FISIOLOGIS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
NY.”S” G2P1A0H1
DI KLINIK PRATAMA BAKTI
KOTA PEKANBARU
2019
NIA AUDINA
NIM. P031715401022
BAB 1
PENDAHULUAN
d. Pingsan: Sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat. Keadaan ini akan hilang sesudah kehamilan 16 minggu.
e. Mammae Menjadi Tegang, Membesar dan sedikit Nyeri: Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang
duktuli dan alveoli di mamma.Glandula Montgomery tampak lebih jelas.
f. Anoreksia (tidak ada nafsu makan): Anoreksia adalah ketidakinginan atau keinginan yang kurang untuk suatu makanan atau minuman tertentu.
Terjadi pada triwulan bulan-bulan pertama kehamilan, tapi setelah itu nafsu makan timbul lagi. (Asrinah, 2010: 80).
g. Sering Miksi (sering buang air kecil): Keinginan untuk buang air kecil terus-menerus tidak seperti biasanya, basanya pada bulan-bulan pertama
kehamilan tertekan oleh uterus yang membesar. Pada akhir triwulan gejala dapat timbul kembali karena janin mulai masuk ke ruang panggul
dan menekan kembali kandung kencing. (Asrinah, 2010: 79).
h. Varices (pemekaran vena-vena): Adalah pemekaran vena-vena. Sering dijumpai pada triwulan terakhir. Penampakan pembuluh darah tersebut
terjadi disekitar genitalia eksterna, kaki, betis, dan payudara. (Asrinah, 2010: 81).
Tanda Pasti Hamil
a. Gerakan janin: Gerakan janin pada primigravida dapat dirasakan oleh ibunya pada
kehamilan 18 minggu, sedangkan pada multigravida pada 16 minggu, karena sudah
berpengalaman dari kehamilan terdahulu. Gerakan janin kadang-kadang pada kehamilan 20
minggu dapat diraba secara objektif oleh pemeriksa, balotemen dalam uterus dapat diraba
pada kehamilan lebih tua. (Asrinah, 2010: 78).
Untuk menghindari risiko komplikasi pada kehamilan dan persalinan, anjurkan setiap ibu
hamil untuk melakukan kunjungan antenatal komperhensif yang berkualitas minimal 4 kali,
termasuk minimal 1 kali berkunjung diantar suami/pasanagan atau anggota keluarga.
( Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013).
Obesitas >29 ≥7
2. Pengukuran Tekanan Darah (Tensi)
Tekanan darah normal 120/90 mmHg, bila tekanan darah lebih besar tau sama dengan 140/90 mmHg, ada faktor resiko
hipertensi (tekanan darah tinggi) dalam kehamilan ( Buku KIA. 2016:1)
3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (Lila)
Bila < 23,5 cm menunjukkan ibu hamil menderita kurang energi kronis ( ibu hamil KEK) dan beresiko melahirkan bayi
berat lahir rendah (BBLR). ( Buku KIA. 2016:1)
4. Pengukuran Tinggi Rahim/Tinggi Fundus Uteri
Pengukuran tinggi rahim berguna untuk melihat pertumbuhan janin apakah sesuai dengan usia kehamilan ( Buku KIA.
2016:1)
Usia Kehamilan
Tinggi Fundus Uteri (TFU)
(Minggu)
12 3 jari diatas simfisis
16 pertengahan pusat-simfisis
20 3 jari dibawah pusat
24 setinggi pusat
28 3 jari diatas pusat
32 pertengahan pusat-prosesus
xiphoideus (px)
36 3 jari dibawah prosesus xiphoideus
(px)
40 pertengahan pusat-prosesus
xiphoideus (px)
5. Penentuan Letak Janin ( Presentasi Janin) Dan Penghitungan DJJ
Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala belum masuk panggul,
kemungkinan ada kelainan letak atau ada masalah lain. Bila DJJ kurang dari 120 menit atau lebih
dari 160 kali/menit menunjukkan ada tanda gawat janin, segera rujuk ( Buku KIA. 2016:2)
6. Penentuan Status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus mendapat imunisasi
TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining status imunisasi TT-nya.
Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil disesuaikan dengan status imunisasi TT ibu saat
ini. Ibu hamil minimal memiliki status imunisasi T2 agar mendapatkan perlindungan
terhadap infeksi tetanus. Ibu hamil dengan status imunisasi T5 tidak perlu diberikan imunisasi
TT lagi. Pemberian Selang waktu minimal
1. Oksigen: Seorang ibu hamil sering mengeluh tentang rasa sesak dan pendek nafas. Hal ini disebabkan karena
diafragma tertekan akibat membesarnya rahim. Kebutuhan oksigen meningkat 20%.
2. Nutrisi: Hal-hal yang harus diperhatikan pada antenatal care adalah riwayat diet, kebiasaan makan, kebiasaan
makan sedikit ( tradisi, mitos, agama), kebiasaan makan junk food, mengikuti tren langsing, makan dalam jumlah
besar tapi mempunyai nilai gizi yang sedikit, kebiasaan jelek seperti merokok, pengguna obat-obatan.
3. Personal Hygiene: Kebersihan diri selama kehamilan penting untuk dijaga oleh seorang ibu hamil. Personal
hygiene yang buruk dapat berdampak terhadap kesehatan ibu dan janin. Sebaiknya ibu hamil mandi, gosok gigi dan
ganti pakaian minimal 2 kali sehari, menjaga alat genital dan pakaian dalam, menjaga kebersihan payudara
4. Eliminasi: Dengam adanya perubahan fisik selama kehailan yang mempengaruhi pola eliminasi, pada wanita
hamil mungkin terjadi obstipasi karena kurang gerak badan. Pada trimester I dan III ibu hamil mengalami frekuensi
yang kencing yang meningkat, dikarenakan rahim yang membesar menekan kandung kemih dan trimester III bagian
terendah janin sudah masuk rongga panggul sehingga rahim akan menekan kandung kemih
5. Istirahat/tidur: Tujuan utama istirahat dan tidur adalah untuk membangun sel-sel yang baru. Pada saat tidur,
hormon pertumbuhan dieksresikan dan hal ini merupakan waktu yang optimal untuk pertumbuhan janin. Wanita
hamil harus berusaha untuk mengurangi pekerjaan yang berat dan harus meningkatkan waktu istirahat
KETIDAKNYAMANAN PADA TRIMESTER III
4. Riwayat Perkawinan
• Perkawinan ke : 1 Lama Perkawinan : 2 Tahun
• Usia saat kawin : 28Tahun
3.Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
•C ASSESSMENT
• Ibu :, UK 31 Minggu, k/u baik
• Janin : Janin hidup, tunggal, intrauterin, letak memanjang, presentasi kepala k/u janin baik
D. PLAN
1. Memberitahukan kepada Ibu bahwa keadaan Ibu dan janin saat ini normal dilihat dari hasil pemeriksaan
umum dan pemeriksaan fisik yaitu TTV masih batas normal, denyut jantung janin baik, letak janin
normal, usia kehamilan saat ini dan Taksiran melahirkan.
2. Menganjurkan ibu makan makanan yang mengandung zat besi.
3. Menganjurkan ibu miring terlebih dahulu saat akan merubah posisi dari baring ke duduk.
4. Menganjurkan ibu mengkonsumsi obat tambah darah 1x1 sehari dimalam hari dengan air putih atau air
jeruk.
5. Menganjurkan ibu menjaga personal hygiene seperti mengganti celana dalam apabila terasa basah.
6. Menjelaskan tanda bahaya kehamilan seperti pusing yang hebat, perdarahan yang hebat dari jalan lahir,
bengkak pada kaki dan tangan, kejang, demam tinggi bayi kurang bergerak dari biasanya, dan keluarnya
air ketuban sebelum waktunya.
7. Menjelaskan kepada ibu tanda tanda persalinan.
8. Menjelaskan kunjungan ulang 2 minggu kedepan atau saat ada keluhan..
BAB 4
PEMBAHASAN
Data Subyektif
Pada kasus Ny. S dengan G2P1A0H1 ini berdasarkan pengkajian biodata usia ibu adalah 30 tahun.
Menurut teori menyebutkan bahwa usia reproduksi yang aman adalah berkisar antara 20-35 tahun. Usia
ideal secara reproduktif adalah 20-35 tahun. Walaupun bisa saja lebih mudah daripada itu, seperti 18 tahun.
Dari segi organ reproduksi memang bagus tapi secara mental belum siap. Didalam buku Sarwono (2006)
disebutkan bahwa kondisi mental/psikologis ibu selama kehamilan akan mempengaruhi kehamilan pada ibu.
Meski rata-rata wanita di atas usia 35 tahun telah memiliki kondisi kejiwaan dan finansial yang mapan,
kondisi fisik mereka umumnya kurang memungkinkan untuk hamil. Resiko kesehatan bagi ibu dan bayi
akan lebih tinggi pada kelompok umur ini.
Selain itu berdasarkan pengkajian data subjektif pada Ny. S didapatkan data bahwa berdasarkan
penghitungan HPHT dan tanggal pemeriksaan, usia kehamilan ibu adalah 31 minggu Cara menentukan
HPHT dari seorang ibu hamil tergantung daya ingat dari ibu hamil saat dikaji. Walaupun sebenarnya banyak
cara menentukan usia kehamilan, namun perhitungan dari HPHT tetap harus dilakukan untuk menentukan
Hari perkiraan Lahir (HPL). Pada kasus Ny. S penulis berasumsi bahwa kemungkinan ibu lupa HPHTnya.
Data Obyektif
Pada kasus Ny S seharusnya pada pasien ini dilakukan pemeriksaan objektif lainnya yaitu pemeriksaan penunjang
laboratorium yaitu kadar Hb ibu, namun ini tidak dilakukan dikarenakan ibu yang tidak bersedia untuk melakukan
pemeriksaan di jadwal kunjungan kehamilan selanjutnya. Sehingga dapat ditegakkan diagnosa dengan benar. Tidak
dilakukannya pemeriksaan penunjang. Maka diberikan “Tablet Fe”. Serta menjelaskan cara mengonsumsinya yaitu
usahakan minum tablet besi bersamaan dengan air putih/air jeruk atau minuman yang mengandung vitamin C karena
akan meningkatkan proses penyerapannya. Karena, ibu menolak untuk dilakukannya pemeriksaan Hb. Bidan pun
menghargai keputusan ibu tetapi, ibu dianjurkan untuk pemeriksaan Hb.
Pada Ny S telah ditegakkan diagnosa ibu yaitu G2P1A0H1, usia kehamilan 31 minggu, dengan keadaan umum
ibu baik, sedangkan diagnosa janin adalah janin hidup, tunggal, intrauterin, letak memanjang presentasi kepala,
keadaan umum baik. Menurut penulis, jika dilakukan pemeriksaan laboratorium kadar Hb pada data objektif
kemungkinan diagnosa anemia kehamilan dapat ditegakkan, karena data subjektif cenderung menunjukkan bahwa ibu
mengalami gejala anemia dalam kehamilan, yaitu konjungtiva yang pucat dan merasa pusing.
Pada kehamilan trimester awal, pusing saat hamil juga bisa terjadi pada trimester kedua dan ketiga. Pada trimester
kedua, pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim membuat tubuh memiliki darah dan cairan yang banyak.
Hal ini akan meningkatkan tekanan darah sehingga bisa menyebabkan ibu hamil mengalami sakit kepala dan pusing.
Sementara itu pada trimester ketiga kehamilan, pusing bisa diakibatkan oleh aliran darah berkurang akibat penekanan
pembuluh darah oleh berat badan janin. Berat badan bayi akan menekan pembuluh darah di kaki, panggul, dan tubuh
bagian bawah, terutama saat ibu hamil berbaring telentang sehingga tekanan darah menurun. Pusing saat hamil di masa
ini juga bisa timbul karena temperatur tubuh yang sedikit meningkat. Temperatur tubuh yang lebih panas adalah hal
umum terjadi pada masa kehamilan mengingat pertumbuhan janin meningkatkan temperatur sang ibu.
Assassment
Pada kasus Ny. S didapatkan dari data subjektif dan data objektif dengan G2P1A0, usia
kehamilan 31 minggu, DJJ terdengar kuat teratur.
Plan
Pada plan kasus Ny.S semua asuhan yang diberikan sudah sesuai dengan data subjektif,
objektif serta analisa yang ditegakkan, namun walaupun diagnosa anemia belum ditegakkan
karena kurangnya data objektif, penulis tetap memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan pencegahan anemia yaitu mengenai pengaturan pola nutrisi ibu dengan gizi seimbang, cara
mengatasi pusing dan ibu dianjurkan untuk pemeriksaan Hb pada kunjungan berikutnya.
BAB 5
PENUTUP
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat disimpulkan dari kasus Ny. S adalah sebagai berikut :
1.Pada data subjektif Ny ‘’S’’ semua data sudah dikaji dan didapatkan hasil semuanya dalam batas
normal.
2.Pada data objektif Ny”S“sebaiknya dilakukan pemeriksaan Hb untuk memperkuat data subjektif
sehingga diagnosa dan masalah yang ditegakkan lebih akurat.
3.Pada diagnosa Ny.’’S’’ sudah ditegakkan berdasarkan data subjektif dan objektif yang ada, namun
penegakkan diagnosa kemungkinan anemia tidak dapat dilakukan karena belum lengkapnya data objektif.
4.Pada penatalaksanaan Ny.”S” telah diberikan asuhan kebidanan berdasarkan kebutuhan ibu.
TERIMAKASIH
TERIMAKASIH