Anda di halaman 1dari 1

a. An. H datang ke RSD. Dr.

Soebandi jember pada hari kamis tanggal 20 Oktober 2016 dengan


diagnose masuk Dengue fever setelah sebelumnya sempat dirawat di PKM dengan diagnose
DHF, pasien datang dengan keluhan demam tidak turun sejak 5 hari lalu. Menurut Nurarif
dan Kusuma, (2015) Demam dengue/DF adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue dengan manifestasi virus yang menyebabkan demam dengan ciri khas Demam tinggi
mendadak 2-7 hari, dengan gejala penyerta, Nyeri kepala, nyeri belakang bola mata, nyeri
otot dan nyeri sendi, flushing ( muka panas kemerahan), ruam kulit, mual, muntah, nyeri
perut, karena ada pembengkakan hati, perdarahan ( bintik-bintik merah di kulit), manifestasi
Leukopenia (jumlah angka lekosit di bawah nilai normal), angka Trombosit masih dalam
rentang normal. Dengan ditemukannya data sebagai berikut suhu 38oC, Keadaan umum
lemah, N : 102x/m, TD : 100/60 mmHg, RR : 56 x/m, takipnea, gelisah, akral hangat selama
pengkajian maka ditegakkan masalah keperawatan hipertermi. Maka penulis melakukan
intervensi seperti Beri kompres hangat pada bagian leher dan aksila, anjurkan klien minum
yang banyak, anjurkan menggunakan kaos berbahan tipis dan melakukan monitoring TTV,
mkosa bibir, warna kulit, CRT
Menurut Widodo (2016) penderita dengue fever diawal sakit akan timbul gejala demam, dan pada
manifestasi perdarahannya dapat dilakukan tes berupa toyrniquet test yang hasilnya positip,
epitaksis, perdarahan gusi, dan dapat terjadi perdarahan masif berupa hematemesi/melena yang
sampai membutuhkan tranfusi darah, tetapi ada juga penderita yang tidak mengalami fase
perdarahan berat, dan dapat pula dijumpai penderita dengan gejala gastro intestinal, berupa diare
dan gejala saluran nafas atas berupa pilek dan batuk. Kejadian batuk ini didapat pada saat setelah
nyamuk menggigit manusia dan terjadi reaksi antigen-antibody sehingga menimbulkan gejala
viremia kemudian virus mengalami masa ikubasi pada usia 5-8 hari dan menimbulkan gejala
klinik, salah satunya batuk. Pada saat melakukan pengkajian ditemukan data pada An. H yaitu
adanya sekret dan suara nafas tambahan. Dengan adanya data tersebut maka penulis mengangkat
diagnosa ketidakefektifan bersihan jalan nafas.

Anda mungkin juga menyukai