Anda di halaman 1dari 60

Pengelolaan Program

Kesehatan Ibu Anak


Dengan PWS-KIA
2

Hello!
I am Desianora
I am here because I love to give presentations.
You can find me at : desianoraa@gmail.com

Phone : 081365582830
3

Di topik pertama ini kita akan membahas


tentang Pemantauan Wilayah Setempat Ibu
pendahuluan dan Anak (PWS-KIA).
Materi yang akan dibahas pada Topik 1 ini
meliputi :
1.Program kesehatan ibu dan anak (KIA)
2.Indikator Pemantaun PWS KIA
3.Grafik PWS –KIA
4.Sistem Pencatatan dan Pelaporan
1.
Program kesehatan ibu dan
anak dan Keluarga Berencana
(KIA-KB)
di Puskesmas

5

Apa peran seorang ibu bagi keluarga


Apa yanganda ? ibu sakit ?
terjadi jika

Bagaimana jika ibu meninggal ?

Apa yang dimaksud dg kematian Ibu?

Siapa yang bertanggung jawab thd kesehatan para ibu diIndonesia ?


6
○ Pukesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan
pusat pengembangan kesehatan masayarakat yang juga membina
peran serta masyarakat selain memberi pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya
Program KIA-KB dalam bentuk program pokok
di Puskesmas ○ Program kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu program
pokok di Puskesmas yang mendapat prioritas tinggi, mengingat
kelompok ibu hamil, menyusui, bayi dan anak merupakan
kelompok yang rentan terhadap kesakitan dan kematian
○ Pemantauan wilayah setempat kesehatan ibu dan anak (PWS-KIA)
adalah alat manajemen program KIA untuk memantau cakupan
pelayanan KIA di suatu wilayah (puskesmas/ kecamatan) secara
terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan
tepat terhadap wilayah yang cakupan pelayanan KIA nya masih
rendah (Depkes, 2017)
7

Kunjungan ibu hamil sesuai standar adalah pelayanan yang


mencakup minimal :
Pelayanan 1. Timbang badan dan ukur tinggi badan
2. Ukur tekanan darah
Antenatal
3. Skrining status imunisasi tetanus (dan pemberian Tetanus Toksoid bila
diperlukan)
4. Ukur tinggi fundus uteri
5. Tentukan presentasi dan denyut jantung janin (DJJ)
6. Pemberian tablet besi (90 tablet selama kehamilan)
7. Test laboratorium (rutin : gol. Darah, Hb, protein urin, gula darah dan
khusus : Hep B, HIV, Syphillis, Tb, Malaria, Thalasemia, kecacingan)
8. Tatalaksana kasus
9. Temu wicara/konseling termasuk P4K dan KB pasca salin
8

○ Pencegahan infeksi
Pertolongan ○ Metode pertolongan persalinan yang
Persalinan sesuai standar.
○ Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani
ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi.
○ Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini
(IMD).
○ Memberikan Injeksi Vit K 1 dan salep mata
pada bayi baru lahir.
9

○ Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu.


○ Pemeriksaan tinggi fundus uteri (involusi uterus).
Pelayanan ○ Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per vaginam
Nifas lainnya.
○ Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6
bulan.
○ Pemberian kapsul Vitamin A 200.000 IU sebanyak
dua kali , pertama segera setelah melahirkan, kedua
diberikan setelah 24 jam pemberian kapsul Vitamin A
pertama.
○ Pelayanan KB pasca salin
10
○ Pemeriksaan dan Perawatan BBL :
◦ Perawatan Tali pusat

Pelayanan ◦ Inisiasi Menyusu Dini

Kesehatan ◦ Injeksi Vitamin K1


Neonatal ◦ Pemberian Salep Mata Antibiotik
◦ Imunisasi Hepatitis B0
◦ Pemeriksaan tanda bahaya : infeksi bakteri, ikterus, diare, berat badan
rendah dan Masalah pemberian ASI.
◦ Imunisasi Hepatitis B0 bila belum diberikan
◦ Konseling ASI eksklusif, pencegahan hipotermi dan perawatan BBL di
rumah dengan menggunakan Buku KIA.
◦ Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan.
Faktor Resiko Kebidanan : 11
○ Primigravida < 20 tahun atau > 35 tahun.
○ Anak lebih dari 4.
Deteksi Faktor risiko
○ Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang < 2 tahun.
dan Komplikasi ○ Kurang Energi Kronis (KEK)
Kebidanan dan ○ Anemia : Hemoglobin < 11 g/dl.
Neonatus oleh ○ Tinggi badan kurang dari 145 cm, atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang belakang
Masyarakat ○ Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum kehamilan ini.
○ Sedang/pernah menderita penyakit kronis,
○ Riwayat kehamilan buruk
○ Riwayat persalinan berisiko
○ Riwayat nifas berisiko
○ Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi dan riwayat cacat kongenital
○ Kelainan besar janin
○ Kelainan jumlah janin
○ Kelainan letak janin < 32 minggu
12

 Ketuban pecah dini


 Perdarahan pervaginam :
◦ Ante partum : keguguran, plasenta previa, solusio plasenta
Komplikasi
: Kebidanan
◦ Intra partum : robekan jalan lahir
◦ Post partum : atonia uteri, retensio plasenta, plasenta inkarserata, kelainan
pembekuan darah, subinvolusi uteri
 Hipertensi dalam Kehamilan (HDK)  sistolik >=140, diastolik >= 90
 Kelainan letak & posisi janin
 Ancaman persalinan prematur.
 Ketuban pecah dini.
 Infeksi berat dalam kehamilan : DBD, Typhus, Sepsis
 Distosia
 Infeksi masa nifas.
13

○ Tidak mau minum/menyusu atau memuntahkan semua


○ Riwayat Kejang
○ Bergerak hanya jika dirangsang/Letargis
○ Frekwensi Napas < = 30 X/menit dan >= 60x/menit
Deteksi komplikasi
○ Suhu tubuh <= 35,5 C dan >= 37,5 C
pada neonatus ○ Tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat
○ Merintih
○ Ada pustul Kulit
○ Nanah banyak di mata
○ Pusar kemerahan meluas ke dinding perut.
○ Mata cekung dan cubitan kulit perut kembali sangat lambat
○ Timbul kuning dan atau tinja berwarna pucat
○ Berat badan menurut umur rendah dan atau ada masalah pemberian ASI
○ BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah < 2500 gram
○ Kelainan Kongenital seperti ada celah di bibir dan langit-langit.
14

 Prematuritas dan BBLR (bayi berat lahir rendah < 2500 gr)
 Asfiksia
Komplikasi  Infeksi Bakteri
pada
 Kejang
Neonatus
 Ikterus
 Diare
 Hipotermia
 Tetanus neonatorum
 Masalah pemberian ASI
 Trauma lahir, sindroma gangguan pernapasan, kelainan
kongenital, dll.
15

Penanganan komplikasi kebidanan di Puskesmas PONED :


○ Penanganan perdarahan pada kehamilan, persalinan
Penanganan
dan nifas.
Komplikasi
○ Pencegahan dan penanganan Hipertensi dalam
Kebidanan Kehamilan (pre-eklampsi dan eklampsi)
○ Pencegahan dan penanganan infeksi.
○ Penanganan partus lama/macet.
○ Penanganan abortus.
○ Stabilisasi komplikasi obstetrik untuk dirujuk dan
transportasi rujukan.
16

Penanganan Komplikasi Neonatus di Puskesmas


PONED :
Penanganan
○ Pencegahan dan penanganan asfiksia.
Komplikasi
Neonatus ○ Pencegahan dan penanganan hipotermia.
○ Penanganan bayi berat lahir rendah (BBLR).
○ Pencegahan dan penanganan infeksi neonatus,
kejang neonatus, ikterus ringan–sedang .
○ Pencegahan dan penanganan gangguan minum.
○ Stabilisasi komplikasi neonatus untuk dirujuk dan
transportasi rujukan
17
○ Pemberian imunisasi dasar lengkap (BCG, Polio 1,2,3,4,
DPT/HB 1,2,3, Campak, IPV) sebelum bayi 1 tahun.
○ Imunisasi lanjutan DPT/HB usia 18 bln dan imunisasi
lanjutan Campak usia 24 bulan.
Pelayanan ○ SDIDTK
Kesehatan Bayi ○ Pemberian vitamin A 100.000 IU (6 - 11 bulan) capsul
biru.
○ Konseling ASI eksklusif, MP ASI, tanda – tanda sakit
dan perawatan kesehatan bayi di rumah menggunakan
Buku KIA.
○ Pemeriksaan dan pelayanan asuhan bayi 0-2 bln dg
standar MTBM
○ Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan.
18
○ Pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali
setahun  timbang berat badan anak balita
setiap bulan (berat badan tidak naik 2 bulan
Pelayanan Anak berturut-turut atau berat badan di bawah garis
Balita merah  rujuk ke sarana pelayanan kesehatan
○ SDIDTK minimal 2 kali setahun
○ Pemberian Vitamin A dosis tinggi (200.000 IU),
2 kali dalam setahun.
○ Kepemilikan dan pemanfaatan buku KIA
○ Pelayanan anak balita sakit sesuai standar
dengan menggunakan pendekatan MTBS.
19

Pelayanan Metode Kontrasepsi meliputi :


Pelayanan KB ○ KB alamiah (sistem kalender, metode
Berkualitas amenore laktasi, coitus interuptus).
○ Metode KB hormonal (pil, suntik, susuk/
implant).
○ Metode KB non-hormonal (kondom,
AKDR/IUD, vasektomi dan tubektomi).
○ Pelayanan konseling Gangguan Reproduksi
perempuan
2.
Pemantauan Wilayah Setempat
Kesehatan Ibu dan Anak
(PWS-KIA)
21

○ Tujuan umum : meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan KIA secara


terus menerus di wilayahnya.

Tujuan Tujuan khusus KIA adalah:


PWS-KIA 1. Memantau cakupan pelayanan KIA dengan mutu yang memadai dipilih
sebagai indikator, secara teratur (bulanan) dan berkesinambungan( terus
menerus) untuk tiap wilayah/ desa
2. Menilai kesenjangan antara target yang ditetapkan dan pencapain
sebenarnya untuk desa
3. Menentukan urutan desa prioritas yang akan di tangani secara intensif
berdasarkan besarnya kesenjangan antara target dan pencapaian
4. Merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya yang
tersedia dang dapat di gali
5. Membangkitkan peran pamong setempat dalam pergerakan sasaran dan
moblisasi sumber daya

22

PWS KIA adalah alat PWS KIA merupakan bagian integral dari
manajemen untuk manajemen operasional program KIA
melakukan pemantauan yang harus dilaksanakan setiap hari
program KIA di suatu setelah bidan memberikan pelayanan
wilayah kerja secara terus KIA dan dilaporkan setiap bulan secara
menerus, agar dapat terus menerus untuk memantau cakupan
dilakukan tindak lanjut yang pelayanan KIA
cepat dan tepat
23

3.
Indikator Pemantauan PWS KIA

Indikator pelayanan KIA menggambarkan keadaan kegiatan


pokok dalam program KIA
24

indikator yang
digunakan dalam
pemantauan
program KIA pada
PWS KIA

Target Indikator PWS- KIA 25

pada tahun 2021


1. Akses pelayanan Antenatal (K1): 100%
2. Cak Pelayanan lengkap antenatal (K4): 100%
3. Cak persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn): 100%
4. Cak pelayanan lengkap nifas (KF): 100%
5. Cak penjaringan ibu hamil dengan faktor resiko/komplikasi oleh
masyarakat : 100%
6. Cak penanganan komplikasi obstetri (PK): 100%
7. Cak Peserta KB aktif (CPR): 75%
8. Cak pelayan pertama Neonatus (KN1): 100%
9. Cak pelayanan lengkap Neonatus (KN lengkap): 100%
10. Cak Penanganan komplikasi Neonatal (PKn): 100%
11. Cak pelayanan bayi (KBy): 90%
12. Cak pelayanan anak Balita: 90%
13. Cak pelayanan anak Balita sakit yang dilayani dengan MTBS: 80%
Cara mencari sasaran Bumil, Bulin, PUS, Bayi dan Balita
Dalam periode waktu tertentu (satu tahun) Pasangan Usia Subur (PUS)
○ Sensus / cacah jiwa (data riil)
○ Proyeksi 17% x Jumlah Penduduk
◦ Berdasarkan rumus : Bayi dan neonatus (menggunakan
Ibu hamil: rumus yang sama):
◦ 1,10 x angka kelahiran kasar (CBR) x angka kelahiran kasar (CBR) x
jumlah penduduk jumlah penduduk
◦ 3% x jumlah penduduk setempat.
Neonatus dengan komplikasi
Ibu bersalin dan ibu nifas:
15 % x jumlah bayi baru lahir
1,05 x angka kelahiran kasar (CBR) x jumlah
penduduk Balita :
Balita sakit : 25 % jumlah Balita
Ibu hamil dengan komplikasi
20% x jumlah sasaran ibu hamil
Cakupan pelayanan Antenatal (K1)
Jumlah kunjungan ibu hamil pertama (K1)
X 100 %
Jumlah sasaran ibu hamil dalam 1 tahun

Cakupan K1 adalah cakupan ibu hamil yang pertama kali


mendapat pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan di suatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Indikator ini di gunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan


antenatal serta kemampuan program dalam menggerakkan
masyarakat
Cakupan pelayanan Antenatal lengkap (K4)
Jumlah kunjungan ibu hamil 4 kali (K4)
X 100 %
Jumlah sasaran ibu hamil dalam 1 tahun

Adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai
dengan standar, paling sedikit empat kali dengan distribusi waktu 1 kali pada
triwulan ke 1, 1 kali pada triwulan ke 2 dan 2 kali pada triwulan ke 3 disuatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil dan menggambarkan


kemajuan manajemen atau kelangsungan program KIA

Merupakan Indikator SPM


Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn)
Jumlah pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
X 100 %
Jumlah sasaran ibu bersalin dalam 1 tahun

Adalah cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh


tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di suatu wilayah kerja
dalam kurun waktu tertentu.
Tenaga Kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah tenaga
kesehatan yang memiliki kemampuan klinis kebidanan sesuai standar.
Indikator ini menggambarkan kemampuan Manajemen program KIA dalam
pertolongan persalinan Sesuai standar
Merupakan Indikator SPM
Cakupan Pelayanan Nifas oleh Tenaga Kesehatan (KF)
Jumlah pelayanan ibu nifas oleh tenaga kesehatan min 3 kali
X 100 %
Jumlah sasaran ibu nifas dalam 1 tahun

Nifas adalah periode mulai 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan.
Adalah cakupan pelayanan kepada ibu pada masa 6 jam sampai dengan
42 hari pasca bersalin sesuai standar paling sedikit 3 kali dengan distribusi
waktu 6 jam – 3 hari, 8 – 14 hari dan 36 – 42 hari setelah bersalin di suatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Menggambarkan tingkat perlindungan ibu nifas dan menggambarkan
kemajuan manajemen atau kelangsungan program KIA
Merupakan Indikator SPM
Cakupan Pelayanan Neonatus Pertama (Kn1)
Jumlah Neonatus Yang Mendapat Pelayanan 6-48 jam setelah lahir
X 100 %
Jumlah Neonatus dalam 1 tahun

Neonatus adalah bayi berumur 0-28 hari.

Adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan


sesuai standar pada 6 - 48 jam setelah lahir di suatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu.

Dengan indikator ini dapat di ketahui akses / Jangkauan pelayanan


kesehatan neonatal
Cakupan Pelayanan Neonatus Lengkap (KnL)
Jumlah Neonatus Yang Mendapat Pelayanan minimal 3 kali
X 100 %
Jumlah Bayi Dalam 1 Tahun

Adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan


sesuai standar paling sedikit tiga kali dengan distribusi waktu 1
kali pada 6 – 48 jam, 1 kali pada hari ke 3 – hari ke 7 dan 1 kali
pada hari ke 8 – hari ke 28 setelah lahir disuatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu.
Menggambarkan efektifitas dan kualitas pelayanan
kesehatan neonatal
Cakupan Penjaringan ibu hamil, bersalin dan nifas dengan komplikasi
oleh masyarakat

Jumlah ibu hamil, bersalin dan nifas dg tanda komplikasi yang dapat
ditemukan oleh masyarakat X 100 %
20% dari jumlah sasaran ibu hamil dalam 1 tahun

Menggambarkan peran serta dan keterlibatan masyarakat


dalam mendukung upaya peningkatan kesehatan ibu hamil,
bersalin dan nifas
Cakupan Penanganan Komplikasi Obstetri (Pk)
Jumlah ibu hamil, bersalin dan nifas dg komplikasi yang ditangani oleh tenaga
kesehatan X 100 %
20% dari jumlah sasaran ibu hamil

Adalah Ibu dengan komplikasi kebidanan di suatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu yang mendapatkan penanganan definitif sesuai dengan standar
oleh tenaga kesehatan terlatih pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan
Penanganan definitif adalah penanganan/pemberian tindakan terakhir untuk
menyelesaikan permasalahan setiap kasus komplikasi kebidanan.
Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara profesional kepada ibu (hamil,
bersalin, nifas) dengan komplikasi.
Merupakan Indikator SPM
Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus
Jumlah neonatus dengan komplikasi yang ditangani
X 100 %
Jumlah neonatus dengan faktor resiko 15 % dari seluruh bayi

Adalah cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani oleh tenaga


kesehatan yang terlatih sesuai standar di suatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu.
Indikator ini menunjukkan kemampuan Sarana pelayanan kesehatan
dalam menangani kasus kegawat daruratan Neonatal, yang kemudian
ditindak lanjuti sesuai dengan kewenangannya atau di rujuk Ke tingkat
pelayanan yang lebih tinggi
Merupakan Indikator SPM
Cakupan Kunjungan Bayi (Kby)
Jumlah bayi memperoleh pelayanan kesehatan
X 100 %
Jumlah bayi

 Adalah cakupan bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna minimal


4 kali yaitu 1 kali pada umur 29 hari – 2 bulan, 1 kali pada umur 3 – 5
bulan, dan satu kali pada umur 6 – 8 bulan dan 1 kali pada umur 9 – 11
bulan sesuai standar di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

 Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam


melindungi bayi sehingga kesehatannya terjamin melalui penyediaan
pelayanan kesehatan.

 Merupakan Indikator SPM


Cakupan pelayanan anak balita
Jml anak balita yg memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal
8 kali X 100 %
Jumlah anak Balita

 Adalah anak balita (12 – 59 bulan) yang memperoleh


pelayanan sesuai standar, meliputi pemantauan
pertumbuhan minimal 8 x setahun, pemantauan
perkembangan minimal 2 x setahun, pemberian vitamin A
2 x setahun

 Merupakan Indikator SPM


Pelayanan anak balita sakit dilayani dengan MTBS
Jumlah balita sakit yang memperoleh pelayanan sesuai tatalaksanan MTBS di
Puskesmas
X 100 %
Jumlah seluruh anak balita sakit yang berkunjung ke Puskesmas

 Adalah cakupan anak balita (umur 12 – 59 bulan) yang berobat ke


Puskesmas dan mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
(MTBS) pada suatu wilayah tertentu pada kurun waktu tertentu.
 Jumlah anak balita sakit diperoleh dari kunjungan balita sakit yang
datang ke puskesmas(register rawat jalan di Puskesmas).
 Jumlah anak balita sakit yang mendapat pelayanan standar diperoleh
dari format pencatatan dan pelaporan MTBS
Cakupan Peserta KB Aktif
Jumlah PUS yang menggunakan Kontrasepsi
X 100 %
Jumlah seluruh Pasangan Usia Subur

Adalah cakupan dari peserta KB yang baru dan lama yang masih aktif
dibandingkan dengan jumlah pasangan usia subur di suatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu.
Indikator ini menunjukkan jumlah peserta KB baru dan lama yang masih aktif
memakai alat dan obat kontrasepsi (alokon) terus-menerus hingga saat ini
untuk menunda, menjarangkan kehamilan atau yang mengakhiri kesuburan.
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami – Isteri, yang istrinya
berusia 15 – 49 tahun.
Merupakan Indikator SPM
40

Setiap Bidan yang Data yang telah Red


bertugas di diterima di tingkat
desa/kelurahan memiliki Puskesmas kemudian Is the color of blood,
kewajiban mengolah data ditindaklanjuti oleh and because of this it
yang tercantum dalam bidan koordinator has historically been
kohort dan dijadikan melalui pengolahan associated with
sebagai bahan laporan data sacrifice, danger and
bulanan KIA. Laporan ini courage.
kemudian dikirim kan ke
tingkat puskesmas untuk
dijadikan bahan laporan
dan informasi kemajuan
pelayanan KIA bulanan
dalam PWS KIA
41

melalui:
○ Pembersihan data: melihat
Narasi: dipergunakan untuk menyusun
Langkah kelengkapan dan kebenaran laporan atau profil suatu wilayah kerja,
pengolahan data pengisian formulir yang misalnya dalam Laporan PWS KIA yang
tersedia diserahkan kepada instansi terkait.
dilakukan
○ Validasi: melihat kebenaran Tabulasi: dipergunakan untuk
menjelaskan narasi dalam bentuk
dan ketepatan data.
lampiran.
○ Pengelompokan: sesuai Grafik: dipergunakan untuk presentasi
dengan kebutuhan data dalam membandingkan keadaan antar
yang harus dilaporkan. Hasil waktu, antar tempat dan pelayanan.
pengolahan data dapat Sebagian besar hasil PWS disajikan
dalam bentuk grafik.
disajikan dalam bentuk:
Peta: dipergunakan untuk
Narasi, Tabulasi, Grafik, dan menggambarkan kejadian berdasarkan
Peta gambaran geografis.
42
○ Pemantauan dan pelaporan bertujuan
menindaklanjuti hasil pembahasan
implementasi PWS KIA yang telah disusun
Langkah di tingkat desa yang selanjutnya harus
pengolahan data dilaporkan ke kepala desa, camat dan
kepala Puskesmas untuk dibahas dalam
Lokakarya Mini Puskesmas,Pertemuan
Bulanan Desa dan Musyawarah Rencana
Pembangunan Desa (Musrenbangdes)
untuk ditindaklanjuti sesuai dengan
permasalahan yang ditemukan
Gambar
Grafik Akses Ibu Hamil Puskesmas Sungai Ayak 43
44
Tabel
Analisis Grafik PWS-KIA Puskesmas Sungai Ayak
DESA Cakupan terhadap target Terhadap cakupan bulan lalu Status
Desa

Di atas Di bawah Naik Turun Tetap

A +   +     Baik

B   +     + Buruk

C +   +     Baik

D +     +   Kurang

E +     +   Kurang

F +     +   Kurang
45
Berdasarkan matriks pada Tabel 2.1 di atas, dapat disimpulkan
adanya 3 macam status cakupan desa, yaitu sebagai berikut. Status buruk adalah desa dengan

cakupan di bawah target yang
Status baik adalah desa dengan cakupan di atas target yang
ditetapkan untuk bulan Juni 2014 dan mempunyai ditetapkan untuk bulan Juni 2014
kecenderungan cakupan bulanan yang meningkat atau tetap dan mempunyai kecenderungan
jika dibandingkan dengan cakupan bulan lalu. Desa – desa ini cakupan bulanan yang menurun jika
adalah Desa A dan Desa C, jika keadaan ini berlanjut, desa – dibandingkan dengan cakupan
desa tersebut akan mencapai atau melebihi target tahunan yang bulan lalu. Desa dalam kategori ini
ditentukan.
adalah desa C, yang perlu
diprioritaskan untuk pembinaan
○ Status kurang adalah desa dengan cakupan di atas target yang agar cakupan bulanan selanjutnya
ditetapkan bulan Juni 2014 dan mempuynai kecenderungan lebih dapat ditingkatkan di atas
cakupan bulanan yang menurun jika dibandingkan dengan cakupan bulanan minimal agar
cakupan bulan lalu. Desa dalam kategori ini adalah desa D,
dapat mengejar kekurangan target
Desa E dan Desa F, yang perlu mendapat perhatian karena
cakupan bulan ini lebih sedikit dibanding cakupan bulan sampai bulan Juni 2014 sehingga
sebelumnya. Jika cakupan terus menurun, desa tersebut tidak dapat pula mencapai target tahunan
akan mencapai target tahunan yang ditentukan. yang ditentukan.
46
Tabel ; Fungsi Pokok
47
Surveilans dan Respons

Fungsi Pokok Respons


Surveillance
Surveillance Deteksi kasus Hamil resti, kesakitan,kematian
Kesehatan Ibu Registrasi Rekam medis, buku KIA, kohort, PWS KIA
dan Anak dll
Konfirmasi Otopsi verbal, AMP

Surveillance adalah proses Pelaporan SP2TP, SP2RS, komplikasi, hasil SDIDTK


pengumpulan, pengolahan, Analisis Hasil AMP > rekomendasi, intervensi tepat
analisis, dan interpretasi data
secara terus menerus serta Umpan balik Review program KIA, tindak lanjut masalah
penyebaran informasi kepada Respons segera Perbaikan sistem dan mutu pelayanan, bed
unit yang membutuhkan untuk side teaching, supervisi fasilitatif
dapat mengambil tindakan
(WHO 2004). Respons terencana Butuh biaya besar
Kepala Puskesmas memfasilitasi;
 Pelaksanaan surveilans Gambar Alur pencatatan dan pelaporan dari 48
kesakitan dan kematian bayi berbagai sumber data
dan balita terhadap penyakit
tertentu (LB1 dan LB3).
 Pelaksanaan penyajian, yang
didasari analisis–interpretasi
dan desiminasi datadari hasil
surveilans kesakitan dan
kematian bayi dan balita.
 Pelaksanaan penyajian, yang
didasari analisis–interpretasi
lebih lanjut dan desiminasi
data terintegrasi dari hasil
surveilans kesakitan dan
kematian bayi dan balita dan
sumber data terkait lain
seperti hasil Pemantauan
Wilayah Setempat Kesehatan
Anak, PWS Ibu dan Anak
(PWS-KIA), PWS Gizi , PWS
Imunisasi dll.
ALUR PELAKSANAAN
Rute pengiriman laporan PWS Format 1 – 8
Tiap 3 Bulan Depkes
Kabupaten
KIA Kader, Kepala
Toma, Toga Puskesmas Dinkes
Propinsi
Ibu Hamil,
Bersalin,
Nifas, Bidan di Data Bidan Dinkes
Neonatus, Desa Operator koordinator Kabupaten
Bayi dan
Balita
PWS KIA,
Bidan di Pelayanan,
Dukun Bayi
Desa Penelusuran,
Form 1-8
Data WUS dan Sasaran, Kartu Tiap bulan Kohort, Pelayanan,
Ibu, Kartu Anak PWS KIA, Penelusuran
Tiap 2 minggu Pertemuan Bulanan
Pelaksanaan PWS KIA di Puskesmas : Dilakukan
AMP Sosial
Hasil analisis &
diskusi dikirim ke
Dinkes

Pendataan dan Pembuatan Analisis hasil Didiskusikan Rencana aksi


pencatatan grafik PWS pendataan pada pertemuan dan tindak lanjut
cakupan bulanan
program
Rencana aksi Pertemuan Hasil analisis &
dan tindak lanjut bulanan Camat diskusi dikirim ke
dengan Kades Camat
Umpan balik (feed back)

Camat dapat memimpin untuk dilaksanakan AMP sosial pada


pertemuan bulanan dengan kepala desa
Informasi kepada semua petugas PKM
Pemanfaatan data, pembuatan peta PWS
52

RANGKUMAN
2. Sumber data untuk penyusunan PWS-KIA, di
1. Pencatatan dan pelaporan data antaranya sebagai berikut:
hasil pelayanan KIA sangat register kohort ibu;
penting dibuat untuk dipergunakan register kohort bayi;
sebagai alat pemantauan register kohort anak balita.
kegiatan yang telah dilakukan.
Beberapa hal penting 3. Bentuk akhir dari pelaporan dapat dibuat
dikumpulkaan sebagai bahan berdasarkan:
penyusunan laporan pemantauan Narasi: dipergunakan untuk menyusun laporan atau
yang dibuat dalam bentuk PWS- profil suatu wilayah kerja, misalnya dalam laporan
KIA, yaitu sebagai berikut: PWS-KIA yang diserahkan kepada instansi terkait.
jumlah seluruh ibu hamil; Tabulasi: dipergunakan untuk menjelaskan narasi
jumlah seluruh ibu bersalin; dalam bentuk lampiran.
jumlah ibu nifas; Grafik: dipergunakan untuk presentasi dalam
jumlah seluruh bayi; membandingkan keadaan antar waktu, antar tempat
jumlah seluruh anak balita; dan pelayanan. Sebagian besar hasil PWS disajikan
jumlah seluruh PUS. dalam bentuk grafik.
Peta: dipergunakan untuk menggambarkan kejadian
berdasarkan gambaran geografis. 53
4. Analisis grafik pelayanan dalam PWS KIA

dikategorikan menjadi 4, yaitu sebagai berikut.

◦ Status baik adalah desa/kelurahan dengan cakupan di atas target


yang ditetapkan pada bulan tersebut dan mempunyai
kecenderungan cakupan bulanan yang meningkat atau tetap jika 5. Penyajian PWS-KIA digunakan
dibandingkan dengan cakupan bulan lalu sebagai alat motivasi dan
◦ Status kurang yaitu desa/kelurahan dengan cakupan di atas komunikasi kepada lintas program
target pada bulan tersebut, namun mempunyai kecenderungan dan sektor terkait, agar dapat
cakupan bulanan yang menurun jika dibandingkan dengan memahami permasalahan yang
cakupan bulan lalu. dihadapi secara dini, dan
◦ Status cukup yaitu desa/kelurahan dengan cakupan di bawah memberikan kontribusi dalam
target pada bulan tersebut, namun mempunyai kecenderungan pemecahan masalahnya.
cakupan bulanan yang meningkat jika dibandingkan dengan
cakupan bulan lalu.
◦ Status jelek yaitu adalah desa/kelurahan dengan cakupan di
bawah target pada bulan tersebut, dan mempunyai
kecenderungan cakupan bulanan yang menurun dibandingkan
dengan bulan lalu. 54
6. Interpretsai dari grafik PWS-KB didasarkan atas dua hal,
yaitu sebagai berikut:
cakupan kumulatif terhadap target;
cakupan bulan ini terhadap cakupan bulan lalu

7. Interpretasi hasil analisa grafik PWS KB dikategorikan menjadi, 3


yaitu:
desa/kelurahan status baik: yang memiliki cakupan di atas target yang
ditetapkan dan mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang
naik atau tetap dibandingkan bulan lalu;

desa status cukup yaitu desa yang memiliki cakupan di atas target
yang ditetapkan dan mempunyai cakupan bulanan yang menurun
dibandingkan bulan lalu;

desa/kelurahan status kurang yaitu desa dengan cakupan di bawah


target yang ditetapkan
55
56

Thanks!
Any questions?
You can find me at 081365582830
EVALUASI 57
1. Seorang bidan bertugas di desa telah melakukan pelayanan Posyandu. Hasil pelayanan ibu hamil 7 orang bayi dan balita
ditimbang 21 orang, bayi diimunisasi sesuai jadwal 7 orang.
○ Apakah tindakan yang perlu dilakukan oleh bidan berdasarkan kasus tersebut?
a. Mengisi buku KIA.
b. Mengisi kohort ibu–bayi.
c. Mengisi laporan bulanan KIA.
d. Membuat grafik PWS.
e. Mengisi kartu kunjungan ibu–bayi.
2. Sumber data yang dibutuhkan untuk pembuatan PWS–KIA adalah .
f. register kohort ibu–bayi
g. kartu kunjungan ibu
h. jumlah sasaran ibu hamil
i. buku KIA
j. jumlah sasaran bayi
3. Data yang perlu dilaporkan setiap bulan oleh bidan di desa ke tingkat Puskesmas yaitu ....
a. register KIA d. buku KIA
b. kohort ibu e.kartu kunjungan
c. kohort bayi
4. Seorang bidan baru ditugaskan di desa akan melaksanakan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Apakah
langkah awal yang perlu dilakukan bidan berdasarkan kasus tersebut? 58
◦ Menghitung data sasaran.
◦ Melakukan pendataan jumlah sasaran.
◦ Memberikan pelayanan kepada sasaran.
◦ Menghitung proyeksi jumlah penduduk.
◦ Menghitung proyeksi jumlah sasaran.

5. Melihat kelengkapan dan kebenaran data dari formulir yang telah diisi setelah pelayanan kebidanan
dilakukan pada tahap ....
◦ pembersihan data d. pengkategorian data
◦ validasi Datae. pengolahan data
◦ pengelompokkan data
6. Sumber data untuk pendokumentasian yang tidak berkaitan dengan pelayanan kesehatan adalah ....
◦ register kohort ibu
◦ laporan persalinan oleh nakes dan dukun bayi
◦ laporan dari dokter dan bidan praktik swasta
◦ laporan dari pamong setempat
◦ register kohort bayi
59

7. Seorang bidan ingin membuat PWS KIA untuk cakupan K 4 , target K4


adalah 90% maka target yang harus dicapai pada bulan April adalah ....
○ a. 15% d. 50%
○ b. 30% e. 60%
○ c. 45%
8. Jika cakupan bulan ini ( Juni ) 12% dan bulan lalu 10%, maka trennya ....
◦ turun d. ke bawah
◦ tetap e. meningkat
◦ naik
9. Petugas Puskesmas ingin membuat Grafik PWS
KIA bulan Juni untuk K1 (target 85%) dengan wilayah 60
kerja 5 desa. Dengan perincian sebagai berikut:
No. Desa Bulan Ini Bulan Lalu % Kumulatif

1 A 12 10 45
2 B 8 9 38

3 C 9 7 50

4 D 14 12 55

5 E 11 11 40

a. Desa A d. Desa D
b. Desa B e. Desa E
10. Pada soal nomor 9,rencana tindak lanjut
c. Desa C
yang dilakukan adalah melakukan pembinaan.
Desa yang mendapat prioritas untuk dibina
adalah
a. Desa A d. Desa D
b. Desa B e.Desa E
c. Desa C

Anda mungkin juga menyukai