Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mortalitas atau kematian adalah merupakan keadaan hilangnya semua
tanda- tanda kehidupan secara permanen yang dapat terjadi setiap saat setelah
kelahiran hidup (World Health Organization).
Mortalitas atau kematian merupakan salah satu diantara tiga komponen
proses demografi yang berpengaruh terhadap struktur penduduk. Tinggi
rendahnya tingkat mortalitas di suatu daerah tidak hanya mempengaruhi
pertumbuhan penduduk, tetapi juga bisa dijadikan sebagai barometer dari tinggi
rendahnya tingkat kesehatan di daerah tersebut. Kasus kematian terutama dalam
jumlah banyak berkaitan dengan masalah sosial, ekonomi, adat istiadat maupun
masalah kesehatan lingkungan. Indikator kematian berguna untuk memonitor
kinerja pemerintah pusat maupun lokal dalam peningkatan kesejahteraan
masyarakat (Budi Utomo, 1985).
Data kematian sangat di perlukan antara lain untuk proyeksi penduduk
guna perencanaan pembangunan. Misalnya, perencanaan fasilitas perumahan,
fasilitas pendidikan, dan jasa-jasa lainnya untuk kepentingan masyarakat. Data
kematian juga diperlukan untuk kepentingan evaluasi terhadap programprogram
kebijaksanaan penduduk. Konsep mortalitas perlu diketahui guna mendapatkan
data kematian yang benar.
1.2 Tujuan
Menganalisis dan mengkritisi jurnal internasional tentang mortalitas di
Pekalongan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1.Definisi
Kematian atau mortalitas adalah salah satu dari tiga komponen proses
demografi yang berpengaruh terhadap struktur penduduk. Dua komponen proses
demografi lainnya adalah kelahiran (fertilitas), dan mobilisasi penduduk. Tinggi
rendahnya tingkat mortalitas penduduk di suatu daerah tidak hanya mempengaruhi
pertumbuhan penduduk, tetapi juga merupakan barometer dari tinggi rendahnya
tingkat kesehatan masyarakat di daerah tersebut.Dengan memperhatikan trend dari
tingkat mortalitas di masa lampau dan estimasi perkembangan di masa mendatang
dapatlah dibuat sebuah proyeksi penduduk wilayah bersangkutan.
Yang dimaksud dengan mati ialah peristiwa hilangnya semua tanda-tanda
kehidupan secara permanen, yang bias terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup
(Budi Utomo, 1985). Dari definisi ini terlihat bahwa keadaan mati hanya bias
terjadi kalau sudah terjadi kelahiran hidup. Dengan kata lain, mati tidak pernah ada
kalau tidak ada kehidupan. Sedangkan hidup selalu di mulai dengan lahir hidup (live
birth).
I.3. Konsep Dasar Mortalitas
Peristiwa-peristiwa kematian yang terjadi di dalam Rahim (intra uterin) dan di
luar Rahim (ekstra uterin). Pada masa janin masih dalam kandungan ibu, terdapat
peristiwa-peristiwa kematian janin sebagai berikut :
a. Abortus, kematian janin menjelang dan sampai 16 minggu
b. Immatur, kematian janin antara umur kandungan di atas 16 minggu sampai
pada umur kandungan 28 minggu
c. Prematur, kematian janin di dalam kandungan pada umur di atas 28 minggu
sampai waktu lahir.
Selanjutnya kematian bayi di luar Rahim (extra uterin) dibedakan atas :

a. Lahir mati (Still Birth), kematian bayi yang cukup masanya pada waktu keluar
dari Rahim, tidak ada tanda-tanda kehidupan
b. Kematian baru lahir (neonatal death) adalah kematian bayi sebelum berumur
satu =bulan
c. Kematian lepas baru lahir (post neonatal death) adalah kematian bayi setelah
berumur satu bulan tetapi kurang dari setahun
d. Kematian bayi (infant mortality), kematian setelah bayi lahir hidup hingga
berumur kurang dari satu tahun
Sumber data mortalitas penduduk di Indonesia adalah registrasi penduduk.Di
Indonesia pelaporan kematian dikerjakan oleh kepala keluarga atau salah satu
anggota keluarga kepada kepala desa. Laporan ini kemudian diteruskan ke kantor
desa pada saat diadakan rapat kepala desa yang biasanya berlangsung seminggu
sekali. Sering terjadi bahwa pelaporan itu tidak dilaporkan oleh kepala keluarga dan
tidak pula diterima oleh kepala desa. Kalau kepala desa pada hari rapat tidak dapat
dating, maka data kematian ini akan dibawa pada rapat berikutnya. Agaknya,
penyimpangan-penyimpangan dalam hal siapa yang melaporkan dan waktu
melaporkannya menyebabkan adanya anka pelaporan yang jumlahnya kurang dari
keadaan sebenarnya (under reporting). Sumber yang lain dari data kematian, adalah
penelitian (Survey). Biasanya penelitian kematian penduduk ini dijadikan satu dengan
penelitian kelahiran (fertilitas) yang disebut dengan penelitian statistic vital
I.3. Ukuran Mortalitas
A. Tingkat Kematian Kasar
Tingkat Kematian Kasar (CDR) didefinisikan sebagai banyaknya
kematian pada tahun tertentu, tiap 1000 penduduk pada pertengahan
tahun.Angka

ini

disebut

kasar

sebab

belum

memperhitungkan

umur

penduduk.Penduduk tua mempunyai risiko kematian yang lebih tinggi


dibandingkan dengan penduduk yang masih muda. Dengan rumus dapat ditulis
sebagai berikut :

D
Pm

Tingkat Kematian Kasar (CDR) =

xk

Keterangan :
D : jumlah kematian pada tahun tertentu (dari hasil registrasi penduduk)
Pm : jumlah penduduk pada pertengahan tahun (pada bulan juni/juli)
k

: Bilangan konstanta yang biasanya bernilai 1000

Tingkat/angka kematian kasar adalah indicator sederhana yang tidak


memperhitungkan pengaruh umur penduduk. Tetapi jika tidak ada indicator kematian
yang lain angka ini berguna untuk memberikan gambaran mengenai keadaan
kesejahteraan penduduk pada suatu tahun yang bersangkutan. Apabila dikurangkan
dari Angka Kelahiran kasar akan menjadi dasar perhitungan pertumbuhan penduduk
alamiah.
B. Tingkat Kematian Menurut Umur dan Jenis Kelamin
Adalah tingkat kematian yang memperhitungkan umur dan jenis kelamin,
karena besar kecilnya angka kematian dipengaruhi oleh beberapa factor, antara
lain oleh umur, jenis kelamin, pekerjaan dan status kawin.
Misalnya seseorang yang berumur 80 tahun umumnya kemungkinan
meninggalnya lebih cepat dibandingkan orang berumur 20 tahun. Orang-orang
yang maju ke medan perang kemungkina lebih besar daripada istripistri mereka
yang menunggu dirumah.
Memperhatikan

factor-faktor

diatas

maka

ahli-ahli

demografi

mempergunakan ukuran yang lebih spesifik, hanya berlaku untuk kelompok


penduduk tertentu.Ukuran yang paling umum digunakan oleh ahli demografi
adalah Tingkat Kematian menurut umur, atau dalam bahasa inggris disebut
dengan Age Spesific Death Rate disingkat dengan ASDR. Dengan rumus Tingkat
Kematian menurut umur ditulis sebagai berikut :
Di

Jumlah Kematian Kelompok Umur I (ASDRi)= Pmi x k

Keterangan :
Di : jumlah kematian pada kelompok umur i
Pmi : jumlah penduduk pada pertengahan tahun pada kelompok umur i
k

: Angka konstanta = 1000


Tingkat kematian menurut kelompok umur tertentu (ASDR) dapat dihitung

dengan rumus :
Dilk

ASDRi laki-laki = Pmilk


ASDRi perempuan =

DiPr
PmiPr

xk
xk

C. Tingkat Kematian Bayi (Infant Mortality Rate atau IMR)


Tingkat Kematian Bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah
bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun.
Tingkat Kematian Bayi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

IMR =

Do
xk
B

Keterangan :
Do : jumlah kematian bayi pada tahun tertentu
B

: jumlah lahir hidup pada tahun tertentu

: bilangan konstanta = 1000


Angka kematian bayi merupakan indicator yang sangat berguna, tidak

saja terhadap status kesehatan anak, tetapi juga terhadap status penduduk
keseluruhan dan kondisi ekonomi dimana penduduk tersebut bertempat tinggal.
Angka kematian bayi tidak hanya merefleksikan besarnya masalah kesehatan
yang bertanggungjawab langsung terhadap kematian bayi seperti diare, infeksi
saluran pernafasan, salah gizi, penyakit-penyakit infeksi spesifik dan kondisi

prenatal, tetapi juga merefleksikan tingkat kesehatan ibu, kondisi kesehatan


lingkungan dan secara umum tingkat perkembangan social ekonomi masyarakat.
Baik di Negara maju, maupun di Negara yang sedang berkembang, terdapat
hubungan yang terbalik antara tingkat kematian bayi dengan status ekonomi
orang tua.
Angka Kematian Bayi menggambarkan keadaan social ekonomi
masyarakat dimana angka kematian itu dihitung. Kegunaan Angka Kematian
Bayi untuk pengembangan perencanaan berbeda antara kematian neo-natal dan
kematian bayi yang lain. Karena kematian neo-natal disebabkan oleh factor
endogen yang berhubungan dengan kehamilan maka program-program untuk
mengurangi angka kematian neo-natal adalah yang bersangkutan dengan
program pelayanan kesehatan ibu hamil, misalnya program pemberian pil besi
dan suntikan anti tetanus.
D. Tingkat Kematian Anak
Tingkat Kematian Anak didefinisikan sebagai jumlah kematian anak
berumur 1-4 tahun selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama
pada pertengahan tahun. Dengan demikian angka kematian anak tidak
menyertakan angka kematian bayi.
Rumus yang dapat digunakan adalah :

Tingkat Kematian Anak 1-4 tahun =

kematiananak 14 th
xk
penduduk 14 th

Keterangan :
kematian anak 1- 4 th = banyaknya kematian anak berusia 1-4th (yang belum
tepat berusia 5 th) pada satu tahun tertentu didaerah tertentu.
penduduk 1-4 th = jumlah penduduk berusia 1-4 th pada pertengahan tahun
tertentu didaerah tertentu
k : konstanta, umumnya 1000

dibandingkan dengan angka kematian bayi, angka kematian anak lebih


merefleksikan kondisi kesehatan lingkungan yang langsung mempengaruhi
tingkat kesehatan anak. Angka ini tinggi pada keadaan salah gizi, hygiene buruk,
tingginya prevalensi penyakit menular pada anak dan insiden kecelakaan di
dalam atau di sekitar rumah.Dalam menunjukkan tingkat kemiskinan, indicator
ini lebih unggul dibandingkan dengan tingkat kematian bayi. Di Negara-negara
maju, angka kematian anak dapat serendah 0,4 per 1000 anak, tetapi survey di
beberapa kelompok masyarakat di Negara berkembang angka kematian dapat
mencapai setinggi 100 per 1000 anak. Kalau angka kematian bayi sekitar 14 kali
lipat lebih tinggi di Negara berkembang di bandingkan di Negara maju, maka
angka kenatian anak dapat mencapai 250 kali lebih tinggi di Negara berkembang
dibandingkan Negara maju. Perbedaan angka kematian anak antara berbagai
Negara atau kelompok masyarakat menunjukkan adanya perbedaan kondisi
lingkungan social ekonomi yang mempengaruhi status kesehatan, karena
sebagian besar kematian tersebut dapat dicegah dengan adanya perbaikan kondisi
social ekonomi.
E. Tingkat Kematian Anak di Bawah Lima Tahun (BALITA)
Tingkat Kematian Anak Balita didefinisikan sebagai jumlah kematian
anak usia dibawah lima tahun selama satu tahun per 1000 anak usia yang sama (04) tahun pada pertengahan tahun. Angka ini sekaligus merefleksikan tinggi
rendahnya

menggunakan

angka

kematian

bayi

belum

cukup

untuk

menggambarkan tingkat kematian anak pada umur di atas satu tahun, dua
penduduk dengan tingkat kematian bayi yang sama, belum tentu sama dalam hal
angka kematian anak di atas satu tahun. Variasi angka ini, di Negara berkembang
dapat lebih tinggi dari 100, tetapi di Negara maju dapat lebih rendah dari dua.

Rumus yang dapat digunakan adalah :

Tingkat Kematian Balita 0-4 th = =

kematianbalita 04 th
xk
penduduk balita 04 th

Dimana :
kematian balita 0- 4 th = Banyaknya kematian anak berusia 1-4 th (yang
belum tepat berusia 5 tahun) pada satu tahun tertentu didaerah tertentu.
penduduk balita 0- 4 th = Jumlah penduduk berusia 1-4 th pada pertengahan
tahun tertentu didaerah tertentu
k = konstanta, umumnya 1000
F. Tingkat/Angka Kematian Ibu
Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian
dalam kurun waktu 42 hari sejak teriminasi kehamilan tanpa memandang lamanya
kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena
kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti
kecelakaan, terjatuh dll (Budi, Utomo. 1985)
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada
saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama
dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau persalinan,
yang disebabkan karena kehamilannya, atau pengelolaannya, dan bukan karena
sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup. Informasi mengenai tingginya AKI
akan

bermanfaat

untuk

pengembangan

program peningkatan

kesehatan

reproduksi, terutama pelayanan kehamilan dan membuat kehamilan yang aman


bebas risiko tinggi (making pregnancy safer), program peningkatan jumlah
kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan, penyiapan system rujukan dalam
penanganan komplikasi kehamilan, penyiapan keluarga dan suami dalam
menyongsong kelahiran, yang semuanya bertujuan mengurangi Angka Kematian
Ibu dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi

AKI =

kematianib u
xk
kelahiran hidup

Keterangan :
Jumalah kematian ibu yang dimaksud adalah banyaknya kematian ibu yang
disebabkan karena kehamilan, persalinan sampai 42 hari setelah melahirkan,
pada tahun tertentu, didaerah tertentu.
Jumlah kelahiran Hidup adalah banyaknya bayi yang lahir hidup pada tahun
tertentu, didaerah tertantu.
Konstanta = 100.000 bayi lahir hidup.
AKI sulit dihitung, karena untuk menghitung AKI dibutuhkan sampel
yang besar, mengingat kejadian kematian ibu adalah kasus yang jarang.Oleh
karena itu kita umumnya digunakan AKI yang telah tersedia untuk keperluan
pengembangan perencanaan program.

BAB III

Critical Aprraisal Worksheet


Section A : Reference of Article
1. Author[s] and Affiliation[s]:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3532976/pdf/bmjopen-2012001399.pdf
Christiana Rialine Titaley,
Michael John Dibley
2. Tittle of Article :
Antenatal iron/folic acid supplements,but not postnatal care, prevents neonatal
deaths in Indonesia: analysisof Indonesia Demographic and HealthSurveys
2002/20032007 (a retrospectivecohort study)
3. Journal:
BMJOpen2012;2:e001399. doi:10.1136/bmjopen-2012-001399
4. Volume and Page Number:
Volume (-) page number 11
5. Year of Publication:
2012

Section B : Review the Result's


1. Did the review address a clearly focused question ?
Answer, YES
CAN'T TELL
NO

Reason:

There were 26 591 live-born singleton infants mostrecently born to each mother
in the prior 5 years, with 219early neonatal deaths and 290 neonatal deaths.
Althoughneonatal deaths decreased from 115 (IDHS 2002/2003)to 104 (IDHS
2007), the proportion of early neonataldeath on thefirst day of life increased from
47% to 50%.
HINT:
'in iirrt can be'focused' ln terms of :
- The PoPulation studied
- The intervention given
- The outcome considered
2. Did the authors looks the right type of paper ?
Answer: YES
CANT TELL
NO

Reason:
Design is primarily usedin this studyis Retrospective cohort study.
HINT:
The best sort studies'would :
- Address the rewiews questions
- Have an appropriate study design

3. Do you think the important relevant study was included?


Answer: YES
CANT TELL
NO

Reason:
- hen X-K, Wen SW, Yang Q,et al. Adequacy of prenatal care and neonatal
mortality in infants born to mothers with and without antenatal high-risk
conditions.Aust N Z J Obstetr Gynaecol2007;47:1227\

atikainen K, Heiskanen N, Heinonen S. Under-attending freeantenatal care is

associated with adverse pregnancy outcomes.BMC Public Health2007;7:268.


eng L, Dibley MJ, Cheng Y,et al. Impact of micronutrientsupplementation

during pregnancy on birth weight, duration of


gestation and perinatal mortality in rural western China: double-blind cluster

randomised controlled trial.BMJ 2008;337:a2522.


aqui AH, Ahmed S, El Arifeen S,et al. Effect of timing of first postnatal care
home visit on neonatal mortality in Bangladesh: a observational cohort study.

BMJ 2009;339:b2826
ementerian Kesehatan RI. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal
Esensial: Pedoman Teknis Pelayanan Kesehatan Dasar (Pocket Book of
Essential Neonatal Health Care Services: Technical Guidlines of Basic Health
Care Serivices). Jakarta, Indonesia: Kementerian Kesehatan RI, 2010.
- italey CR, Dibley MJ, Roberts CL,et al. Iron and folic acid supplements
and reduced early neonatal deaths in Indonesia.Bull World Health Organ
2010;88:5008
HINT:
Lookfor:
- Which bibliographfc databases were used
- Follow up from reference lists
- Personal contact with experts
- Search for unpublished as well as published studies

4. Did the review's authors do enougl-r to assess the quality of the included studies?
Answer: YES
CANT TELL
NO

Reason:
Using data from two nationally representative surveys, found no protective effect
of postnatal care services for newborn survival after adjusting for the effects of
iron/folic acid supplements. An increased risk of early neonatal death on the day
of delivery was associatedwith postnatal care services from medical doctors,
which might be related to referral bias. The strongest evidence of a lack of

protective effect of postnatal care for neo-natal deaths was our failure to show any
protective effects for postnatal care delivered on the first day oflife, for
subsequent neonatal deaths in both early and over all neonatal periods.
Despite taking an account of many confounders, animportant limitation was that
mothers were not rando-mised to receive iron/folic acid supplements or post-natal
care so there remains a possibility of residual confounding. Furthermore, our
analyses were limited by the lack of information about components of the postnatal care delivered.
HINT:
The authors need to consider the rigour of the studies they have identified. Lack
of rigour may affect the studies' results. ("Al! that glisters is not gold" Merchant
of Venice - Act II Scene?)
5. If the results of the review have been combined, was it reasonable to do so?
Answer: YES
CANT TELL
NO

Reason:
Although iron/folic acid supplements have been included in routine antenatal
care, poor adherence to the daily supplementation regime remains a problem in
Indonesia, as shown by the low percentage of pregnant women consuming all of
the recommended 90 tablets.theory of the same research results with existing
theories on the bibliography No. 9 is on ministry of Health Republic of Indonesia.
Indonesia Health Profile 2008
HINT:
Consider whether :
- The results were similar from study to study
- The results of all the included studies are clearly displayed
- The results of the dffirent studies are similar
- The reasons for any variations in results are discussed
6. What are the overall results of the review?

Answer:
Overall review of the a bove result sis Postnatal care services were not associated
with newborn survival. Postnatal care on days 17 after birth did not reduce
neonatal death (HR=1.00, 95% CI 0.55 to 1.83, p=1.00) and early postnatal care
on day 1 was associated with an increased risk of early neonatal death (HR=1.27,
95% CI 0.69 to 2.32, p=0.44) possibly reflecting referral of ill newborns. Early
postnatal care on day 1 was not protective for neonatal deaths on days 27
whether provided by doctors (HR 3.61, 95% CI 1.54 to 8.45, p<0.01), or by
midwives or nurses (HR 1.38, 95% CI 0.53 to 3.57, p=0.512). In mothers who
took iron/folic acid supplements during pregnancy, the risk of early neonatal
death was reduced by 51% (HR=0.49, 95% CI 0.30 to 0.79, p<0.01).
HINT: Consider
- If you are clear about the review's 'bottom line' results
- What these are (numerically if oppropriate)
- How were the results expressed (NNT, odds ratioetc)

7. How precise are the results?


Answer:
the results of those reviews We found no protective effect of postnatal care
against neonatal deaths in Indonesia. However, important reductions in the risk of
neonatal death were found for women who reported use of antenatal iron/folic
acid supplements during pregnancy.
HINT: Look at the confidence intirvals, if given
8. Can the result be applied to the local population?
Answer: YES
CANT TELL
NO

Reason:
Our findings about the relative impact of postnatal and antenatal iron/folic acid
supplements, on neonatal sur- vival are important for planning interventions to

reduce newborn deaths in Indonesia and other low-income and middle-income


countrie
HINT:
Consider whether :
- The patients covered by the review could be suJficiently different to your
population tacause concern
- Your local setting is likely to differ much from that of the review
9. Were are important outcomes considered?
Answer: YES
CANT TELL
NO

Reason:
I want to know information about the protective effect of postnatal care services
for the survival of newborns after adjusting for the effects of iron / folic acid
supplements. Increased risk of early neonatal death associated with the delivery of
postnatal care services from physicians, which may be related to referral bias. for
subsequent neonatal mortality in both early and during all neonatal period. lack of
information about the components of the post-natal care delivered.
HINT:
Consider whether :
Is there other information you would like to have seen
10. Are the benefits worth the harms and costs?
Answer: YES
CANT TELL
NO

Reason:
In our analyses postnatal care provided no protectionfrom neonatal death in
Indonesia. This indicates the need to revisit the current priority given to postnatal
care as a tool for reducing neonatal deaths and the recommendationto add visits to
postnatal care schedule.Our findings highlight the important role of iron/folic acid
supplementation for reducing the risk of neonatal death and the need for more
investments in this intervention to accelerate reductions in neonatal mortality. Our
findings about the relative impact of postnatal and antenatal iron/folic acid
supplements, on neonatal survival are important for planning interventions to

reduce newborn deaths in Indonesia and other low-income and middle-income


countries. Research is needed to compare the benefits of early and extended use
of iron/folic acid with different timing and frequency of postnatal services to
assess the relative benefit and effectivenessof these services.
HINT:
Consider:
Even if this is not addressed by the review, what do you thin.

BAB IV
PENUTUP
Kematian atau mortalitas adalah salah satu dari tiga komponen proses
demografi yang berpengaruh terhadap struktur penduduk. Dua komponen proses
demografi lainnya adalah kelahiran (fertilitas), dan mobilisasi penduduk

Konsep Dasar Mortalitas


a. Abortus, kematian janin menjelang dan sampai 16 minggu
b. Immatur, kematian janin antara umur kandungan di atas 16 minggu sampai
pada umur kandungan 28 minggu
c. Prematur : kematian janin di dalam kandungan pada umur di atas 28 minggu

sampai waktu lahir.=


Ukuran yang di gunakan dalam Mortalitas
a. Tingkat Kematian Kasar : Tingkat Kematian Kasar (CDR) didefinisikan
sebagai banyaknya kematian pada tahun tertentu, tiap 1000 penduduk pada
pertengahan tahun
b. Tingkat Kematian Menurut Umur dan Jenis Kelamin : Adalah tingkat
kematian yang memperhitungkan umur dan jenis kelamin, karena besar
kecilnya angka kematian dipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain oleh
umur, jenis kelamin, pekerjaan dan status kawin

c. Tingkat Kematian Bayi (Infant Mortality Rate atau IMR) : adalah


kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia
tepat satu tahun
d. Tingkat Kematian Anak : didefinisikan sebagai jumlah kematian anak
berumur 1-4 tahun selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama
pada pertengahan tahun
e. Tingkat Kematian Anak di Bawah Lima Tahun (BALITA) :didefinisikan
sebagai jumlah kematian anak usia dibawah lima tahun selama satu tahun per
1000 anak usia yang sama (0-4) tahun pada pertengahan tahun.
f. Tingkat/Angka Kematian Ibu : kematian perempuan pada saat hamil atau
kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak teriminasi kehamilan tanpa
memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang
disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena
sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dll (Budi, Utomo. 1985)

DAFTAR PUSTAKA

Permatasari, Elok, S.KM., M.Kes. (2014). Bahan Ajar Kesehatan Lingkungan


Semester VI.Jember
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Research-12251-196202041987011001Chapter1.pdf
http://ayonfriday.blogspot.com/2013/04/mortalitas_15.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17422/5/Chapter%20I.pdf
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3532976/pdf/bmjopen-2012001399.pdf

MAKALAH
DEMOGRAFI STATISTIK
JURNAL MORTALITAS PENDUDUK DI
INDONESIA

Disusun oleh
NAMA

: AISYAH YHUSLIMATUL H.

NIM

: 1111011001

DOSEN PEMBIMBING

: ELOK PERMATASARI, S.KM., M.Kes.

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2014

Anda mungkin juga menyukai