Anda di halaman 1dari 4

USTADZ USTADZKU

Suatu pagi yang indah saya bersama teman-teman di pondok sedang duduk santai
sambil menikmati secangkir kopi dan rokok. Sudah menjadi kebiasaan para lelaki, kalau
berdiskusi ataupun berkumpul, rasanya tidak sah atau kurang afdol tanpa ditemani kopi dan
rokok. Pembicaraan kami tidak teralu serius, sering kali kata-kata mengalir begitu saja.
Kami tidak pernah menetukan topic pembicaraan. Karena kopi inilah yang mengantarkan
kami untuk bias membicarakan hal yang sepele manjadi pokok pembicaraan yang penting.
Sebelumnya perkenalkan dulu para ustadzku, mereka bertiga adalah Ust. Sufyan, Ust Wasil
Zuhri dan cak Hasan. Cak adalah sapaan kami untuk para santri putra yang lebih senior.
Meskipun usia mereka lebih muda, tapi kami membiasakan memanggil Cak untuk
menghormati senioritas yang berlaku.
Ustadz wasil mengawali cerita dngan bertanya kepada Cak Hasan yang saat itu dia
sebagai seorang tamu. Dia adalah alumni pondok yang saat ini sudah bekerja di daerah
asalnmya probolinggo namun hari ini datang ke pondok karena rindu akan nuansa pondok.
Ust Wasil
Cak Hasan

: ngapain samean cak ke pondok


: ya biasa. Kangen nuansa pondok. Wes lama gak ke pondok. Jadi
pengen banget merasakan nuansa pondok.

Ust Wasil

: kangen pondok tok? Gak ada keperluan lain.

Cak Hasan

: iyolah.. kenapa.. ini pondokku juga lho

Ust Sufyan

: mboh rah cak hasan ikuw.. tak kiro nganterno undangan lho.

Cak Hasan

: undangan apa tadz? Belum lah tadz..masih menunggu

Ust Sufyan

: undangan nikah lah. Ayo kapan nikah? Jare wes duwe tunangan

Cak Hasan

: iya tadz.. tenang wes. Klau sudah tanggal jadi, nanti saya kabari
tadz. Samean mau nyumbang opo?

Ust Sufyan
Ust Wasil

: beh cepetan cak


: adoh. Tak kera tadz. Cak hasan takokan. Kulo niku seneng
langsung tak jaluk tadz. Lek cak hasan weddian. Gak kiro wani

Cak hasan

: takok apa cak. Wong aku wes tunangan kok

Ust sufyan

: lho iyo ta? Endi cak tuangane? Dellok aku cak?

Hasan membuka Hpnya dan menunjukan foto tunangannya kepada ust Sufyan dan
Ust Wasil. Dengan bangga cak hasan bilang kalau tunangannya manis. Ust sufyan dan ust
wasil pun juga kagum
Ust sufyan
Cak hasan

: manis tunangane cak. Dapet dimana cak. Ayo carikan saya cak
: desa sebelah tadz. Gak usah jauh-jauh. Kalau jauh banyak biaya
taz. Ambil tetanga sebelah wes. Sudah mengenal karakternya lama.
Jadi lebih serg. Saya lho pemberani tadz. Saya kan mengenalnya
saat ada acara di smk. Dulu pas kuliah saya punya inisiatif
ngumpulkan para alumni sekolah saya yang kuliah di jember. Saya
ingin mengajak mereka untuk silaturahmi ke skolah. Ehh ternyata
ada seseorang yang saya senangi tadz. Dari sikapnya dia berbeda
dengan yang lain. Dia cuek, pendiem bias jaga sikap, anggun,
pokoe top markotop tadz. Karena penasaran saya jadikan dia
sekertarisntadz. Saat itu kan saya yang jadi koordinatornya, jadi
saya tunjuk dia. Dari sana kan terjadi interaksi. Dia mengirimkan
proposal ke saya. Nanya-nanya tentang kegiatannya gimana. Kok
saya merasa cocok dengan karakternya. Dia pengertian. Dia
pendiem, cuek dan perhatian tadz. Dia gak perhitungan. Saya gak
lama-lama nunggu tadz. Segera saya ungkapkan kalau saya suka.
Dan saya tegaskan kalau saya ingin serius. Saya berani menghadap
bapaknya kapanpun. Dan itupun saya buktikan kemarin tadz setelah
lebaran seminggu. Saya menghadap orang tuanya sendirian tadz.
Saya bilang gini mohon maaf pak mungkin saya terlalu lancang.
Saya kenal adhek ifah beberapa bulan lalu. Saya senang pada
karakternya, pada agamanya. Saya senang dari cara dia bergaul, dari
sikapnya. Pokoknya saya mantab memilih ifah pak. Saya berniat
untuk serius. Saya berniat meminangnya pak.
Waduh pada saat itu saya merinding tadz. Ngetek sara saya tadz.
Tapi memang hdibutuhkan keberanian lho. Dulu saya kan punya
referensi jodoh banyak tadz. Tapi karena gak berani menentukan

pilihan dan gak berani ngadep orang tuanya. Yah akhirnya bingung
sendiri tadz.
Ustadz wasil

: tetep kalah nekat kulo tadz. Kulo niku pas kenal dan cocok tadz,
langsung bilang ke anaknya titip salam ke orang tuanya. Seminggu
lagi saya ke rumahmu. Ya kaget juga si cewek tadz. Tapi harus
berani gitu ancen tad. Saya duklu punya refernsi banyak juga. Saya
pernah m,au ngelamar putrid kepala desa. Tapinibunda tidak
mengijinkan karena dia anaknya kepala desa. Inu khawatir kalau
keluarganya akan memandang rendah keluarga saya. Yah akhirnya
saya mengurungkan niatan saya. Dapet beberapa bulan saya kenalan
dengan anaki jombang. Eh ibu gak setuju juga karena terlalu jauh.

Cak hasan

: kulo kagum ke cak wasil cent adz. Nekat tadz. Wong gak ada kabar,
gak ada apa moro moro ngantarkan kue lamaran ke pondok tadz. Pas
nikah juga gak ngabari. Moro-moro diantarkan cewek pas ngajar. Pas
ditanya ternyata istrinya. Kapan nikahnya? Kyai ae heran tadz.

Ust sufyan

: mosok cak.. salut kulo cak. Kulo kok weddi cak nyeddekI arek
wedok. Weddi seneng terus sakit hati pas.

Cak hasan

: kulo belajar ilmu nekatnya ustad wasil tadz. Lek wes seneng,
mantab, gak usah suwi-suwi. Gak usah istikhoroh. Jaluk sek,
istikharah menyusul. Lek istikhoroh sek, kesuwen. Sellak dijalok
wong liyo.

Percakapanpun semakin panjang. Cukup lama, satu jam lebih. Kopi sudah habis, ust wasil
harus ke sekolah MA untuk mengajar, ust sufyan harus ke MI untuk
ngajar dan cak Hasan harus ke bank untuk mengurusi ATMnya yang
rusak.
Berdasarkan percakapan tersebut, saya menyimpulkan bahwa ada beberapa kendala
dalam komunikasi meskipun secara keseluruhan komunikasi tersebut berjalan lancer. Pesan
yang disampaikan dipahami oleh yang lain sehingga komunikasi mengalir namun tetap
terarah. Kendala yang tampak adalah perbedaan bahasa. Cak hasan berasal dari

Probolinggo yang bahasa daerahnya adalah Madura. Dia kesulitan untuk mengucapkan
bahasa jawa sehingga pembicaraanya lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia, namun
dia bias memahami bahasa jawa meskipun hanya sedikit. Ust Sufyan berasal dari pasuruan
yang mayoritas berbahasa jawa sehinhha dia mengunakan bahasa Indonesia. Sedangkan ust
wasil bias berbahasa Madura ataupun jawa sehingga dia dominan mengguanakan bahasa
jawa dan Madura. Ketiganya bias memahami satu sama lain
Kendala yang kedua adalah kepribadian. Cak hasan tertutup sehingga cara bicaranya
agak terbata-bata dan kurang ekpressif. Ust sufyan juga demikian. Namun Ust Wasil
terbuka. Dia cerewet sehingga dia mampu mendinginkan suasana pembicaraan.

Anda mungkin juga menyukai