Anda di halaman 1dari 34

Plagiarism Checker X Originality Report

Similarity Found: 22%

Date: Tuesday, September 27, 2022


Statistics: 1387 words Plagiarized / 6176 Total words
Remarks: Medium Plagiarism Detected - Your Document needs Selective Improvement.
-------------------------------------------------------------------------------------------

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Lansia adalah seseorang yangtelah merambah


umur 60 tahun keatas. Lanjut usia ialah kelompok usia padamanusia yang sudah
merambah tahapan akhir dari fase kehidupannya menurut World Health Organisation
(WHO). Kelompokyang dikategorikan lanjut usia ini hendak terjalin sesuatu proses yang
disebut aging process atauprosespenuaan. Data World Population Prospect tahun 2019
terdapat 901 juta lansia di dunia, sedangkan pada tahun 2015 sampai tahun 2030
diperkirakan jumlahnya akan bertambah menjadi 1,4 milyar.

Populasi lansia di Asia Tenggara mencapai 142 juta (8%) jiwa, sedangkan tahun 2020
diperkirakan mencapai 28.800.000 (11,34%) jiwa (Yusnawati, 2018). Kementerian
Kesehatan atau Kemenkes (2019) Indonesia mulai memasuki periode aging population,
dimana terjalin kenaikan usia harapanhidup yang diiringi dengan kenaikan jumlah lanjut
usia. Di Indonesia mengalamipeningkatan jumlah penduduk lansia dari 18 juta jiwa
(7,56%) pada tahun 2010,menjadi 25,9 juta jiwa (9,7%) pada tahun 2019, dan dapat
diperkirakan akan
terusmeningkatdimanatahun2035menjadi48,2jutajiwa(15,77%).Peningkatanjumlah
penduduk lansia dimasa depan dapat membawa dampak positif maupunnegatif. Akan
berdampak positif apabila penduduk lansia berada dalam keadaansehat, aktif, dan
produktif. Disisi lain peningkatan jumlah penduduk lanjut usia akan menjadi beban
apabila lansia memiiliki masalah penurunan kesehatan (Kementerian Kesehatan RI,
2017).
Data lanjut usia dari 19 Kecamatan yang ada dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial
(DTKS) Kabupaten Poso tahun 2022 didapatkan sebanyak 5.595 jiwa lansia. Jumlah lanjut
usia di Kecamatan Pamona Puselemba tahun 2022 sebanyak 453 jiwa. Umur harapan
hidup (UHH) ialah salah satu indicator keberhasilan terhadap perbaikan kualitas
kesehatan dan kondisi sosial masyarakat. Angkaharapan hidup di Indonesia, baik laki-
laki maupun perempuan pada periode2010-2015 adalah 70,1 tahun. Pada periode 2030-
2035 diperkirakan angkaharapanhidupmeningkat menjadi72,2tahun (BadanPusat
Statistik,2014). Peningkatan umur harapan hidup tercermin dari semakin
meningkatnyajumlahlansiadaritahunketahun.MenurutWHO di kawasan Asia Tenggara
terdapat populasi lansia sebesar 8% atausekitar 142 juta jiwa. Pada tahun 2000 jumlah
lansia sekitar 5.300.000 (7,4%)dari total populasi, tahun 2010 jumlah lansia 24.000.000
(9,77%) dari totalpopulasi, dan tahun 2020 diperkirakan jumlah lansia mencapai
28.800.000(11,34%) dari total populasi.

Di Indonesia sendiri berdasarkan Data


BadanPusatStatistik(BPS)tahun2014menyebutkanjumlahpenduduklansiamencapai 18,1
juta jiwa (7,6% dari total penduduk) dan pada tahun
2014jumlahlansiamenjadi18,781jutajiwa,sedangkanpadatahun2025diperkirakanjumlahny
aakanmencapai36jutajiwa.HalinimembuatIndonesia diperkirakan akan memasuki era
penduduk berstuktur tua (agingstructured population), karena 7%penduduknya akan
berumur 60 tahun keatas. Peningkatan usia harapan hidup juga mengakibatkan
peningkatan padajumlahlansia (Depkes, 2013; Badan PusatStatistik, 2014). Lansia
merupakan salah satu kelompok ataupopulasi beresiko(population at risk) yang
jumlahnya semakin meningkat setiap tahunnya.

Allender, Rector, dan Werner (2014) mengatakan bahwa populasi beresiko adalah
kumpulan orang-orang yang masalah kesehatannya memiliki kemungkinan akan
berkembang lebih buruk karena adanya faktor – faktor resiko yang
mempengaruhi.Resiko biologis terkait dengan usia yaitu menunjukan berbagai macam
penurunan fungsi biologis, resiko sosial dan lingkungan terkait adanya lingkungan yang
memicu stress, dan resiko perilaku dan gaya hidup terkait dengan kebiasaan kurangnya
aktivitas fisik dan seringnya mengkonsumsi makanan yang tidak sehat sehingga dapat
menyebabkan berbagai macam penyakit hingga berujung kematian Stanhope dan
Lancaster (2016).
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan pengalaman
belajar bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatan
pengetahuan, sikap, dan perilaku. Melalui pendekatan pimpinan (advocary), bina
suasana (social support), dan pemberdayaan masyakarat (empowerment) dapat
menerapkan cara – cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara, dan
meningkatkan kesehatan masyarakat (Kemenkes RI, 2011).

Lanjutusia dengan PHBS yang tidak baik dapat menyebabkan kualitas hidup kurang baik
yang akan mengakibatkan kesakitan bahkan sampai kematian. Keluarga memiliki tugas
untuk menjaga kesehatan setiap anggota keluarga yang mencegah masalah kesehatan,
mengambil keputusan yang tepat ketika mengalami masalah, mengetahui upaya untuk
mencegah penyebaran penyakit, memberikan dukungan bagi anggota keluarga.(Yuniar,
2017). Keluarga mempunyai peran penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan
masyarakat, kerena dalam keluarga terjadi komunikasi dan interaksi antara anggota
keluarga yang menjadi awal penting dari suatu proses pendidikan perilaku.

Beberapa anggota rumah tangga mempunyai masa rawan terkena penyakit menular dan
tidak menular.Oleh karena itu, untuk mencegah penyakit tersebut, anggota rumah
tangga perlu diberdayakan untuk melaksanakan PHBS (Kemenkes RI, 2017). Dukungan
keluarga sangat berarti dalam mendesak lansia untuk berperilaku bersih serta hidup
sehat dan untuk menolong menanggulangi permasalahan orang tua.Dampak dari
dukungan keluarga yang mencukupi buat kesehatan serta kesejaheraan terbukti
mengurangi angka kematian mempercepat penyembuhan orang sakit, meningkatkan
kesejahtraan terbukti mengurangi kognitif, fisik dan emosional (Panjaitan 2017).

Peneliti melakukan wawancara dengan 22 keluarga yang memiliki anggota keluarga


lanjut usiadi Kelurahan Sangele Kecamatan Pamona Puselemba di dapatkan 15 keluarga
yang mengatakan belum tahu dan ada 7 keluargayang sudah tahu bagaimana cara
merawat lansia yang mengalami kemunduran dan kelemahan fisik dalam melaksanakan
perilaku hidup bersih dan sehat. Beberapa masalah kesehatan yang dijumpai pada 15
keluarga yang belum tahu cara merawat lansia dengan kurang menerapkan perilaku
hidup bersih dan sehat dengan tidak memperhatikan kebersihan diri karena kelemahan
fisik terkait jarangnya mencuci tangan sebelum makan, jarang bahkan tidak pernah
melakukan olahraga, merokok bagi lansia laki-laki dan kurang mengkonsumsi makanan
bergizi seperti buah dan sayur yang bermanfaat untuk pemenuhan nutrisi pada lansia
sehingga lansia membutuhkan dukugan keluarga untuk memotivasi atau mendorong
dalam melakukan perilaku hidup bersih dan sehat serta merawatnya.

Hal ini di sebabkan karena masih ada keluarga yang kurang paham tentang
caramerawat dan menjaga perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia terkait kesibukan
sehari-hari dan kurang bahkan jarang mengikuti posyandu lansia. Peneliti akan
melakukan penelitian tentang “Hubungan tingkat pengetahuan keluarga dengan
perilaku hidup bersih dan sehat lansia di Kelurahan Sangele Kecamatan Pamona
Puselemba”. B. RumusanMasalah Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu“Adakah
Hubungan tingkat pengetahuan keluarga dengan perilaku hidup bersih dan sehat lansia
di Kelurahan Sangele Kecamatan Pamona Puselemba”? C.

TujuanPenelitian TujuanUmum Diketahui hubungan tingkat pengetahuan keluarga


dengan perilaku hidup bersih dan sehat lansia di Kelurahan Sangele Kecamatan Pamona
Puselemba. TujuanKhusus a. Diketahuitingkat pengetahuan keluarga di Kelurahan
Sangele Kecamatan Pamona Puselemba. b. Diketahuiperilaku hidup bersih dan sehat
lansia di Kelurahan Sangele Kecamatan Pamona Puselemba. c. Diketahui hubungan
tingkat pengetahuan keluarga dengan perilaku hidup bersih dan sehat lansia di
Kelurahan Sangele Kecamatan Pamona Puselemba. D.

ManfaatPenelitian BagiPeneliti Sebagai pembelajaran dan pengetahuan untuk mengenal


dan memahami pengetahuan keluarga tentang perilaku hidup bersih dan sehat pada
lansia. 2. BagiLansia Sebagai pembelajaran bagi lansia agar menyadari sekaligus
menerapkan perilaku hidup bersih dansehat di kehidupan sehari- hari. 3. BagiInstitusi
Sebagai bahan informasi dan menambah pengetahuan kepada mahasiswa tentang
perilaku hidup bersih dansehat pada lansia. 4.

Bagi Keluarga Lansia Sebagai bahan informasi dan menambah pengetahuan keluarga
tentang pentingnya menerapkan perilaku hidup bersih dansehat pada lansia.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori Pengetahuan 1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tau dari manusia atas
penggabunganataukerjasamaantarasuatusubyekyangmengetahuidanobjekyangdiketahu
i.Segenapapayangdiketahuitentangsesuatuobjektertentu(Suriasumantri dalam Nurroh
2017). Menurut Notoatmodjo dalam Yuliana(2017), pengetahuan merupakan hasil
penginderaan manusia, ataupun hasil
tahuseseorangterhadapobjekmelaluiinderayangdimiliki(mata,hidung,telinga,dansebagai
nya).Jadipengetahuanadalahberbagaimacamhalyangdiperoleholeh seseorangmelalui
pancaindera. 2. Tingkat Pengetahuan Sulaiman (2015) mengatakan tingkatan
pengetahuan terdiri dari 4 macam,yaitu pengetahuan deskriptif, pengetahuan kausal,
pengetahuan normatifdan pengetahuan esensial.

Pengetahuan deskriptif yaitu jenis


pengetahuanyangdalamcarapenyampaianataupenjelasannyaberbentuksecaraobjektif
dengan tanpa adanya faktor subyektivitas. Pengetahuan kausalyaitu sesuatu
pengetahuan yang membagikan jawaban tentang sebab danakibat. Pengetahuan
normatif yaitu suatu pengetahuan yang
senantiasaberkaitandengansuatuukurandannormaatauaturan.Pengetahuanesensialadala
hsuatupengetahuanyangmenjawabsuatupertanyaantentang hakikat seluruh suatu serta
hal ini telah dikaji dalam bidang ilmufilsafat. DaryantodalamYuliana(2017)
mengatakanpengetahuanseseorang terhadap objek memiliki keseriusan yang berbeda-
beda, danmenjelaskanbahwaadaenamtingkatanpengetahuanyaitusebagaiberikut:
Pengetahuan(Knowledge) Tahu artinya sebagai recall (ingatan).

Seseorang dituntutuntukmengetahui faktatanpadapatmenggunakannya.


Pemahaman(comprehension) Menguasai suatu objek bukan hanya tahu, tidak hanya
dapatmenyebutkan, tapi harus dapat melakukan secara
benartentangobjekyangdiketahui. Penerapan(application)
Aplikasidiartikanapabilaorangyangtelahmemahamiobjektersebutdapatmenggunakandan
mengaplikasikanprinsipyangdiketahuipadasituasiyanglain. Analisis(Analysis)
Analisisadalahkemampuanseseoranguntukmenjabarkandanmemisahkan,kemudianmenc
arihubunganantarakomponen-komponen yangterdapatdalam suatu objek. Sintesis
(synthesis) Sintesis merupakan suatu keahlian buat menyusun perumusan
barudariformulasi-formulasiyangtelahada.Sintesis jugamenunjukkansuatu keahlian
seseorang untuk merangkum atau
meletakkandalamsuatuhubunganyanglogisdarikomponen-
komponenpengetahuanyangdimiliki.

Penilaian(evaluation)
Yaitusuatukemampuanseseoranguntukmelakukanpenilaianterhadap sesuatu objek
tertentu didasarkan pada suatu kriteria ataunorma-normayangberlaku di masyarakat
sekitar. 3. FaktoryangMempengaruhiPengetahuan Fitriani dalam Yuliana (2017)
mengatakan unsur-unsur yang mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut :
Pendidikan
Pendidikanmempengaruhiprosesdalambelajar,semakintinggipendidikanseseorang,makas
emakinmudahseseorangtersebutuntukmenerima sebuah informasi. Peningkatan
pengetahuan tidak mutlakdiperoleh dalam pelatihan yang tepat, namun juga dapat
diperoleh padapendidikan tidak resmi.Pengetahuan seseorang tentang suatu
objekmengandung dua sudut pandang khususnya sudut positif dan sudut
negatif.Keduaaspekinimenentukansikapseseorangterhadapobjektertentu.Semakinbanyak
aspekpositifdariobjekyangdiketahuiakanmenumbuhkan perspektif positif terhadap objek
tersebut. pendidikan tinggiseseorang didapatkan informasi baik dari orang lain maupun
mediamassa. Semakin banyak informasi yang masuk, semakin banyak
pulapengetahuanyangdidapat tentangkesehatan.

Mediamassa/sumberinformasi Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal


maupun
nonformaldapatmemberikanpengetahuanjangkapendek(immediateeimpact),sehinggam
enghasilkanperubahandanpeningkatanpengetahuan.Kemajuanteknologimenyediakanbe
rmacam-macammediamassayangdapatmempengaruhipengetahuanmasyarakattentang
informasi baru. Sarana komunikasi seperti televisi, radio, suratkabar, majalah,
penyuluhan, dan lain-lain yang mempunyai pengaruhbesarterhadap pembentukanopini
dan kepercayaanorang. Sosialbudayadan Ekonomi
Kebiasaandantradisiyangdilakukanseseorangtanpamelaluipenalaranapakahyangdilakuka
nbaikatautidak.Statusekonomiseseorangjugaakanmenentukanketersediaanfasilitasyangd
iperlukanuntukkegiatantertentu,sehinggastatussosialekonomiakanmempengaruhipenget
ahuan seseorang. Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar
individu baiklingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan
berpengaruhterhadapprosesmasuknyapengetahuankedalamindividuyangberadapada
lingkungan tersebut.
Hal tersebut terjadi karena adanya interaksitimbalbalikyangakandirespon sebagai
pengetahuan Pengalaman
Pengetahuandapatdiperolehdaripengalamanpribadiataupunpengalaman orang lain.
Pengalaman ini merupakan suatu cara untukmemperolehkebenaran suatu pengetahuan.
Usia
Usiamempengaruhidayatangkapdanpolapikirseseorang.Bertambahnyausiaakansemakinb
erkembangpolapikirdandayatangkap seseorang sehingga pengetahuan yang diperoleh
akan semakin banyak. 4. CaraMengukurTingkat Pengetahuan
Pengukuranpengetahuandapatdilakukandenganwawancara(pertanyaan-pertanyaan
secara langsung) atau melalui angket (pertanyaan-
pertanyaantertulis)yangmenanyakantentangisimateriyangingindiukurdarisubjekpenelitia
natauresponden.

Wawancara(interview)adalahsuatumetodeyangdipergunakanuntuk mengumpulkan data,


di mana peneliti mendapatkan keterangan atau
infomasisecaralisandariseseorangsaranapenelitian(responden)ataubercakap-
cakapberhadapan muka dengan orang tersebut (face to face). Angket adalah suatucara
pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai suatu masalah yangumumnya
banyakmenyangkutkepentingan umum.Angketini dilakukandengan mengedarkan suatu
daftar pertanyaan yang berupa formulir-
formulir,diajukansecaratertuliskepadasejumlahsubjekuntukmendaptkantanggapan,infor
masi,jawaban dan sebagainya. B. Tinjauan Teori Keluarga 1.

Definisi Keluarga Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang tergabung
karenahubungan darah atau pengangkatan, perkawinan dan mereka hidup
dalamsatuataprumahtangga,melakukaninteraksiantarasatudenganyanglainnya dan
memiliki peran masing-masing dalam menciptakan rasa sertamempertahankan
kebudayaan (Friedman dalam Setiana 2016). MenurutDuvall dalam Setiana (2016)
konsep keluarga adalah terdapat sekumpulanmanusia yang dihubungkan oleh suatu
hubungan suami-istri antara laki-lakidan perempuan, adopsi, atau kelahiran yang
bertujuan untuk menciptakan sertamempertahankan budaya yang umum, untuk
meningkatkan perkembanganfisik,mental, emosional, dan sosial dari tiap anggota. 2.
Struktur Keluarga Struktur pada bentuk/tipe keluarga
adayangmenggambarkansubsitem-subsistemnyasebagaidimensistruktural.
Struktur keluarga menurut Friedman dalam Nadirawati(2018)sebagaiberikut:
PoladanProsesKomunikasi
Komunikasikeluargamerupakansuatuprosessimbolik,transaksionaluntukmenciptakanmen
gungkapkanpengertiandalamkeluarga. StrukturKekuatan Struktur keluarga dapat
dipepanjang dan dibatasi tergantung
padakemampuankeluargauntukmeresponstressoryangadadalamkeluarga.Strukturkekuat
ankeluargamerupakankemampuan(potensial/aktual) dari individu untuk mengontrol
atau memengaruhiperilakuanggotakeluarga.Beberapamacamstrukturkeluarga: Legimate
power/authority (hak untuk mengontrol) seperti orangtuaterhadapanak. Referent power
(seseorang yang ditiru) dalam hal ini orang tuaadalahsesorangyangdapatditiruolehanak.
Resourceorexpertpower(pendapat,ahli,danlain).

Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya harapan yangakanditerima).


Coercivepower(pengaruhyangdipaksasesuaidengankeinginannya). Informational power
(pengaruh yang dilalui melalui pesuasi) Affective power (pengaruh yang diberikan
melalui manipulasi cinta kasih, misalnya hubungan seksual)
Sifatstrukturaldidalamkeluargasebagai berikut: a.Struktur egilasi (demokrasi), yaitu
dimana masing-masing
anggotakeluargamemilikihakyangsamadalammenyampaikanpendapat.
Strukturyanghangat,menerima,dantoleransi. Struktur yang terbuka dan anggota yang
terbuka (honesty
danauthenticity),strukturkeluargainimendorongkejujurandankebenaran.

Strukturyangkaku,yaitusukamelawandanbergantunpadaperaturan.
Strukturyangbebas(permissiveness),padastrukturinitidakadanyaperaturanyangmemaksa.
Strukturyangkasar(abuse);penyiksaan,kejamdankasar.
Suasanaemosiyangdingin;isolasidansukarberteman.
Disorganisasikeluarga;disfungsiindividu,stresemosional. 3. StrukturPeran
Peranbiasanyameyangkutposisidanposisimengidentifikasistatusatautempatsementaradal
amsuatusistemsosialtertentu. Peran-peranformaldalamkeluarga Peran formal dalam
keluarga adalah posisi formal pada
keluarga,sepertiayah,ibudananakSetiapanggotakeluargamemilikiperanmasing-masing.
Ayah sebagai pemimpin keluarga memiliki
peransebagaipencarinafkah,pendidik,pelindung,pemberirasaamanbagi seluruh anggota
keluarga, dan sebagai anggota
masyarakatataukelompoksosialtertentu.Ibuberperansebagaipengurusrumah tangga,
pengasuh dan pendidik anak, pelindung keluarga,sebagai pencari nafkah tambahan
keluarga, sertasebagai
anggotamasyarakatataukelompoksosialtertentu.Sedangkananakberperan sebagai pelaku
psikosoal sesuai dengan perkembanganfisik,mental,sosialdanspiritual.

PeranInformalkelauarga
Peraninformalatauperantertutupbiasanyabersifatimplisit,tidaktampakkepermukaan,dandi
mainkanuntukmemenuhikebutuhanemosionalatauuntukmenjagakeseimbangankeluarga.
4.StrukturNilai Sistemnilaidalamkeluargasangatmemengaruhinilai-nilaimasyarakat. Nilai
keluarga akan membentuk pola dan tingkah lakudalam menghadapi masalah yang
dialami keluarga. Nilai keluarga
iniakanmenentukanbagaimanakeluargamenghadapimasalahkesehatandanstressor-
stressor lain. 3. Fungsi Keluarga Bailon dan Maglaya dalam Koyongian (2015)
mengatakan keluarga jugamerupakan salah satu penentu keberhasilan dari suatu
pengobatan
yangdilakukanolehseseorangdalammenjalanisuatupengobatankarnakeluarga juga
mempunyai pengaruh dalam menentukan keyakinan dannilai kesehatan individu serta
dapat juga menentukan tentang
programkesehatanyangdapatditerima.MenurutFriedman,Bowden&Jones(2014)menjelask
anbahwasalahsatufungsidarikeluargayaituperawatan kesehatan keluarga.

Masalah kesehatan keluarga


merupakansuatuhalyangsalingberkaitandanmempengaruhiantarasatudenganyanglainny
a sehingga keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan terdepandalam meningkatkan
derajat kesehatan. . 4. Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan Ada 5 pokok tugas
keluarga dalam bidang kesehatan adalah sebagai berikut:
Mengenalmasalahkesehatankeluarga
Keluargaperlumengenalkeadaankesehatandanperubahan-perubahan yang dialami
anggota keluarga.Perubahan sekecil
apapunyangdialamianggotakeluargasecaratidaklangsungmenjadiperhatiankeluargadano
rangtua.

Membuatkeputusantindakanyangtepat Sebelum keluarga dapat membuat keputusan


yang tepat mengenaimasalah kesehatan yang dialaminya, perawat harus dapat
mengkajikeadaan keluarga tersebut agar dapat menfasilitasi keluarga
dalammembuatkeputusan. Memberiperawatanpada anggotakeluargayangsakit.
Ketikamemberikanperawatankepadaanggotakeluargayangsakit,keluargaharus
mengetahui hal-hal sebagai berikut: Keadaan penyakitnya (sifat, penyebaran, komplikasi,
prognosisdanperawatannya). Sifatdanperkembangan perawatanyangdibutuhkan.
Keberadaanfasilitasyangdibutuhkanuntukperawatan. Sumber-
sumberyangadadalamkeluarga(anggotakeluargayangbertanggungjawab,sumberkeuang
andanfinancial,fasilitasfisik, psikososial). Sikapkeluargaterhadapyangsakit.

Mempertahankan atau mengusahakan suasana rumah yang sehatketika memodifikasi


lingkungan atau menciptakan suasana rumahyangsehat. Menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada di
masyarakatketikamerujukanggotakeluargakefasilitaskesehatan 5.Ciri - Ciri Keluarga
Sebuah perkumpulan seharusnya menjadi sebuah keluarga jika memiliki kualitas
tertentu (Oleh M. Prawiro 2019). Adapun ciri-ciri keluarga adalah sebagai berikut :
Keluarga terdiri dari beberapa golongan yang mempunyai ikatan,baik itu hubungan
langsung atau perkawinan Setiap individudalam keluaraga biasanya hidup masing-
masing dalam satu keluarga.

Jika anggota keluarga terpisah, mereka tetap akan menggangap keluarga tersebut
sebagai rumahnya. Setiap orang dalam keluarga memiliki peran social, mulai dari
pasangan, ayah dan ibu, anak-anak dan keabat, dimana mereka berbicara satu sama lain.
Keluarga memiliki budaya khas yang sebagian besar berasal dari budaya umum yang
lebih luas dan berusaha untuk mengikuti budaya itu. C. Tinjauan Teori Lansia 1. Definisi
Lansia Dewasa atau menua adalah suatu proses biologis yang tidak dapatdihindari.
Proses penuaan terjadi secara alamiah. Hal ini dapat menimbulkanmasalahfisik, mental,
sosial, ekonomidan psikologis (Mustika, 2019).

Lansia (lanjut usia) adalah proses alamiah yang terjadi pada seseorangkarena telah
memasuki tahap akhir dari fase kehidupan, proses ini terjadi
secaraberkesinambungandimanaketikaseseorangmengalamibeberapaperubahanyang
mempengaruhi fungsi dan kemampuan seluruh tubuh yang disebut
denganprosespenuaanatauagingprocess.Seseorangdikatakanlansiaketikatelahmencapaiu
sia60tahunkeatas.Lansiayangsehat,merupakanlansiayangmampu memelihara,
pencegahan penyakit, meningkatkan kapasitas fungsional,pemulihan dan rehabilisasi
yang dimiliki lansia, yaitu seperti mandi, berpakaiansendiri, berpindah, makan, minum,
dan mempertahankan kontinensia.Menjagadan melestarikan kemampuan untuk
melakukan kegiatan dasar hidup sehari-hariadalah hal mendasar untuk memperpanjang
hidup seorang lansia (Mawaddah, N2020). 2.

Proses Penuaan Seiring perkembangan manusia dalam beberapa tahun, terjadi proses
penuaan secara degenerative yang akan mempengaruihi perubahan manusia,
perubahan actual, namun juga mental, sosial dan seksual. (Azizah dan Lilik M, 2011).
PerubahanFisik
SistemIndraSistempendengaran;Prebiakusis(gangguanpadapendengaran)olehkarena
hilangnyakemampuan
(daya)pendengaranpadatelingadalam,terutamaterhadapbunyisuaraataunada-
nadayangtinggi,suarayangtidakjelas,sulitdimengertikata-kata,50%terjadi padausia diatas
60 tahun. Sistem Integumen: Pada lansia kulit mengalami atropi, kendur, tidak elastis
kering dan berkerut. Kulit akan kekurangan cairan sehingga menjadi tipis dan berbercak.

Kekeringan kulit disebabkan atropi glandula sebasea dan glandula sudoritera, timbul
pigmen berwarna coklat pada kulit dikenal dengan liver spot.
Perubahansistemmuskuloskeletalpadalansia:Jaringan penghubung (kolagen dan elastin),
kartilago,tulang,ototdansendi.Kolagensebagaipendukungutamakulit,tendon,tulang,kartil
agodanjaringanpengikatmengalamiperubahanmenjadibentanganyang tidak teratur.
Kartilago: jaringan kartilago
padapersendianmenjadilunakdanmengalamigranulasi,sehingga permukaan sendi
menjadi rata.
Kemampuankartilagountukregenerasiberkurangdandegenerasiyangterjadicenderungkea
rahprogresif,konsekuensinyakartilagopadapersendiaanmenjadirentanterhadapgesekan.T
ulang:berkurangnyakepadatantulangsetelahdiamatiadalahbagiandaripenuaanfisiologi,se
hinggaakanmengakibatkanosteoporosisdanlebihlanjutakanmengakibatkannyeri,
deformitas dan fraktur. Otot: perubahan struktur otot pada penuaan sangat bervariasi.
Perubahanpadasistemkardiovaskulerpadalansiaadalahmassajantungbertambah,ventrikelk
irimengalamihipertropisehinggapereganganjantungberkurang,kondisiiniterjadikarenaper
ubahanjaringanikat.

Sistem respirasi Padaprosespenuaanterjadiperubahanjaringanikatparu, kapasitas total


paru tetap tetapi volume cadanganparu bertambah untuk mengkompensasi kenaikan
ruangparu,udarayangmengalirkeparuberkurang.Perubahanpadaotot,kartilagodansendito
rakmengakibatkangerakanpernapasanterganggudankemampuanperegangantoraksberk
urang. Sistem PencernaandanMetabolisme: Perubahan yang terjadi pada sistem
pencernaan, sepertipenurunan produksi sebagai kemunduran fungsi yangnyata karena
kehilangan gigi, indra pengecap
menurun,rasalaparmenurun(kepekaanrasalaparmenurun),liver(hati)makinmengecildanme
nurunnyatempatpenyimpanan,danberkurangnyaalirandarah.Padasistem perkemihan
terjadi perubahan yang signifikan. Sistem Saraf
Sistemsusunansarafmengalamiperubahananatomidanatropiyangprogresifpadaserabutsa
raflansia. h.
SistemreproduksiPerubahansistemreproduksilansiaditandaidenganmenciutnya ovary dan
uterus.

Terjadi atropi payudara.Padalaki-


lakitestismasihdapatmemproduksispermatozoa,meskipunadanyapenurunansecaraberan
gsur-angsur. 2. PerubahanKognitif Memory(Dayaingat, Ingatan) IQ(IntellegentQuotient)
Kemampuan belajar (Learning) Kemampuan pemahaman (Comprehension) Pemecahan
masalah (Problem solving) Pengambilan keputusan (Decision solving) Kebijaksanaan
(Performance) motivasi 3. Perubahan mental Faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan mental : a. Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa. b.
Kesehatan umum c. Tingkat pendidikan d. Keturunan (Hereditas) e. Lingkungan f.

Gangguan syaraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian g. Gangguan konsep diri
akibat kehilangan, kehilangan jabatan h. Rangkaian dari kehilangan i. Hilangnya
kekuatan dan ketegapan fisik 4. Perubahan spiritual 5. Perubahan Psikososial Keluarga
memegang kendali dalam pemeliharaan kesehatan lansia.Dengan bantuan keluarga,
lansia mampu mempunyai kehidupan yang lebih baik.Untuk melakukan kegiatan
keseharian, lansia membutuhkan bantuan serta pendampingan dari keluarga.Lansia
yang membutuhkan bantuan dalam kegiatan keseharian seperti makan, minum, mandi,
melakukan pekerjaan rumah biasanya mempunyai kecacatan fungsional (Putri, 2019). 3.

Batasan Lanjut Usia Riadi (2020) mengatakan terdapat beberapa versi dalam pembagian
kelompok lansia berdasarkan batasan umur yaitu sebagai berikut : a. Menurut WHO,
lansia di bagi menjadi empat kelompok, yaitu : 1) Usia pertengahan (middle age): usia
45-59 tahun. 2) Lansia (elderly): usia 60-74 tahun. 3) Lansia tua (old): usia 75-90 tahun. 4)
Usia sangat tua (very old): usia diatas 90 tahun. b. Menurut Departemen RI, lansia dibagi
menjadi tiga kelompok, yaitu: Virilitas (prasenium) :masa persiapan usia lanjut yang
menampakan kematangan jiwa (usia 55-59 tahun).

Usia lanjut dini (senescen): kelompok yang mulai memasuki masa usia lanjut dini (60-64
tahun). Lansia beresiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit degeneratif: usia
diatas 65 tahun. 4. Teori Proses Menua KemenkesRI(2016) tentangprosesmenuayaitu:
Teori–teoribiologi Teorigenetikdanmutasi(somaticmutatietheory) Menurut teori ini
menua telah terprogram secara genetikuntuk spesies – spesies tertentu. Menua terjadi
sebagai akibat dariperubahan biokimia yang diprogram oleh molekukl –
molekul/DNAdansetiapselpadasaatnyaakanmengalamimutasisehinggaterjadipenurunan
kemampuan fungsionalsel.

Pemakaiandan rusak Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel– sel tubuhlelah
(rusak). Reaksidarikekebalansendiri(autoimmune theory) Di dalam proses metabolisme
tubuh, suatu saat diproduksisuatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak
tahanterhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dansakit.
Teori“immunologyslow virus”(immunology slowvirustheory)Sistem immune menjadi
efektif dengan bertambahnya usiadan masuknya virus kedalam tubuh dapat
menyebabkan kerusakanorgantubuh. Teoristres Menuaterjadiakibathilangnyasel-
selyangbiasadigunakantubuh.Regenerasijaringantidakdapat
mempertahankankestabilanlingkunganinternal,kelebihanusahadanstresmenyebabkan
sel-sel tubuhlelahterpakai. Teoriradikalbebas Radikal bebas dapat terbentuk dialam
bebas, tidak stabilnyaradikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan osksidasi
oksigenbahan-
bahanorganiksepertikarbohidratdanprotein.Radikalbebasinidapatmenyebabkan sel-
seltidakdapat regenerasi. Teorirantaisilang Sel-sel yang tua atau usang, reaksi kimianya
menyebabkanikatanyangkuat,khususnyajaringankolagen.Ikataninimenyebabkankurangn
yaelastis,kekacauandanhilangnyafungsi.

Teori program Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel


yangmembelahsetelahsel-sel tersebutmati. Teorikejiwaansosial
Aktivitasataukegiatan(activitytheory) Lansia mengalami penurunan jumlah kegiatan yang
dapatdilakukannya.Teoriinimenyatakanbahwalansiayangsuksesadalah mereka yang aktif
dan ikut banyak dalam kegiatan sosial.Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada
cara hidup darilansia berupa mempertahankan hubungan antara sistem sosial
danindividuagar tetap stabil. b. Kepribadianberlanjut(continuitytheory)
Dasarkepribadianatautingkahlakutidakberubahpadalansia.Pada teori ini menyatakan
bahwa perubahan yang
terjadipadaseseorangyanglansiasangatdipengaruhiolehtipepersonalityyangdimiliki. c.

Teoripembebasan(disengagementtheory) Teoriinimenyatakan bahwadengan


bertambahnyausia,seseorangsecaraberangsur-angsurmulaimelepaskandiridarikehidupan
sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi
sosiallanjutusiamenurun,baiksecarakualitasmaupunkuantitassehingga sering terjaadi
kehilangan ganda (triple loss), yakni: (1)Kehilangan peran; (2) Hambatan kontak sosial;
(3) Berkurangnyakontak komitmen. 5. Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia Buku
(Kusumo, 2020), ada beberapa perubahan yang terjadipadalansia, meliputi: Menurunnya
fungsi pendengaran seperti suara terdengar tidak jelas, kata-katasulit dimengerti
Menurunnyafungsipenglihatan
Kulitlansiamenjadikendur,kering,berkerut,kulitkekurangancairansehinggamenjadi tipis
dan berbercak Menurunnya kekuatan tubuhdankeseimbangantubuh.Kepadatan
tulangpadalansiaberkurang,sendilebihrentanmengalamigesekan,strukturototmengalami
penuaan. Perubahanfungsipernapasandankardiovaskular. D. Tinjauan Teori Perilaku 1.

Definisi Perilaku
Perilakuadalahseperangkatperbuatanatautindakanseseorangdalammelalukanresponterh
adapsesuatudankemudiandijadikankebiasaankarenaadanyanilaiyangdiyakini.Perilakuman
usiapadahakekatnyaadalahtindakanatauaktivitasdari manusia baik yang diamati maupun
tidak dapat diamati oleh interaksi
manusiadenganlingungannyayangterwujuddalambentukpengetahuan,sikap,dantindakan
.Perilakusecaralebihrasionaldapatdiartikansebagairesponorganismeatauseseorang
terhadap rangsangan dari luar subyek tersebut.

Respon ini terbentuk duamacam yakni bentuk pasif dan bentuk aktif dimana bentuk
pasif adalah
responinternalyaituyangterjadidalamdirimanusiadantidaksecaralangsungdapatdilihatdari
orang lain sedangkan bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu dapat diobservasisecara
langsung(Adventus, dkk,2019). Notoatmodjo (2017) perilaku dari segi biologis adalah
suatu
kegiatanatauaktivitasorganismeyangbersangkutan.Perilakumanusiadapatdiartikansebaga
i suatu aktivitas yang sangat kompleks sifatnya, antara lain perilaku
dalamberbicara,berpakaian,berjalan,persepsi,emosi,pikirandanmotivasi. Blumdalam
Adventus, dkk (2019) seorang ahli psikologi pendidikanmembagi perilaku kedalam
tigakawasanyaitu kawasan tersebut tidak mempunyaibatasan yang jelas dan tegas.

Pembagian kawasan ini dilakukan untuk kepentingantujuan pendidikannya itu


mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain
perilaku,yangterdiridari:ranahkognitif(cognitivedomain)ranahafektif(affectivedomain),dan
ranahpsikomotor (psychomotordomain).
SkinnerdalamInten(2018)membedakanadanyaduarespon,yaitu: Respondent response
(reflexsive) yakni respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus)
tertentu. Stimulus ini disebut eleciting stimulation
karenamenimbulkanresponyangrelatiftetap,misalnyamakananyanglezatmenimbulkankei
nginanuntukmakan,cahayaterangmenyebabkanmatatertutup,dansebagainya.Respondenr
esponseinijugamencangkupperilakuemosional,misalnyamendengarberita musibah
menjadi sedih dan menangis, lulus ujian meluapkan kegembiraanyadenganmengadakan
pestadan sebagainya.
Operantresponse(instrumentalresponse)yakniresponyangtimbuldanberkembang
kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu.
Perangsanginidisebutreinforcingstimulatordanreinforce,karenamemperkuatrespon.Misal
nya seorang petugas kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baik (responterhadap
uraian tugasnya) kemudian memperoleh penghargan diri atasannya
makapetugaskesehatantersebutakanlebihbaiklagidalammelaksanakantugasnya.

Menurut Damayanti (2017) dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini
makaperilakudibedakan menjadi dua, yaitu: Perilaku tertutup(convert
behavior)yakniresponseseorang terhadap stimulusdalam bentuk terselubung atau
tertutup (convert). Respon terhadap stimulus
inimasihterbataspadaperhatian,persepsi,pengetahuanataukesadarandansikapyangterjadi
padaorangyangmenerimastimulustersebutbelumdapatdiamatisecarajelasoleh oranglain.
Perilaku terbuka (overt behavior) yakni respon seseorang terhadap stimulus
dalambentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah
jelasdalam bentuk tindakan atau praktik, dengan mudah dapat diamati atau dilihat
olehoranglain.

2. Bentuk Perilaku Notoatmodjo dalam Damayanti (2017) dari pengalaman dan


penelitianterbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng
daripadaperilaku yang tidak didasari dengan pengetahuan. Penulisan Roger
mengungkapkanbahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru di dalam diri orang
tersebut tersebutterjadiprosesyangberurutan,yakni:
Awareness:Orang(subjek)menyadaridalamartidapatmengetahuistimulus(obyek)terlebih
dahulu.
Interest:Oranginisudahmulaitertarikkepadastimulusyangdiberikan.Sikapsubyeksudah
mulai timbul. Evaluation:Orangtersebutmulaimenimbang-
nimbangbaikdantidaknyastimulustersebutbagidirinyasendiri.Berartisikaprespondensuda
hmulailebihbaik.
Trial:Orang(subjek)mulaimencobaperilakubarusesuaidenganapayangdikehendakistimulus
. e.

Adoption:Orang(subjek)tersebuttelahberperilakubarusesuaidenganpengetahuan,kesadar
an dansikapnyaterhadapstimulus. Apabilapenerimaan perilaku baru melaluitahap
sepertidiatas, yang didasariolehpengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka
perilaku tersebut akan bersifatlanggeng. 3. Konsep Sehat Sakit Lansia
Dalamkonsepsehatsakitlansia mencakup beberapa kondisilansiaseperti : Perawatandiri
Kebersihanmulutdangigi: Untukyangmasihmempunyaigigi: Bila ada karang gigi,gigi
berlubangsebaiknya segera kePuskesmas.

Menyikatgigisecarateratursekurang-kurangnya2kalidalamsehari,pagidan malam
sebelumtidur termasukbagiangusidanlidah. Kebersihankepala,rambutdankuku
Cucilahrambutsecarateraturpalingsedikit2kalisemingguuntukmenghilangkandebu-debu
dan kotoran yangmelekatdirambutdankulitkepala.
Potongankukusecarateratur1kaliseminggu Kebersihanbadandanpakaian
Mandiataumembersihkanbadandanmenggantipakaian sehari 2 kali untukmemberikan
kesegaran dankenyamanan.Mandidapatmenggunakanairhangat Kebersihanmata
Dibersihkanapabilaadakotoran
menggunakankapasbasahdanbersih.Lensamatapadausialanjutelastisitasnya
kurang,akibatnyatulisan-tulisan kecil jadi kabur pada jarakbacanormal,tapi
terangbilajarakdijauhkan Kebersihantelinga
Apabilabagiandalamtelingagatalsebaiknyatidakmengorekdenganbendatajamyamgdapat
menimbulkanterjadinyaluka,tapidigunakanlidikapas untukmembersihkannya.

Kebersihanhidung Carayangterbaikadalahdenganmenghembuskanudara keluar lubang


hidungpelan-pelan waktumendenguskanhidung;kedua lubang hidung harusterbuka.
Janganmemasukkanairdanbenda-bendakecilkedalamlubanghidung. Kebersihan alat
kelamin Siram daerah
sekitarkemaluandanalatkelamindenganlarutanairsabunkemudianbilasdenganairbiasa.Bila
kurangbersih,gosokdengantekananyangcukup.Untuk
wanitadilakukanmulaidaridaerahkemaluan ke daerah
pantat,sedangkanuntukpriadariujung kemaluan teruskebawah. Kebutuhannutrisi
Pemberianmakananataupunpenyajian perlu memperhatikanhal-halsebagaiberikut:
Apakahmakananyangdisajikancukupmemenuhikebutuhangizi.
Sajikanmakananpadawaktunyasecarateraturserta dalam porsi kecil tapisering.
Janganmenunjukkanrasabosandalammelayanimereka,tetapitunjukkanlahwajahyangcerah
dangembira. Berikanlah makananbertahapdanbervariasiterutamabilanafsumakannya
berkurang. Perhatikanmakananagarsesuaidenganselera.

Usialanjutyangmenderitasakit,perludiperhatikanmakanannyadansesuaikandengan
petunjuk dokter/ahligizi. Berikanmakanan lunakuntukmenghindarisembelitdan
memudahkanmengunyah. Pencegahan potensikecelakaan
Anjurkanusialanjutmenggunakanalat-alatbantumisalnyatongkatuntuk
meningkatkankeselamatan, biladiperlukan. Menggunakan kacamata
jikaberjalanataumelakukansesuatu. Latihusialanjutuntukpindahdari tempattidurkekursi.
Biasakanmenggunakanpengaman tempat tidur jikatidur.
Jikaklienmengalamimasalahfisik,misalnyarematik, gangguanpersyarafan,latihklienuntuk
berjalan dan latih klienuntukmenggunakanalatbantujalan.

Bantuklienberjalan kekamarmandi,terutamauntukusialanjutyangmenggunakan
obatpenenangatauusahakanadayangmenemanijikabepergian. Pemenuhan kebutuhan
istirahatBiasanyapadausialanjutterjadigangguanpolatidursehinggadapat menyebabkan
perubahanfisik.Tindakanyangdilakukansebagaiberikut: Menyediakan waktu,
tempattiduryangnyaman Mengaturlingkunganyangcukupventilasi,bebasdaribau–bauan
Melatihusialanjutuntukmelakukanlatihanfisikringanuntukmelancarkansirkulasidarahdan
melenturkanoto-otot. Memberikanminumhangatsebelumtidur
Pencegahanmenarikdiridarilingkungan Berkomunikasidenganusialanjut harus dengan
kontakmata Ingatkanajakusialanjutuntukmelakukankegiatansesuaikemampuanfisiknya
Menyediakanwaktuuntukberbincangdenganusialanjut Berikesempatan padausialanjut
untuk mengekspresikanperasaannya.
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS A. Kerangka Konsep Kerangka konsep atau
paradigma yang digunakan dalam penulisan ini adalah paradigma ganda.

Pada penelitian ini peneliti akan meneliti variabel antara lain, Tingkat pengetahuan
keluarga sebagai variabel independen dan perilaku hidup besih dan sehat lansia sebagai
variabel dependen. Gambar 3.1 Kerangka Konsep Variabel Independen Variabel
Dependen Keterangan: : Variabel independen : Variabel Dependen : Garis hubung B.
Hipotesis Ha : Ada hubungan antara tingkat pengetahuan keluarga dengan perilaku
hidup bersih dan sehat lansia di Kelurahan Sangele Kecamatan Pamona Puselemba.

Ho: Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan keluarga dengan perilaku hidup
bersih dan sehat lansia di Kelurahan Sangele Kecamatan Pamona Puselemba.
BAB IV METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian
Penelitianinimerupakanpenelitiankuantitatif,desainpenelitiandigunakandiskriptifkorelasi
yaitu rancangan
penelitianyangbermaksuduntukmencarihubungan2variabel(Arikunto,2010).Penilitian ini
menggunakan rancangan penilitian cross sectional. Menurut (Notoadmodjo, 2018),
survey cross sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika kerelasi antara
faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan
data sekaligus pada suatu saat (point time approach).

Penelitian cross sectional ini akan mendeskripsikan tentang mengetahui Hubungan


tingkat pengetahuan keluarga dengan perilaku hidup bersih dan sehat lansia di
Kelurahan Sangele Kecamatan Pamona Puselemba. B. Populasi dan Sampel Populasi
(Sugiyono, 2016) bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh
peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik
kesimpulan.PopulasidalampenelitianiniadalahadalahlansiayangadadiKecamatan Pamona
Puselembayangberjumlah453 jiwayangterdapatdaridokumentasi dariData Terpadu
Kesejahtaraan Sosial (DTKS) Kabupaten Poso 2022. Sampel Sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang di miliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,
2014).Selanjutnya menurut Soegiyono juga bahwa bila populasi besar dan peniliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka karena keterbatasan waktu
peneliti dapat menggunakan sampel yang di ambil dari populasi tersebut.Adapun
besarnya sampel yang di butuhkan dihitung menggunakan rumus Slovin. Besarnya
sampel di hitung berdasarkan rumus slovin yaitu :
n= N 1+N.

(d²) Keterangan n: Jumlah sampel N : Jumlah populasi d: Presisi yang ditetapkan 5 %


Maka dengan rumus tersebut, jumlah sampel dalam penelitian ini
adalah :
n= 453 1+453. (0,1)² n= 453 1+453(0,01) n= 453 1+ 4,53 n= 453 5,53 n = 81,8132 n =
82 Jadi, jumlah sampel yang di butuhkan adalah 82 sampel. Sampling Teknik
pengambilan sampel yang di gunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling.Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu(Sugiyono, 2014).Alasan menggunakan teknik purposive
sampling ini karena sesuai untuk digunakan dalam penelitian kuantitatif, atau penelitian
– penelitian yang tidak melakukan generalisasi menurut (Sugiyono, 2016). a. Kriteria
Inklusi 1.

Lansia yang bersedia menjadi responden 2. Keluarga yang mempunyai lansia di umur 60
– 74 tahun dan bersedia menjadi responden 3. Lansia yang tinggal dengan keluarga b.
Kriteria Eksklusi 1. Lansia yang mempunyai gangguan jiwa 2. Lansia yang mengalami
dimensia 3. Keluarga yang tidak berada ditempat pada saat penelitian C. Variabel
Penelitian Dalam penelitian ini terdapat 2 (dua) variabelyaitu : 1. Variabel Bebas
(Independent Variable) Variabel yang sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor,
antecedent.Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2016).Dalam
penlitian ini yang menjadi variabel bebas yaitu tingkat pengetahuan keluarga. 2.

Variabel terikat (Dependent variable) Variabel dependen atau terikat merupakan varabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono,
2016).Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu perilaku hidup bersih dan sehat lansia. D.
Definisi Operasional Definisi operasional merupakan definisi variabel – variabel yang
akan diteliti secara operasional dengan manfaat mengarahkan pengukuran dan
pengamatan terhadap variabel yang akan diteliti serta pengembangan instrument
(Riyanto, 2019) Tabel 4.1

Variabel, Definisi Operasional, Alat/Cara Ukur, Hasil Ukur, dan Skala No _Variabel
_Defenisi Operasional _Alat/ Cara Ukur _Hasil Ukur _Skala _ _Variabel Independen
(Bebas) _ _1 _Tingkat pengetahuan keluarga _Pengetahuan keluarga tentang PHBS lansia
berupa bentuk perilaku keseharian lansia untuk terciptanya kualitas hidup yang lebih
baik _Kuesioner A mengenai Tingkat pengetahuan keluarga tentang PHBS dan
membantu dalam aktivitas lansia. Terdiri dari 10 pernyataan, dengan alternatif pilihan
jawaban benar = 1 dan salah = 0 _Kategori skor : Baik = (>75%) Cukup = (60 – 75 %)
Kurang = (<60 %) _Ordinal _ _Variabel Dependen (Terikat) _ _1 _Perilaku hidup bersih
dan sehat lansia _Perilaku lansia dalam menanggapi pertanyaan tentang segala aspek
yang mencakup PHBS _Kuesioner B mengenai PHBS dan aktifitas sehari-hari lansia.

Terdiri dari 18 pertanyaan, dengan alternatif pilihan jawaban 4 = selalu, 3 = sering, 2 =


jarang, 1 = tidak pernah _Kategori skor : Baik = (>60%) Cukup = 40 – 60 %) Kurang =
(<60%) _Ordinal _ _ E. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di
wilayah Kelurahan Sangele Kecamatan Pamona Puselemba. Penelitian ini telah dilakukan
selama 1 (satu) bulan yaitu mulai bulan Agustus sampai dengan September. G.
Instrumen Penelitian Pada prinsipnya melakukan penilitian adalah melakukan
pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penilitian biasa
dinamakan instrument penelitian.

Menurut (Sugiyono, 2019) Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.Kuesioner dalam penelitian ini
menggunakan jenis kuesioner pilihan gandadan checklist atau daftar cek yang
merupakan daftar yang berisi pernyataan atau pertanyaan yang akan diamati dan
responden memberikan jawaban dengan tanda (x) dan (v) sesuai hasil yang diinginkan.
Kuesioner A Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan
keluarga terhadap perilaku hidup bersih sehat lansia.Kuesioner ini terdiri dari 12
pernyataan caranya responden memilih salah satu jawaban yang benar dengan kondisi
yang dialami responden. Caranya responden memilih salah satu jawabandengan skoring
benar = 1 dan skoringsalah = 0.

Validitas suatu indeks yang menunjukkan alat ukur benar-benar mengukur apa yang
diukur (Nursalam, 2011). (Arikunto 2011) mengatakan rumus korelasi yang dapat
digunakan adalah yang dikemukakan oleh Person, yang dikenal dengan rumus korelasi
product moment pearson. Adapun = 0,05 maka item pertanyaan dinyatakan valid,
begitupun sebaliknya jika signifikannya > 0,05. Uji validitas dilakukan pada tanggal 04
Agustus 2022 kepada 15 orang keluarga lansia di kelurahan kawua kecamatan Poso Kota
Selatan.

Berdasarakan hasil uji validitas kuesioner tingkat pengetahuan keluarga 10 pertanyaan


valid yaitu pertanyaan nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 11, sedangkan 2 pertanyaan
tidak valid yaitu pertanyaan nomor 10 dan 12 hal ini berarti semua pertanyaan yang
valid didapatkan r hitung lebih besar dari r tabel sehingga pertanyaan yang tidak valid
dikeluarkan. Untuk hasil uji validitas kuesioner pengetahuan keluarga tentang perilaku
hidup bersih dan sehat diperoleh r hitung antara 0,832-0,976 item pertanyaan
dinyatakan valid jika r hitung lebih besar dari r tabel (0,829) pada taraf signifikan 5%
yaitu r hitung > r tabel.

Dan hasil dari reliabilitas untuk hasil kuesioner yang sudah valid menunjuk nilai alpha
0,783, dan untuk kuesioner variabel pengetahuan keluarga tentang perilaku hidup
bersih dan sehat disini sudah reliabel karena nilai sudah memenuhi syarat yaitu 0,783 >
0,6 (Ns.Fauziah H.Tambuala, M.Kep dan Didit rinaldi lowu, 2022). 4.2 Tabel hasil uji
validasi variabel pengetahuan keluarga No _r Hitung _Syarat _Keterangan _ _1. _0,894
_>0,829 _Item Soal Valid _ _2. _0,972 _>0,829 _Item Soal Valid _ _3. _0,976 _>0,829 _Item
Soal Valid _ _4. _0,832 _>0,829 _Item Soal Valid _ _5. _0,976 _>0,829 _Item Soal Valid _ _6.
_0,761 _>0,829 _Item Soal Valid _ _7. _0,976 _>0,829 _Item Soal Valid _ _8. _0,976 _>0,829
_Item Soal Valid _ _9.

_0,861 _>0,829 _Item Soal Valid _ _10. _0,761 _>0,829 _Item Soal Tidak Valid _ _11. _0,846
_>0,829 _Item Soal Valid _ _12. _0,688 _>0,829 _Item Soal Tidak Valid _ _ 2. Kuesioner B
Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perilaku hidup bersih lansia
Kuesioner ini terdiri dari 18 item pertanyaan. Jika pertanyaan positif selalu = 4, sering =
3, jarang = 2, tidak pernah = 1 sedangkan pertanyaan negative tidak pernah = 4, jarang
= 3, sering = 2, selalu = 1. Untuk pertanyaan valid 1 – 12, 14, 15, 16, 17, 18,
20.Sedangkan pertanyaan tidak valid 13 dan 19.Caranya responden memilih salah satu
jawaban SL (Selalu) = 4, S (Sering) = 3, KD (Kadang - kadang) = 2, TP (Tidak pernah) = 1
dengan kondisi yang dialami responden, dengan skoring 4 jika sangat setuju.

Hasil uji validitas kuesioner PHBS lansia diperoleh r hitung antara 0,987–0,319 item
pertanyaan dinyatakan valid jika r hitung lebih besar dari r tabel (0,863) pada taraf
signifikan 5% yaitu r hitung > rtabel.Hasil dari reliabilitas untuk hasil kuesioner yang
sudah valid menunjuk nilai alpha 0,769, dan untuk kuesioner variabel PHBS lansia disini
sudah reliabel karena nilai sudah memenuhi syarat yaitu 0,769 > 0,6. H. Prosedur
Pengumpulan Data Dalam proses pengumpulan data terdapat tahapan yang akan
dilakukan oleh peneliti, yaitu : 1. Sumber Data Penelitian ini menggunakan data
primer.Data primer diperoleh dari sumber yang telah diberikan kuesioner. 2.

Tekhnik Pengumpulan Data Tekhnik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara


pada keluarga yang memiliki lansia di umur 60 - 74 tahun dengan menggunakan
kuesioner. I. Analisa Data Analisa data merupakan cara mengelolah data agar dapat
disimpulkan atau di intrepestasikan menjadi informasi (Hidayat, 2017). Analisa data hasil
penelitian dilakukan dua tahap yaitu pengelolahan dan analisa data: 1. Pengelolahan
data Editing merupakan cara untuk memeriksa kembali lembar demografi dan lembar
kuesioner yang telah diisi oleh respoden, Pengecakan yang dilakukan meliputi
kelengkapan kejelasan data responden.

Data yang belum akan dikembalikan kepada responden untuk diisi kembali. Penelitian
memeriksa kembali data yang telah diisi oleh responden. Apabila responden belum
melengkapi kuesioner maka peneliti akan mengembalikan kuesioner tersebut untuk
dilengkapi. Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric terhadap data yang
terdiri dari beberapa kategori. Setelah semua kuesioner di edit kemudian dilakukan
pengubahan data berbentuk kalimat atau huruf menjadi angka. Setelah semua
kuesioner terisi maka berikutnya peneliti memberikan kode numeric kepada responden.
Entry ialah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan kedalam master table
databes computer. Peneliti memasukan kuesioner kedalam SPSS 16.0

lalu peneliti melakukan uji statistic sesuai dengan skala yang digunakan. Cleanning yaitu
proses mengecek kembali data-data yang telah di masukan untuk melihat ada atau
tidaknya kesalahan terutama dalam kesesuaian pengkodean yang dilakukan. Apa bila
terjadi kesalahan maka data tersebut akan segera diperbaiki sehingga sesuai dengan
hasil pengumpulan data yang dilakukan. 2. Analisa Data a. Analisa Univariat Analisa ini
digunakan bertujuan untuk menjelaskan atau mendiskripsikan karakteristik setiap
responden.Pada umumnya analisis univariat menghasilkan distribusi frekuensi dan
presentase dari setiap variabelnya.

Analisa univariat dari penelitian ini meliputi : Karakteristik responden, tingkat


pengetahuan keluarga, dan PHBS lansia. b. Analisa Bivariat Analisa bivariat merupakan
analisis untuk mengetahui interaksi antara dua variabel, baik berupa komparatif, asosiatif
maupun korelatif (Setiawan & Saryono, 2018). Analisa bivariat yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu uji Mc nemaryang merupakan uji non parametric untuk dua sampel
berhubungan atau berpasangan dengan skala ordinal dan ordinal yang dilakukan pada
dua variabel yakni variabel independen (Tingkat pengetahuan keluarga) dan variabel
dependen (Perilaku hidup bersih dan sehat lansia) untuk menguji adanya hubungan
antara tingkat pengetahuan keluarga dengan perilaku hidup bersih dan sehat lansia.

Dasar pengambilan keputusan penerimaan hipotesis penelitian berdasarkan tingkat


signifikan nilai p. Jika nilai p >0,001 maka Ha diterima dan jika nilai p< 0,001 maka Ho
ditolak. J. Etika Penelitian Etika penelitian diperlukan untuk
menghindariterjadinyatindakanyangtidaketisdalammelakukanpenelitian (Hidayat,
2014),makadilakukanprinsip-prinsip sebagai berikut : 1. Lembar persetujuan
(Informedconsent)
Lembarpersetujuanberisipenjelasanmengenaipenelitianyangdilakukan, tujuan penelitian,
tata cara penelitian, manfaat yang
diperolehresponden,danresikoyangmungkinterjadi.Pernyataandalamlembarpersetujuan
jelas dan mudah dipahami sehingga responden tahu bagaimanapenelitian ini
dijalankan.Untuk responden yang bersedia maka mengisi danmenandatanganilembar
persetujuan secarasukarela. 2.

Anonimitas Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak


mencantumkannamaresponden,tetapi lembartersebut hanyadiberi kode. 3.
Confidentiality(Kerahasiaan)
Confidentialityyaitutidakakanmenginformasikandatadanhasilpenelitian berdasarkan data
individual, namun data dilaporkan berdasarkankelompok. 4. Sukarela
Penelitibersifatsukarela dantidakada
unsurpaksaanatautekanansecaralangsungmaupuntidaklangsungdaripenelitikepadacalon
respondenatau sampelyangakan diteliti.
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1.

Karakteristik Responden Tabel 5.1 Distribusi jenis kelamin keluarga di Kelurahan Sangele
Kecamatan Pamona Puselemba Jenis Kelamin _Frekuensi (f) _Presentase (%) _ _Laki – Laki
_32 _39 _ _Perempuan _50 _61 _ _Total _82 _100 _ _ Berdasarkan tabel 5.1 di atas
sebagian besar responden pada keluarga berjenis kelamin perempuan sebanyak 50
orang (61%) Tabel 5.2 Ditribusi usia keluarga di Kelurahan Sangele Kecamatan Pamona
Puselemba Usia Keluarga _Frequensi (f) _Presentase (%) _ _Remaja akhir (17-25 tahun)
_10 _12.2 _ _Dewasa awal (26-35 tahun) _34 _41.5 _ _Dewasa akhir (36-45 Tahun) _34
_41.5

_ _Lansia awal (46-55 tahun) _3 _3.7 _ _Lansia akhir (56-65 tahun) _1 _1.2 _ _Total _82
_100 _ _ Berdasarkan tabel 5.2 di atas pada usia keluarga sebagian besar berusia 26-35
tahun (Dewasa awal) dan 36-45 tahun (Dewasa akhir) sebanyak 34 orang (41.5%). Tabel
5.3 Distribusi pendidikan keluarga di Kelurahan SAngele Kecamatan Pamona Puselemba
Pendidikan Keluarga _Frequensi (f) _Presentase (%) _ _DIII _5 _6.1 _ _S1 _35 _42.7 _ _S1
NERS _1 _1.2 _ _SMA _36 _43.9 _ _SMK _1 _1.2 _ _SMP _4 _4.9 _ _TOTAL _82 _100 _ _
Berdasarkan tabel 5.3 diatas menjelaskan pendidikan pada keluarga lebih banyak hanya
sampai tingkat SMA sebanyak 36 orang (43.9%). Tabel 5.4

Distribusi pekerjaan keluarga di Kelurahan Sangele Kecamatan Pamona Puselemba


Pekerjaan Keluarga _Frekuensi (f) _Presentase (%) _ _Tidak Bekerja _1 _1.2 _ _Guru _3 _3.7
_ _IRT _15 _18.3 _ _Karyawan Swasta _11 _13.4 _ _Mahasiswa _3 _3.7 _ _Perawat _7 _8.5 _
_Petani _12 _14.6 _ _PNS _15 _18.3 _ _Polisi _1 _1.2 _ _Swasta _1 _1.2 _ _Vikaris _1 _1.2 _
_Wiraswasta _12 _14.6 _ _Total _82 _100 _ _ Berdasarkan tabel 5.4 diatas pekerjaan
keluarga menunjukan lebih banyak yang menjadi IRT 15 orang (18.3%) dan PNS 15
orang (18.3%). Tabel 5.5 Distribusi jenis kelamin lansia di Kelurahan Sangele Kecamtan
Pamona Puselemba Jenis Kelamin Lansia _Frequensi (f) _Presentase (%) _ _Laki – Laki _30
_36.6 _ _Perempuan _52 _63.4

_ _Total _82 _100 _ _ Berdasarkan tabel 5.5 diatas menjelaskan jenis kelamin pada lansia
lebih banyak ke perempuan sebanyak 52 orang (63.4%) Tabel 5.6 Distribusi umur lansia
di Kelurahan Sangele Kecamatan Pamona Puselemba Umur Lansia _Frequensi (f)
_Presentase (%) _ _Lansia (60-74) _82 _100 _ _Total _82 _100 _ _ Berdasarkan tabel 5.6
diatas menjelaskan umur pada lansia (60-74) tahun sebanyak 82 orang (100%). Tabel 5.7
Distribusi pendidikan lansia di Kelurahan Sangele Kecamatan Pamona Puselemba
Pendidikan Lansia _Frequensi (f) _Presentase (%) _ _DII _1 _1.2 _ _Pensiunan _3 _3.7

_ _S1 _7 _8.5 _ _SD _14 _17.1 _ _SMA _34 _41.5 _ _SMEA _2 _2.4 _ _SMP _21 _25.6 _ _Total
_82 _100 _ _ Berdasarkan tabel 5.7 diatas menjelaskan Pendidikan pada lansia juga lebih
banyak hanya sampai tingkat SMA sebanyak 34 orang (41.5%). 2. Analisa Univariat a.
Variabel Tingkat Pengetahuan Keluarga Terhadap PHBS Tabel 5.8 Distribusi frekuensi
tingkat pengetahuan keluarga terhadap PHBS Pengetahuan keluarga _Frekuensi (f)
_Presentase (%) _ _Baik _77 _93.9 _ _Cukup _5 _6.1 _ _Total _82 _100 _ _ Berdasarkan tabel
5.7 di atas sebagian besar responden yang memahami pengetahuan tentang PHBS
sebanyak 77 orang (93.9%). b. Variabel PHBS lansia Tabel 5.9

Distribusi PHBS lansia PHBS lansia _Frekuensi (f) _Presentase (%) _ _Baik _57 _69.5 _
_Cukup _25 _30.5 _ _Total _82 _100 _ _ Berdasarkan tabel 5.8 di atas menjelaskan
sebagian besar responden lansia yang memahami PHBS sebanyak 57 orang (69.5%). 3.
Analisa Bivariat Hubungan tingkat pengetahuan keluarga dengan perilaku hidup bersih
dan sehat lansia. Tabel 5.10 Hasil uji hubungan tingkat pengetahuan keluarga dengan
PHBS lansia _PHBS _Total _ _ _ _ _ _Baik _Cukup _ _ _Value _Exact Sig. (2 – sided ) _
_Pengetahuan _Baik _Count _57 _20 _77 _McNemar Test N _ 82 _0.0000 _ _ _ _Total
Presentase _69.5 % _24.4 % _93.9 % _ _ _ _ _ _Cukup _Count _0 _5 _5 _ _ _ _ _ _ _Total
Presentase _0.0 % _6.1 % _6.1

% _ _ _ _ _Total _Count _57 _25 _82 _ _ _ _ _ _Total Presentase _69.5 % _30.5 % _100 % _ _ _
_ _ B. Pembahasan a. Pengetahuan keluarga tentang PHBS Distribusi pengetahuan
keluarga tentang PHBS menunjukan sebagian besar memiliki pengetahuan baik yaitu
sebanyak 77 responden (93.3%).Penelitian ini sejalan dengan penelitian Faradila Safitri At
All (2016), yang menyatakan pengetahuan keluarga lansia tinggi sebesar 62.9%.
Pengetahuan keluarga tentang PHBS meliputi pemahaman tentang pengertian dan
perilaku PHBS.

Tingkat pengetahuan keluarga tentang PHBS sebagian besar baik hal ini disebabkan dari
beberapa faktor yaitu tingkat pendidikan anggota keluarga.Distribusi tingkat pendidikan
anggota keluarga sebagian besar adalah SMA.Dalam undang-undang pendidikan
nasional dikemukakan bahwa tingkat pendidikan yang tinggi dimana anak didik telah
dibekali dengan kemampuan menganalisis situasi yang terjadi disekitarnya
menggunakan pengetahuan yang dimilikinya.(Sadiman, 2010).Tingkat pendidikan yang
dimiliki oleh anggota keluarga merupakan modal awal keluarga untuk memahami
pengetahuan tentang PHBS. b. Perilaku hidup bersih dan sehat lansia
DistribusiPHBSlansia menunjukkan sebagian
besarmemilikiperilakubaikyaitusebanyak57responden(69.5%).Penelitian ini sejalan
dengan penelitian Nungky Kustantya At All (2013) yang menyatakan sebagian besar
PHBS lansia sesuai.Beberapa faktor yang
berhubungandenganperilakuPHBSlansiatersebut adalah jenis kelamin
lansiadanumurlansia.DistribusiperilakuPHBSlansiasebagianbesaradalahbaik,yaituterlihatd
ariperilakulansiaberupa pemenuhan aktivitas sehari-haridapatdilaksanakanlansiasendiri,
dapat bersosialisasi dengantetangga,
danmampumengikutikegiatansosialdalammasyarakat. Penelitian ini juga
menunjukkanterdapat25responden(30.5%)memilikiperilakucukup.PHBS dengan kategori
cukup dapat diartikan bahwa selama ini selama ini lansia belum maksimal dalam
menjaga kebersihan diri.Seseorang lansia yang mengalami penurunan kemampuan fisik
dan psikologis tentunya tidak dapat maksimal dalam menjaga kebersihan diri
disebabkan karena terbatasnya kemampuan fisik yang sudah menurun maupun sarana
dan prasarana yang tersedia untuk menunjang pelaksanaan PHBS pada lansia. c.
Hubungan pengetahuan keluarga dengan PHBS lansia Hasil uji korelasi McNemar
diperoleh p value < dari 0.05 atau
0.0000,sehinggadisimpulkanterdapathubungantingkatpengetahuankeluargadenganperil
akuhidup bersih dansehatlansiadiKelurahan Sangele Kecamatan Pamona Puselemba.

Peneletian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wiwin Fitriana (2013) yang
mengatakan terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan keluarga dengan perilaku
hidup bersih dan sehat lansia dengan nilai p value 0.0000.Kondisi lansia yang rentan
sakit dan mengalami penurunan fisik, pada saat tersebut pengetahuan keluarga tentang
PHBS sangat diperlukan untuk membantu responden dalam memotivasi hidup lansia
sehingga responden dapat berupaya mandiri dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari
termasuk dalam melaksanakan PHBS.Keluarga berfungsi sebagai sumber energy yang
menentukan kebahagiaan, keluarga sebagai tempat sosialisasi dalam pemberian
informasi, saran, pemenuhan kebutuhan ekonomi dan keluarga sebagai perawatan serta
pemeliharaan kesehatan termasuk dalam menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat
(Nisfiani,2014).Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa
hubungantingkatpengetahuankeluargadanperilaku hidup sehat lansia
searah,yaitusemakintinggitingkatpengetahuankeluarga,makaperilaku hidup sehat lansia
semakinbaik.

Lansia merupakan kelompok manusia yang telah mengalami penurunan kemampuan


hidup sehingga membutuhkan bantuan orang lain (Suprajitno, 2012). Masalah yang
muncul pada lansia dikarenakan terjadi kemunduran sel yang dapat mempengaruhi
tubuh.Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat kesahatan cukup besar, maka
diperlukan berbagai upaya untuk perilaku yang tidak sehat menjadi sehat.
Keluargasebagaikesatuansosialyangsalingberhubunganatauinteraksi dan saling
mempengaruhiantarasatudenganyanglainnya.Sebagai
suatuikatanataukesatuan,makadidalamnyaterdapatfungsi-fungsi keluarga terhadap
anggotanya.

Fungsi keluarga terhadap anggotanya antara lain adalah fungsi perawatan kesehatan,
yaitu keluarga memberikan asuhan keperawatan kepada anggota keluarga dan termasuk
diantaranya membantu perilaku PHBS lansia.
PerankeluargaterhadapkualitaskesehatanlansiajugadikemukakanolehUnitedNationsEcom
omicCommitionforEuropa(2010)dalamsebuahartikelyangberjudul“PolicyBrief,HealthProm
otion and Disease
Prevention”menyebutkanbahwakeluargamerupakanfaktoryangpalingpentingbagiorangt
ua(lansia)untukdapat memiliki kualitas hidup yangbaik.Upaya-
upayayangdilakukanolehkeluargaantaralainmenyediakanrumahyanglayak,menyediakanli
ngkunganyangamandanbersahabat,menyediakanfasilitas kesehatan, dan pemeliharaan
kesehatan mental manusia.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil penelitian dan pembahasan yang
telah diuriakan sebelumnya, maka dapat di uraikan sebagai berikut : Tingkat
pengetahuan keluarga tentang PHBS lansia di Kelurahan Sangele Kecamatan Pamona
Puselemba sebagian besar adalah baik. Perilaku hidup bersih dan sehat lansia di
Kelurhan Sangele Kecamatan Pamona Puselemba sebagian besar adalah baik.

Terdapat hubungan tingkat pengetahuan keluarga dengan perilaku hidup bersih dan
sehat lansia di Kelurahan Sangele Kecamatan Pamona Puselemba dimana semakin tinggi
pengetahuan keluarga maka perilaku hidup bersih dan sehat lansia semakin baik. B.
Saran Hasil penelitian hubungan tingkat pengetahuan keluarga dengan perilaku hidup
bersih dan sehat lansia di Kelurahan Sangele Kecamatan Pamona Puselemba maka
kiranya : Bagi lansia Perlu adanya sosialiasi terhadap lansia tentang peilaku hidup bersih
dan sehat.Lansia juga perlu mengikuti kegiatan sosial yangberhubungan dengan
kesehatan lansia. 2. Bagi keluarga Keluarga yang tinggal bersama lansia perlu
memperhatikan tentang kebutuhan lansia dan memahami keterbatasan yang dialami
lansia.Keluarga mampu memberikan dukungan kepada lansia. 3. Bagi peneliti yang akan
datang Perlu dilakukan upaya peningkatan faktor-faktor lain yang berhubungan dengan
perilaku PHBS lansia, misalnya faktor umur, jenis kelamin, kemampuan motorik lansia,
dan sebagainya.Sehingga diketahui faktor apakah yang peling dominan berhubungan
dengan perilaku PHBS lansia. 4.

Bagi institusi Rekomendasi dari peneliti kepada pihak institusi pendidikan penelitian ini
dapat dijadikan sebuah bahan referensi perpustakaan sebagai contoh untuk penelitian
yang selanjutnya.Bagi institusi pendidikan untuk melengkapi lagi buku-buku yang
berhubungan dengan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan terutama pada
keperawatan lansia agar referensi keperawatan lansia semakin luas dan banyak referensi
terbaru.

INTERNET SOURCES:
-------------------------------------------------------------------------------------------
<1% - https://eprints.umm.ac.id/42830/3/jiptummpp-gdl-anispiaris-48635-3-babii.pdf
<1% - https://adoc.pub/bab-2-tinjauan-pustaka-lansia-ini-akan-terjadi-suatu-
proses-.html
<1% - http://repo.stikesalifah.ac.id/id/eprint/107/2/2.%20BAB%201.pdf
<1% - https://repository.unair.ac.id/97711/3/4.%20BAB%201%20PENDAHULUAN.pdf
<1% - https://dikpora.wonosobokab.go.id/media/upload/20210728042400_665.pdf
1% - http://scholar.unand.ac.id/49064/2/BAB%201.pdf
<1% - http://eprints.uad.ac.id/16156/1/Artikel%20KKN.pdf
<1% - https://id.123dok.com/article/perilaku-hidup-bersih-sehat-phbs-tinjauan-
pustaka.6zke4wpz
<1% - http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3727/3/CHAPTER%201.pdf
<1% - https://journal.poltekkes-mks.ac.id/ojs2/index.php/mediakeperawatan/article/
download/101/pdf
<1% - https://geka.id/upaya-meningkatkan-perilaku-hidup-sehat/
<1% - https://journal.umgo.ac.id/index.php/Zaitun/article/download/1106/638
<1% - https://repository.unair.ac.id/62100/23/11.%20LAMPIRAN.pdf
<1% - https://rsupsoeradji.id/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat-phbs/
<1% - https://blogsites-sakurashazia.blogspot.com/2012/11/makalah-pneumonia.html
<1% - http://eprints.ums.ac.id/25699/
1% - http://eprints.ums.ac.id/25699/15/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf
<1% - https://promkes.kemkes.go.id/phbs
<1% - http://eprints.ums.ac.id/25699/3/04._BAB_I.pdf
<1% - http://repository.akperykyjogja.ac.id/37/
<1% - https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9053/2/T1_462010020_BAB
%20II.pdf
1% - https://eprints.umm.ac.id/53919/3/BAB%202.pdf
<1% - https://siln-riyadh.kemdikbud.go.id/smp/2020/04/16/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-tingkat-pengetahuan/
1% - https://eprints.umm.ac.id/38882/3/BAB%202.pdf
<1% - https://www.pembelajaranmu.com/2018/03/pengertian-lingkungan-defenisi-
dan.html
<1% - http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/9456/4/Chapter%202.pdf
<1% - http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/1604000055/BAB_3.pdf
<1% - http://eprints.umpo.ac.id/5425/3/BAB%20II.pdf
<1% - http://eprints.umpo.ac.id/3853/4/BAB%202.pdf
1% -
http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/P17210182040/12._BAB_II_fix
1_.docx
<1% - http://eprints.umpo.ac.id/6107/3/BAB%202.pdf
<1% - https://bloggermahasiswaunissula.blogspot.com/2016/02/askep-keluarga.html
<1% - http://eprints.umpo.ac.id/6195/3/BAB%20II.pdf
<1% - https://sharekeperawatan.blogspot.com/2015/10/asuhan-keperawatan-keluarga-
klien.html
<1% - https://dosenpintar.com/pengertian-keluarga/
<1% - http://eprints.umpo.ac.id/9085/4/BAB%202.pdf
1% - https://www.kajianpustaka.com/2020/04/lansia-pengertian-batasan-kelompok-
dan-teori-penuaan.html
1% - http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/8877/4/CHAPTER%202.pdf
1% - http://eprints.umpo.ac.id/5035/4/BAB%202.pdf
<1% - http://repository.um-surabaya.ac.id/5784/3/BAB_2.pdf
<1% - http://eprints.umpo.ac.id/7275/4/3.BAB%20II.pdf
<1% - https://id.123dok.com/article/perubahan-terjadi-lansia-usia-very-usia-tahun-
keatas.y96xw97d
<1% - http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3660/11/BAB%20II.pdf
<1% - https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/visikes/article/download/2579/1671
<1% - https://lpkeperawatan.blogspot.com/2013/12/lanjut-usia-lansia.html
<1% - https://repositori.stikes-ppni.ac.id/bitstream/handle/123456789/132/BAB
%20II_201804062.pdf?sequence=5
<1% - https://www.academia.edu/10734688/BAB_2_TINJAUAN_TEORI
<1% -
https://www.academia.edu/28465677/ASKEP_DENGAN_PENDEKATAN_MASALAH_PSIKO
SOSIAL_DEPRESI_
<1% - https://idoc.pub/documents/perubahan-fisik-pada-lansia-ylyxomkw1dnm
<1% - http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/10193/4/Chapter%202.pdf.pdf
<1% - https://www.referensisiswa.my.id/2021/03/pengertian-perilaku-adalah-menurut-
para.html
<1% - http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/7416/3/BAB%20II%20Tinjauan
%20Pustaka.pdf
<1% - https://www.psychologymania.com/2012/06/bentuk-bentuk-perilaku.html
<1% - http://repo.uinsatu.ac.id/6646/5/BAB%20II.pdf
<1% - http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/4481/5/BAB%20II.pdf
<1% - https://rudin-zahrudin.blogspot.com/2011/03/perilaku.html
<1% - https://thequeen-korolevakrasoty.blogspot.com/2010/03/konsep-perilaku-
individu.html
<1% - https://zufriady.blogspot.com/2009/11/overt-dan-covert-dalam-pengenalan.html
<1% - https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14200/2/T1_462010087_BAB
%20II.pdf
<1% - https://www.sosiologi79.com/2020/04/pengertian-perilaku-bentuk-faktor.html
<1% - https://eprints.umm.ac.id/42379/3/jiptummpp-gdl-elysoktavi-48345-3-2.babii.pdf
<1% - http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/14550/2/C12115032_skripsi_11-01-
2022%201-2.pdf
<1% - https://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/keslingmas/article/
download/3864/1010
<1% - https://my-sagu.blogspot.com/2017/06/surveycross-sectional-ialah-suatu.html
<1% - https://eprints.unisbank.ac.id/id/eprint/7799/5/BAB%20III.pdf
<1% - https://123dok.com/article/populasi-sampel-metode-penelitian-pengembangan-
pembelajaran-menggunakan-microsoft.zpnopk0y
<1% - https://www.statistikian.com/2017/06/teknik-sampling-dalam-penelitian.html
<1% - https://jaasyahputra.blogspot.com/2012/10/pengertian-variabel-jenis-jenis-
variable.html
<1% - https://mymakalah.netlify.app/contoh-skripsi-2-variabel-bebas-dan-1-variabel-
terikat/
<1% - https://123dok.com/article/kredit-tinjauan-teori-tinjauan-pustaka.y8goom75
<1% - http://repo.unida.gontor.ac.id/1311/1/8.%20JURNAL%20perilaku%20hidup
%20bersih%20dan%20sehat.pdf
<1% - https://text-id.123dok.com/document/6zkeromzx-kerangka-konseptual-defenisi-
operasional-tabel-3-2-definisi-operasional-alat-ukur-cara-ukur-hasil-ukur-dan-
skala.html
<1% -
http://eprints.undip.ac.id/55482/4/Novalia_Larissa_Fandhira_22010113120077_Lap.KTI_B
ab3.pdf
<1% - http://repo.uinsatu.ac.id/21862/7/BAB%20III.pdf
<1% - https://123dok.com/article/pengetahuan-gambaran-pengetahuan-perilaku-
penatalaksanaan-dm-pasien-dm.rz3ep1dq
<1% - https://eprints.umm.ac.id/41016/5/BAB%20IV.pdf
<1% - http://eprints.undip.ac.id/38468/4/Bab_3.pdf
<1% - https://doidpendidik.blogspot.com/2021/11/contoh-kuesioner-tingkat-
pengetahuan.html
<1% - https://www.coursehero.com/file/123036025/LITERATURE-SEARCHING-
STRATEGYpptm/
<1% - https://text-id.123dok.com/document/7q0px1vvz-populasi-dan-sampel-variabel-
dan-pengukurannya.html
<1% -
http://eprints.unisa-bandung.ac.id/738/4/S_S1%20Keperawatan_312019024_Chapter
%20III.pdf
<1% - http://repository.unjaya.ac.id/3909/5/bab%20III.pdf
<1% - https://eprints.umm.ac.id/70645/4/BAB%20IV.pdf
<1% - http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?
article=1331715&val=278&title=HUBUNGAN%20TINGKAT%20PENGETAHUAN
%20DENGAN%20PERILAKU%20HIDUP%20BERSIH%20DAN%20SEHAT%20PHBS
%20PADA%20LANSIA
<1% - http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/P17430191019/
BAB_III.pdf
<1% - http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2335/4/BAB%20III.pdf
<1% - http://repository.unjaya.ac.id/3838/6/BAB%20IV%20HASIL%20PENELITIAN
%20DAN%20PEMBAHASAN.pdf
<1% - https://text-id.123dok.com/document/wq2v5mpy1-karakteristik-responden-
tabel-5-1-hasil-penelitian.html
<1% - https://id.123dok.com/article/berdasarkan-hasil-pengujian-hipotesis-tabel-
diatas-dapat-diambil.zxlpmkvz
<1% - https://msyarif.id/sanksi-daftar-hitam-dalam-pengadaan-barang-jasa-
pemerintah/
<1% - https://www.coursehero.com/file/p7r22djf/Hal-ini-sejalan-dengan-penelitian-
yang-dilakukan-oleh-Febriani-2009-diperoleh/
<1% -
http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/1601100050/9._BAB_II_.pdf
<1% - https://digilib.uinsby.ac.id/8236/8/bab%206.pdf
<1% - http://eprints.ukmc.ac.id/2310/8/IK-2018-3001140026-conclusion.pdf

Anda mungkin juga menyukai