Anda di halaman 1dari 12

Hubungan Status Ekonomi dengan Jumlah Anak Lahir Hidup

Pada Wanita Kelompok Usia Kurang dari 45 Tahun dan


Kelompok Usia 45-49 Tahun Kawin (Analisis Data SDKI 2017)

Meilina Suwandi, Indang Trihandini

Departemen Biostatistik dan Kependudukan, Fakultas Kesehatan Masyarakat,


Universitas Indonesia

*Korespondensi: Indang Trihandini - itrihandini@gmail.com

Abstrak
Permasalahan kependudukan masih sangat kompleks. Salah satu hal nyata yang dihadapi adalah pertumbuhan
penduduk yang relatif masih tinggi. Salah satu bagian dari pertumbuhan penduduk tidak terlepas dari jumlah anak
lahir hidup. Salah satu faktor yang diduga berhubungan dengan jumlah anak lahir hidup adalah status ekonomi.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat besar hubungan antara status ekonomi dengan jumlah anak lahir hidup pada
wanita usia kurang dari 45 tahun berstatus kawin yang masa reproduksinya masih berjalan dan usia 45-49 tahun
berstatus kawin yang sudah masuk ke akhir masa reproduksi. Penelitian ini dilakukan menggunakan desain studi
potong lintang menggunakan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 yang melibatkan
21341 sampel dari wanita usia kurang dari 45 tahun yang berstatus kawin dan 3312 sampel wanita kelompok usia
45-49 tahun yang berstatus kawin. Penelitian ini menemukan bahwa pada kedua kelompok umur diketahui bahwa
terdapat hubungan signifikan antara status ekonomi dengan jumlah anak lahir hidup. Ditemukan pula bahwa odds
lebih besar ditemukan pada status ekonomi sangat miskin, miskin, menengah, dan kaya dibanding dengan wanita
yang status ekonominya sangat kaya. Selanjutnya ditemukan bahwa pada wanita usia kurang dari 45 tahun,
didapati hasil bahwa variabel pendidikan, status pekerjaan, usia pertama menikah, penggunaan kontrasepsi, dan
preferensi jumlah anak menjadi perancu antara status ekonomi dengan jumlah anak lahir hidup. Sedangkan pada
wanita usia 45-49 tahun, variabel wilayah tempat tinggal, statuspekerjaan usia pertama menikah, penggunaan
kontrasepsi, dan preferensi jumlah anak menjadi perancu antara status ekonomi dengan jumlah anak lahir hidup.
Kata kunci: status ekonomi, jumlah anak lahir hidup

Relationship of Economic Status with Number of Children Ever Born in


Married Women Age Group Less than 45 Years and
Women Age Group 45-49 Years (Data Analysis of IDHS 2017)

Abstract
Population issues are still very complex. One of the real problems faced is population growth which is still
relatively high. One part of population growth can not be separated from the number of children ever born. One
of the factors thought to be related to the number of children ever born is economic status. This study was
conducted to examine the relationship between economic status and the number of live births in women aged less
than 45 years who are married whose reproductive period is still running and those aged 45-49 years who are
married who have entered the end of their reproductive period. This research was conducted using a cross-
sectional study design using data from the Indonesian Demographic Health Survey (IDHS) in 2017. This study
found that in both age groups it was known that there was a significant relationship between economic status and
the number of children ever born. It was also found that greater odds were found for very poor, poor, middle, and
rich economic status compared to women whose economic status was very rich. Furthermore, it was found that
in women aged less than 45 years, it was found that the variables of education, employment status, age at first
marriage, contraceptive use, and preference for number of children were confounders between economic status
and the number of children ever born. Meanwhile, for women aged 45-49 years, the variables of area of residence,
employment status at the age of first marriage, contraceptive use, and preference for number of children become
confounders between economic status and number of children ever born.
Keywords: economic status; number of child ever born

50 Suwandi M, dkk
PENDAHULUAN Salah satu bagian dari pertumbuhan
penduduk tidak terlepas dari jumlah anak
Hingga saat ini, permasalahan
lahir hidup. Jumlah anak lahir hidup dapat
kependudukan masih sangat kompleks.
menggambarkan banyaknya kelahiran
Salah satu hal nyata yang dihadapi adalah
hidup dari sekelompok atau beberapa
jumlah penduduk yang relatif masih tinggi.
kelompok wanita selama masa
Jumlah penduduk di dunia saat ini sebanyak
reproduksinya. Anak dapat dikategorikan
7,9 miliar dan menurut proyeksi yang
terlahir dalam keadaan hidup jika memiliki
dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-
tanda-tanda kehidupan seperti denyut
Bangsa (PBB) populasi dunia
jantung, bernafas, dan menangis (3).
diproyeksikan akan terus bertambah dan
Menurut SDKI 2017, rata-rata wanita
mencapai 8,5 miliar pada 2030, dan terus
di Indonesia melahirkan 2,9 anak dengan
meningkat kembali menjadi 9,7 miliar pada
rincian 2,7 anak terlahir dalam keadaan
2050. Indonesia sendiri, termasuk ke dalam
hidup (3). Fertilitas memiliki peranan
4 besar negara yang memiliki populasi
penting dalam mempengaruhi jumlah
penduduk terbanyak setelah Republik
penduduk dan komposisi penduduk (4).
Rakyat China, India, dan Amerika Serikat
Untuk mencapai Penduduk Tumbuh
(1). Hal lain yang perlu menjadi perhatian
Seimbang (PTS), Indonesia yang memiliki
adalah pertumbuhan penduduk.
Total Fertility Rate wanita usia subur di
Di Indonesia, jumlah penduduk juga
angka 2,6 harus menurunkan rata-rata
terus mengalami kenaikan, dilihat dari
kelahiran total ke angka replacement rate
Sensus Penduduk tahun 2010, jumlah
yaitu 2,1. Angka replacement rate ini sesuai
penduduk Indonesia 237,6 juta jiwa dengan
dengan Rencana Strategis (Renstra)
proporsi laki-laki sebanyak 119,6 juta jiwa
BKKBN tahun 2020-2024 sebesar 2,1,
dan perempuan sebanyak 118,01 juta jiwa.
guna mencapai Penduduk Tumbuh
Jumlah penduduk ini mengalami kenaikan
Seimbang (PTS) dan bonus demografi yang
pada tahun 2020 menjadi sebanyak 270,3
berkaitan dengan peningkatan taraf hidup
juta jiwa dengan proporsi laki-laki 136,6
masyarakat, juga pengendalian kuantitas
juta jiwa dan perempuan 133,5 juta jiwa.
penduduk (5).
Menurut proyeksi yang dilakukan oleh
Jumlah anak lahir hidup dipengaruhi
UNFPA, Indonesia akan mengalami
oleh berbagai faktor termasuk status
pertumbuhan penduduk yang sangat besar
ekonomi. Dalam hubungan antara ekonomi
terhitung dari 2010-2035. Pada tahun 2035,
dengan jumlah anak lahir hidup, Becker
diproyeksikan penduduk Indonesia
menjelaskan teorinya bahwa masyarakat
mencapai 350 juta jiwa (2).

Bikfokes Volume 3 Edisi 1 Tahun 2022 51


miskin cenderung menganggap nilai anak dalam Survei Demografi Kesehatan
sebagai barang produksi. Hal ini Indonesia memuat mengenai status
menunjukkan bahwa aspek jumlah atau ekonomi dan juga jumlah anak lahir hidup
kuantitas anak yang dilahirkan lebih dan variabel lain yang berkaitan dengan
ditekankan. jumlah anak lahir hidup (7,8). Oleh karena
Banyaknya anak dilahirkan oleh itu, peneliti melihat hubungan antara status
masyarakat dengan status ekonomi rendah, ekonomi dengan jumlah anak lahir hidup
diharapkan dapat membantu dan menjadi pada wanita usia subur berstatus kawin di
harapan orang tua pada usia pensiun atau Indonesia berdasarkan data SDKI 2017.
tidak produktif lagi sehingga anak
diharapkan dapat membantu mereka dalam METODE
ekonomi, keamanan, dan jaminan sosial
Penelitian ini bertujuan untuk melihat
(asuransi). Karena pada masyarakat miskin
pengaruh status ekonomi dengan jumlah
umumnya orang tua tidak memiliki jaminan
anak lahir hidup pada wanita kelompok usia
hari tua. Sementara, pada masyarakat maju
kurang dari 45 tahun dan kelompok usia 45-
(kaya), nilai anak lebih ke arah barang
49 tahun yang berstatus kawin di Indonesia.
konsumsi yaitu dalam bentuk kualitas.
Dalam penelitian ini, status ekonomi yang
Masyarakat yang memiliki status ekonomi
diteliti adalah indeks kekayaan. Sedangkan
lebih tinggi akan membayar lebih untuk
variabel independen yang diteliti adalah
mendapatkan anak yang lebih berkualitas.
jumlah anak lahir hidup yaitu jumlah anak
Meningkatnya ekonomi Indonesia ke
yang pernah dilahirkan. Penelitian ini
arah yang lebih positif namun belum
dilakukan berdasarkan hasil analisis data
disertai dengan penurunan kelahiran di
Survei Demografi Kesehatan Indonesia
Indonesia. Di Indonesia rata-rata kelahiran
bagian Wanita Usia Subur. SDKI sendiri
yang masih cenderung stagnan perlu
merupakan penelitian kuantitatif dengan
menjadi perhatian khusus. Di tahun 2017
desain potong lintang.
masih di angka 2,6 angka ini masih tinggi
Survei Demografi Kesehatan
dibanding dengan negara lain di ASEAN
Indonesia merupakan bagian Demographic
seperti Malaysia (2,0), Singapura (1,1), dan
Health Survey (DHS Program). Data yang
Vietnam (2,0) (6). Fakta ini belum sesuai
dikumpulkan dalam survei ini adalah data
dengan teori Malthus, Becker, dan
mortalitas, fertilitas, keluarga berencana,
penelitian lainnya yang menunjukkan
dan kesehatan. Survei ini dilakukan secara
bahwa meningkatnya status ekonomi akan
berkala setiap lima tahun sekali, dan
diiringi dengan penurunan fertilitas. Di
dilakukan di Negara-negara lainnya seperti

52 Suwandi M, dkk
di Amerika, Asia, Afrika, Timur Tengah. setiap variabel yaitu variabel dependen:
Dalam pelaksanaannya SDKI dilaksanakan Jumlah anak lahir hidup, variabel
oleh pemerintah Indonesia dan dibantu oleh independen yaitu status ekonomi, serta
beberapa pihak seperti United States variabel kovariat yaitu pendidikan, wilayah
Agency for International Development tempat tinggal, status pekerjaan, usia
(USAID) dan ICF yang membantu dalam pertama kali menikah, penggunaan
teknis pelaksanaan serta pendanaan survei. kontrasepsi, preferensi jumlah anak ideal
SDKI sudah dilaksanakan sejak 1987, yang akan ikut diteliti pada penelitian ini.
kemudian dilaksanakan pada 1991, 1994, Keseluruhan data yang digunakan
1997, 2002-2003, 2007, 2012, dan yang pada penelitian ini merupakan data
terbaru pada 2017. kategorik sehingga penggambaran
Sampel pada penelitian ini adalah karakteristik dari masing-masing variabel
wanita kelompok usia kurang dari 45 tahun akan menggunakan distribusi frekuensi
dan kelompok usia 45-49 tahun yang sudah dalam bentuk jumlah data dan proporsi atau
berstatus kawin dan pernah melahirkan persentase. Hasil analisis univariat dapat
hidup di Indonesia yang menjadi responden digunakan untuk membandingkan
dan menjawab dengan lengkap pada survei gambaran-gambaran tersebut pada antar
SDKI tahun 2017 WUS. Kemudian untuk kelompok (9).
responden yang tidak menjawab dengan Pada penelitian ini, hasil analisis
lengkap atau menjawab “tidak tahu” akan univariat hendak disajikan dalam bentuk
dikeluarkan dari sampel penelitian ini. tabel distribusi frekuensi. Kegiatan analisis
Sampel penelitian ini berjumlah 21341 dari bivariat dilakukan untuk mengetahui
wanita kelompok usia kurang dari 45 tahun hubungan masing-masing variabel baik
yang berstatus kawin dan tidak variabel independen maupun variabel
menggunakan kontrasepsi mantap, serta kovariat dengan variabel dependen. Dari
3312 sampel dari wanita yang berusia 45- hasil analisis ini akan diketahui apakah
49 tahun berstatus kawin. variabel-variabel tersebut berhubungan
Data kemudian dianalisis deskriptif, secara signifikan dengan variabel
bivariat, dan stratifikasi. Analisis deskriptif dependen, dengan cara melihat nilai P,
dilakukan dengan analisis univariat yang apabila nilai P≤0,05 maka variabel tersebut
terdiri dari distribusi frekuensi dan tabulasi memiliki hubungan yang signifikan secara
silang. Hasil dari analisis ini adalah statistik. Hasil analisis bivariat pada
ringkasan data dari setiap variabel dengan penelitian ini akan disajikan dalam bentuk
distribusi frekuensi dan persentase pada tabel silang (crosstab).

Bikfokes Volume 3 Edisi 1 Tahun 2022 53


Kemudian, untuk dapat mengetahui anak lahir hidup dan akan menyertakan
seberapa besar derajat hubungan variabel seluruh variabel kovariat untuk dilakukan
independen dengan variabel dependen analisis kekuatan hubungan variabel
maka diperlukan nilai Odds Ratio (OR). independen dan dependen jika ada satu
Odds Ratio merupakan perbandingan odds variabel kovariat.
terjadinya kasus pada kelompok terpajan
dengan kelompok tidak terpajan (10). Nilai HASIL
OR didapatkan dari hasil rasio terjadinya
Pada penelitian ini status ekonomi
kasus dibanding tidak terjadinya kasus
dibagi ke dalam lima kategori. Lima
antar kedua kelompok (kelompok terpajan
kategori tersebut adalah sangat miskin,
dan tidak terpajan) (11).
miskin, menengah, kaya, sangat kaya.
Selanjutnya dilakukan analisis
Tabel 1 ini merupakan persentase status
stratifikasi yang merupakan analisis
ekonomi wanita kelompok usia <45 tahun
statistika yang ditujukan untuk
dan wanita kelompok usia 45-49 tahun
mendapatkan estimasi kekuatan hubungan
kawin di Indonesia.
antar variabel independen dengan variabel
Status ekonomi baik pada wanita usia
dependen dengan memperhitungkan
kurang dari 45 tahun dan wanita usia 45-49
pengaruh dari variabel kovariat yang
tahun, pada kategori sangat miskin
mungkin berpotensi sebagai variabel
memiliki persentase terendah. Sedangkan
confounding. Pada penelitian ini akan
persentase kategori status ekonomi
dilakukan analisis stratifikasi antara
tertinggi pada kedua kelompok umur
variabel independen yaitu status ekonomi
berada pada kategori kaya (Tabel 1).
dengan variabel dependen yaitu jumlah

Tabel 1. Distribusi Status Ekonomi Wanita Kelompok Usia <45 Tahun dan Wanita Kelompok Usia 45-49 Tahun
Kawin di Indonesia Berdasarkan Analisis Data SDKI 2017
Jumlah Anak Lahir Hidup (N=21341) Wanita kelompok usia 45-49 tahun (N=3312)
Status
CI CI
Ekonomi Jumlah % Jumlah %
Lower Upper Lower Upper
Sangat miskin 3934 18,40 0,172 0,197 544 16,40 0,143 0,187
Miskin 4359 20,20 0,191 0,218 663 20,00 0,178 0,224
Mengenah 4349 20,40 0,192 0,216 684 20,60 0,182 0,233
Kaya 4415 20,70 0,195 0,219 718 21,70 0,193 0,243
Sangat kaya 4283 20,10 0,186 0,216 704 21,30 0,189 0,238

Tabel 2. Distribusi Jumlah Anak Lahir Hidup Wanita Kelompok Usia <45 Tahun dan Wanita Kelompok Usia 45-
49 Tahun Kawin di Indonesia Berdasarkan Analisis Data SDKI 2017
Jumlah Jumlah Anak Lahir Hidup (N=21341) Wanita kelompok usia 45-49 tahun (N=3312)
Anak Lahir CI CI
Jumlah % Jumlah %
Hidup Lower Upper Lower Upper
≤2 14886 69,80 0,687 0,708 1146 34,60 0,318 0,374
>2 6455 30,20 0,292 0,313 2167 65,40 0,626 0,682

54 Suwandi M, dkk
Tabel 1. Analisis Bivariat Jumlah Anak Lahir Hidup pada Wanita Kelompok Usia <45 Tahun dan Wanita
Kelompok Usia 45-49 Tahun Kawin di Indonesia Berdasarkan Analisis Data SDKI 2017
Jumlah Anak Lahir Hidup (N=21341) Wanita kelompok usia 45-49 tahun (N=3312)
Variabel
≤2 >2 OR (95% CI) ≤2 >2 OR (95% CI)
Status Ekonomi
1,765 1,411
Sangat miskin 2445 (62,2%) 1489 (37,8%) 148 (27,2%) 396 (72,8%)
(1,521-2,049)* (0,954-2,087)
1,252 0,981
Miskin 3044 (69,8%) 1315 (30,2%) 231 (34,9%) 431 (65,1%)
(1,064-1,474)* (0,656-1,467)
1,214 1,058
Mengenah 3066 (70,5%) 1284 (29,5%) 227 (33,2%) 457 (66,8%)
(1,039-1,420)* (0,761-1,472)
1,170 0,743
Kaya 3146 (71,3%) 1269 (28,7%) 298 (41,4%) 421 (58,6%)
(1,00-1,366)* (1,527-1,047)*
Sangat kaya 3184 (74,4%) 1098 (25,6%) 1 (References) 243 (34,5%) 462 (65,5%) 1 (References)
Pendidikan
1,831 0,952
Rendah 6742 (63,4%) 3889 (36,6%) 869 (35,0%) 1612 (65,0%)
(1,658-2,022)* (0,714-1,200)
Tinggi 8114 (76,0%) 2566 (24,0%) 1 (References) 277 (33,3%) 555 (66,7%) 1 (References)
Wilayah Tempat Tinggal
1,165 0,887
Pedesaan 8520 (68,4%) 3933 (31,6%) 694 (35,7%) 1249 (64,3%)
(1,054-1,287)* (0,695-1,143)
Perkotaan 6366 (71,6%) 2522 (28,4%) 1 (References) 452 (33,0%) 918 (67,0%) 1 (References)
Status Pekerjaan Wanita
0,787 1,059
Tidak bekerja 6955 (72,5%) 2635 (27,5%) 347 (33,7%) 682 (66,3%)
(0,718-0,866)* (0,843-1,329)
Bekerja 7931 (67,5%) 3820 (32,5%) 1 (References) 799 (35,0%) 1485 (65,0%) 1 (References)
Usia pertama kali menikah
1,831 1,790
<19 tahun 6289 (63,1%) 3680 (36,9%) 539 (28,9%) 1329 (71,1%)
(1,659-1,980)* (1,372-2,188)*
≥19 tahun 8597 (75,6%) 2775 (24,4%) 1 (References) 607 (42,0%) 837 (58,0%) 1 (References)
Penggunaan Kontrasepsi
Tidak 1,067 0,879
4373 (68,8%) 1984 (31,2%) 633 (36,0%) 1127 (64,0%)
menggunakan (0,971-1,173) (0,698-1,106)
Menggunakan 10513 (70,2%) 4471 (29,8%) 1 (References) 513 (33,0%) 1040 (67,0%) 1 (References)
Preferensi Jumlah Anak Ideal
<=2 9721 (82,6%) 2044 (17,4%) 1 (References) 826 (57,5%) 610 (42,5%) 1 (References)
4,061 6,594
>2 5164 (52,9%) 4411 (46,1%) 320 (17,0%) 1557 (83,0%)
(3,555-4,394)* (5,155-8,436)*
Note: *P<0,05

Distribusi jumlah anak lahir hidup jumlah anak lebih dari 2 terbanyak adalah
akan diperoleh dari hasil analisis deskriptif pada usia 45-49 tahun dengan persentase
variabel dependen penelitian. Dimana, 65,40% (95% CI=62,60-68,20). Dapat
variabel dependen penelitian ini adalah dilihat pula bahwa semakin tua usia wanita,
jumlah anak lahir hidup yang dilahirkan maka semakin besar persentase wanita yang
oleh wanita kelompok usia <45 tahun dan memiliki anak lebih dari 2, dan semakin
wanita kelompok 45-49 tahun yang kecil persentase untuk wanita yang
berstatus kawin di Indonesia. memiliki anak kurang dari sama dengan 2.
Tabel 2 memperlihatkan hasil analisis Tabel 3 menunjukkan hasil analisis
SDKI 2017 bahwa kelompok usia dengan bivariat untuk melihat hubungan antara

Bikfokes Volume 3 Edisi 1 Tahun 2022 55


variabel independen yaitu status ekonomi pendidikan, wilayah tempat tinggal, usia
dengan variabel dependen yaitu jumlah pertama kali menikah dan preferensi jumlah
anak lahir hidup dan juga melihat hubungan anak ideal. Sedangkan pada wanita 45-49
antara variabel kovariat yaitu pendidikan, tahun adalah status ekonomi, usia pertama
wilayah tempat tinggal, status pekerjaan, kali menikah, dan prefrensi jumlah anak
usia pertama kali menikah, penggunaan ideal.
kontrasepsi, dan preferensi jumlah anak . Pada penelitian ini akan dilakukan
ideal dengan variabel jumlah anak lahir analisis stratifikasi antara variabel
hidup. independen yaitu status ekonomi dengan
Dari Tabel 3 diketahui bahwa variabel variabel dependen yaitu jumlah anak lahir
yang berhubungan signifikan dengan hidup dan akan menyertakan seluruh
jumlah anak lahir hidup pada wanita usia variabel yang diduga sebagai confounding.
kurang dari 45 tahun adalah status ekonomi,

Tabel 2. Hasil Analisis Stratifikasi Jumlah Anak Lahir Hidup pada Wanita Kelompok Usia <45 Tahun dan Wanita
Kelompok Usia 45-49 Tahun Kawin di Indonesia Berdasarkan Analisis Data SDKI 2017
Wanita <45 tahun Wanita 45-49 Tahun
Variabel
AOR ΔOR ΔOR(%) AOR ΔOR ΔOR(%)
Status Ekonomi dengan pendidikan
Sangat Miskin 1,21 0,55 31,59 1,53 0,12 8,72
Miskin 0,93 0,31 25,52 1,05 0,07 7,44
Pendidikan Rendah Menengah 0,96 0,25 20,99 1,11 0,06 5,48
Kaya 1,06 0,11 9,77 0,76 0,02 2,56
Sangat Miskin 1,21 0,55 31,59 1,53 0,12 8,72
Status ekonomi dengan wilayah tempat tinggal
Sangat Miskin 1,75 0,01 7,74 1,73 0,326 23,10
Miskin 1,24 0,008 7,05 1,27 0,297 30,28
Pedesaan Menengah 1,10 0,10 8,79 1,38 0,322 30,43
Kaya 1,30 0,12 9,22 0,92 0,186 25,03
Sangat Miskin
Status ekonomi dengan status pekerjaan
Sangat Miskin 1,27 0,49 27,77 0,94 0,48 33,66
Miskin 1,05 0,19 15,65 1,15 0,17 17,02
Tidak Bekerja
Menengah 0,97 0,23 19,68 0,95 0,11 10,11
Kaya 0,97 0,19 16,75 0,63 0,11 14,67
Status ekonomi dengan Usia Pertama Menikah
Sangat Miskin 1,07 0,69 39,14 1,23 0,18 12.97
Miskin 0,79 0,45 36,18 0,72 0,27 27.01
Kurang dari 19 tahun
Menengah 0,86 0,34 28,41 0,76 0,30 28.45
Kaya 0,92 0.24 21,11 0,55 0,19 26.11
Status ekonomi dengan Penggunaan Kontrasepsi
Sangat Miskin 2,75 0,98 55,76 1,82 0,41 28,92
Miskin 1,92 0,66 53,35 1,36 0,38 38,94
Tidak menggunakan
Menengah 1,58 0,37 30,80 1,39 0,33 31,38
Kaya 1,22 0,05 4,52 0,93 0,19 25,57
Status ekonomi dengan Preferensi Jumlah Anak Ideal
Sangat Miskin 1,76 0,16 10,02 1,70 0,29 20,20
Miskin 1,25 0,05 3,99 1,41 0,43 43,93
Lebih dari 2 anak
Menengah 1,21 0,08 6,83 1,05 0,01 0,76
Kaya 1,17 0,02 1,96 0,84 0,10 12,79

56 Suwandi M, dkk
Dapat dilihat pada Tabel 4 bahwa Pada penelitian ini, baik pada wanita
pada kedua kelompok umur, yang memiliki usia kurang dari 45 tahun dan usia 45-49
perubahan antara crude odds ratio dan tahun, status ekonomi menunjukkan bahwa
adjusted odds ratio >10% adalah pekerjaan, terdapat hubungan yang signifikan dengan
usia pertama kali menikah, penggunaan jumlah ALH. Pada wanita usia di bawah 45
kontrasepsi, dan preferensi jumlah anak tahun, seluruh kategori pada status ekonomi
ideal. Sementara pada variabel pendidikan, memiliki OR>1 dibanding dengan kategori
hanya wanita usia 45-49 tahun yang status ekonomi sangat kaya. Hal ini
memiliki perubahan >10%, dan pada menandakan bahwa kelompok yang
variabel wilayah tempat tinggal, hanya berisiko memiliki odds lebih tinggi untuk
wanita usia kurang dari 45 tahun yang terjadinya outcome dibanding kelompok
memiliki perubahan >10%. Dari perubahan yang tidak berisiko, atau dapat dikatakan
>10% te rsebut maka dapat disebut bahwa bahwa kategori pada variabel independen
variabel-variabel tersebut dapat menjadi tersebut merupakan faktor risiko terjadinya
confounding antara status ekonomi dengan variabel dependen.
jumlah anak lahir hidup. Pada wanita kelompok usia 45-49
tahun, status ekonomi ditemukan bahwa
PEMBAHASAN status ekonomi pada kategori miskin
memiliki OR sebesar 1,411 yang artinya,
Hasil analisis penelitian ini
wanita dengan kategori ekonomi miskin 1,4
menjadikan variabel wilayah tempat
kali lebih besar untuk memiliki anak lebih
tinggal, pendidikan, dan usia menikah
dari 2 dibanding dengan wanita dengan
pertama kali, penggunaan kontrasepsi, dan
kategori status ekonomi sangat kaya. Untuk
preferensi jumlah anak ideal sebagai
wanita dengan status ekonomi menengah
kovariat. Dari hasil analisis, pada wanita
memiliki odds ratio sebesar 1,058 yang
usia dibawah 45 tahun, variabel pendidikan,
artinya, wanita dengan ekonomi menengah
status pekerjaan, usia pertama kali
1,05 kali lebih besar kemungkinan untuk
menikah, dan preferensi jumlah anak ideal,
memiliki anak lebih dari 2 dibanding
memberikan hubungan signifikan terhadap
dengan wanita yang sangat kaya. Pada
jumlah ALH (P<0,05). Sedangkan pada
wanita dengan kategori miskin dan kaya
wanita usia 45-49 tahun, variabel kovariat
memiliki odds ratio kurang dari 1, artinya
yang memberikan hubungan signifikan
kedua kategori status ekonomi tersebut
dengan jumlah anak lahir hidup hanya usia
menjadi efek protektif untuk memiliki
pertama kali menikah dan jumlah anak
jumlah ALH lebih dari 2.
ideal.

Bikfokes Volume 3 Edisi 1 Tahun 2022 57


Hal ini sesuai dengan penelitian juga dijelaskan pada teori Becker. Becker
Arsyad dan Nurhayati yang menyimpulkan menjelaskan kesimpulan teorinya bahwa
bahwa indeks kekayaan mempunyai masyarakat miskin cenderung menganggap
hubungan yang signifikan dengan jumlah nilai anak sebagai barang produksi.
anak lahir hidup. Proporsi jumlah anak Artinya, anak yang dilahirkan lebih
lebih dari 2 meningkat seiring penurunan ditekankan pada aspek jumlah atau
kuintil kekayaan, yang artinya semakin banyaknya anak dimiliki (kuantitas) (8).
rendah kuintil kekayaan maka semakin Banyaknya anak dilahirkan oleh
besar kemungkinan untuk memiliki anak masyarakat miskin diharapkan dapat
lebih dari 2. Sebaliknya, proporsi wanita membantu orang tua pada usia pensiun atau
yang memiliki 1-2 anak meningkat seiring tidak produktif lagi sehingga anak
dengan peningkatan kuintil kekayaan, yang diharapkan dapat membantu mereka dalam
artinya semakin tinggi kuintil kekayaan ekonomi, keamanan, dan jaminan sosial
seorang wanita, maka semakin besar pula (asuransi). Karena pada masyarakat miskin
kecenderungan untuk memiliki 1-2 anak umumnya orang tua tidak memiliki jaminan
saja (12). hari tua. Sementara, pada masyarakat maju
Penelitian ini berbeda dengan (kaya), nilai anak lebih ke arah barang
Upadhyay dan Bhandari di India, konsumsi yaitu dalam bentuk kualitas.
menyatakan bahwa keluarga dengan yang Masyarakat yang memiliki status ekonomi
terendah pendapatan di India memiliki lebih tinggi akan membayar lebih untuk
tingkat kesuburan tertinggi, dibandingkan mendapatkan anak yang lebih berkualitas
dengan mereka yang ekonominya lebih (8).
rendah status. Mungkin berkorelasi dengan Dalam penelitian ini juga diketahui
faktor lain, termasuk keluarga dengan bahwa Pada wanita usia kurang dari 45
ekonomi rendah atau status pendidikan, tahun, didapati hasil bahwa variabel
wanita dengan status ekonomi yang lebih pendidikan, status pekerjaan, usia pertama
tinggi cenderung memiliki pendidikan yang menikah, penggunaan kontrasepsi, dan
lebih tinggi pula, sehingga pengetahuan preferensi jumlah anak menjadi perancu
wanita mengenai keluarga berencana dan antara status ekonomi dengan jumlah anak
akses terhadap kontrasepsi pun lebih baik lahir hidup. Sedangkan pada wanita usia
dibanding wanita dari ekonomi rendah (13). 45-49 tahun, variabel wilayah tempat
Kecenderungan masyarakat miskin tinggal, status pekerjaan usia pertama
memiliki anak lebih banyak dibanding menikah, penggunaan kontrasepsi, dan
masyarakat dengan status ekonomi tinggi preferensi jumlah anak menjadi perancu

58 Suwandi M, dkk
antara status ekonomi dengan jumlah anak preferensi jumlah anak ideal yang
lahir hidup. kemudian menghasilkan gambaran jumlah
Variabel pendidikan menjadi anak yang akan dilahirkan seseorang (17).
confounding sesuai dengan temuan Terdapat keterbasan pada penelitian
Snopkowski et al yang menyebutkan bahwa ini, karena penelitian ini karena dilakukan
terdapat peran pendidikan yang berinteraksi menggunakan metode cross sectional
dengan keadaan ekonomi untuk sehingga tidak dapat diketahui apakah
menghasilkan fertilitas (14). Selanjutnya, terdapat hubungan sebab-akibat maka tidak
variabel yang berperan sebagai dapat dideteksi arah asosiasinya sehingga
confounding adalah status pekerjaan yang perlu kehati-hatian dalam menafsirkan hasil
erat kaitannya dengan penentuan status dari penelitian ini. Penelitian ini juga
ekonomi seseorang yang kemudian dapat menggunakan data sekunder yang berasal
berhubungan dengan jumlah anak lahir dari Survei Demografi Kesehatan Indonesia
hidup, hal ini sesuai dengan temuan tahun 2017, sehingga penelitian ini
Morosow (15). memiliki keterbatasan dalam pemilihan
Penggunaan kontrasepsi dan usia variabel. Oleh karena itu, variabel yang
pertama kali menikah menjadi confounding dipilih dalam penelitian ini merupakan
sesuai dengan temuan Snopkowski et al variabel yang tersedia pada data SDKI 2017
yang menunjukkan adanya interaksi antara dan tidak semua variabel yang tertera pada
kedua variabel dengan status ekonomi yang teori atau penelitian sebelumnya, ada pada
kemudian menghasilkan jumlah kelahiran SDKI 2017.
seseorang (14). Selanjutnya, wilayah
tempat tinggal sebagai confounding antara KESIMPULAN
status ekonomi dengan jumlah anak lahir
Pada wanita usia kurang dari 45
hidup yang menggambarkan bahwa
tahun, diketahui bahwa variabel
terdapat hubungan antara lingkungan
pendidikan, status pekerjaan, usia menikah
dengan status sosial ekonomi seseorang
pertama kali, dan preferensi jumlah anak
yang kemudian menjadi dasar dalam
ideal memiliki hubungan dengan jumlah
jumlah fertilitas seseorang (16). Variabel
anak lahir hidup. Sedangkan pada wanita
terakhir yang menjadi confounding dalam
usia 45-49 tahun, terbukti terdapat
penelitian ini adalah preferensi jumlah anak
hubungan signifikan antara status ekonomi
ideal, hal ini sesuai dengan temuan Atake
dengan jumlah anak lahir hidup.
yang menggambarkan bahwa terjadi
Saran yang diberikan kepada institusi
hubungan antara status ekonomi dan
terkait yaitu memperhatikan akses ke

Bikfokes Volume 3 Edisi 1 Tahun 2022 59


program KB untuk penduduk dengan status BKKBN,BPS, Kemenkes RI, dan
ekonomi rendah, perlunya melibatkan USAID; 2018.
masyarakat secara langsung untuk 4. Jumliadi M, Hendarso Y, Nengyanti.
melakukan penyuluhan dan edukasi Research Gap dan Model Faktor Yang
program KB, meningkatkan pengetahuan Mempengaruhi Tingkat Fertilitas:
generasi muda program KB melalui Pusat Review Literatur. JPP (Jurnal Kesehat
Informasi dan Konseling Remaja (PIK R), Poltekkes Palembang).
memperkuat dan memperluas jangkauan 2020;15(1):52–60.
program Pro PN BKKBN. Saran untuk 5. BKKBN. Rencana Strategis BKKBN
peneliti selanjutnya perlu dilakukan 2020-2024. Jakarta; 2020.
penelitian kualitatif untuk beberapa 6. The World Bank. Fertility rate, total
variabel, perlu analisis lebih pada variabel (births per woman) - Malaysia
jumlah anak lahir hidup serta [Internet]. The World Bank. 2019
mempertimbangkan variabel faktor [cited 2021 Dec 20]. Available from:
ekonomi, etnis, budaya, agama, https://data.worldbank.org/indicator/S
pengetahuan, pengambil keputusan, peran P.DYN.TFRT.IN?locations=MY
suami atau keluarga dan lain sebagainya. 7. Malthus TR. An Essay on the Principle
of Population. London: J. Johnson;
DAFTAR PUSTAKA 1978.
8. Becker GS. An Economic Analysis of
1. Worldometer. Population by Country
Fertality. In: Demographic and
[Internet]. Worldometer. 2021 [cited
Economic Change in Developed
2021 Dec 19]. Available from:
Countries. New York: Columbia
https://www.worldometers.info/world
University Press; 1960. p. 209–40.
-population/population-by-country/
9. Hastono SP. Analisis Data Pada
2. UNFPA Indonesia. The 2010-2035
Bidang Kesehatan. Depok: Rajawali
Indonesian Population Projection
Pers; 2017.
Understanding the Causes,
10. Boston University School of Public
Consequences and Policy Options for
Health. Measuring Association in
Population and Development. Jakarta:
Case-Control Studies [Internet].
UNFPA Indonesia; 2014.
Boston University School of Public
3. BKKBN, BPS, Kemenkes RI, USAID.
Health. 2018. Available from:
Survei Demografi dan Kesehatan
https://sphweb.bumc.bu.edu/otlt/mph-
Indonesia 2017. BKKBN, BPS,
modules/ep/ep713_association/EP713
Kemenkes RI, dan USAID. Jakarta:

60 Suwandi M, dkk
_Association8.html#headingtaglink_3
11. Nugrahaeni DK. Konsep dasar
epidemiologi. Cet. 1. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC; 2011.
12. Arsyad SS, Nurhayati S. Determinan
Fertilitas di Indonesia. J Kependud
Indones. 2016;11(1):1–14.
13. Upadhyay HP, Bhandari KR. Factors
Associated with Children Ever Born:
A Case Study of Somadi Village
Development Committee of Palpa
District, Nepal. Adv J Soc Sci.
2017;1(1):15–29.
14. Snopkowski K, Towner MC, Shenk
MK, Colleran H. Pathways from
education to fertility decline: a multi-
site comparative study. Philos Trans R
Soc B Biol Sci. 2016;371(1692).
15. Morosow K, Kolk M. How Does Birth
Order and Number of Siblings Affect
Fertility? A Within-Family
Comparison Using Swedish Register
Data. Eur J Popul. 2020;36(2):197–
233.
16. Freedman R. Theories of Fertility
Decline: A Reappraisal. Soc Forces.
1979;58(1):1.
17. Atake EH, Gnakou Ali P. Women’s
empowerment and fertility preferences
in high fertility countries in Sub-
Saharan Africa. BMC Womens
Health. 2019;19(1):1–14.

Bikfokes Volume 3 Edisi 1 Tahun 2022 61

Anda mungkin juga menyukai