Anda di halaman 1dari 5

Child free langkah tepat untuk mengurangi kepadatan penduduk di Indonesia.

kontra

Perkawinan merupakan salah satu budaya yang beraturan mengikuti perkembangan budaya
manusia dengan mempunyai keturunan/anak untuk membentuk dan membangun sebuah
keluarga. Keluarga merupakan lembaga sosial bersifat universal, terdapat disemua lapisan
dan kelompok masyarakat di dunia, disamping agama Keluarga merupakan miniatur
masyarakat, bangsa dan negara. Salah satu tujuan dari menikah adalah mempertahankan
keturunan umat manusia. Dengan melaksanakan perkawinan dapat diharapkan memperoleh
keturunan, sehingga kelangsungan hidup dalam rumah tangga dan keturunannya dapat
berlangsung terus. yang tidak memiliki anak

Sedangkan child free menurut

Cambridge Dictionary mendefinisikan istilah childfree hampir serupa seperti apa yang
dijelaskan oleh Oxford Dictionary, yaitu kondisi di mana seseorang atau pasangan memilih
untuk tidak memiliki anak.

Menurut psikolog sekaligus dosen Fakultas Psikologi Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta


Ratna Yunita Setiyani Subardjo mengatakan, childfree merupakan istilah untuk menyebut
orang

Jika melihat data yang dikeluarkan world bank tren angka kelahiran di
Indonesia terus mengalami penurunan, bahkan pada 2019 angka kelahiran
kasar per 1000 penduduk di Indonesia berada pada angka 17,75. Data ini
didukung oleh hasil sensus penduduk yang dikeluarkan BPS dimana ada
penurunan laju pertumbuhan penduduk. Laju pertumbuhan penduduk pada
2010-2020 menunjukan angka 1,25% menurun dari periode sebelumnya pada
2000-2010 menunjukan angka 1,49%

Hal ini akan berdampak pada masalah ketenagakerjaan dan masalah sosial lainnya. Di
beberapa negara banyak orang tua yang kehidupannya bergantung pada negara karena tidak
ada anak atau keluarga yang mengasuh. Sehingga beban negara akan semakin besar untuk
membiayai penduduk usia tua karena jumlah penduduk usia produktif semakin sedikit
dibandingkan dengan yang tidak produktif.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pertumbuhan ekonomi suatu daerah dipengaruhi juga oleh penduduk. Pertumbuhan
penduduk yang lambat, juga akan menjadi beban karena pada suatu waktu nanti jumlah
penduduk produktif akan lebih sedikit dibandingkan jumlah penduduk yang tidak produktif.
Yang lebih baik adalah pertumbuhan penduduk yang terkendali. Apalagi sumber
pertumbuhan ekonomi terbesar di Indonesia masih dari konsumsi rumah tangga (3,71% pada
triwulan 2 tahun 2021, BPS).
Saat ini dampak dari fenomena childfree belum dapat dirasakan di Indonesia. Dikarenakan
Indonesia masih menikmati adanya bonus demografi. Hasil Sensus Penduduk 2020
menunjukkan bahwa jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) mencapai 70,72% dari
total jumlah penduduk Indonesia (BPS). Tetapi apabila fenomena ini terus bertahan dan
semakin berkembang di masyarakat, Indonesia bisa merasakan dampaknya pada masa depan.
Seperti yang dialami negara-negara maju, angka kelahiran akan turun karena pendidikan dan
prioritas lain seperti karier. China sekarang bahkan memperbolehkan pasangan suami-istri
punya hingga tiga anak, untuk mengganti kebijakan terdahulu yang hanya punya anak hingga
dua orang. Hal ini dilakukan, setelah hasil sensus terakhir di China memperlihatkan bahwa
laju pertumbuhan penduduk di China saat ini berada pada tingkat paling lambat dalam
beberapa dekade terakhir (bbc.com).
Tindakan-tindakan pencegahan perlu dilakukan agar di masa depan Indonesia tidak
mengalami kekurangan penduduk usia produktif. Misalnya dengan kombinasi pendekatan
keagamaan dan kebijakan pemerintah untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk,
agar nantinya Indonesia tidak terbebani dengan dampak negatif dari angka kelahiran yang
semakin menurun. Semoga.

Child Free ini juga bertentangan dengan ajaran Rasulullah Saw, sebagaimana yang sudah
dijelaskan oleh Rasulullah Saw bahwa menikah bertujuan salah satunya untuk mendapat
keturunan yang Shalih Shaliha untuk mendapatkanya generasi penerus umat. Dan
bertentangan dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Pasal 1 tentang Perkawinan.
Menurut Amir Syarifuddin tujuan dari disyariatkannya Perkawinan atas umat Islam salah
satunya diantaranya adalah Untuk mendapatkan anak keturunan yang sah bagi
melanjutkan generasi yang akan datang. Hal ini terlihat dari isyarat Ayat 1 Surah An-Nisa
yang artinya "Wahai sekalian manusia bertaqwalah kepada Tuhan mu yang menjadikan
kamu dari diri yang satu daripadanya Allah menjadikan anak keturunan yang banyak, laki-
laki dan perempuan".
Menurut pandangan saya sebagai umat islam terhadap adanya Child Free ini meresahkan,
bagaimana bisa dalam pernikahan kita mengambil langkah untuk tidak mempunyai
keturunan? Kita semua tahu bahwa orang tua sangat mengharapkan anak-anak yang shalih
shalihah dalam sebuah pernikahan untuk mendoakan kita nanti setelah meninggal, selain dari
pada itu untuk meneruskan soal kewarisan orang tua, meneruskan hak-hak dan kewajiban.
Jika tidak ada penerus yang melanjutkan itu semua siapa yang akan melanjutkankannya?
child free ini bertentangan dengan sunnah Rasulullah, anjuran agama islam dan bertentangan
dengan hakikat tujuan perkawinan.

Jika Di Indonesia mau mengurangi ppenduduk sebaiknya mengikuti saran


pemerintah yaitu menjalankan program Keluarga Berencana, a.k.a KB, yang dikenal
slogan “Dua Anak Lebih Baik” yang kini berubah menjadi “Dua Anak Lebih Sehat”.

Program KB di Indonesia diatur dalam Undang-Undang No. 10 tahun 1992 tentang


Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera.

Program ini dijalankan dan diawasi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) sebagai wujud dari program Keluarga Berencana dan
pemakaian alat kontrasepsi untuk menunda/mencegah kehamilan.
Berdasarkan data Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional
(PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), pertumbuhan
penduduk periode 2020–2050 rata-rata sebesar 0,67 persen setiap tahunnya.

Proporsi penduduk usia 0–14 tahun akan turun dari 24,56 persen pada 2020
menjadi 19,61 persen pada 2045. Sementara penduduk usia 65 tahun ke atas naik
dari 6,16 persen menjadi 14,61 persen pada 2045.

Artinya, jumlah penduduk produktif akan semakin berkurang setiap tahunnya.


Mengingat para Generasi Millenial dan Gen Z akan menjadi lansia dan pra-lansia
di masa mendatang.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan


Pembangunan Nasional (Bappenas) Soeharso Monoarfa menuturkan rencana
pemerintah dalam membuat proporsi yang imbang.

“Kami ingin melihat negara AS dia buat berimbang. Jadi tingkat harapan hidup dan
angka pertumbuhan penduduk berimbang. Di kami [Indonesia] tidak berimbang,”
ujarnya di Jakarta Convention Center, Selasa (16/5/2023).

Lebih lanjut, Soeharso menjelaskan bahwa kondisi Indonesia saat ini memang
semakin sejahtera, tingkat harapan hidup semakin tinggi, namun pertambahan
penduduk melambat.

Untuk itu, pemerintah berusaha menjaga pertumbuhan penduduk dengan


target total fertility rate (TFR) atau angka kelahiran setiap perempuan di angka
2,0.

“Jadi akibatnya banyak orang tua. Seperti yang Pak Wapres sampaikan tadi, kami
ingin TFR dijaga di angka 2,0, supaya setiap 1 pasang melahirkan 2 [anak]. Paling
tidak kami bisa menjaga, sekarang kecenderungan di kota anaknya 1, setelah 10
tahun nikah belum punya anak, atau memang rencananya nggak punya anak,”
lanjutnya.

Pasalnya, saat ini memang terjadi pergeseran pertumbuhan penduduk. China


diperkirakan sudah mengalami pertumbuhan penduduk negatif sejak 2021.
Sementara itu, India akan menggantikan China sebagai negara dengan penduduk
terbanyak di dunia pada 2023.

Soeharso menyebutkan bahwa China memang memiliki rencana mengurangi


jumlah penduduk, namun keseimbangannya tetap dijaga.

Jurnal datainPersentase perempuan childfree di Indonesia cenderung meningkat dalam empat


tahun terakhir (gambar 2). Meskipun prevalensinya sedikit tertekan di awal pandemi Covid-
19, namun persentasenya kembali menanjak di tahun-tahun berikutnya. Kebijakan work from
home nampaknya cukup memengaruhi keputusan seseorang untuk memiliki anak. Namun
dengan tren kenaikan yang ada, fenomena childfree memang berkontribusi signifikan
terhadap penurunan TFR di Indonesia. Di tahun 2022 saja, sekitar 8 orang diketahui memilih
hidup childfree diantara 100 perempuan usia produktif yang pernah kawin, namun belum
pernah memiliki anak serta tidak sedang menggunakan alat KB. Jumlah ini setara dengan
0,1% perempuan berusia 15-49 tahun. Artinya, dari 1000 perempuan dewasa di Indonesia,
satu diantaranya telah memutuskan untuk childfree. Pertama, pilihan hidup tanpa anak
atau childfree jika dipahami lebih dalam lagi kata Hasto dapat menyebabkan
krisis demografi. Alasannya terdampaknya pada ketidakseimbangan populasi
muda dengan populasi tua.

"Jelas akan mengancam demografi, krisis demografi terjadi karena sebentar lagi
orang tua jumlahnya sebanyak," ucapnya saat ditemui dalam acara Gerakan
Semesta Berencana Mencegah Stunting, Kekerasan Seksual pada

keberadaan jumlah lansia berjumlah banyak ditambah dengan kondisi


kelompok muda tidak produktif akan berprevalensi terhadap krisis ekonomi.

"Apalagi yang muda tidak produktif dan yang tua banyak sedangkan yang tua
rata-rata pendidikannya 8,3 tahun," ujarnya

Baca Juga:

Tak hanya itu saja, Hasto juga mengatakan childfree akan memicu berbagai
masalah dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara, yang turut berujung pada
ramainya pengangguran.

"Aada semuanya mengancam pertumbuhan ekonomi negara," kata dia.

Namun melihat kondisi terkini, Hasto memperkirakan di Indonesia sendiri


tampaknya jauh dari wacana child free, bahkan kata Hasto butuh 50 tahun
Indonesia sampai di tahap tersebut.

"Tapi saya yakin Indonesia tidak akan terjadi, masih butuh waktu 50 tahun dari
sisi demografi," katanya.
Tak lupa disinggung dari sisi kesehatan, Hasto mengatakan individu khususnya
perempuan yang memilih child free juga dibayangi sejumlah penyakit termasuk
Kanker.

"Jangan merasa kalau saya tidak pernah melahirkan itu saya akan sehat, saya
akan bebas, saya akan hebat. Tidak, karena beberapa penyakit justru
sembuhnya karena hamil," ucapnya.

Hasto mengatakan, diantaranya penyakit endometrium atau nyeri haid dapat


sembuh jika seseorang mengalami proses kehamilan. Disebut juga orang yang
tidak pernah hamil birisiko mengidap miom.

"Orang yang tidak pernah hamil tapi badan dia gemuk, kemudian tensinya tinggi
terus kena diabetes cenderung kena penyakit kanker endometrium," ujar Hasto.

Lalu kata Hasto, orang yang tidak pernah menyusui juga berisiko terancam
terkena kanker payudara.

"Jangan dianggap Tuhan itu membuat orang mereproduksi itu tidak bukan
dengan tujuan, ternyata ada tujuannya itu karena orang itu bereproduksi maka
sehat," kata dia.

Anda mungkin juga menyukai