Anda di halaman 1dari 28

DASAR KEPENDUDUKAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILISASI

DISUSUN OLEH :
1. Dinda Marshanda Al-Arifah (1911102413116)
2. Dwi Anisafaul Latifah ( 1911102413135)
3. Kasih Nadhirah (1911102413040)
4. Maya Selviya (1911102413065)
5. Misnawati (1911102413128)
6. M. Gazali Ramadani (1911102413105)
7. Nur Amanah Lungita (1911102413026)
8. Serly Dea Mandasari ( 1911102413152)
9. Sunarmi (1911102413067)
10. Zulqa Putri Kinanti (1911102413108)

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2020

154
PEMBAHASAN
Aspek kependudukan merupakan hal paling mendasar dalam pembangunan.Dalam nilai universal,
penduduk merupakan pelaku dan sasaran pembangunan sekaligus yang menikmati hasil
pembangunan.Dalam kaitan peran penduduk tersebut, kualitas mereka perlu ditingkatkan melalui berbagai
sumber daya yang melekat, dan pewujudan keluarga kecil yang berkualitas, serta upaya untuk menskenario
kuantitas penduduk dan persebaran kependudukan. Menurut Abdurachim (2003)adapun yang dimaksud
dengan kuantitas penduduk meliputi jumlah, struktur komposisi, dan pertumbuhan penduduk yang ideal
melalui pengendalian angka kelahiran, penurunan angka kematian,dan persebaran penduduk yang
merata.Jumlah penduduk, komposisi umur, dan laju pertambahan atau penurunan penduduk dipengaruhi
oleh fertilitas (kelahiran), mortalitas (kematian), dan migrasi (perpindahan tempat) karena ketiga variabel
tersebut merupakan komponen– komponen yang berpengaruh terhadap perubahan penduduk
(Lucas,1990:1). Fertilitas diartikan sebagai kemampuan seorang wanita untuk menghasilkan kelahiran
hidup merupakan salah satu faktor penambah jumlah penduduk disamping migrasi masuk, tingkat
kelahiran dimasa lalu mempengaruhi tingginya tingkat fertilitas masa kini. Fertilitas merupakan hasil
reproduksi nyata dari seorang atau sekelompok wanita, sedangkan dalam pengertian demografi
menyatakan banyaknya bayi yang lahir hidup. Besar kecilnya jumlah kelahiran dalam suatu penduduk,
tergantung pada beberapa faktor misalnya: struktur umur, tingkat pendidikan, umur pada waktu kawin
pertama,banyaknya perkawinan, status pekerjaan wanita, penggunaan alat kontrasepsi dan
pendapatan/kekayaan. Banyak faktor yang mempengaruhi Angka Kelahiran Total (TFR) yaitu tingkat
pendapatan, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan dan penggunaan alat kontrasepsi, dan tingkat
urbanisasi.Tingkat pendapatan dapat diwakili oleh pendapatan perkapita. Keterkaitan pada pendapatan
terhadap fertilitas adalah ketika pendapatan seseorang naik akan semakin besar pengaruhnya terhadap
penurunan fertilitas yang terjadi. Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi fertilitas adalah tingkat
kesehatan yang dapat diwakili dengan angka harapan hidup dan penggunaan alat kontrasepsi bagi wanita
usia 15-49 yang berstatus kawin. Keduanya berpengaruh negatif terhadap tingkat fertilitas. Seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya, Indonesia merupakan salah satu negara yang paling banyak
penduduknya.setiap provinsi pastinya juga memiliki angka kelahiran total yang berbeda-beda sesuai
dengan karakteristik masing-masing provinsi tersebut. Oleh karena itu diperlukan suatu analisis yang
berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi angka kelahiran total tersebut.

155
A. PENGERTIAN FERTILITAS
Fertilitas Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata
dari seorang wanita atau kelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya
bayi yang lahir hidup. Fertilitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk.Istilah
fertilitas adalah sama dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang
perempuan dengan ada tandatanda kehidupan; misalnya berteriak, bernafas, jantung berdenyut, dan
sebagainya (Mantra, 2003:145). Seorang perempuan yang secara biologis subur (fecund) tidak selalu
melahirkan anak-anak yang banyak, misalnya dia mengatur fertilitas dengan abstinensi atau
menggunakan alat-alat kontrasepsi.Kemampuan biologis seorang perempuan unuk melahirkan
sangat sulit untuk diukur.Ahli demografi hanya menggunakan pengukuran terhadap kelahiran hidup
(live birth).

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS DI INDONESIA


a) Produk Domestik Regional Bruto
1. Pendapatan Regional
Pendapatan regional netto adalah produk domestik regional netto atas dasar biaya faktor
dikurangi aliran dana yang keluar ditambah aliran dana yang masuk dan jumlah pendapatan
yang benar-benar diterima (income receipta) oleh seluruh penduduk di daerah tersebut.
2. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Produk
Domestik Regional Bruto merupakan jumlah seluruh nilai produk barang dan jasa yang
dihasilkan oleh unitunit produksi yang beropersasi pada suatu daerah dalam jangka waktu
tertentu.PDRB yang masih ada unsur inflasi dinamakan PDRB atas dasar harga berlaku.
3. PDRB Atas Dasar Harga Konstan Harga konstan
Artinya produk didasarkan atas harga pada tahun tertentu.Tahun yang dijadikan
patokan harga disebut tahun dasar untuk penentuan harga konstan.Pada perhitungan atas
dasar harga konstan berguna untuk melihat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau
sektoral. (Todaro,2004)
4. Pendapatan Perkapita
Pendapatan perkapita diterima oleh setiap penduduk selama satu tahun disuatu
wilayah atau daerah.Statistik ini dapat digunakan sebagai salah satu indikator kemakmuran,
walaupun ukuran ini belum dapat diperoleh dari hasil bagi antara pendapatn perkapita
dengan penduduk pertengahan tahun bersangkutan.Jadi besarnya pendapatan perkapita
tersebut sangat dipengaruhi oleh kedua variabel di atas. (Todaro,2004).

156
b) Tingkat Pendidikan
1. Angka Partisipasi Sekolah Angka Partisipasi Sekolah (APS)
merupakan indikator pendidikan yang menggambar persentase penduduk yang
masih sekolah menurut kelompok usia sekolah yaitu umur 7-12 tahun dan umur 13- 15
tahun sebagai pendidikan dasar, 16-18 tahun pada pendidikan menengah dan usia 19-24
tahun pada pendidikan tinggi. Pada umumnya partisipasi sekolah pada tingkat pendidikan
dasar masih cukup tinggi, namun angka ini akan semakin turun untuk tingkat pendidikan
yang lebih tinggi.
2. Index Angka Melek Huruf
Salah satu indikator yang dapat dijadikan ukuran kesejahteraan sosial yang merata
adalah dengan melihat tinggi randahnya persentase penduduk yang melek huruf.Tingkat
melek huruf atau sebaliknya tingkat buta huruf dapat dijadikan ukuran kemajuan suatu
bangsa. Adapun kemampuan membaca dan menulis yang dimiliki akan dapat mendorong
penduduk untuk berperan lebih aktif dalam proses pembangunan (BPS, Indikator,
Kesejahteraan Rakyat: 2010).
3. Rata-rata lama Sekolah
Rata-rata perkiraan lamanya penduduk untuk menyelesaikan pendidikan dari yang
berusia sekolah dasar, sekolah menegah, dan sekolah tingkat lanjut terdaftar untuk belajar
di sekolah yang satuannya dalam persen (Todaro, 2004 :69).
4. Wanita Kawin Usia 15-49 Tahun yang Menggunakan Alat Kontrasepsi)
Usia antara 15-49 tahun merupakan usia subur bagi seseorang wanita karena pada
rentang usia tersebut kemungkinan wanita melahirkan anak cukup besar. Salah satu cara
untuk menekan laju penduduk adalah melalui program Keluarga Berencana (KB).
5. Kontrasepsi Obat/alat untuk mencegah terjadinya konsepsin (kehamilan).
Jenis kontrasepsi ada dua macam: 1. kontrasepsi yang mengandung hormonal (pil,
suntik dan implant) 2. kontrasepsi non hormonal (IUD, Kondom).

157
C. PENGARUH FERTILITAS
1. Pengaruh Persepsi Pasangan Suami Istri Terhadap Fertilitas
Persepsi tentang nilai anak akan dapat mempengaruhi jumlah anak yang diinginkan
atau dimiliki. Sebagian orang berpendapat bahwa jumlah anak yang banyak dapat
merupakan aset keluarga yang menguntungkan karena dapat diharapkan untuk membantu
keluarga, khususnya di bidang ekonomi.
Akan tetapi sebagian orang berpendapat sebaliknya, `yaitu anak hanyalah
merupakan beban ekonomi keluarga yang tidak ringan. Tidak dapat dipungkiri bahwa
banyaknya anak akan menyebabkan juga banyaknya waktu, tenaga, dan biaya yang
dikeluarkan sebagai kewajibanan rasa tanggung jawab orang tua (Ichwanudin, 2013: 25).
Berdasarkan hasil analisis cluster yang dilakukan di Kecamatan Tambaksari,
didapatkan bahwa variabel persepsi pasangan suami istri berpengaruh signifikan terhadap
fertilitas di Kecamatan Tambaksari. Dimana variabel persepsi pasangan suami istri
mempunyai nilai F yang tinggi 19.515 dan signifikan (S) 0,00 yang lebih kecil
dibandingkan dengan 0.05. Adanya pengaruh signifikan antara persepsi pasangan suami
istri terhadap fertilitas sejalan dengan penelitian Adi (2013) yaitu, persepsi pasangan suami
istri (keinginan memiliki anak) memiliki pengaruh yang signifikan .
Karena persepsi tentang nilai anak akan dapat mempengaruhi jumlah anak yang
dinginkan atau dimiliki. Apabila keinginan memiliki anak bertambah atau naik, maka akan
menyebabkan naiknya fertilitas. Adanya pengaruh antara persepsi pasangan suami istri
terhadap fertilitas sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Richard A. Easterlin dalam
Lucas, (1988:112), dalam penelitianya yang berjudul “An Economic Framework For
Fertility Analisis” menekankan bahwa fertilitas terutama ditentukan melalui satu atau lebih
unsur – unsur utama yang bekerja mempengaruhi fertilitas melalui satu atau lebih faktor
berikut :(1) keinginan akan anak (the demand for children), (2) potensi untuk melahirkan
anak, apabila tidak ada kontrol fertilitas, dan (3) biaya dalam pengaturan fertilitas.

158
2. Pengaruh Persepsi Tentang Pelayanan Kesehatan Terhadap Fertilitas
Menurut persepsi masyarakat Tambaksari tentang layanan kesehatan yang diolah
dengan menggunakan analisis cluster, didapatkan bahwa variabel persepsi pelayanan
kesehatan tidak berpengaruh signifikan terhadap fertilitas di Kecamatan Tambaksari.
Dimana variabel persepsi pelayanan kesehatan mempunyai nilai F yang rendah yaitu 5,733
dan signifikan (S) 0,51 yang tidak lebih kecil dibandingkan dengan 0.05.
Tidak adanya pengaruh yang signifikan antara persepsi pelayanan kesehatan dengan
fertilitas hal ini dikarenakan persepsi pelayanan kesehatan merupakan persepsi atau
pendapat masyarakat mengenai fasilitas kesehatan yang ada di daerah mereka. Baik atau
tidaknya fasilitas dan pelayanan kesehatan yang ada secara langsung berhubungan dengan
kesehatan ibu dan bayi serta penurunan angka kematian bayi dengan persalinan yang baik
sehingga ibu dan bayi dapat ditangani dengan baik, namun persepsi tentang pelayanan
kesehatan tidak berhubungan secara langsung terhadap fertilitas atau jumlah anak yang
diinginkan atau dimilki.
3. Pengaruh Persepsi Tentang Pendapatan Terhadap Fertilitas
Menurut persepsi masyarakat Tambaksari tentang pendapatan yang telah diolah
dengan menggunakan analisis cluster, didapatkan bahwa pendapatan tidak berpengaruh
signifikan terhadap fertilitas di Kecamatan Tambaksari. Dimana variabel persepsi tentang
pendapatan mempunyai nilai F yang rendah 0.724 dan signifikan (S) 0,529 yang lebih besar
dibandingkan dengan 0.05.
Persepsi tentang pendapatan merupakan persepsi atau pendapat masyarakat
Tambaksari mengenai adakah pengaruh antara pendapatan orang tua terhadap jumlah anak
yang dimiliki.
Terdapat teori yang mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendapatan orang
tua maka jumlah anak yang dimiliki akan semakin sedikit, demikian pula dengan semakin
rendah tingkat pendapatan orang tua maka jumlah anak yang dimiliki semakin banyak. Saat
dilakukan penelitian ternyata tidak ada pengaruh yang signifikan antara persepsi tentang
pendapatan terhadap fertilitas.
Tidak ada pengaruh yang signifikan antara pendapatan terhadap fertilitas, apabila
pendapatan naik maka banyaknya anak yang dimiliki juga bertambah. Jadi hubungan antara
pendapatan dan fertilitas adalah positif.

159
4. Pengaruh Persepsi Tentang Pendidikan Terhadap Fertilitas
Pendidikan merupakan transformasi ilmu pengetahuan dan budaya yang dapat
merubah sikap atau nilai yang sudah berlaku dalam masyarakat. Karena semakin tinggi
mereka memperoleh pendidikan, mereka dapat menilai mana yang benar dan mana yang
salah.
Menurut persepsi masyarakat tentang pendidikan yang telah diolah dengan
menggunakan analisis cluster, didapatkan bahwa pendidikan tidak berpengaruh signifikan
terhadap fertilitas di Kecamatan Tambaksari. Dimana variabel persepsi pendidikan
mempunyai nilai F yang rendah 0.724 dansignifikan (S) 0,529 yang lebih besar
dibandingkan dengan 0.05. Menurut persepsi masyarakat yang digunakan untuk penelitian
tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua terhadap fertilitas. Dimana jumlah
anak yang diinginkan atau dimilki tidak ada hubungan dengan tinggi atau rendahnya tingkat
pendidikan yang pernah ditempuh oleh orang tua.
Sehingga persepsi tentang pendidikan tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap fertilitas. Tidak adanya hubungan antara pendidikan terhadap fertilitas
berdasarkan persepsi masyarakat Tambaksari ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh
Holsinger dan Kasarda dalam David Lucas, (1987:69), meskipun kenaikan tingkat
pendidikan menghasilkan tingkat kelahiran yang lebih rendah, tetapi hubungan antara
kedua variabel ini belum benar – benar terbukti.
Pendidikan jelas mempengaruhi usia kawin, karena pelajar dan mahasiswa pada
umumnya berstatus bujangan. Lagi pula jika pendidikan meningkat, maka pemakaian alat
kontrasepsi juga meningkat. Tidak adanya pengaruh signifikan antara pendidikan terhadap
fertilitas menurut persepsi masyarakat Tambaksari bertolak belakang dengan teori yang
disampaikan oleh Hawthorn dalam David Lucas, (1987:69), menyatakan bahwa dalam
semua masyarakat, kesadaran akan pembatasan kelahiran memang tergantung pada latar
belakang daerah kota atau tempat tinggal, pendidikan, dan penghasilan. Pendidikan yang
kuat pengaruhnya terhadap variabel – variabel pengaruh lainya, seperti sikap terhadap
besarnya keluarga ideal, dan nilai anak.

160
5. Pengaruh Persepsi Tentang Optimalisasi KB Terhadap Fertilitas
Optimalisasi KB yaitu cara-cara yang dilakukan oleh petugas dalam memberikan
pengetahuan ber-KB kepada masyarakat.Pengertian KB menurut WHO adalah upaya untuk
menghindari kelahiran yang tidak diinginkan dengan mengatur interval diantara kelahiran
dan mengontrol waktu kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri sehigga dapat
menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hartanto, 2004 dalam Primadani 2011:21).
Menurut persepsi masyarakat tentang optimalisasi KB yang telah diolah dengan
menggunakan analisis cluster, didapatkan bahwa Optimalisasi KB berpengaruh signifikan
terhadap fertilitas. Dimana variabel persepsi tentang optimalisasi KB mempunyai nilai F
yang tinggi, yaitu 14.194dansignifikan (S)0,04 yang lebih rendah dibandingkan dengan
0.05. Adanya hubungan signifikan antara optimalisasi, dimana Program KB diyakini telah
berkontribusi terhadap penurunan tingkat kelahiran dan tingkat kematian, yang selanjutnya
mengakibatkan penurunan tingkat pertumbuhan penduduk, terutama di negara – negara
berkembang, termasuk Indonesia. Selanjutnya, di negara – negara dengan tingkat kelahiran
dan tingkat kematian tinggi, akses terhadap informasi dan pelayanan KB dianggap penting,
dalam upaya pencapaian tujuan pembangunan milinium (millenniumdevelopment goals –
MDGS), terutama tujuan penurunan kemiskinan dan penurunan tingkat kematian ibu dan
anak usia balita.
6. Pengaruh Persepsi Tentag Umur Kawin Pertama Terhadap Fertilitas
Menurut persepsi masyarakat tentang umur kawin pertama yang telah diolah
dengan menggunakan analisis cluster, didapatkan bahwa umur kawin pertama tidak
berpengaruh signifikan terhadap fertilitas. Dimana variabel persepsi umur kawin pertama
mempunyai nilai F yang rendah 2,391dansignifikan (S)0,187 yang lebih besar
dibandingkan dengan 0.05.
Menurut persepsi dan pendapat masyarakat tidak ada hubungan antara umur kawin
pertama terhadap fertilitas. Jumlah anak yang diinginkan atau dimilki seseorang tidak ada
hubungan dengan tua atau muda umur kawin pertama orang tua. Walaupun terdapat
anggapan yang mengatakan bahwa semakin muda seseorang melakukan pernikahan maka
akan semakin meningkat pula kesempatan untuk memiliki anak, begitupun sebaliknya
semakin tua usia seseorang melakukan pernikahan maka semakin sedikit pula kesempatan
untuk memiliki anak.
Namun dari penelitian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan dimana persepsi
tentang umur kawin pertama tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap fertilitas.
Tidak adanya pengaruh antara umur kawin pertama terhadap fertilitas menurut persepsi
masyarakat.

161
Pada umumnya masyarakat yang usia perkawinanya muda mempunyai fertilitas
tinggi, karena jenjang waktu untuk reproduksi atau melahirkan menjadi lebih panjang.
Selain itu tidak adanya pengaruh antara umur kawin pertama dan fertilitas menurut persepsi
masyarakat Tambaksari juga bertolak belakang dengan pendapat yang dikemukakan oleh
Weeks(dalam Abdul Azis Razake, 1988:112), dimanakaitan erat antara usia memulai
hubungan seks (perkawinan) dengan fertilitas ialah jumlah waktu atau kesempatan untuk
melahirkan dan usia wanita pada waktu melahirkan anaknya yang pertama.
Terdapat bukti bahwa wanita yang kawin lebih muda memiliki jumlah anak yang
lebih banyak daripada mereka yang kawin lebih tua. Makin lanjut usia kawin wanita, makin
sedikit jumlah anak yang diperoleh.

162
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Tingginya Fertilitas
Di Kecamatan Tambaksari Kota Surabaya

Ika Ary Sulistyaningsih


Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, ika_arye@yahoo.com
Dr. Bambang Sigit Widodo, M.Pd
Dosen Pembimbing Mahasiswa

Abstrak
Laju pertumbuhan pendudukditentukan oleh tingkat kelahiran dan kematian. Kota Surabaya termasuk dalam wilayah
Provinsi Jawa Timur yang memiliki jumlah penduduk terbesar yaitu 2.791.761 jiwa, Kecamatan Tambaksari merupakan
kecamatan dalam wilayah Kota Surabaya yang memiliki CBR (Crude Birth Rate) atau angka kelahiran kasar tinggi yaitu,
18,87 atau 18, artinya dalam waktu satu tahun terdapat 18 bayi lahir hidup per 1000 penduduk. serta selama periode tahun
2008 – 2012 Kecamatan Tambaksari memiliki jumlah peserta KB aktif terbanyak. Namun peningkatan partisipasi masyarakat
terhadap KB tidak dapat menurunkan fertilitas yang ada di Kecamatan Tambaksari. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya fertilitas di Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya.
Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan rancangan Cross Sectional. Subyek kasus adalah semua
pasangan suami istri (PASUTRI) yang berusia produktif. Karena pada usia tersebut pasangan suami istri tersebut memiliki
kemungkinan besar untuk memiliki anak.Jumlah responden adalah 398 orang. Pengambilan data dilakukan dengan cara
menyebarkan instrumen penelitian yang berupa angket. Data yang diperoleh diuji menggunakan analisis cluster. Hasil
penelitian melalui analisis cluster diketahui bahwa Kelurahan Pacar Keling, Kapas Madya Baru dan Dukuh Setro masuk
dalam cluster pertama. Kelurahan Rangkah dan Gading masuk dalam cluster kedua, dan Kelurahan Pacar Kembang, Ploso
dan Tambak Sari masuk dalam cluster tiga. Selain itu dengan melihat tabel Anova diketahui bahwa variabel persepsi
pasangan suami istri berpengaruh signifikan terhadap fertilitas di Kecamatan Tambaksari dengan nilai F tinggi 19.515 dan
signifikan (S) 0,00 < 0.05.Variabel perepsi tentang pelayanan kesehatan tidak berpengaruh terhadap fertilitas di Kecamatan
Tambaksari dengan nilai F rendah 5,733 dan signifikan (S) 0,51 > 0,05. Variabel persepsi tentang pendapatan tidak
berpengaruh terhadap fertilitas di Kecamatan Tambaksari dengan nilai F rendah 0.724 dan signifikan (S) 0,529 >0.05.
Variabel persepsi tentang pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap fertilitas di Kecamatan Tambaksari dengan nilai
F rendah 4.853 dan signifikan (S) 0.067 > 0.05. Variabel persepsi tentang optimalisasi KB berpengaruh signifikan terhadap
fertilitas di Kecamatan Tambaksari dengan nilai F tinggi 14.194 dan signifikan (S) 0,04 < 0.05.Variabel persepsi tentang
umur kawin pertama tidak berpengaruh signifikan terhadap fertilitas di Kecamatan Tambaksari dengan nilai F rendah 2,391
dan signifikan (S) 0,187 > 0.05.

Kata kunci:Fertilitas, analisis cluster.

Abstract

Population growth rate is determined by the level of birth and death. Surabaya belongs to the largest population
growth in East Java province with the total numbers of 2,791,761 citizens. Tambaksari District is a district in Surabaya
which has a CBR (Crude Birth Rate) or high crude birth rate i.e., 18.87 or 18, it means within one year there were 18 births
per 1,000 populations, as well as during the period 2008-2012 Tambaksari District has the highest number of active FP.
However, the increasing participation to the family planning cannot lower the fertility in Tambaksari. This study aimed to
analyze the factors that influence fertility in Tambaksari, Surabaya.
This study used an analytic survey with cross sectional design. The subject of the case is all couples (couples) in
productive age due to they are most likely to have children. The number of respondents was 398 people. Data were collected
by means of disseminating research instrument in the form of a questionnaire. The data obtained were tested using cluster
analysis.The research results through cluster analysis known that the Pacar Keling village, Kapas Madya Baru, and Dukuh
Setro included to the first cluster. Rangkah and Gading village belonged to the second cluster, and the Pacar Kembang
village, Ploso and Tambak Sari belonged to the third cluster. Additionally, by seeing ANOVA table analysis, it was known
that spouses variable significantly affect on fertility in Tambaksari with a high value of 19 515 and a significant F (S) 0.00
<0.05. Perception on the health care variable has no effect on the fertility in Tambaksari with a low value of 5.733 and a
significant F (S) 0.51> 0.05. Perception of the income variable has no effect on fertility in Sub Tambaksari with low F value
0724 and significant (S) 0.529> 0.05. Perception of education variable has no significant effect on fertility in Tambaksari
with low F value 4.853and significant (S) 0.067> 0.05. Perception of optimization FP variable significantly affect on the
fertility in Tambaksari with high F values 14194 and significant (S) 0.04 <0.05. Perceptions about age at first marriage
variable has no significant effect on fertility in Tambaksari with low F value 2.391 and significant (S) 0.187> 0.05.

Keywords:fertility, cluster analysis.

163
Pendidikan orang tua (kepala keluarga) di
PENDAHULUAN
Kecamatan Tambaksari dapat dikategorikan menjadi,
Laju pertumbuhan penduduk (growth rate)
21% atau 41.729 jiwa tidak tamat SD, 38% atau
ditentukan oleh tingkat kelahiran dan
74.788 jiwa tamat SD – SLTP, 29% atau 57.656 jiwa
kematian.Tingkat kelahiran kasar (crude birth rate)
tamat SLTA, dan sisanya sebesar 12% atau
dan angka kematian kasar (crude death rate) masing
23.442 jiwa tamatan akademi atau universitas
– masing menunjukkan jumlah kelahiran hidup dan
(BPS,2013).
kematian per 1.000 penduduk per tahun. Dengan
Kecamatan Tambaksari memiliki jumlah
demikian ada empat kemungkinan dari dua variabel
paguyuban KB sebanyak 86 paguyuban dan enam
ini, yaitu (1)Tingkat kelahiran tinggi dan tingkat
petugas lapangan keluarga berencana (PLKB). Pada
kematian tinggi, (2)Tingkat kelahiran tinggi dan
tahun 2012 Kecamatan Tambaksari memiliki jumlah
tingkat kematian rendah, (3)Tingkat kelahiran dan
pasangan usia subur (PUS) yang berusia 15 – 49
kematian rendah, (4)Tingkat kelahiran rendah dan
tahun sebanyak 74.722 jiwa. Dan wanita usia subur
tingkat kematian tinggi (Sulistyawati,2012:1).
(15 – 49 tahun) sebanyak 69.476 jiwa. Jumlah
Kota Surabaya termasuk dalam wilayah
pengguna aseptor baru KB di Kecamatan Tambaksari
Provinsi Jawa Timur yang memiliki jumlah penduduk
selama periode 2011 – 2012 juga mengalami
terbesar yaitu 2.791.761 jiwa, yang diikuti Kota
kenaikan 2% dari 43.258 jiwa menjadi
Malang dengan jumlah 2.473.612 jiwa, dan
44.178 jiwa (informasi data pokok kota Surabaya
Kabupaten Jember dengan jumlah 2.355.285 jiwa.
tahun 2012).
Kota Surabaya juga memiliki kepadatan penduduk
Selama periode tahun 2008 – 2012 jumlah
tertinggi yaitu 8.459 jiwa per 1 km2 (BPS Jawa
peserta KB aktif Kecamatan Tambaksari mengalami
Timur, 2013). Kecamatan Tambaksari merupakan
peningkatan. Berikut diagram yang menunjukan
salah satu kecamatan di wilayah Surabaya Timur,
peningkatan peserta KB aktif Kecamatan Tambaksari
yang pada tahun 2012 memiliki nilai CBR yang
selama periode tahun2008-2012.
tinggi, dapat dilihat dalam tabel berikut:
Grafik 1 jumlah peserta KB aktif Kecamatan
Tabel 1 Jumlah kelahiran per kecamatan, Kota Tambaksari periode tahun2008-2012
Surabaya Tahun 2012.
Kecamatan Jumlah CBR
Kelahiran
Tegalsari 1.245 10,71
Genteng 688 10,06
Bubutan 1.400 12,15
Simokerto 1.297 12,15
Pabean Cantikan 987 10,66
Semampir 2.901 14,12
Krembangan 1.491 11,50
Kenjeran 2.157 14,20
Bulak 621 14,87
Tambaksari 4.407 18,87
Gubeng 1.722 11,17 Sumber: BPS 2013
Rungkut 1.436 13,30
Tenggilis Mejoyo 756 13,16 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Gunung Anyar 743 13,86 mengetahui kelurahan manakah dalam wilayah
Sukolilo 1.526 13,71
Mulyorejo 1.234 14,00 Kecamatan Tambaksari yang akan masuk ke dalam
Sawahan 3.008 13,07 cluster – cluster yang memiliki kesamaan
wonokromo 2.186 11,37 karakteristik mengenai faktor – faktor yang
karangpilang 845 10,94 mempengaruhi fertilitas di Kecamatan Tambaksari,
Dukuh Pakis 838 13,26
Wiyung 912 13,26 serta untuk mengetahui faktor apakah yang signifikan
Wonocolo 998 11,76 mempengaruhi fertilitas di Kecamatan Tambaksari.
Gayungan 531 10,82
Jambangan 638 13,76
METODE PENELITIAN
Tandes 1.407 14,43
Sukomanunggal 1.377 13,06 Jenis penelitian yang digunakan adalah
Asemrowo 677 14,84 penelitian survei dan rancangan penelitian
Benowo 858 15,63
menggunakan Cross Sectional. lokasi penelitian
Lakarsantri 908 16,29
Pakal 733 15,16 berada di Kecamatan Tambaksari Kota Surabaya.
Sambikerep 936 15,66 Penentuan lokasi penelitian ini dikarenakan
Jumlah 41.463 Kecamatan Tambaksari pada tahun 2012 memiliki
Sumber:BPS Surabaya 2013 CBR tinggi, selain itu pada tahun 2012 Kecamatan
Tambaksari memiliki jumlah pengguna atau

164
akseptor KB terbanyak diantara kecamatan lain di diambil benar – benar bisa mewakili populasi yang
wilayah Kota Surabaya. ada. (2) Uji Multikolonieritas.
Subjek penelitian meliputi semua pasangan
HASIL PENELITIAN
suami istri (PASUTRI)yang berusia produktif.
Analisis cluster yang diggunakan untuk
Karena pada usia produktif pasangan suami istri
menganalisis 8 kelurahan di Kecamatan Tambaksari
tersebut memiliki kemungkinan besar untuk memiliki
tentang faktor – faktor yang mempegaruhi tingginya
anak. Populasi dalam penelitian ini berjumlah74.722
fertilitas menggunakan Metode non Hirarki atau K-
jiwa. Perhitungan sampel dalam penelitian ini
Means Cluster dengan cluster berjumlah 3. Metode
menggunakan random sampling sehingga sampel
ini merupakan metode pengelompokkan obyek
dalam penelitian ini berjumlah 398 responden.
(dalam hal ini kelurahan). Jadi kelurahan yang berada
Penentuan anggota sampel dalam penelitian ini
dalam satu kelas atau Cluster mempunyai kesamaan
menggunakan purposif samplingyang dimaksudkan
karakteristik tentang faktor – faktor yang
agar jumlah pasangan suami istri usia produktif setiap
mempengaruhi tingginya tingkat fertilitas di
kelurahan yang ada di Kecamatan Tambaksari yang
Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya. Berikut hasil
diambil sebagai sampel menjadi seimbang. Untuk
analisis pembentukan cluster berdasarkan kemiripan
lebih jelas jumlah sampel tiap kelurahan di
faktor yang mempengaruhi fertilitas di tiap kelurahan
Kecamatan Tambaksari dapat dilihat pada tabel
yang ada di Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya
berikut:
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2 Jumlah Sampel Tiap Kelurahan
Tabel 3 Pengelompokkan Kelurahan Berdasarkan
Kelurahan Sampel Proposional Karakteristik Dan kemiripan
Pacar Keling 43 Kelurahan Cluster Jarak
Pacar Kembang 83
Pacar Keling 1 2,476
ploso 63
Pacar Kembang 3 0,833
Tambak Sari 37
Ploso 3 1,041
Rangkah 41
Tambak Sari 3 0,794
Gading 44
Rangkah 2 0,517
Kapas Madya Baru 59
Gading 2 0,505
Dukuh Setro 28
Kapas Madya Baru 1 1,629
Total Keseluruhan Sampel 39 Dukuh Setro 1 1,669
Sumber: Data primer 2014 Sumber: data primer 2014 (diolah SPSS)

Teknik pengumpulan data yang digunakan Dari tabel 3 maka dapat disimpulkan bahwa
berupa kuesioner (Angket). Penilaian pada setiap Kelurahan Pacar Keling, Kapas Madya Baru dan
pernyataan dalam angket menggunakan skala likert, Dukuh Setro masuk ke dalam cluster pertama.
dengan ketentuan: A. Pernyataan positif: Kelurahan Rangkah dan Gading masuk ke dalam
a. Sangat Setuju =4 cluster kedua. Dan Kelurahan Pacar Kembang, Ploso
b. Setuju =3 dan Tambak Sari masuk ke dalam cluster ketiga.
c. Tidak setuju =2 Berikut merupakan tabel hasil analisis cluster yang
d. Sangat Tidak Setuju =1 digunakan untuk mentafsirkan cluster – cluster yang
B. Pernyataan negatif: terbentuk:
a. Sangat Setuju =1 Tabel 4 Final Cluster Centers
b. Setuju =2 Cluster
c. Tidak Setuju =3 1 2 3
d. Sangat Tidak Setuju = 4 Zscore: persepsi pasutri -.66722 -.70706 1.12532
Zscore: persepsi pelayanan
Teknik analisis datadalam penelitian ini kesehatan -.31905 2.06404 -.26262
menggunakan analisis cluster dengan menggunakan Zscore: persepsi pendapatan -.43903 .28912 .48900
metode Non – Hierarki, dengan cluster berjumlah 3. Zscore: persepsi pendidikan -.70356 1.40711 .46904
Zscore: persepsi optimalisasi
Dasar pemilihan metode non – hierarki yaitu, sampel KB
.33450 -2.13027 .26408
yang diambil besardan jumlah variabel penelitian Zscore: persepsi umur kawin
pertama .60184 -1.22876 -.39287
juga banyak. Tujuan utama analisis cluster ialah
Sumber: Data Primer, 2014 (diolah SPSS)
mengklasifikasikan objek (dalam penelitian ini
Angka yang terdapat pada tabel 4 terkait dengan
kelurahan – kelurahan yang ada di Kecamatan
proses standardisasi data sebelumnya yang mengacu
Tambaksari) kedalam kelompok – kelompok yang pada angka Z skor, dengan ketentuan, nilai (-) pada
memiliki kesamaan karakteristik (dalam penelitian ini masing-masing variabel berarti variabel tersebut
faktor yang menyebabkan tingginya fertilitas di berada dibawah rata-rata total faktor-faktor yang
Kecamatan Tambaksari). Asumsi yang dipakai dalam mempengaruhi tingginya fertilitas. Nilai (+) pada
analisis cluster yaitu: (1) Sampel yang masing-masing variabel berarti variabel tersebut

165
berada diatas rata-rata total faktor-faktor yang Tambaksari berdasarkan kemiripan dan
mempengaruhi tingginya fertilitas. Dari proses karakteristiknya dapat dilihat pada tabel berikut:
cluster, terjadi 3 cluster atau 3 kelompok responden
yang masing - masing kelompok tentunya Tabel 5 Preferensi Variabel Di Setiap Cluster
mempunyai ciri yang berbeda satu dengan yang lain. Cluster Variabel Variabel Variabel Yang
Yang Harus Yang Harus baik (Z positif)
Perbedaan bisa ditelusuri per variabel, dengan dasar Diperhatikan Diperhatikan
interpretasi berdasar tanda + dan – serta besaran (Z Negatif) (Z Positif tapi
angka itu sendiri. nilainya
kecil)
Cluster 1: Persepsi Persepsi
A. Tafsiran setiap cluster Pacar pasangangan optimalisasi
1. Pada cluster 1 Keling, suami istri, KB, Persepsi
Kapas persepsi umur kawin -
Variabel persepsi pasutri, persepsi pelayanan Madya pelayanan pertama
kesehatan, persepsi pendapatan, dan persepsi Baru, kesehatan, Persepsi
Dukuh persepsi Pendapatan
pendidikan mempunyai nilai di bawah rata-rata total Setro pendapatan,
faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya fertilitas, persepsi
karena nilai Z skornya (-). Sehingga variabel-variabel pendidikan

tersebut menjadi variabel yang harus diperhatikan Cluster 2: Persepsi Persepsi Persepsi
untuk perbaikan faktor-faktor yang mempengaruhi Rangkah, pasangangan Pendapatan, Pelayanan
Gading suami istri, Kesehatan,
tingginya fertilitas. Persepsi Persepsi
Sedangkan variabel persepsi tentang optimalisasi Pendidikan
KB, Persepsi
optimalisasi KB dan persepsi tentang umur kawin umur kawin
pertama merupakan variabel yang masih perlu pertama
diperhatikan karena meskipun nilai Z skornya (+) Cluster 3: Persepsi Persepsi Persepsi
tetapi masih sangat kecil karena kurang dari 1, yaitu Pacar Pelayanan Pendidikan Pasutri
. 0.33450 dan 0.60184. Kelurahan yang berada pada Kembang, Kesehatan dan Persepsi
Ploso, dan Persepsi Optimalisasi
cluster 1 adalah Pacar Keling, Kapas Madya Baru, Tambak Umur Kawin KB
dan Dukuh Setro. Sari Pertama

2. Pada cluster 2 Sumber: Data Primer 2014


Pada cluster 2 ada 3 variabel yang mempunyai
B. ANOVA
nilai Z skor (+) dan juga sudah ada peningkatan dari
ANOVA dipakai untuk melihat perbedaan
cluster 1. Dan ada beberapa variabel yang
variabel – variabel pada tiap cluster yang terbentuk.
mempunyai nilai Z skornya yang lebih dari 1.
Secara umum menurut persepsi masyarakat variabel-
Variabel tersebut adalah persepsi tentang pelayanan
variabel tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan dan persepsi tentang pendidikan. Variabel
tingginya fertilitas dapat dilihat pada tabel ANOVA
pada cluster ini dapat dikatakan cukup baik, namun
berikut ini.
karena pada cluster ini variabel yang memiliki nilai Z
Tabel 6 ANOVA
skornya (-) masih 50%. Sehingga masih perlu
Cluster Error
diperhatikan. Kelurahan yang termasuk dalam cluster Zscore Mean F Sig
Mean df df
2 yaitu, Rangkah dan Gading. Square
persepsi
4,070 2 0,104 5 19,515 0,000
3. Pada cluster 3 PASUTRI
persepsi
Pada cluster 3 hampir semua variabel
pelayanan 2,437 2 0,425 5 5,933 0,051
mempunyai nilai Z skor (+). Variabel tersebut adalah kesehatan
persepsi pasutri, persepsi tentang pendapatan, persepsi
0,789 2 1,086 5 0,724 0,529
persepsi tentang pendidikan, dan persepsi tentang pendapatan
optimalisasi KB. Ini berarti bahwa variabel-variabel persepsi
2,310 2 0,476 5 4,853 0,067
pendidikan
tersebut menurut masyarakat sudah cukup bagus
persepsi
untuk meminimalisasi faktor-faktor yang dapat optimalisasi 3,040 2 0,184 5 14,194 0,004
mempengaruhi tingginya fertilitas. Sedangkan KB
variabel persepsi tentang pelayanan kesehatan dan persepsi
umur kawin 1,711 2 0,716 5 2,391 0,187
persepsi tentang umur kawin pertama memiliki Z skor
pertama
bernilai (-) sehingga masih sangat perlu diperhatikan. s
umber: Data Primer 2014(diolah SPSS)
Kelurahan-kelurahan yang termasuk dalam clusster 3
yaitu, Pacar Kembang, Ploso dan Tambak Sari. Variabel yang mempunyai nilai F yang tinggi
Dari hasil analisis cluster di atas dapat dan signifikan yang sangat kecil dibandingkan
disimpulkan bahwa variabel yang harus diperbaiki dengan 0.05, merupakan variabel yang signifikan
dari masing-masing kelurahan di Kecamatan dalam membentuk cluster-cluster kelurahan di

166
Kecamatan Tambaksari. Adapun variabel-variabel Kelurahan Pacar Kembang, Kelurahan Ploso dan
yang signifikan dalam membentuk cluster- cluster Kelurahan Tambak Sari masuk dalam cluster ketiga.
Dimana cluster-cluster yang terbentuk tersebut
tersebut adalah Persepsi Pasutri, dan persepsi
memiliki kemiripan atau kesamaan terhadap faktor-
Optimalisasi KB.
faktor yang mempengaruhi tingginya fertilitas di
C. Uji Multikolonieritas Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya. Variabel –
Hasil analisis cluster dan tabel anova variabel yang signifikan dalam membentuk cluster –
menghasilkan pengaruh yang signifikan dari hasil cluster tersebut adalah variabel persepsi pasangan
pengujian tersebut, sebenarnya sudah dapat suami istri dan variabel persepsi tentang optimalisasi
diggunakan untuk menentukan bahwa analisis cluster KB. Sedangkan variabel lainya seperti persepsi
dan anova yang diperoleh dapat menjelaskan keadaan tentang pelayanan kesehatan, persepsi tentang
sesungguhnya. pendapatan, persepsi tentang pendidikan, dan
Namun untuk menjelaskan dan memperkuat persepsi tentang umur kawin pertama merupakan
pengaruh dari hasil analisis cluster yang diperoleh variabel – variabel yang tidak signifikan dalam
maka diperlukan uji asumsi yang ada dalam analisis membentuk cluster – cluster tersebut.
cluster, pengujian asumsi tersebut menggunakan uji
multikolonieritas sebagai berikut. 1. Pengaruh Persepsi Pasangan Suami Istri
Uji multikolinieritas bertujuan untuk Terhadap Fertilitas
mengetahui ada tidaknya korelasi antar variabel, Persepsi tentang nilai anak akan dapat
dapat diketahui dengan melihat nilai VIF (Variance mempengaruhi jumlah anak yang diinginkan atau
Inflation Factor) masing- masing variabel. Apabila dimiliki. Sebagian orang berpendapat bahwa jumlah
nilai VIF dari suatu variabel < 10 maka variabel anak yang banyak dapat merupakan aset keluarga
tersebut dinyatakan tidak terdapat indikasi adanya yang menguntungkan karena dapat diharapkan untuk
multikolinieritas. Dari hasil perhitungan diperoleh membantu keluarga, khususnya di bidang ekonomi.
nilai VIF untuk masing-masing variabel sebagai Akan tetapi sebagian orang berpendapat sebaliknya,
berikut: `yaitu anak hanyalah merupakan beban ekonomi
keluarga yang tidak ringan. Tidak dapat dipungkiri
Tabel 7 Hasil Uji Multikolonieritas bahwa banyaknya anak akan menyebabkan juga
Variabel Tolerance VIF banyaknya waktu, tenaga, dan biaya yang
Persepsi pasangan 0,426 2,349 dikeluarkan sebagai kewajibanan rasa tanggung
suami istri jawab orang tua (Ichwanudin, 2013: 25).
Persepsi tentang 0,152 6,588 Berdasarkan hasil analisis cluster yang
layanan kesehatan
Persepsi tentang 0,259 3,858 dilakukan di Kecamatan Tambaksari, didapatkan
pendapatan bahwa variabel persepsi pasangan suami istri
Persepsi tentang 0,102 9,325 berpengaruh signifikan terhadap fertilitas di
pendidikan
Kecamatan Tambaksari. Dimana variabel persepsi
Persepsi tentang 0,106 9,400
optimalisasi KB pasangan suami istri mempunyai nilai F yang tinggi
Persepsi tentang 0,256 3,903 19.515 dan signifikan (S) 0,00 yang lebih kecil
umur kawin dibandingkan dengan 0.05.
pertama
Adanya pengaruh signifikan antara persepsi
Sumber:data primer, 2014 (diolah SPSS)
pasangan suami istri terhadap fertilitas sejalan dengan
penelitian Adi (2013) yaitu, persepsi pasangan suami
Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa
istri (keinginan memiliki anak) memiliki pengaruh
variabel persepsi pasangan suami istri, persepsi
yang signifikan . Karena persepsi tentang nilai anak
tentang layanan kesehatan, persepsi tentang
akan dapat mempengaruhi jumlah anak yang
pendapatan, persepsi tentang pendidikan, persepsi
dinginkan atau dimiliki. Apabila keinginan memiliki
tentang optimalisasi KB, persepsi tentang usia kawin
anak bertambah atau naik, maka akan menyebabkan
pertama menghasilkan nilai VIF <10 berarti dalam
naiknya fertilitas.
penelitian ini tidak terjadi multikolinieritas.
Adanya pengaruh antara persepsi pasangan
PEMBAHASAN suami istri terhadap fertilitas sesuai dengan teori yang
Dari hasil analisis dengan menggunakan analisis dikemukakan oleh Richard A. Easterlin dalam Lucas,
cluster, kelurahan-kelurahan yang ada di Kecamatan (1988:112), dalam penelitianya yang berjudul “An
Tambaksari, Kota Surabaya dapat di clusterkan atau Economic Framework For Fertility Analisis”
dikelompokkan menjadi 3 cluster, yaitu: Kelurahan menekankan bahwa fertilitas terutama ditentukan
Pacar Keling, KelurahanKapas Madya Baru dan
melalui satu atau lebih unsur – unsur utama yang
Kelurahan Dukuh Setro masuk dalam cluster
pertama. Kelurahan Rangkah dan Kelurahan Gading bekerja mempengaruhi fertilitas melalui satu atau
masuk dalam cluster kedua, dan lebih faktor berikut :(1) keinginan akan anak (the

167
demand for children), (2) potensi untuk melahirkan hubungan antara pendapatan dan fertilitas adalah
anak, apabila tidak ada kontrol fertilitas, dan (3) biaya positif.
dalam pengaturan fertilitas. 4. Pengaruh Persepsi Tentang Pendidikan
2. Pengaruh Persepsi Tentang Pelayanan Terhadap Fertilitas
Kesehatan Terhadap Fertilitas Pendidikan merupakan transformasi ilmu
Menurut persepsi masyarakat Tambaksari pengetahuan dan budaya yang dapat merubah sikap
tentang layanan kesehatan yang diolah dengan atau nilai yang sudah berlaku dalam masyarakat.
menggunakan analisis cluster, didapatkan bahwa Karena semakin tinggi mereka memperoleh
variabel persepsi pelayanan kesehatan tidak pendidikan, mereka dapat menilai mana yang benar
berpengaruh signifikan terhadap fertilitas di dan mana yang salah.
Kecamatan Tambaksari. Dimana variabel persepsi Menurut persepsi masyarakat Tambaksari
pelayanan kesehatan mempunyai nilai F yang rendah tentang pendidikan yang telah diolah dengan
yaitu 5,733 dan signifikan (S) 0,51 yang tidak lebih menggunakan analisis cluster, didapatkan bahwa
kecil dibandingkan dengan 0.05. pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap
Tidak adanya pengaruh yang signifikan antara fertilitas di Kecamatan Tambaksari. Dimana variabel
persepsi pelayanan kesehatan dengan fertilitas hal ini persepsi pendidikan mempunyai nilai F yang rendah
dikarenakan persepsi pelayanan kesehatan 0.724 dansignifikan (S) 0,529 yang lebih besar
merupakan persepsi atau pendapat masyarakat dibandingkan dengan 0.05.
mengenai fasilitas kesehatan yang ada di daerah Menurut persepsi masyarakat Tambaksari tidak
mereka. Baik atau tidaknya fasilitas dan pelayanan ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua
kesehatan yang ada secara langsung berhubungan terhadap fertilitas. Dimana jumlah anak yang
dengan kesehatan ibu dan bayi serta penurunan angka diinginkan atau dimilki tidak ada hubungan dengan
kematian bayi dengan persalinan yang baik sehingga tinggi atau rendahnya tingkat pendidikan yang pernah
ibu dan bayi dapat ditangani dengan baik, namun ditempuh oleh orang tua. Sehingga persepsi tentang
persepsi tentang pelayanan kesehatan tidak pendidikan tidak memiliki pengaruh yang signifikan
berhubungan secara langsung terhadap fertilitas atau terhadap fertilitas.
jumlah anak yang diinginkan atau dimilki. Tidak adanya hubungan antara pendidikan
3. Pengaruh Persepsi Tentang Pendapatan terhadap fertilitas berdasarkan persepsi masyarakat
Terhadap Fertilitas Tambaksari ini sesuai dengan teori yang dinyatakan
Menurut persepsi masyarakat Tambaksari oleh Holsinger dan Kasarda dalam David Lucas,
tentang pendapatan yang telah diolah dengan (1987:69), meskipun kenaikan tingkat pendidikan
menggunakan analisis cluster, didapatkan bahwa menghasilkan tingkat kelahiran yang lebih rendah,
pendapatan tidak berpengaruh signifikan terhadap tetapi hubungan antara kedua variabel ini belum
fertilitas di Kecamatan Tambaksari. Dimana variabel benar – benar terbukti. Pendidikan jelas
persepsi tentang pendapatan mempunyai nilai F yang mempengaruhi usia kawin, karena pelajar dan
rendah 0.724 dan signifikan (S) 0,529 yang lebih mahasiswa pada umumnya berstatus bujangan. Lagi
besar dibandingkan dengan 0.05. pula jika pendidikan meningkat, maka pemakaian alat
Persepsi tentang pendapatan merupakan kontrasepsi juga meningkat.
persepsi atau pendapat masyarakat Tambaksari Tidak adanya pengaruh signifikan antara
mengenai adakah pengaruh antara pendapatan orang pendidikan terhadap fertilitas menurut persepsi
tua terhadap jumlah anak yang dimiliki. Terdapat masyarakat Tambaksari bertolak belakang dengan
teori yang mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat teori yang disampaikan oleh Hawthorn dalam David
pendapatan orang tua maka jumlah anak yang Lucas, (1987:69), menyatakan bahwa dalam semua
dimiliki akan semakin sedikit, demikian pula dengan masyarakat, kesadaran akan pembatasan kelahiran
semakin rendah tingkat pendapatan orang tua maka memang tergantung pada latar belakang daerah kota
jumlah anak yang dimiliki semakin banyak. Namun atau tempat tinggal, pendidikan, dan penghasilan.
dari penelitian mengenai adakah hubungan persepsi Pendidikan yang kuat pengaruhnya terhadap variabel
masyarakat tentang pendapatan terhadap fertilitas di – variabel pengaruh lainya, seperti sikap terhadap
Kecamatan Tambaksari, dapat disimpulkan bahwa besarnya keluarga ideal, dan nilai anak.
tidak ada pengaruh yang signifikan antara persepsi 5. Pengaruh Persepsi Tentang Optimalisasi KB
tentang pendapatan terhadap fertilitas. Terhadap Fertilitas
Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Optimalisasi KB yaitu cara-cara yang dilakukan
pendapatan terhadap fertilitas berdasarkan persepsi oleh petugas dalam memberikan pengetahuan ber-KB
masyarakat Tambaksari bertolak belakang dengan kepada masyarakat.Pengertian KB menurut WHO
pendapat Becker dalam Hatmadji, (1981:80), adalah upaya untuk menghindari kelahiran yang tidak
berpendapat, bahwa apabila pendapatan naik maka diinginkan dengan mengatur interval diantara
banyaknya anak yang dimiliki juga bertambah. Jadi kelahiran dan mengontrol waktu

168
kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri melakukan pernikahan maka akan semakin
sehigga dapat menentukan jumlah anak dalam meningkat pula kesempatan untuk memiliki anak,
keluarga (Hartanto, 2004 dalam Primadani 2011:21). begitupun sebaliknya semakin tua usia seseorang
Menurut persepsi masyarakat Tambaksari melakukan pernikahan maka semakin sedikit pula
tentang optimalisasi KB yang telah diolah dengan kesempatan untuk memiliki anak. Namun dari
menggunakan analisis cluster, didapatkan bahwa penelitian yang dilakukan di Kecamatan Tambaksari
Optimalisasi KB berpengaruh signifikan terhadap dapat ditarik kesimpulan dimana persepsi tentang
fertilitas di Kecamatan Tambaksari. Dimana variabel umur kawin pertama tidak memiliki hubungan yang
persepsi tentang optimalisasi KB mempunyai nilai F signifikan terhadap fertilitas.
yang tinggi, yaitu 14.194dansignifikan (S)0,04 yang Tidak adanya pengaruh antara umur kawin
lebih rendah dibandingkan dengan 0.05. pertama terhadap fertilitas menurut persepsi
Menurut masyarakat Tambaksari optimalisasi masyarakat Tambaksari ini bertentangan dengan teori
KB sangat berpengaruh terhadap fertilitas. Dimana yang dikemukakan oleh Abdul Azis Razake,
menurut masyarakat Tambaksari sosialisasi KB yang (1988:111)Pada umumnya masyarakat yang usia
dilakukan oleh petugas mengenai KB sudah cukup perkawinanya muda mempunyai fertilitas tinggi,
baik. Baiknya sosialisasi KB yang diberikan pada karena jenjang waktu untuk reproduksi atau
masyarakat Tambaksari dapat dilihat dari melahirkan menjadi lebih panjang.
peningkatan jumlah peserta KB aktif Kecamatan Selain itu tidak adanya pengaruh antara umur
Tambaksari selama periode tahun 2008, 2009, 2010, kawin pertama dan fertilitas menurut persepsi
2011, dan 2012 yang mengalami peningkatan. Jadi masyarakat Tambaksari juga bertolak belakang
dapat disimpulkan bahwa persepsi tentang dengan pendapat yang dikemukakan oleh
optimalisasi KB memiliki pengaruh yang signifikan Weeks(dalam Abdul Azis Razake, 1988:112),
terhadap fertilitas di Kecamatan Tambaksari. dimanakaitan erat antara usia memulai hubungan seks
Adanya hubungan signifikan antara optimalisasi (perkawinan) dengan fertilitas ialah jumlah waktu
KB menurut persepsi masyarakat Tambaksari sesuai atau kesempatan untuk melahirkan dan usia wanita
dengan teori yang disampaikan oleh samoser pada waktu melahirkan anaknya yang pertama.
(2010:175), dimana Program KB diyakini telah Terdapat bukti bahwa wanita yang kawin lebih muda
berkontribusi terhadap penurunan tingkat kelahiran memiliki jumlah anak yang lebih banyak daripada
dan tingkat kematian, yang selanjutnya mereka yang kawin lebih tua. Makin lanjut usia kawin
mengakibatkan penurunan tingkat pertumbuhan wanita, makin sedikit jumlah anak yang diperoleh.
penduduk, terutama di negara – negara berkembang,
SIMPULAN
termasuk Indonesia. Selanjutnya, di negara – negara
dengan tingkat kelahiran dan tingkat kematian tinggi, Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
akses terhadap informasi dan pelayanan KB dianggap maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
penting, dalam upaya pencapaian tujuan 1. Berdasarkan hasil analisis data dengan
pembangunan milinium (millenniumdevelopment menggunakan analisis cluster, kelurahan –
goals – MDGS), terutama tujuan penurunan kelurahan yang ada di Kecamatan Tambaksari
kemiskinan dan penurunan tingkat kematian ibu dan dapat dikelompokkan menjadi 3 cluster, cluster
anak usia balita. – cluster tersebut, yaitu: cluster 1, dengan
6. Pengaruh Persepsi Tentag Umur Kawin anggota Kelurahan Pacar Kembang, kelurahan
Pertama Terhadap Fertilitas Kapas Madya Baru, dan Kelurahan Dukuh
Menurut persepsi masyarakat Tambaksari Setro. Cluster 2 dengan anggota Kelurahan
tentang umur kawin pertama yang telah diolah Rangkah, dan Kelurahan Gading. Cluster 3
dengan menggunakan analisis cluster, didapatkan dengan anggota Kelurahan Pacar Kembang,
bahwa umur kawin pertama tidak berpengaruh Kelurahan Ploso, dan Kelurahan Tambak Sari.
signifikan terhadap fertilitas di Kecamatan 2. Dari tabel Anova dapat dilihat bahwa faktor –
Tambaksari. Dimana variabel persepsi umur kawin faktor yang memiliki pengaruh signifikan
pertama mempunyai nilai F yang rendah terhadap fertilitas di Kecamatan Tambaksari
2,391dansignifikan (S)0,187 yang lebih besar adalah variabel persepsi pasangan suami istri
dibandingkan dengan 0.05. dan variabel optimalisasi KB. Sedangkan
Menurut persepsi dan pendapat masyarakat variabel lainnya yaitu variabel pelayanan
Tambaksari tidak ada hubungan antara umur kawin kesehatan, variabel pendapatan, variabel
pertama terhadap fertilitas. Jumlah anak yang pendidikan, variabel optimalisasi KB dan
diinginkan atau dimilki seseorang tidak ada hubungan variabel umur kawin pertama tidak memiliki
dengan tua atau muda umur kawin pertama orang tua. pengaruh signifikan terhadap fertilitas di
Walaupun terdapat anggapan yang mengatakan Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya.
bahwa semakin muda seseorang

169
SARAN tercapai melalui pembatasan usia menikah dan
Dari hasil penelitian yang dilakukan di pembatasan jumlah kelahiran, hal ini dapat di
kelurahan – kelurahan yang ada di wilayah upayakan dengan memgoptimlakan fungsi PKK,
Kecamatan Tambaksari maka ditemukan beberapa posyandu dan menggerakkan kader-kader
hal yang perlu diperbaiki, yaitu: perempuan.
a. Menginggat adanya kecenderungan bahwa
DAFTAR PUSTAKA
persepsi pasangan suami istri untuk memiliki
--------. Data Pokok Surabaya 2013. Surabaya: BPS
anak semakin tinggi pada cluster 1 dan cluster 2
Jawa Timur.
(Kelurahan Pacar Keling, Kapas Madya Baru,
--------. Kecamatan Tambaksari Dalam Angka 2013.
Dukuh Setro, Rangkah dan Gading), maka perlu
Surabaya: BPS Jawa Timur.
adanya perubahan persepsi dalam pola pikir
--------. Surabaya Dalam Angka 2013. Surabaya:
masyarakat, dimana peningkatan keinginan untuk
BPS Jawa Timur
memiliki anak merupakan beban ekonomi yang
Adi, Setia Endru. 2013. Faktor Yang Mempengaruhi
tidak ringan seiring dengan meningkatnya
Fertilitas Di Desa Kandangtepus Kecamatan
kebutuhan hidup. Sehingga tidak dipungkiri
Senduro Kabupaten Lumajang. Skripsi Tidak
bahwa jumlah anak akan menyebabkan
Dipublikasikan. Jember : Universitas Negeri
banyaknya waktu, tenaga, dan biaya yang
Jember.
dikeluarkan sebagai kewajiban dan rasa tanggung
Fawcett, T . James. 1984. Psikologi dan
jawab orang tua.
Kependudukan. Jakarta: CV Rajawali.
b. Perlu dilakukan perbaikan pelayanan kesehatan
Hatmadji, Harjati sri. Kartoyo, Azwini dan Samoser,
pada cluster 1 dan 3 (Kelurahan Pacar Keling,
Bulan Omas. 2000. Dasar-Dasar Demografi.
Kapas Madya Baru, Dukuh Setro, Pacar
Jakarta: Lembaga Penerbit Demogfrafi FE UI.
Kembang, Ploso, dan Tambak Sari) baik sarana
Ichwanudin. 2013. Pengaruh Faktor Sosial,
dan fasilitas pusat pelayanan kesehatan, serta
Demografi Terhadap Jumlah Anak Yang
tenaga medis.
Pernah Dilahirkan Hidup Di Kabupaten
c. Perlu dilakukan perbaikan tingkat pendapatan
Madiun. Skripsi Tidak Dipublikasikan.
pada kelurahan yang masuk dalam cluster
Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.
pertama (Kelurahan Pacar Keling, Kapas Madya
Kartono, kartini. 1992. Psikologi Wanita. Bandung:
Baru, Dukuh Setro). Perbaikan tersebut dapat
Mandar Maju.
berupa pemberian bantuan modal untuk usaha,
Lucas, David. dkk. 1987. Pengantar Kependudukan.
serta pembukaan peluang kerja sehingga dapat
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
meningkatkan pendapatan masyarakat.
Primadani, Hanindita. 2011. Faktor – Faktor Yang
d. Meningkatkan pendidikan baik formal maupun
Mempengaruhi Tingkat Paritas Di Kota Surabaya.
non-formal serta menciptakan sarana dan
Skripsi Tidak Dipublikasikan.
prasarana pendidikan yang lengkap, serta
Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.
memberikan pelatihan-pelatihan keahlian. Pada
Razake, Azis Abdul. 1988. Pengantar Kependudukan
kelurahan yang masuk dalam cluster pertama
dan Lingkungan Hidup. Jakarta:
(Kelurahan Pacar Keling, Kapas Madya Baru,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Dukuh Setro).
Direktorat JendralPendidikan Tinggi Proyek
e. Perlu dilakukan perbaikan optimalisasi KB pada
Pengembangan Lembaga Pendidikan
kelurahan yang masuk dalam cluster 2, yaitu
Tenaga Kependidikan.
Kelurahan Rangkah dan Kelurahan Gading
Santoso, Singgih. 2014. Statistik Multivariat.
dengan lebih meningkatkan penyuluhan, edukasi
Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
dan pengetahuan bagi masyarakat tentang KB
Sulistyawati, Ari. 2012. Pelayanan Keluarga
mulai dari beragamnya jenis alat kontrasepsi,
Berencana. Jakarta : Salemba Medika.
metode kontrasepsi alami, manfaat dan tujuan ber
KB dan kesadaran masyarakat dalam
menggunkan alat kontrasepsi dengan
menggunakan media leaflet, spanduk, pamflet,
baliho, atau melalui iklan di TV atau media massa
yang lain guna meningkatkan kesadaran
masyarakat dalam pemakaiaan alat kontrasepsi.
f. Perlu dilakukan penyuluhan kepada masyarakat
pada cluster 3 (Kelurah Pacar Kembang, Ploso,
dan Tambak Sari) untuk memahami dan
g. menerima norma keluarga kecil sehingga norma
keluarga kecil bahagia dan sejahtera dapat

170
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS DI
INDONESIA

Oleh: A. MAHENDRA,SE,MSi
Dosen FE Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara

Abstract

The purpose of this study is to analyze the factors that affect fertility or Total Fertility Rate
(TFR) of 33 provinces in Indonesiain 2011-2015. The independent variables that used in this study are
GDP, percentage of women which 15-49 years old are using contraception,and percentage of
participation to school. Data used in this research is secondary data in the form of a cross section
obtained from the Central Statistics Agency (BPS) in 2011-2015. Research method that used in this
study is Ordinary Least Squared (OLS), by using SPSS 22.

The result of the study shows that simultaneously, all of the independent variables are
significant in influencing Total Fertility Rate (TFR) 33 provinces in Indonesia. As partial, regression
result shows that percentage of partisipation to school have influence on Total Fertility Rate (TFR) 33
provinces in Indonesia in 2011-2015 at alpha 5%.
Demographic components are important in development process of acountry. So that, this
components canbe used as a benchmark of success in the development of that country. Fertility is one
of demographic components. The others are mortality and migration.

Keywords: Total Fertility Rate (TFR), GDP, percentage women using contraception and percentage
of participation to school

BAB I umur, dan laju pertambahan atau penurunan


penduduk dipengaruhi oleh fertilitas
PENDAHULUAN (kelahiran), mortalitas (kematian), dan
migrasi (perpindahan tempat) karena ketiga
1.1 Latar Belakang variabel tersebut merupakan komponen–
komponen yang berpengaruh terhadap
Aspek kependudukan merupakan hal
perubahan penduduk (Lucas,1990:1).
paling mendasar dalam
pembangunan. Dalam nilai universal, penduduk Fertilitas diartikan sebagai
merupakan pelaku dan sasaran pembangunan kemampuan seorang wanita untuk
sekaligus yang menikmati hasil menghasilkan kelahiran hidup merupakan
pembangunan.Dalam kaitan peran penduduk salah satu faktor penambah jumlah penduduk
tersebut, kualitas mereka perlu ditingkatkan disamping migrasi masuk, tingkat kelahiran
melalui berbagai sumber daya yang melekat, dimasa lalu mempengaruhi tingginya tingkat
dan pewujudan keluarga kecil yang berkualitas, fertilitas masa kini.
serta upaya untuk menskenario kuantitas
Fertilitas merupakan hasil reproduksi nyata dari
penduduk dan persebaran kependudukan.
seorang atau sekelompok wanita, sedangkan
Menurut Abdurachim (2003)adapun yang
dalam pengertian demografi menyatakan
dimaksud dengan kuantitas penduduk
banyaknya bayi yang lahir hidup.
meliputi jumlah, struktur komposisi, dan
pertumbuhan penduduk yang ideal melalui Besar kecilnya jumlah kelahiran dalam
pengendalian angka kelahiran, penurunan suatu penduduk, tergantung pada beberapa
angka kematian,dan persebaran penduduk faktor misalnya: struktur umur, tingkat
yang merata.Jumlah penduduk, komposisi
pendidikan, umur pada waktu kawin wanita berumur 15-49 tahun yang
pertama,banyaknya perkawinan, status menggunakan alat kontrasepsi
pekerjaan wanita, penggunaan alat kontrasepsi terhadap tingkat fertilitas di Indonesia
dan pendapatan/kekayaan. ?
Banyak faktor yang mempengaruhi
Angka Kelahiran Total (TFR) yaitu tingkat BAB II
pendapatan, tingkat pendidikan, tingkat
kesehatan dan penggunaan alat kontrasepsi, dan TINJAUAN
tingkat urbanisasi.Tingkat pendapatan dapat
diwakili oleh pendapatan perkapita. Keterkaitan PUSTAKA
pada pendapatan terhadap fertilitas adalah
2.1. Fertilitas
ketika pendapatan seseorang naik akan semakin
besar pengaruhnya terhadap penurunan fertilitas Fertilitas sebagai istilah demografi
yang terjadi. diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata
Faktor lainnya yang dapat dari seorang wanita atau kelompok wanita.
mempengaruhi fertilitas adalah tingkat Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut
kesehatan yang dapat diwakili dengan angka banyaknya bayi yang lahir hidup. Fertilitas
harapan hidup dan penggunaan alat kontrasepsi mencakup peranan kelahiran pada perubahan
bagi wanita usia 15-49 yang berstatus kawin. penduduk.Istilah fertilitas adalah sama
Keduanya berpengaruh negatif terhadap tingkat dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu
fertilitas. terlepasnya bayi dari rahim seorang
perempuan dengan ada tanda- tanda
Seperti yang telah dijelaskan
kehidupan; misalnya berteriak, bernafas,
sebelumnya, Indonesia merupakan salah satu
jantung berdenyut, dan sebagainya (Mantra,
negara yang paling banyak penduduknya.setiap
2003:145).
provinsi pastinya juga memiliki angka kelahiran
Seorang perempuan yang secara
total yang berbeda-beda sesuai dengan
biologis subur (fecund) tidak selalu
karakteristik masing-masing provinsi tersebut.
melahirkan anak-anak yang banyak,
Oleh karena itu diperlukan suatu analisis yang
misalnya dia mengatur fertilitas dengan
berkaitan dengan faktor-faktor yang
abstinensi atau menggunakan alat-alat
mempengaruhi angka kelahiran total tersebut.
kontrasepsi.Kemampuan biologis seorang
Dari uraian diatas serta pemikiran perempuan unuk melahirkan sangat sulit
diatas, maka penulis merasa terdorong untuk untuk diukur.Ahli demografi hanya
mendalami dan meneliti tentang ANALISIS menggunakan pengukuran terhadap
FAKTOR-FAKTOR kelahiran hidup (live birth).
YANG MEMPENGARUHI 2.2. Produk Domestik Regional Bruto
FERTILITAS DI INDONESIA 2.2.1 Pendapatan Regional
Pendapatan regional netto adalah produk
domestik regional netto atas dasar biaya faktor
1.2 Perumusan Masalah
dikurangi aliran dana yang keluar ditambah
Berdasarkan latar belakang, maka masalah aliran dana yang masuk dan jumlah pendapatan
penelitian dirumuskan : yang benar-benar diterima (income receipta)
oleh seluruh penduduk di daerah tersebut.
1. Bagaimana pengaruh PDRB terhadap (Todaro,2004)
tingkat fertilitas di Indonesia ?
2. Bagaimana pengaruh pendidikan 2.1.1 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
terhadap tingkat fertilitas di Indonesia Produk Domestik Regional Bruto
? merupakan jumlah seluruh nilai produk barang
3. Bagaimana pengaruh persentase dan jasa yang dihasilkan oleh unit- unit produksi
yang beropersasi pada suatu daerah dalam kemajuan suatu bangsa. Adapun kemampuan
jangka waktu tertentu.PDRB yang masih ada membaca dan menulis yang dimiliki akan
unsur inflasi dinamakan PDRB atas dasar harga dapat mendorong penduduk untuk berperan
berlaku. lebih aktif dalam proses pembangunan
(BPS,
2.1.2 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Indikator
Harga konstan artinya produk Kesejahteraan Rakyat: 2010).
didasarkan atas harga pada tahun tertentu.Tahun 2.2.3 Rata-rata lama sekolah
yang dijadikan patokan harga disebut tahun Rata-rata perkiraan lamanya
dasar untuk penentuan harga konstan.Pada penduduk untuk menyelesaikan pendidikan
perhitungan atas dasar harga konstan berguna dari yang berusia sekolah dasar, sekolah
untuk melihat pertumbuhan ekonomi secara menegah, dan sekolah tingkat lanjut terdaftar
keseluruhan atau sektoral. (Todaro,2004) untuk belajar di sekolah yang satuannya
2.2.4 Pendapatan dalam persen (Todaro, 2004 :69).
Perkapita .
Pendapatan perkapita diterima oleh 2.3. Wanita Kawin Usia 15-49 Tahun
setiap penduduk selama satu tahun disuatu yang Menggunakan Alat Kontrasepsi)
wilayah atau daerah.Statistik ini dapat Usia antara 15-49 tahun merupakan
digunakan sebagai salah satu indikator usia subur bagi seseorang wanita karena pada
kemakmuran, walaupun ukuran ini belum dapat rentang usia tersebut kemungkinan wanita
diperoleh dari hasil bagi antara pendapatn melahirkan anak cukup besar. Salah satu cara
perkapita dengan penduduk pertengahan tahun untuk menekan laju penduduk adalah melalui
bersangkutan.Jadi besarnya pendapatan program Keluarga Berencana (KB).
perkapita tersebut sangat dipengaruhi oleh 2.3.1 Kontrasepsi
kedua variabel di atas. (Todaro,2004). Obat/alat untuk mencegah terjadinya
konsepsin (kehamilan). Jenis kontrasepsi ada
2.2. Tingkat Pendidikan dua macam:
2.2.1 Angka Partisipasi Sekolah 1. kontrasepsi yang mengandung
Angka Partisipasi Sekolah (APS) hormonal (pil, suntik dan implant)
merupakan indikator pendidikan yang 2. kontrasepsi non hormonal (IUD,
menggambar persentase penduduk yang masih Kondom)
sekolah menurut kelompok usia sekolah yaitu
umur 7-12 tahun dan umur 13- 2.5 Kerangka Teoritis Dan Hubungan
15 tahun sebagai pendidikan dasar, 16-18 Antar Variabel
tahun pada pendidikan menengah dan usia
1. Hubungan Antara PDRB dengan
19-24 tahun pada pendidikan tinggi. Pada
Fertilitas
umumnya partisipasi sekolah pada tingkat
pendidikan dasar masih cukup tinggi, namun Dalam analisis ekonomi fertilitas
angka ini akan semakin turun untuk tingkat dibahas mengapa permintaan akan anak
pendidikan yang lebih tinggi. berkurang bila pendapatan meningkat. New
household economics berpendapat bahwa (a)
orang tua mulai lebih menyukai anak-anak yang
2.2.2 Index Angka Melek Huruf berkualitas lebih tinggi dalam jumlah yang
Salah satu indikator yang dapat hanya sedikit sehingga “harga beli” meningkat;
dijadikan ukuran kesejahteraan sosial yang (b) bila pendapatan dan pendidikan meningkat
merata adalah dengan melihat tinggi maka semakin banyak waktu (khususnya waktu
randahnya persentase penduduk yang melek ibu) yang digunakan untuk merawat anak. Jadi
huruf.Tingkat melek huruf atau sebaliknya anak menjadi lebih mahal.
tingkat buta huruf dapat dijadikan ukuran
Apabila ada kenaikan pendapatan, dapat menjarangkan atau membatasi
aspirasi orang tua akan berubah. Orang tua kelahiran (Hatmadji,2004:75- 76).
menginginkan anak dengan kualitas yang
baik.Ini berarti biayanya naik. Sedangkan Pada teori Malthus dan Neo-Malthus
kegunannya turun sebab walaupun anak masih juga dijelaskan penggunaan alat kontrasepsi
memberikan kepuasan akan tetapi balas jasa untuk mengurangi jumlah kelahiran.
ekonominya turun. Di samping itu orang tua Menurut Malthus, pembatasan pertumbuhan
juga tak tergantung dari sumbangan anak.Jadi penduduk dapat dilaksanakan dengan
biaya membesarkan anak lebih besar daripada berbagai cara, salah satunya dengan
kegunaannya. Hal ini mengakibatkan demand melakukan vice restraint (pengurangan
terhadap anak menurun atau dengan kata lain kelahiran) yakni melalui penggunaan alat-
fertilitas turun (Ritonga, 2003 :5). alat kontrasepsi. Menurut Ronald Freedman
yakni Intermediate variable sangat erat
2. Hubungan Antara Tingkat hubungannya dengan norma-norma
Pendidikan dengan Fertilitas sosial/masyarakat. Jadi pada akhirnya
perilaku seseorang akan dipengaruhi oleh
New household economics berpendapat norma yang ada. Pada gambar berikut ini
bahwa bila pendapatan dan pendidikan akan memperlihatkan kaitan antara program
meningkat maka semakin banyak waktu keluarga berencana terhadap tingkat fertilitas
(khususnya waktu ibu) yang digunakan untuk (Hatmadji,2004:75-76).
merawat anak.Jadi anak menjadi lebih
mahal.Sehingga hal ini dapat mengurangi angka PDRB
kelahiran (Ritonga,2003:7).
Penelitian mengenai kaitan pendidikan (X1)
dengan wanita dengan kesuburan di beberapa
Negara, sudah maupun kurang berkembang,
mengungkapkan bahwa adanya kaitan yang Pendidikan
erat antara tingkat pendidikan dengan Fertilitas
(X2)
fertilitas dalam hal ini pada tingkat
kesuburan.Semakin tinggi pendidikan
semakin rendah kesuburan yang
Wanita Umur 15-49
mengakibatkan penurunan pada fertilitas.
tahun Yang
1.Hubungan antara Wanita umur 15-
49 tahun yang menggunakan alat
kontrasepsi dengan Fertilitas
2.6 Hipotesis
Teori Bongaarts mengatakan bahwa Hipotesis adalah jawaban sementara atas
penentu fertilitas adalah proporsi wanita masalah yang telah dirumuskan. Dari penjelasan
kawin 15-19 tahun, pemakaian kontrasepsi, teori dan perumusan masalah diatas, maka
aborsi, kemandulan, frekuensi hubungan hipotesis dirumuskan sebagai berikut :
seksual, selibat permanen dan mortalitas
1. PDRB memiliki pengaruh negatif
janin.Kemudian menurut Kingsley Davis dan
terhadap tingkat Fertilitas di Indonesia
Judith Blake yakni penurunan fertilitas
diakibatkan oleh adanya faktor-faktor yang 2. Pendidikanmemiliki pengaruh negatif
mempengaruhi terjadinya konsepsi salah terhadap tingkat Fertilitas di Indonesia
satunya adalah dengan pemakaian alat
kontrasepsi.Palmore dan Bulatao, dengan 3. Wanita Umur 15-49 tahun yang
teori Contraceptive Choice berpendapat menggunakan alat kontrasepsi memiliki
bahwa dengan menggunakan alat kontrasepsi pengaruh negatif terhadap Fertilitas di
Indonesia Desain dalam penelitian adalah salah satu
cara yang sifatnya sistematik dan objektif
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT dengan tujuan untuk memperoleh,
mengumpulkan informasi atau data-data
PENELITIAN yang diteliti secara efisien, yang dapat
digunakan sebagai pedoman dalam
3.1. Tujuan Penelitian melaksanakan penelitian. Metode penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini : ini meliputi : populasi dan sampel,
1. Untuk mengetahui seberapa besar operasional variabel, teknik pengumpulan
pengaruh PDRB terhadap Fertilitas di data, teknik analisis dan hipotesis.
Indonesia. 4.2 Populasi dan Sampel
2. Untuk mengetahui seberapa besar Menurut Arikunto (2010) bahwa populasi
pengaruh Pendidikan terhadap Fertilitas adalah seluruh objek yang akan diteliti. Populasi
di Indonesia. dalam penelitian ini adalah Produk Domestik
Regional Bruto, Pendidikan, Wanita Umur 15-
3. Untuk mengetahui seberapa besar 49 tahun yang menggunakan alat kontrasepsi
pengaruh Wanita Umur 15-49 tahun yang dan Fertilitas di Indonesia. Sampel adalah
menggunakan alat kontrasepsiterhadap sebahagian atau wakil dari populasi yang
Fertilitas di Indonesia. menjadi objek penelitian. Sampel dalam
penelitian adalah Produk Domestik Regional
3.2 Manfaat Penelitian
Bruto, Pendidikan, Wanita Umur 15-49 tahun
Hasil penelitian ini diharapkan dapat yang menggunakan alat kontrasepsi dan
bermanfaat : Fertilitas dari periode tahun 2011 sampai 2015.
1. Untuk memperkaya wawasan ilmiah
4.3 Operasionalisasi Variabel
penulis dalam disiplin ilmu yang
penulis tekuni serta Variabel penelitian adalah suatu atribut atau
mengaplikasikannya secara sifat atau nilai dari orang atau objek yang
kontekstual dan tekstual. mempunyai variasi antara satu dengan yang
2. Sebagai masukan bagi kalangan lainnya dalam kelompok itu (Sugiyono,2011).
akademisi dan peneliti yang tertarik
membahas fertilitas. Variabel-variabel yang dipakai dalam penelitian
3. Penelitian ini diharapkan bermanfaat ini sebagai berikut :
sebagai informasi bagi masyarakat
tentang faktor-faktor apa saja yang 1. Fertilitas adalah jumlah rata-rata anak
mempengaruhi fertilitas. yang dilahirkan setiap wanita usia 15-49
tahun yang dihitung berdasarkan angka
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN kelahiran .
4.1 Desain Penelitian
banyaknya wanita usia produktif
2. Pendidikan adalah persentase penduduk yang sedang menggunakan alat
yang masih sekolah menurut kelompok kontrasepsi pada periode tertentu.
usia sekolah yaitu umur 7-12 tahun dan
umur 13-15 tahun sebagai pendidikan
dasar, 16-18 tahun pada pendidikan
menengah dan usia 19-24 tahun pada
pendidikan tinggi. 4 Teknik
3. Wanita Umur 15-49 Tahun Yang Pengumpulan Data
Menggunakan Alat Kontrasepsi adalah
Teknik pengumpulan data yang digunakan 95’ Bujur Timur. Negara kesatuan yang
dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi berbentuk Republik ini pada tahun 1999 dibagi
yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik. Data menjadi 26 propinsi (sejak 1999 Timur-Timur
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tidak lagi merupakan wilayah Indonesia), terdiri
sekunder, yakni adalah PDRB, Pendidikan, dari 268 kabupaten, 73
Wanita Umur 15-49 tahun yang menggunakan kotamadya, 4.044 kecamatan dan 69.065 desa.
alat kontrasepsi dan Fertilitasdalam kurun waktu
2011-2015 Indonesia merupakan Negara kepulauan
dengan jumlah kurang lebih
4.5 Metode Analisis 17.508 pulau besar dan kecil, diapit oleh dua
benua, Australia dan Asia serta dua samudera,
Teknik analisis data yang digunakan dalam Samudera Pasifik dan Samudera Indonesia.
penelitian ini adalah menggunakan Model Jarak antara dua tempat di Indonesia dari barat
Regresi Linear Berganda (Multiple ke timur adalah 5.110 km dan jarak antara dua
Regression Analysis Model). Analisis regresi tempat dari utara ke selatan sekitar 1.888 km.
linear berganda bertujuan untuk menguji
hipotesis tentang kekuatan variabel Indonesia memiliki iklim musim, di
independen terhadap variabel dependen mana terjadi pergantian dua kali setahun, yaitu
dengan Model sebagai berikut : musin hujan dan musim kemarau. Sebagian
besar wilayah Indonesia mendapatkan hujan
Y =  + 1X1 +  2 X 2 +  3X 3 +  hampir sepanjang tahun sehingga tidak
mengherankan apabila sebagian besar penduduk
Dimana : Indonesia hidup dari sektor pertanian atau sektor
Y : Fertilitas perkebunan. Hal tersebut disebabkan oleh
variasi suhu udara untuk seluruh wilayah dan
 : Intercept beribu pulau dan topografi yang sangat berbeda.
X1 : PDRB Dengan demikian suhu udara di Indonesia
berkisar antara 220C - 270 C.
X2 : Pendidikan 5.2 Pengujian
X3 : Wanita Umur 15-49 Tahun Hipotesis
Yang Menggunakan Alat Kontrasepsi A. Regresi linear Produk Domestik
Regional Bruto, Pendidikan, Wanita
 : Term of Error umur 15-49 tahun yang menggunakan
alat kontrasepsi terhadap Fertilitas di
4.6 Uji Hipotesis Indonesia
Pengujian Hipotesis adalah sebagai berikut : Untuk mendapatkan hasil regresi antara
variabel independent (produk domestik
1. Pengujian Hipotesis Secara regional bruto, pendidikan dan wanita umur
Simultan (Uji-F) 15-49 tahun yang menggunakan alat
kontrasepsi) dan variabel dependen
2. Pengujian Hipotesis Secara (fertilitas) maka digunakan data sekunder
Parisal (Uji-t) yang berasal dari BPS yang dicatat mulai dari
BAB V tahun 2011-2015 dan diolah dengan
HASIL PENELITIAN menggunakan bantuan program
DAN PEMBAHASAN komputer.Berikut ini hasil pengolahan data
5.1 Gambaran Umum dengan menggunakan metode OLS
(Ordinary Least Square).
Indonesia terletakantara 60
08’ lintang Utara dan 110 15’ lintang 5.1 Hasil Regresi
selatan dan antara 940 45’ Bujur Timur dan 1410
terhadap fertilitas di Indonesia.Hal ini
Coefficientsa ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi X2,
Stan yaitu sebesar 0,046. Artinya, setiap kenaikan 1
da % pendidikanmaka fertilitas akan naik sebesar
Unstandar rdize 0,046 % (ceteris paribus). Untuk variabel
dize d
Coefficien d pendidikan diperoleh nilai t-hitung sebesar
Model ts Coef T Sig 11,570 dengan nilai probabilitas (signifikansi)
fici .
ents sebesar 0,000. Dengan demikian Ha diterima,
Std. karena nilai probabilitas lebih kecil dari nilai 
B Erro
r Beta 0,05 (0,000 < 0,05) dan t-hitung > t-tabel
1 (Co - (11,570 > 1,987). Berarti dapat disimpulkan
- .310 .209 .83
n bahwa variabel pendidikan berpengaruh nyata
.06 5
stan (signifikan) terhadap variabel fertilitas di
5
t) Indonesia dengan pengujian pada tingkat
X1 1.27 kepercayaan 95 % ( = 5 %).
.10 .081 .064 3 .20
3 5 3. Wanita umur 15-49 tahun
X2 11.5 yang menggunakan alat
.04 .004 .812 70 .00
6 0 kontrasepsi
X3 -
- .004 -.009 .146 .88 Untuk variabel Wanita umur 15-49
.00 4 tahun yang menggunakan alat kontrasepsi
1 diperoleh nilai t-hitung sebesar -0,146
a. Dependent Variable: Y dengan nilai probabilitas (signifikansi)
Dari hasil regresi diatas, dapat dibentuk sebesar 0,884. Dengan demikian Ho
model hasil estimasi sebagai berikut : diterima, karena nilai probabilitas
lebih besar dari nilai  0,05 (0,884> 0,05)
Y = -0,065 + 0,103 X1 + 0,046 X2 - 0,001 dan t-hitung < t-tabel (-0,146 > - 1,987).
X3 Berarti dapat disimpulkan bahwa variabel
Wanita umur 15-49 tahun yang
A. Interpretasi Model
menggunakan alat kontrasepsi tidak
Berdasarkan model estimasi diatas dapat berpengaruh nyata (signifikan) terhadap
dijelaskan pengaruh variabel independent fertilitas di Indonesia dengan pengujian
yaitu nilai PDRB (X1), Pendidikan (X2), pada tingkat kepercayaan 95 % ( = 5 %).
wanita umur 15-49 tahun yang menggunakan
alat kontrasepsi (X3) terhadap fertilitas di B. Pengujian Koefisien Regresi
Indonesia sebagai berikut : Secara Bersamaan (Uji F Statistik)
Sum Mea
1.PDRB Model of Df n F Sig.
Square Squar
s e
PDRB ternyata berpengaruh positif
1 Regre 134.1
terhadap belanja daerah di Indonesia.Hal ini s 90.982 3 30.327 01 .000
ditunjukkan oleh koefisien regresi X1, yaitu sion b
sebesar 0,103. Artinya, setiap kenaikan 1 % Resid
u 37.541 166 .226
PDRB, maka fertilitas akan naik sebesar 0,103 al
% (ceteris paribus). Total 128.523 169
a. Dependent Variable: Y
2. Pendidikan b. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
Pendidikan ternyata berpengaruh positif
Berdasarkan hasil output program spss, 1. Dari hasil uji F, disimpulkan bahwa
diperoleh nilai F-hitung sebesar 134,101 dengan pengaruh PDRB, Pendidikan dan Wanita
nilai probabilitas (signifikansi) adalah sebesar umur 15-49 tahun yang menggunakan alat
0,000. Dengan demikian Ha diterima, karena kontrasepsi selama periode 2011 sampai
nilai F-hitung > F-tabel (134,101 >2,712) dan dengan 2015 berpengaruh signifikan secara
nilai probabilitas (signifikansi) lebih besar dari simultan terhadap fertilitas di
nilai  0,05 Indonesiapada tingkat signifikansi 5%.
(0,000 < 0,05). Berarti dapat disimpulkan bahwa Dengan demikian hipotesis penelitian
variabel X1 (PDRB), variabel X2 (Pendidikan) diterima.
dan variabel X3 (Wanita umur 15-49 tahun yang
menggunakan alat kontrasepsi) berpengaruh 2. Berdasarkan uji parsial (uji t), variabel
secara nyata (signifikan) terhadap fertilitas (Y) Pendidikan berpengaruh nyata terhadap
pada tingkat kepercayaan 95 % (  = 5 %). fertilitas di Indonesiasedangkan variabel
PDRB dan Wanita umur 15-49 tahunyang
A. Koefisien Determinasi (R2) menggunakan alat kontrasepsi tidak
berpengaruh nyata terhadap fertilitas di
Tabel 5.3 Indonesia dengan pengujian pada tingkat
kepercayaan 95 % (  = 5 %).
KOEFISIEN
3. Nilai koefisien determinasi (R) sebesar
DETERMINASI 0,999 yang berarti bahwa variabel X1
Model Summary (PDRB), X2 (Pendidikan), X3 (Wanita
Mod R Adjusted Std. Error umur 15-49 tahunyang menggunakan alat
el R Squar R of the kontrasepsi) secara bersama-sama mampu
e Square Estimate
1 .841 .70 .70 .4755 memberikan penjelasan variabel fertilitas
a 8 3 5 di Indonesia sebesar 70,8 % sedangkan
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2 sisanya 29,2 % dijelaskan oleh variabel
baru yang tidak disertakan dalam estimasi
model.
Berdasarkan hasil output program spss,
6.2 Saran
dapat dilihat nilai R-square adalah sebesar 0,708
yang berarti bahwa variabel X1 (PDRB), X2 Berdasarkan kesimpulan yang
(Pendidikan), X3 (Wanita umur 15-49 tahun dihasilkan dalam penelitian ini, maka perlu
yang menggunakan alat kontrasepsi) secara disampaikan beberapa saran yang
bersama-sama mampu memberikan penjelasan diharapkan berguna untuk kepentingan
variabel fertilitas di Indonesia sebesar 70,8 % praktis dan penelitiaan
sedangkan sisanya 29,2 % dijelaskan oleh selanjutnya.Beberapa saran tersebut adalah
variabel baru yang tidak disertakan dalam sebagai berikut.
estimasi model. 1. Perlu adanya peningkatan layanan
penyuluhan tentang pentingnya pendidikan
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
agar partisipasi penduduk untuk bersekolah
6.1 Kesimpulan semakin tinggi sehingga masyarakat dapat
memperoleh tingkat pendidikan yang
Berdasarkan hasil penelitian mengenai tinggi dan yang lebih baik, sehingga dapat
pengaruh PDRB, Pendidikan dan Wanita umur menurunkan tingkat perkawinan dini. Hal
15-49 tahun yang menggunakan alat kontrasepsi ini tentunya berdampak pada penurunan
terhadap fertilitas di Indonesia, tingkat fertilitas.
maka dapat diambil kesimpulan sebagai 1. Perlunya peningkatan kesejahteraan pada
berikut : pegawai Badan Koordinasi Keluarga
Berecana yang sangat membantu dalam Pelajar.
menurunkan fertilitas melalui kegiatan Mirah, Suvita Cahyaning.2013.Analisis
memberikan penyuluhan terhadap wanita Faktor Yang Mempengaruhi Fertilitas
dalam pemakaian kontrasepsi. Pekerja Wanita Di Kelurahan Tegal
2. Peran dari pemerintah tentunya sangat Besar Kecamatan Kaliwates Kabupaten
diharapkan dalam mengendalikan Angka Jember.Tesis.Jember. Universitas Jember
Fertilitas Total di Indonesia sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidup dan taraf hidup Ritonga, Abdurrahman dkk. 2003.
masyarakat Indonesia. Kependudukan dan Lingkungan Hidup,
Cetakan Kedua. Jakarta: Lembaga
penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
DAFTAR PUSTAKA Indonesia.
Abdurachim, Iih. 2003. Pengantar Masalah
Penduduk. Bandung: Penerbit Alumni. Rujiman. 2007. Analisis Faktor-faktor
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penentu Fertilitas di Negara-negara Asia,
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Wahana Hijau, Medan.
Cetakan Keempat Belas.Jakarta: Rineka
Cipta. Saktya, Trendy. 2010. Faktor Penentu
Fertilitas Nelayan Di Desa Kedungrejo
Barclay, George W. 1990. Teknik Analisa Kecamatan Muncar
Kependudukan. Cetakan Kedua. Jakarta: Kabup
Rineka Cipta. aten Banyuwangi.Skripsi
tidak
Biro Pusat Statistik.Indikator Kesejahteraan dipublikasikan.Jember : FE UNEJ.
Rakyat di Indonesia. 2010.
Brown, Lester R. 1986. Kembali di Simpang Santosa, Purbayu Budi &
Jalan, Cetakan Kedua. Jakarta: CV. Ashari.2005.Analisis Statistik dengan
Rajawali Jakarta. Microsoft Excel & SPSS. Ed. 1,
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Hatmadji, Sri Harjati. 2004. Dasar-dasar Suharyadi & Purwanto.Statistika
Demografi. Edisi 2004.Jakarta: Lembaga untuk Ekonomi dan Keuangan
penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Modern. Ed. 2, Jakarta: Salemba
Indonesia. Empat, 2011.
Lucas, David dkk. 1990. Pengantar Todaro, Michael P, dan Smith, Stephen C,
kependudukan, Cetakan Keempat. 2004. Pembangunan Ekonomi di Dunia
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Ketiga Edisi Kedelapan, Jakarta: Penerbit
Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Erlangga.
Umum. Edisi Kedua. Yogyakarta Pustaka
Wahyono, Teguh. 2009.25 Model Ana.
181

Anda mungkin juga menyukai