). Sementara terendah banyaknya penduduk di
Kabupaten Sidoarjo yang sudah tamat Sastra III mencapai 420 jiwa (0,02
persen). Penduduk yang beragama Islam menduduki urutan pertama diantara
pemeluk agama lainnya yaitu mencapai 95,06 persen. Selanjutnya diikuti agama
Kristen (3,14 persen), lalu agama Katholik (1,35 persen), agama Budha (0,25
persen), agama Hindu (0,19 persen), agama Konghucu (0,01 persen) dan
Kepercayaan lain (0,01 persen). Banyaknya orang yang migrasi keluar dari
Kabupaten Sidoarjo Tahun 2018 adalah 22.582 jiwa, Banyaknya orang yang
migrasi ke dalam Kabupaten Sidoarjo mencapai 25.259 jiwa.
~ Analisis Kependudukan

Jumlah penduduk di Kabupaten Sidoarjo tahun 2018 mencapai 2.238.059


jiwa, terdiri atas 1.128.368 jiwa penduduk laki-laki dan 1.109.701 jiwa
penduduk perempuan. Hal itu menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah
penduduk dari yang sebelumnya 2.207.589 jiwa pada tahun 2017, namun
pertumbuhan penduduk tersebut masih dinilai wajar.

Dengan Kepadatan Penduduk sebesar 3.133 jiwa/Km2, hal itu mengalami


peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2017 sebesar 3.090
jiwa/km2. Hal tersebut dipengaruhi oleh Rata-rata laju pertumbuhan penduduk
di Kabupaten Sidoarjo per bulan tahun 2018 mencapai 0,10 lebih besar dari
tahun sebelumnya. Berdasarkan persebaran kecamatan, laju pertumbuhan
tertinggi didominasi oleh kecamatan di wilayah bagian barat dan timur
Kabupaten Sidoarjo. Hal ini dikarenakan wilayah wilayah tersebut mempunyai
tingkat kepadatan yang relatif rendah, sehingga masih memungkinkan untuk
menampung pertambahan penduduk. Untuk wilayah lainnya terutama daerah
Sidoarjo Pusat sudah menunjukkan tingkat kepadatan yang sudah jenuh
sehingga laju pertumbuhan penduduknya relatif rendah.

Dengan didominasinya penduduk Sidoarjo dengan penduduk usia


produktif dan tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan adalah SLTA maka
akan semakin banyak penduduk yang dapat berkontribusi pada pembangunan
ekonomi kabupaten Sidoarjo. Hal itu juga diamini dengan lebih banyaknya
penduduk yang bermigrasi ke dalam kabupaten sidoarjo dibanding dengan
penduduk yang bermigrasi ke luar kabupaten sidoarjo, karena memang
perekonomian kabupaten sidoarjo sedang meningkat saat ini. Namun
pemerintah juga harus waspada mengenai Migrasi serta Laju Pertumbuhan
Penduduk Kabupaten sidoarjo agar tidak menimbulkan masalah-masalah sosial
lainnya.
2.) CBR (Crude Birth Rate)

Crude Birth Rate atau angka kelahiran kasar adalah jumlah kelahiran
hidup selama 1 tahun dari setiap 1000 orang penduduk secara keseluruhan tanpa
membeda-bedakan golongan dan umur di suatu wilayah.

~ CBR Penduduk Wilayah Kabupaten Sidoarjo tahun 2020 :


Diketahui :
b = 36.101 (jumlah kelahiran)
p = 2.238.059 (populasi/jumlah penduduk)
k = 1000 (konstanta)
Jawab :
b
CBR = p × k
36.101
= 2.238.059 × 1000
36.101.000
= 2.238.059

= 16,3
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam setiap 1000 penduduk di wilayah
Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2018 (satu tahun) terdapat 16 kelahiran.

Angka Kelahiran Menurut Uumur (ASFR)

(Tidak ada)
Dikarenakan saya tidak menemukan data kelompok umur penduduk
Sidoarjo tahun 2018 di BPS dan Disdukcapil wilayah Kabupaten Sidoarjo.

3.) Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Fertilitas Penduduk :


a) Tingkat kesehatan Masyarakat

Untuk melahirkan generasi yang sehat diperlukan juga lingkungan yang


sehat, bukan hanya pihak ibu tapi Juga ayah. Olah karena itu diperlukannya
fasilitas kesehatan yang mumpuni agar fertilitas penduduk tetap stabil dan
berkualltas baik

b) Struktur Umur

Usia antara 15-49 tahun merupatan usia subur bagi wanita, oleh karena
itu kelompok umur tersebut sangat menentukan fertilitas penduduk. Kelompok
umur wanita dengan usia subur dengan jumlah yang stabil akan menguntungtan
karena akan membantu pengendalian fertilitas penduduk wilayah tersebut.

c) Umur kawin Pertama

Pernikahan usia dini tidak baik bagi wanita belum cukup umur karena
nantinya jika mengandung akan membahayakan kondisi ibu dan bayinya, dan
bila suatu daerah mempunyai jumlah pernikahan usia dini yang tinggi maka
akan meningkatkan fertilitas penduduk wilayah tersebut pula. Oleh karena itu,
pemerintah memberikan batas minimal usia menikah yaitu 19 tahun bagi pria
maupun wanita. Hal itu berdampak positif pada berkurangnya jumlah
pernikahan usia dini.

d) Rasio Jenis Kelamin Penduduk

Bila suatu daerah didominasi laki-laki dan sedikit perempuan maka


tingkat kelahiran akan menurun drastis, namun bila terjadi sebaliknya maka
akan terjadi ledakan penduduk. Oleh karena itu diperlukannya keseimbangan
antara populasi laki-laki dan perempuan agar tingkat fertilitas penduduk tetap
terjaga pula.

e) Tingkat Pendidikan dan indeks Melek huruf


Tingkat pendidikan dan lndeks melek huruf dapat dijadikan sabagai
patokan kemajuan dan kemerataan dari kualitas ataupun kesejahteraan suatu
bangsa. Dengan tingginya dua hal tersebut maka diharapkan akan semakin
tinggi pula tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa
kemudian akan mengurangi pernikahan di usia dini.

f) Industrialisasi

Diharapkan bila tingkat Industrialisasi meningkat maka akan menyerap


tenaga kerja lebih banyak sehingga lebih banyak pula penduduk yang
berkontribusi pada pembangunan, yang secara tidak langsung juga akan
membantu menurunkan tingkat pernikahan usia dini

g) Kebijakan Pemerintah

Bila tingkat kelahiran seringkali lebih tinggi daripada kelompok umur


lainnya maka dapat dipastikan akan terjadi pertambahan penduduk yang lebih
tinggi dari yang seharusnya, oleh karena itu Pemerintah termasuk Pemerintah
sidoarjo menggalakkan program keluarga Berencana (KB) yaitu menggunakan
alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan. Dan hal itu cukup berhasil
sehingga angka kelahiran di Sidoarjo cukup stabil dari tahun ke tahun serta
seimbang dengan kelompok-kelompok umur lainnya.

4.) Migrasi Di Wilayah Gerbangkertosusilo

Gerbangkertosusilo, adalah sebuah kawasan ekonomi metropolitan dari


Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari 5 kabupaten dan 2 kota yaitu Gresik,
Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan lamongan. Hal ini bertujuan
untuk meningkatkan Partumbuhan investasi dan peningkatan ekonomi bukan
hanya Provinsi tapi juga Nasional. Dan dengan adanya pembangunan di
kawasan tersebut membuat banyak orang ingin mencari penghasilan di kawasan
tersebut, termasut pula orang-orang dari luar kawasan Gerbongkertasusilo.

Semakin tinggi tingkat industrialisasi kawasan Gerbangkertosusilo maka


semakin banyak puta tenaga kerja yang diperlukan, sehingga orang - orang dari
daerah lain berbondong-bondong bermigrasi untuk mencari pekerjaan dan
meningkatkan kualitas ekonomi mereka. Hal ita bisa berdampak positif karena
meningkatnya produktivitas dan perekonomian wilayah tersebut. Namun juga
bisa berdampak negatif karena dengan semakin padatnya penduduk maka akan
semakin banyak pula masalah sosial yang terjadi seperti kemacetan, kriminalitas
, serta berkurangnya kemampuan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan
seluruh penduduknya. Oleh karena itu, tingkat migrasi perlu dikendalikan
dengan salah satu cara yaitu pemerataan pembangunan di berbagai wilayah.

Anda mungkin juga menyukai