Anda di halaman 1dari 4

NAMA : BERLIANA ANGGRIYANI

D3 KEBIDANAN TK.2A

P031915401004

1. ​PENGERTIAN KELUARGA BERENCANA

suatu tindakan perencanaan pasangan suami istri untuk mendapatkan kelahiran yang diinginkan,
mengatur interval kelahiran dan menentukan jumlah anak sesuai dengan kemampuan serta sesuai
dengan situasi masyarakat dan negara. Dengan demikian KB berbeda dengan birth control yang
artinya pembatasn atau penghapusan kelahiran.

2. PROGRAM KB TERKINI DI INDONESIA .

Pelaksanaan program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga


(KKBPK) di Indonesia telah mengukir sejarah keberhasilan dalam menurunkan laju
pertumbuhan penduduk dari 2,31 persen selama periode 1971-1980, menjadi 1,49 % periode
2000-2010 dan 1,36 persen selama periode 2010-2016. Penurunan laju pertumbuhan penduduk
ini, konsisten dengan penurunan angka kelahiran total (atau TFR) dari 5,61 anak per wanita usia
subur pada tahun 1971 menjadi 2,38 pada tahun 2018.

Disamping penggunaan kontrasepsi yang terus meningkat, faktor penentu pengendalian angka
kelahiran total, adalah peningkatan Median Usia Kawin Pertama perempuan. Perempuan
Indonesia menunjukkan kecenderungan menikah pada usia yang lebih matang, dari 18 tahun
pada tahun 1991, menjadi 21 tahun pada tahun 2018. Penurunan angka kelahiran total telah
merekayasa struktur umur penduduk untuk menciptakan peluang terjadinya bonus demografi
yang dimulai sejak tahun 2012. Bonus demografi ini ditandai dengan rasio ketergantungan di
bawah 50 per 100 penduduk usia produktif. Diproyeksikan bonus demografi ini akan membuka
jendela peluang pada tahun 2020 sampai 2030.
Keberhasilan tersebut bukan hanya hasil dari kinerja BKKBN namun juga tak lepas dari
dukungan komitmen dan peran serta para Stakeholder dan Mitra Kerja dalam pelaksanaan
Program KKBPK. Dalam pencapaian tujuan Program KKBPK, BKKBN sangat memerlukan
dukungan, komitmen, kepedulian tinggi, partisipasi, dan kerja sama dari para Stakeholder dan
Mitra Kerja di seluruh tingkatan wilayah.

“Jika program Keluarga Berencana tetap menjadi prioritas pemerintah dan pemerintah daerah,
maka usia bonus demografi akan lebih panjang dan akan memberi dampak bagi pembangunan
kesejahteraan. Seiring dengan keberhasilan pengendalian penduduk dan terwujudnya momentum
bonus demografi tersebut, maka proporsi penduduk lanjut usia juga mengalami peningkatan,
untuk itu perlu diambil kebijakan dan langkah-langkah yang tepat agar mereka ‘lebih sejahtera di
hari tua; dan tidak tua sebelum kaya’.”

Maka dari itu, kemitraan yang telah terjalin tersebut harus tetap dipertahankan dan ditingkatkan
demi terciptanya ketahanan dan kesejahteraan keluarga Indonesia. Sehingga peran serta
Stakeholder dan Mitra Kerja dalam pelaksanaan Program KKBPK pada umumnya dapat berjalan
secara optimal. BKKBN selalu berupaya meningkatkan sinergitas kegiatan bersama mitra kerja
salah satunya dengan kegiatan Kampung KB.

Kampung KB ini merupakan langkah konkret BKKBN dalam mengurangi angka kemiskinan dan
penanggulangan gizi buruk melalui pendekatan keluarga. Kegiatan Kampung KB dititikberatkan
pada pemberian pelayanan dasar dan pemberdayaan keluarga bersama sektor terkait melalui
sumber pendanaan yang beragam.

3. PROGRAM KB TERKINI DI RIAU DAN PEKANBARU KHUSUSNYA.

KBRN, Pekanbaru : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)


Perwakilan Provinsi Riau terus memperkuat dan mendukung peningkatan kualitas kampung
keluarga berencana (Kampung KB) di Provinsi Riau.
"BKKBN hadir untuk kesehatan bukan untuk membatasi jumlah anak, tapi untuk sehat jaraknya
yaitu jarak kelahiran antar anak di keluarga harus diatur," kata Kepala Perwakilan BKKBN
Provinsi Riau, Agus P Proklamasi dalam sebuah kegiatan di Pekanbaru, Rabu (18/12/2019).

Dia mengatakan program KB bertujuan untuk meningkatkan kualitas anak dan keluarga sehingga
pasangan suami istri dapat merencanakan keluarga dengan baik untuk mendukung terciptanya
generasi unggul Indonesia termasuk generasi emas di Provinsi Riau.

Agus menginginkan daerah yang menjalankan program kampung KB di Riau, dapat bangkit dan
menjadi daerah yang lebih sejahtera serta keluar dari kemiskinan. Ibu-ibu yang ada di Riau
didukung untuk dapat melahirkan anak-anak yang sehat dan kuat melalui pengaturan jarak lahir
antar anak dan memperhatikan kesehatan reproduksi.

Lewat pengaturan jarak kelahiran minimal tiga tahun dan maksimal lima tahun, orang tua dapat
mempersiapkan sumber daya termasuk aspek ekonomi untuk mendukung tumbuh kembang anak.

"Kehadiran Kampung KB untuk meningkatkan kualitas anak dan keluarga," tuturnya.

Dalam kunjungan kerja tersebut, Hasto berdiskusi dengan warga dan memberikan pemahaman
dan menambah wawasan masyarakat tentang pentingnya program KB dan pembangunan
keluarga yang berkualitas termasuk dengan mengatur jarak kelahiran antar anak.

Sejauh ini, Provinsi Riau telah membentuk 338 kampung Keluarga Berencana (KB) yang
tersebar di 12 Kabupaten/Kota. Dalam perjalanannya Kampung KB masih banyak yang jalan di
tempat, namun di sisi lainnya ada yang berhasil berkembang dengan baik.

"Peluang untuk meningkatkan pengelolaan kampung KB saat ini cukup terbuka lebar dengan
adanya dana desa. Harapan kita bersama kiranya Badan Pemberdayaan Masyarakat dapat
mendorong pemerintahan desa melalui kepala desa untuk mendukung program kampung KB
yang berada di wilayah desanya masing-masing," pintanya.

Dia menjelaskan resiko jika menikah muda sebelum umur 20 tahun, misalnya anak perempuan
usia 16-17 tahun menikah, maka dia rentan terkena kanker serviks karena organ reproduksinya
belum matang. Dia juga menekankan perempuan hamil saat berusia di atas 35 tahun rentan
mengalami gangguan kesehatan seperti mengalami tekanan darah tinggi saat kehamilan dan gula
darah lebih tinggi.

Sementara usia 21-35 tahun adalah masa yang ideal untuk hamil dan melahirkan bagi ibu dengan
risiko kesehatan paling rendah.

Agus juga mendorong peningkatan pelayanan kesehatan bagi warga di wilayah Riau terutama
untuk menjamin kesehatan ibu dan anak. (TS)

Anda mungkin juga menyukai