KELAS : J1
NPP : 30.1096
NO. ABSEN : 19
2. 10 contoh indikator yang diambil datanya dalam data Sakernas Agustus 2019 pada variabel
tenaga kerja :
3.Fertilitas
Fertilitas (Kelahiran) Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi
yang nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini
menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup. Fertilitas menyangkut peranan kelahiran pada
perubahan penduduk.
Konsep :
1. Fecunditas adalah kemampuan secara potensial seorang wanita untuk melahirkan anak.
2. Sterilisasi adalah ketidakmampuan seorang pria atau wanita untuk menghasilkan suatu
kelahiran.
3. Natalitas adalah kelahiran yang merupakan komponen dari perubahan penduduk.
4. Lahir hidup (live birth) adalah anak yang dilahirkan hidup (menunjukkan tanda-tanda
kehidupan) pada saat dilahirkan, tanpa memperhatikan lamanya di kandungan, walaupun
akhirnya meninggal dunia.
5. Abortus adalah kematian bayi dalam kandungan dengan umur kehamilan kurang dari 28
minggu.
6. Lahir mati (still birth) adalah kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling
sedikit 28 minggu tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Tidak dihitung sebagai
kelahiran.
b. Faktor demografi dan non demografi yang mempengaruhi fertilitas
Faktor demografi, antara lain adalah:
1. Struktur umur
2. Struktur perkawinan
3. Umur kawin pertama
4. Paritas
5. Disrupsi perkawinan
6. Proporsi yang kawin.
Faktor non demografi, antara lain adalah:
1. Keadaan ekonomi penduduk
2. Perbaikan status perempuan
3. Tingkat pendidikan
4. Urbanisasi dan industrialisasi.
Hampir semua rencana pembangunan perlu ditunjang dengan data jumlah penduduk,
persebaran dan susunannya menurut umur penduduk yang relevan dengan rencana tersebut. Data
yang diperlukan tidak hanya menyangkut keadaan pada waktu rencana itu disusun, tetapi juga
informasi masa lampau dan yang lebih penting lagi adalah informasi perkiraan pada waktu yang
akan datang. Data penduduk pada waktu yang lalu dan waktu kini sudah dapat diperoleh dari
hasil-hasil survei dan sensus, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan data penduduk pada masa
yang akan datang perlu dibuat proyeksi penduduk yaitu perkiraan jumlah penduduk dan
komposisinya di masa mendatang.
Contohnya:
Angka fertilitas (TFR) Jawa Barat menunjukkan tren yang terus menurun walaupun tidak
terlalu cepat. Pada SDKI 2012, Jawa Barat berhasil mencatat sejarah dengan menghasilkan TFR
di bawah nasional yaitu 2,50 dari 2,60 pada tahun 2007. Kondisi pertambahan penduduk Jawa
Barat yang cenderung terus meningkat dari tahun ke tahun tersebut akan menimbulkan
berbagai persoalan yang semakin kompleks. Hal ini terlihat pada pencapaian indikator
kualitas penduduk yang menggunakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Walaupun dari
tahun ke tahun pencapaian IPM Jawa Barat mengalami kenaikan, tetapi peningkatan tersebut
terlihat sangat lambat. Pada tahun 2014, IPM Jawa Barat hanya meningkat sebesar 0,7 menjadi
74,28 dari pencapaian IPM pada tahun 2013 sebesar 73,58 sehingga membutuhkan strategi
akselerasi yang efektif untuk mencapai IPM 80 pada tahun 2021.
Untuk mengatasi pengelolaan kependudukan di Jawa Barat dan berbagai persoalan yang
mungkin timbul akibat pertambahan penduduk yang tidak terkendali, diperlukan suatu acuan
bagi pembangunan kependudukan di Jawa Barat terutama arah kebijakan dan strategi umum
yang tertuang di dalam Grand Design Pembangunan Kependudukan Provinsi Jawa Barat Tahun
2015-2035 dengan indikator yang jelas, terarah, dan tepat.
3.Mortalitas
a. Mortalitas / kematian adalah hilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang
bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Still birth dan keguguran tidak termasuk
dalam pengertian kematian. Perubahan jumlah kematian (naik turunnya) di tiap daerah
tidaklah sama, tergantung pada berbagai macam faktor keadaan. Besar kecilnya tingkat
kematian ini dapat merupakan petunjuk atau indikator bagi tingkat kesehatan dan tingkat
kehidupan penduduk di suatu wilayah.
Rumus:
AKI = Jumlah kematian ibu karena kehamilan, kelahiran dan nifas X100
P = Jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama
Contohnya:
Hasil survei BPS 2016 menyebutkan, angka kematian bayi yang terjadi di Indonesia masih
tergolong tinggi yaitu mencapai 25 kematian setiap 1.000 bayi yang lahir. Akibatnya Indonesia
menjadi peringkat empat tertinggi negara yang mempunyai angka kematian bayi di kawasan
ASEAN. Tingginya angka kematian bayi di Indonesia dapat dipengaruhi oleh banyak faktor
diantaranya adalah rendahnya kesehatan lingkungan. Dengan adanya data mortalitas ini
menunjukkan tingkat pembangunan kesehatan lingkungan negara Indonesia masih sangat rendah,
sehingga dibutuhkan adanya tingkat pembangunan kesehatan lingkungan yang lebih baik lagi.
5.Migrasi
a. Definisi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke
tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas politik / negara (migrasi
internasional).
b. Migrasi dalam negeri
1. Transmigrasi, adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah yang padat ke daerah
yang jarang penduduknya.
2. Urbanisasi, adalah perpindahan penduduk dari desa menuju ke kota.
3. Ruralisasi, adalah perpindahan penduduk dari kota ke desa.
4. Evakuasi, adalah perpindahan penduduk karena adanya ancaman keamanan atau
bencana.
5. Forensen, adalah aktivitas penduduk pulang pergi ke kota.
6. Turisme, adalah perjalanan penduduk ke daerah wisata untuk menetap sementara.
Dampak negatif dilihat dari dua perspektif, global dan lokal. Perspektif global akan berfokus
pada dampak negatif migrasi penduduk luar negri ke Indonesia dan sebaliknya, sedangkan local
akan berfokus pada dampak negative migrasi penduduk antar satuan wilayah di Indonesia.
Global :
Dapat menyebabkan over populasi pada kota-kota besar yang menjadi primadona tujuan
migrasi. Contoh yang baik dari fenomena ini adalah Jakarta dan Bandung. Kedua kota ini
merupakan kotabesar yang memiliki aktivitas ekonomi berkembang dan kualitas hidup
yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah sekitar. Oleh karena itu, banyak
migran yang berdatangan ke kedua kota ini, sehingga industry perumahan tidak cukup sigap
dalam memenuhi permintaan rumah. Hal ini akan menyebabkan terjadinya wilayah kumuh
atau slum area.
Dapat menyebabkan brain drain secara lokal. Orang-orang hebat dari desa akan cenderung
pindah ke kota sehingga tidak dapat membangun desa.
Penurunan populasi desa menyebabkan aktivitas ekonomi dan sosial di desa menjadi
stagnan. Selain itu, pemerintah juga akan lebih mengabaikannya karena terdapat wilayah-
wilayah lain yang memilikipopulasilebihbesardandianggaplebihpenting.
Migrasi yang terjadisecarabesar-besarandapatmengganggustruktur sosial bagidaerah yang
didatangimaupundaerah yang ditinggali.