Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Keperawatan

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA


DALAM PEMENUHAN AKTIVITAS SEHARI-HARI DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOMBOS
KOTA MANADO

Clara Priska Kolengan


Pada Program StudiIlmuKeperawatanFakultasKeperawatan
Universitas Pembangunan Indonesia (UNPI) Manado

RINGKASAN

Lansia mengalami penurunan fungsi fisik, kemampuan kognitif dan psikologis.


Punurunan fungsi ini menyebabkan lansia mengalami gangguan dalam kemandirian
melakukan sktifitas sehari – hari sehingga lansia membutuhkan dukungan dari keluarga
sebagai orang terdekat.Tujuan Penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan dukungan
keluarga dengan kemandirian lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari di Puskesmas
Kombos Kota Manado.
Jenis penelitian yaitu deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional study.
Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Kombos
yang berjumlah 42 orang. Sampel ditentukan dengan teknik purposive sampling sebanyak 35
responden. Data dianalisa dengan menggunakan uji statistic chi-square dengan tingkat
kemaknaan 95 % (α = 0,05). Berdasarkan hasil uji statistic dengan menggunakan chi-square
diperoleh nilai ρ-value = 0,008 lebih kecil dari nilai α = 0,05 yang berarti H0 ditolak maka ada
hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian lansia dalam pemenuhan aktifitas sehari –
hari di Puskesmas Kombos Kota Manado.
Kesimpulan penelitian ini adalah dukungan keluarga terhadap lansia di Wilayah Kerja
Puskesmas Kombos sebagian besar baik. Sebagian besar lansia di Wilayah Kerja Puskesmas
Kombos mandiri dalam pemenuhan aktivitas sehari - hari. Terdapat hubungan yang
signifikan antara dukungan keluarga dengan kemandirian lansia dalam pemenuhan aktivitas
sehari-hari di Wilayah Kerja Puskesmas Kombos.

Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Kemandirian Lansia.

ABSTRACT

Elderly people experience a decrease in physical function, cognitive and psychological


abilities. The decline in this function causes the elderly to experience disruption in their
independence in doing daily activities so that the elderly need support from the family as the
closest person.
The aim of the study was to find out the correlation between family support and the
independence of the elderly people for fulfilling the activity of daily living at Kombos Health
Center Manado City.
This type of research is descriptive analytic with a cross-sectional study approach. The
population in this study were elderly people who lived in the working area of Kombos Health
Center, as many as 42 people. The sample was determined by a purposive sampling
technique as many as 35 respondents. Data was analyzed using chi-square statistical tests
with a significance level of 95% (α = 0.05). Based on the results of statistical tests using chi-
square, the ρ-value = 0.008 is smaller than the value of α = 0.05, which means that H0 is

Universitas pembangunan indonesia manado Page 1


Jurnal Keperawatan

rejected, there is a family support relationship with the independence of the elderly people
for fulfilling the activity of daily living at Kombos Health Center Manado City.
The conclusion of this study are that family support for the elderly people in the Kombos
Health Center Manado City was mostly good. Most of the elderly people in the Kombos
Health Center Manado City are independent in fulfilling their daily activities. There is a
significant correlation between family support and the independence of the elderly people for
fulfilling the activities of daily living in the Kombos Health Center Manado City

Keywords: Family Support, Independence of Elderly People.

PENDAHULUAN

Lanjut usia di seluruh dunia diperkirakan penduduk Indonesia mengalami


lebih dari 629 juta jiwa dan pada tahun peningkatan jumlah dan proporsi pada
2025, lanjut usia akan mencapai 1,2 1980 (KemenKes RI, 2016).
milyar. Di Negara maju, pertambahan Penduduk lansia di Provinsi
populasi/penduduk lanjut usia telah Sulawesi Utara sebanyak 191.853 orang
diantisipasi sejak awal abad ke-20. Tidak atau 8,45 persen dari keseluruhan
heran bila masyarakat di Negara maju penduduk. Jumlah penduduk lansia
sudah lebih siap menghadapi masalah yang perempuan (103.673 orang) lebih banyak
sama. Namun, Negara berkembangpun dari jumlah penduduk lansia laki-laki
mulai menghadapi masalah yang sama, (88.180 orang). Sebarannya jauh lebih
dan di negara Indonesia merupakan negara banyak di daerah perdesaan (114.836
yang memiliki penduduk terpadat ke-4 di orang) dibandingkan di daerah perkotaan
dunia (WHO, 2016). (77.017 orang). jika dilihat menurut
Data yang ada menunjukkan jumlah kelompok umur, jumlah penduduk lansia
penduduk lansia (usia 50 tahun keatas) terbagi menjadi lansia muda (60-69 tahun)
tahun 2014 sebanyak 16,1 juta jiwa dan sebanyak 110.791 orang, lansia menengah
pada tahun 2016 sebanyak 17,7 juta dan (70-79 tahun) sebanyak 60.969 orang, dan
diestimasikan pada tahun 2020 jumlah lansia tua (80 tahun ke atas) sebanyak
lansia Indonesia sekitar 35 juta jiwa. Dari 20.093 orang. sementara itu, penduduk pra
17,7 juta jiwa penduduk lansia saat ini, lansia yaitu penduduk kelompok umur 45-
sekitar 3 juta orang diantaranya terlantar 54 tahun dan 55-59 tahun masing-masing
ditandai mereka tergolong miskin dan sebanyak 268.022 orang dan 98.179 orang.
tidak memiliki anggota keluarga dan 4,6 Data jumlah lanjut usia sesuai Profil
juta jiwa lansia diantaranya rawan telantar Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Utara
yakni tergolong miskin, tetapi masih jumlah lanjut usia di Provinsi Sulawesi
memiliki keluarga. Harapan hidup utara tahun 2017 sebesar, 859.782 jiwa dan

Universitas pembangunan indonesia manado Page 2


Jurnal Keperawatan

332 diantaranya mendiami panti jompo berdaya sehingga menggantungkan diri


yang tersebar di Provinsi Sulawesi Utara. pada orang lain. Namun seiring
Mandiri merupakan kebebasan untuk perkembangan zaman, pergeseran niali
bertindak, tidak tergantung pada orang budaya masyarakat berakibat pada
lain, tidak terpengaruh pada orang lain dan kurangnya kualitas dan kuantitas dukungan
bebas mengatur diri sendiri atau aktivitas keluarga kepada lansia (Purnama, 2013).
seseorang baik individu maupun kelompok Menurut Reisoner (2012), keluarga
dari berbagai kesehatan atau penyakit. merupakan sebuah kelompok yang terdiri
Mandiri juga dikatakan merawat diri dari dua orang atau lebih yang masih
sendiri atau merawat diri dan dapat mempunyai hubungan kekerabatan yang
melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari terdiri dari Bapak, Ibu, Adik, Kakak,
(AKS). Aktivitas kehidupan sehari-hari Kakek dan Nenek dan keluarga ini
merupakan pekerjaan rutin sehari-hari biasanya tinggal serumah atau berdekatan
seperti halnya ; makan, minum, mandi, dalam suatu komunitas.
berjalan, tidur, duduk, BAB, BAK, dan Menurut Picket (2009), kebutuhan
bergerak.Menurut Pujiastuti tahun yang melanda kaum sudah hampir menyita
2013Tahap perkembangan kemandirian seluruh waktunya sehingga mereka hanya
bias digambarkan antara lain dapat memiliki sedikit waktu untuk memikirkan
mengatur kehidupan dan diri mereka orang tua. Kondisi seperti ini
sendiri atau mampu melaksanakan tugas menyebabkan kurangnya komunikasi
tanpa bantuan orang lain dan keluarga. antara orang tua dan anak, kurangnya
Kementerian Kesehatan Republik perhatian dan pemberian perawatan
Indonesia tahun 2016 menyatakan bahwa terhadap orang tua. Padahal dalam
bagi kehidupan lansia, keluarga keluarga, anggota keluarga berusia lanjut
merupakan sumber kepuasan karena merupakan salah satu kelompok yang
keluarga adalah unit terkecil dari rawan bila dipandang dari segi
masyarakat yang terdiri dari atas kepala kesehatankarena kepekaan dan kerentanan
keluarga dan beberapa orang yang yang tinggi terhadap gangguan kesehatan
terkumpul dan tinggal disuatu tempat dan ancaman kematian. Dukungan dari
dibawah suatu atap dalam keadaan saling keluarga terdekat dapat berupa anjuran
ketergantungan. yang bersifat mengingatkan lansia untuk
Perkembangan lansia yang semakin tidak bekerja berlebihan (jika lansia masih
hari semakin memiliki hambatan karena bekerja), memberikan kesempatan kepada
keadaan fisik yang melemah dan tak lansia untuk melakukan aktivitas sesuai

Universitas pembangunan indonesia manado Page 3


Jurnal Keperawatan

hobinya, memberikan kesempatan kepada (18%), cuci pakaian (43%), bantu di kebun
lansia untuk beribadah dengan baik dan (11%) dan sebagainya.
beristirahat yang cukup (Ismayadi, 2008) Survey awal yang peneliti lakukan
Dukungan keluarga merupakan suatu pada bulan Mei tahun 2018 jumlah lanjut
bentuk hubungan interpersonal yang usia yang tercatat tinggaldi wilayah kerja
diberikan oleh keluarga kepada anggota Puskesmas Kombos berjumlah 42 jiwa
keluarga berupa perhatian (perasaan suka, dan 35 diantaranya tinggal serumah
cinta dan empati), bantuan instrumental dengan keluarga. Hasil wawancara dan
(barang dan jasa), informasi dan penilaian observasi terhadap 5 orang lansia
(informasi yang berhubungan dengan self didaptkan bahwa 4 orang membutuhkan
evaluation). Keluarga dapat menjadi faktor bantuan dalam melakukan aktifitas sehari
yang sangat berpengaruh dalam – hari dan 2 diantaranya mengalami
menentukan keyakinan dan nilai serta kesulitan karena anak – anaknya bekerja
dapat juga menentukan tentang program dan sering meninggalkan lansia sendirian
pengobatan yang dapat diterima mereka. di ruamh.
Keluarga juga dapat memberikan Wijayanto (2014) dalam
dukungan dan membuat keputusan penelitiannya tentang hubungan antara
mengenai perawatan dari anggota keluarga support keluarga dengan mekanisme
yang sakit. (Bondan, 2009) koping pada lansia melakukan penelitian
Lansia yang ada dalam keluarga dengan mewawancarai sebanyak 15 lansia
masih terlibat langsung dalam menentukan untuk mengetahui gambaran tentang
keputusan keluarga, terutama dalam hal- support system keluarga yang diterima
hal penting (misalnya : pindah rumah, hari oleh lansia. Gambaran yang didapat
perkawinan cucu dan sebagainya). Lansia peneliti rata-rata lansia (8 dari 15 lansia)
merupakan sumber nasehat dan restu dan mengungkapkan keluhan mereka
sangat dihormati dalam upacara maupun mengenai kurangnya perhatian dan
dalam kegiatan sehari-hari. Dalam kepedulian dari anggota keluarganya, hal
penelitian Darmojo (2016), menunjukkan tersebut disebabkan oleh berbagai hal,
bahwa tugas-tugas lain yang biasanya diantaranya kesibukan dari anggota
mereka masih melakukan antara lain keluarganya, kemiskinan dan tingkat
momong cucu (54%), membantu memasak pendidikan yang rendah anggota
(59%), bersih-bersih rumah (59%), keluarganya, keluarga tidak mau
mencuci piring (53%), jahit menjahit direpotkan dengan berbagai permasalahan
dan penyakit yang umumnya diderita oleh

Universitas pembangunan indonesia manado Page 4


Jurnal Keperawatan

lansia. Hal tersebut menyebabkan lansia memilki masalah dukungan keluarga


merasa tidak dibutuhkan dan tidak dihargai dengan kemandirian lansia berjumlah 42
lagi dalam keluarganya, dalam kondisi lansia.
demikian lansia berpotensi mengalami Dalam penelitian ini dilakukan
depresi jika tidak dapat mengelola koping pengambilan sampel dengan teknik
dengan baik. purposive sampling dan didapatkan 35
Berdasarkan latar belakang tersebut lansia yang memenuhi kriteria inklusi dan
diatas maka peneliti tertarik untuk eksklusi sebagai berikut : Kriteria inklusi
mengadakan penelitian tentang hubungan adalah karakteristik sampel yang dapat
dukungan keluarga dengan kemandirian dimasukkan atau layak untuk diteliti.
lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari- Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah
hari di Puskesmas Kombos Kota Manado. : 1. Lansia yang bersedia menjadi
responden 2. Lansia yang berumur 60
METODE PENELITIAN tahun ke atas 3. Lansia yang tinggal
Penelitian ini menggunakan jenis serumah dengan keluarga. Kriteria
penelitian deskriptif analitik dengan eksklusi adalah karakteristik sampel yang
pendeketancross-sectional.Melalui tidak dapat dimasukkan atau tidak layak
penelitian jenis ini, peneliti ingin untuk diteliti. Kriteria eksklusi dalam
mengujihubungan dukungan keluarga penelitian ini adalah : 1. Lansiadengan
dengan kemandirian lansia dalam gangguan penglihatan,tulitidak bisa
pemenuhan aktivitas sehari-hari di berkomunikasi dengan baik dan sudah
Puskesmas Kombos Kota Manado. tidak mampu melakukan aktivitas sehari-
Diharapkan akan diperoleh efek dari hari. 2. Lansia yang menolak ikut serta
dukungan keluarga (variabel independen) dalam penelitiannya.
dihubungkan dengan kemandirian lansia Instrument penelitian adalah alat-alat
(variabel dependen). Penelitian ini telah yang digunakan untuk mengumpulkan
dilaksanakan di Puskesmas Kombos Kota data, data berupa kuesioner. Kuesioner
Manado. Waktu penelitiantelah ini adalah metode pengumpulan data dengan
dilaksanakan pada BulanAgustus - jalan mengajukan pertanyaan tertulis
Oktober 2018 Populasi yang menjadi kepada sejumlah individu yang diberikan
subjek dalam penelitian ini adalah semua pertanyaan tersebut memberikan jawaban
lansia yang berumur 60 tahun keatas yang secara tertulis (Notoatmadjo, 2010). 1.
bertempat tinggal di wilayah kerja Pertanyaan untuk dukungan keluarga
Puskesmas Kombos Kota Manadodan sebanyak 9 pertanyaan dengan

Universitas pembangunan indonesia manado Page 5


Jurnal Keperawatan

menggunakan skala gutman dengan akurat. Informed Concent, Confidential.


jawaban Ya nilai 2 dan tidak nilai 1. 2. Annonimity
Pertanyaan kemandirian lansia sebanyak
HASIL DAN PEMBAHASAN
10 pertanyaan dengan menggunakan
Tabel 5.3 Karakteristik Responden
kemandirian indekz barthel. Sebelum
Berdasarkan Pendidikan di Puskesmas
memulai penelitian ini maka perlu
Kombos tahun 2018
dilakukan persiapan yang meliputi: a.
No Pendidikan n Prosentase
Penyusunan proposal b. Penyelesaian
administrasi dan perijinan (surat-surat) c. 1. SD 13 37,1

Melakukan survey kembali ditempat 2. SMP 20 57,1

penelitian d. Studi kepustakaan untuk 3. SMA 2 5,7

membuat acuan penelitian e. Menyiapkan Jumlah 35 100

instrumen penelitian berupa lembar


kuesioner dan lembar Tabel 5.3 Jenis pendidikan

Setelah mendapatkan surat responden adalah sebagai berikut

pengantar untuk lahan penelitian dari :Pendidikan responden dari 35 responden

Dekan Fakultas Keperawatan, selanjutnya sebagai lansia 20 orang responden atau

peneliti terlebih dahulu mendapatkan 57,1 % berpendidikan SMP., 13 responden

persetujuan (izin) dari tempat penelitian atau 37,1% berpendidikan SD dan 2

dalam hal ini dariPuskesmas Kombos Kota responden atau 5,7% berpendidikan SMA.

Manado. Kemudian peneliti Tabel 5.4 Umur responden di Puskesmas

menyampaikan maksud dan tujuan Kombos Tahun 2018 adalah sebagai

penelitian ini kepada kepala desa setelah berikut :

itu pada keluarga lansia untuk diketahui No Umur N Prosentase


lebih jelas mengenai maksud dan tujuan 1. 60 – 74 8 22,9
tersebut. Sebelum pengumpulan data, 2. 75 - 90 20 57,1
terlebih dahulu peneliti menjelaskan 3. ˃ 90 7 20
kepada keluarga responden tentang data Jumlah 35 100
yang didapatkan nanti akan terjamin
kerahasiaannya, dengan maksud agar Pada tabel 5.4 dapat dilihat bahwa
keluarga responden dapat memberikan responden dengan umur 75 – 90 tahun
data dangan jujur dan lengkap sehingga sebanyak 20 responden (57,1%), umur 60
peneliti memperoleh data-data yang lebih – 74 tahun sebanyak 8 responden (22,9%)

Universitas pembangunan indonesia manado Page 6


Jurnal Keperawatan

dan yang berumur > 90 tahun sebanyak 7 Tabel 5.7. Hubungan Dukungan Keluarga
responden (20 %). Dengan Kemandirian Pada Lansia dalam
Tabel 5.5 Distribusi responden pemenuhan aktivitas sehari-hari di
berdasarkan dukungan keluargadi Puskesmas Kombos
Puskesmas Kombos tahun 2018 Duk Kemandirian Lansia
Dukungankeluarga N Prosentase unga Ketergant
Mandiri Tota N
Baik 21 60 n ungan % OR
l
Kurang Baik 14 40 Kelu
n % n %
Total 35 100 arga
Pada tabel 5.5 diatas terlihat bahwa Baik 11 31,4 10 28,6 21 60
dukungan keluarga terhadap lansia yang Kura
9 25,7 5 14,3 14 40 11.7
baik sebanyak 21 responden (60%) dan ng 0.0
86
kurang baik sebanyak 14 responden (40%). Tota 10
20 57,1 15 42,9 35
Tabel 5.6. Distribusi responden l 0
berdasarkan Kemandirian Lansia dalam
pemenuhan aktivitas sehari-hari di Dari tabel 5.7 diatas terlihat bahwa
PuskesmasKombos tahun 2018 dukungan keluarga yang baik membuat
Kemandirian n % lansia menjadi mandiri sebanyak 11
Lansia responden (31,4%). Lansia dengan
Mandiri 20 57,1 dukungan keluarga baik dan
Tergantung 15 42,9 ketergantungan dalam pemenuhan ADL
Total 35 100 sebanyak 10 responden (28,6%). Lansia
Pada tabel 5.6 diatas terlihat bahwa dengan dukungan keluarga yang kurang
lansia yang mandiri sebanyak 20 dan mandiri sebanyak 9 responden
responden (57,1%) dan yang (25,7%) dan yang mendapatkan dukungan
ketergantungan sebanyak 15 responden keluarga kurang dan mengalami
(42,9%). ketergantungan dalam pemenuhan ADL
Analisis statistik untuk melihat sebanyak 5 responden (14,3%). Dari hasil
hubungan antara dukungan keluarga analisa statistik dengan Uji Chi-Square
dengan kemandirian lansia dalam menunjukkan bahwa Ho ditolak yang
pemenuhan aktivitas sehari-hari dilakukan artinya ada hubungan dukungan keluarga
dengan menggunakan uji chi-square. Hasil dengankemandirian lansia dalam
uji dapat dilihat pada tabel 5.7 pemenuhan aktivitas sehari-hari nilai

Universitas pembangunan indonesia manado Page 7


Jurnal Keperawatan

P=0,0008< α 0,05 maka dapat dinyatakan satu dengan lainnya; memiliki ikatan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan emosi; terlibat dalam posisi sosial; peran
antara hubungan dukungan keluarga dan tugas-tugas yang saling berhubungan;
dengan kemandirian lansia dalam serta adanya rasa saling menyayangi dan
pemenuhan aktivitas sehari-hari. Hasil uji memiliki.Sedangkan menurut Peraturan
statistic juga menunjukkan nilai Odds Pemerintah nomor 21 tahun 1994 Bab I
Ratio sebesar 11,786 yang artinya lansia ayat 1 keluarga adalah unit terkecil dalam
yang mendapatkan dukungan keluarga masyarakat yang terdiri dari suami-istri,
yang baik akan 11 kali lebih mungkin atau suami, istri dan anaknya, atau ayah
menjadi mandiri dibandingkan dengan dan anaknya, atau ibu dan anaknya (Potter
lansia yang kurang mendapatkan dukungan & Perry. 2011).
keluarga. Dukungan keluarga adalah sikap,
Pembahasan tindakan, dan penerimaan keluarga
Dukungan keluarga dapat terhadap penderita yang sakit.Anggota
membantu individu untuk mengatasi keluarga memandang bahwa orang yang
masalahnya secara efektif. Dukungan bersifat mendukung selalu siap
keluarga juga dapat meningkatkan memberikan pertolongan dan bantuan jika
kesehatan fisik dan mental pada lansia. diperlukan (Friedman, 1998; Anonim,
Dukungan keluarga berhubungan dengan 2012). Berbagai perubahan tersebut di atas
pengurangan gejala penyakit dan sering membuat lansia mengalami masalah
kemampuan untuk memenuhi dalam menghadapi kehidupan sehingga
kebutuhannya sendiri akan perawatan dukungan keluarga sangat di butuhkan
kesehatan. Keluarga mempunyai peran (Hurlock, 2010)
penting dalam menunjang kemandirian Ketidakmandirian lansia disebabkan
usia lanjut. Karena keluarga memiliki tiga hal yaitu keterbatasan fisik dan atau
kedekatan dan keterikatan baik fisik mental, memilih untuk dibantu dalam satu
maupun emosional. Keluarga adalah dua aktivitas tertentu namun mandiri dalam
orang atau lebih yang disatukan oleh aktivitas lainnya, serta tidak adanya
ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan dukungan keluarga. Dengan demikian
emosional dan yang mengidentifikasikan dukungan keluarga sangat berhubungan
diri mereka sebagai bagian dari keluarga dalam mendukung kemandirian lansia
(Friedman, 2014). Keluarga adalah untuk menjaga kesehatan fisik maupun
kumpulan dua atau lebih individu yang kejiwaannya. Sehingga meningkatkan
berbagi tempat tinggal atau berdekatan kesehatan dan kualitas hidup lansia. Para

Universitas pembangunan indonesia manado Page 8


Jurnal Keperawatan

lansia akan dapat menikmati hari tua cendrung gelisah, mudah stress, merasa di
mereka dengan tentram dan damai yang remehkan, dan tidak siap tinggal dirumah.
pada akhirnya akan memberikan banyak Sebaliknya jika kepribadian seseorang itu
manfaat bagi semua anggota keluarga yang tenang dan mencapai sesuatu dengan usaha
lain. yang tidak terburu-buru, orang tersebut
. Dukungan keluarga bagi lansia sangat tidak menunjukkan perubahan mental yang
diperlukan selama lansia masih mampu negatif. Bahkan, mereka selalu mensyukuri
memahami makna dukungan keluarga segala sesuatu yang terjadi dalam
tersebut sebagai penyokong atau penopang kehidupannya. Pandangan seseorang
kehidupannya. Dalam kehidupan sehari - terhadap orang yang sudah lansia berbeda
hari jika lansia karena berbagai alasan secara sosial. Sikap sosial yang kurang
sudah tidak mampu memahami makna baik ini sering menyebabkan orang lansia
dukungan keluarga, maka yang diperlukan sulit menyesuaikan diri dengan
bukan hanya dukungan keluarga namun lingkungannya. Pada budaya timur, ada tat
layanan atau pemeliharaan secara sosial nilai yang masih mengagungkan dan
(social care) sepenuhnya, jika yang menghormati orang tua. Orang tua
terakhir ini tidak ada yang melaksanakan dianggap sebagai orang yang bijaksana
berarti lansia tersebut menjadi terlantar dan banyak pengalaman yang selalu
dalam kehidupannya (Kuntjoro, 2012). menjadi panutan. Perubahan mental pada
Diantara lain bentuk dukungan keluarga lansia dapat dikurangi dengan sikap positif
menurut Friedman (2010) adalah : “orang Muda” yang tidak menilai lansia
Dukungan emosional, dukungan sebagai orang lusuh, lemah, siap dibuang,
penghargaan (penilaian), dukungan dan menjadi beban orang lain (Ranah,
instrumental,dukungan informative. 2015)
Perubahan mental ketika seseorang
memasuki masa lansia akan
mempengaruhi kesehatan badannya. Sikap
hidup, perasaan, dan emosi akan
mempengaruhi perubahan mental lansia.
Perubahan mental seseorang dipengaruhi
oleh tipe kepribadian orang tersebut.
Seseorang yang kepribadiannya ambisius
akan selalu berambisi untuk lebih mau
ketika memasuki masa lansia akan

Universitas pembangunan indonesia manado Page 9


Jurnal Keperawatan

Setelah seseorang memasuki masa dan sosial mempengaruhi hidup lansia.


lansia, maka dukungan keluarga dan Dukungan anggota keluarga secara
dukungan sosial dari orang lain menjadi maksimal terhadap lansia sudah tentu
sangat berharga dan akan menambah menjadi harapan dan dambaan bagi semua
ketentraman hidupnya. Dengan adanya lansia didalam menjalan aktifitas
dukungan keluarga tersebut tidaklah kehidupannya. Adanya dukungan keluarga
berarti bahwa setelah memasuki masa tua yang baik, maka lansia juga akan memiliki
seorang lansia hanya bisa duduk, diam, mekanisme koping yang baik. Mekanisme
tenang, dan berdiam diri saja. Lansia tidak koping yang baik ini sangat penting agar
boleh berdiam diri dirumah, dan semua lansia mampu mengatasi segala
dilayani orang lain. Hal ini justru akan permasalahan yang dihadapinya. Sesuai
mendatangkan berbagai penyakit dan dengan Kelen dkk (2016) yang
penderitaan, sehingga bisa menyebabkan menyatakan adanya hubungan dukungan
para lansia tersebut cepat meninggal dunia. keluarga dengan mekanisme koping lansia.
Dalam rangka membantu agar lansia tetap Mengingat perubahan kondisi fisik yang
dapat beraktifitas dibutuhkan dukungan menurun pada lansia maka lansia sering
keluarga. (Kuntjoro, 2012). Notoatmodjo mengalami penurunan dalam kemampuan
(2012) yang menyebutkan bahwa fungsional dan mengalami kesulitan dalam
“dukungan keluarga dapat memberikan melakukan tugas untuk memenuhi
pengaruh terhadap kemandirian lansia berbagai kebutuhan sehari-hari, maka
dalam pemenuhan kebutuhannya”. dibutuhkan adanya dukungan keluarga
Bersamaan dengan meningkatnya usia, (Friedman, 2014).
beberapa fungsi vital dalam tubuh ikut Benang merah yang dapat ditarik
mengalami kemunduran. Pendengaran dari penelitian ini bahwa semakin tinggi
mulai menurun, penglihatan kabur, dan dukungan yang diberikan oleh anggota
kekuatan fisiknya pun mulai melemah. keluarga pada lansia dalam pemenuhan
Kenyataan itulah yang dialami oleh orang kebutuhan hidup sehari-hari, maka akan
yang sudah lanjut usia (lansia). Garis semakin baik pula tingkat kemandirian
hidup alami yang harus dilalui manusia itu lansia. Oleh karena itu seharusnya
merupakan suatu keadaan komplek. Hal ini keluarga memberikan perhatian dengan
dikarenakan manusia yang sudah usia upaya memaksimalkan dukungan terhadap
lanjut banyak mengalami berbagai masalah berbagai kebutuhan yang ada pada lansia,
kehidupan bukan hanya faktor bilogis sebagaimana disadari bahwa kebutuhan
tersebut saja, tetapi juga faktor psikologis tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari.

Universitas pembangunan indonesia manado Page 10


Jurnal Keperawatan

Selama hidup manusia membutuhkan Kesimpulan


bermacam-macam kebutuhan, seperti Dukungan keluarga terhadap lansia
makanan, pakaian, perumahan, di Wilayah Kerja Puskesmas Kombos
pendidikan, dan kesehatan. sebagian besar baik. 2. Sebagian besar
Kebutuhan dipengaruhi oleh lansia di Wilayah Kerja Puskesmas
kebudayaan, lingkungan, waktu, dan Kombos mandiri dalam pemenuhan
agama. Semakin tinggi tingkat kebudayaan aktivitas sehari - hari. 3. Terdapat
suatu masyarakat, semakin tinggi / banyak hubungan yang signifikan antara dukungan
pula macam kebutuhan yang harus keluarga dengankemandirian lansia dalam
dipenuhi. Aktivitas fisiknya misalnya pemenuhan aktivitas sehari-hari di
olahraga yang dilakukan secara rutin dan Wilayah Kerja Puskesmas Kombos.
teratur akan sangat membantu kebugaran Saran
dan menjaga kemampuan psikomotorik Sebagai penambah informasi untuk
lansia. Aktivitas-aktivitas kognitif seperti mahasiswa jurusan Keperawatan dalam
membaca, berdiskusi, mengajar, akan melakukan penelitian terutama yang
sangat bermanfaat bagi lansia untuk berkaitan dengan Kemandirian pada lansia
mempertahanakan fungsi kognitifnya dan memberikan bahan masukan yang
sebab otak yang sering dilatih dan berguna untuk disampaikan pada keluarga
dirangsang maka akan semakin berfungsi yang memiliki anggota keluarga lansia.
baik, berbeda jika fungsi otaknya tidak Hasil penelitian ini dapat disumbangkan
pernah dilatih maka itu akan mempercepat untuk perkembangan ilmu serta dapat
lansia mengalami masa dimensi dini. menjadi acuan dan salah satu sumber
Aktivitas-aktivitas spiritualitas dan sosial informasi bagi penelitian selanjutnya.
akan memberikan nilai tertinggi bagi Sebagai bahan masukan bagi keluarga
lansia untuk menemukan kebermaknaan untuk menambah informasi keluarga
dan rasa harga dirinya, dengan banyak dalam memberikan dukungan kepada
berdoa dan melaksanakan ibadah sehari- lansia. Peneliti dapat memperluas
hari lansia akan menjadi lebih tenang wawasan serta menjadi pengalaman yang
dalam hidupnya kecemasan akan kematian sangat berharga dalam mengaplikasikan
bisa direduksi. Dengan aktif dalam pengetahuan yang diperoleh selama
aktivitas sosial, seperti tergabung dalam pendidikan.
paguyuban lansia atau karang werdha akan
menjadi ajang bagi lansia untuk saling
bertukar pikiran dan berbagi pengalaman.

Universitas pembangunan indonesia manado Page 11


Jurnal Keperawatan

DAFTAR PUSTAKA
Akhmadi, 2014. Dukungan Keluarga, Friedman, 2014. Buku Ajar Geriatri Ilmu
dalam Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta:
http://www.rajawana.com/artikel/ FK-UI
artikel/kesehatan/435-dukungan-
keluarga.htm diakses pada 19 Mei Hurlock. 2010. Pengantar Keperawatan
2018 pukul 18.00 Keluarga. Jakarta : EGC

Aswar, 2012. Konsep Keluarga, dalam Keecknotte, 2014. Strateg penangan lansia
http://www.rajawana.com/artikel/ dan aspek kemandirian lansia
pendidikan-umum/391-konsep- dalam produktivitas lansia, PT
keluarga.html Diakses pada 19 Mei Gajahmada, Suarabaya.
2018 pukul 18.20
KemenKes. RI, 2016. Sistem pelayanan
Bandiyah, 2014. Hubungan antara Tingkat kesehatan pada lanjut usia dan
usia dengan Tingkat Kemandirian posyandu Lansia di Indonesia.
Lansia dalam pemenuhan ADL di
Panti Sosial Tresna Werdha. Kontjoro, 2012. Pelayanan kesehatan
Diambil dari padan lansia dan kemandirian
http://www.puspitaskripsi.com/ di lansia, PT.Gramedia, Jakarta.
akses pada 20 Mei 2018 pukul
19.05 leny, 2012. Keperawatan Keluarga. Jakarta
: Nuha Medika
Darmojo,2016. Gambaran penyesuaian
diri dan dukungan sosial dalam Maryam, 2014. Faktor-faktor yang
mencapai kepuasan hidup pada mempengaruhi kemandirian
masa lansia: studi deskriptif pada lanjut usia serta produktivitas
wanita usia lanjut yang tinggal lanjut usia, PT. Gramedia Jakarta.
sendiri Depok: Fakultas
Psikologi, Universitas Indonesia. Muhalim, 2016 dengan judul hubungan
dukungan keluarga dengan
Dulmus, 2017. Tatanan keluarga dan kemandirian lansia,
kompleksitas permasalahan lansia, www.kuesioner.http.com
PT. Gramedia, Jakarta.

Universitas pembangunan indonesia manado Page 12


Jurnal Keperawatan

Notoatmojo, 2010.Metodologi Penelitian


Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta. Stanley, 2014. Standar pelayanan
kesehatan pada lanjut usia, PT.
Nugroho, 2012. Keperawatan Lanjut Usia, Gramedia, Jakarta.
EGC, Jakarta Nursalam, 2013.
Pujiastuti, 2013. Keperawatan Gerontik Sudiharjo, 2014.Hubungan status
dan Geriatrik. Jakarta: Penerbit kesehatan, ekonomi, dan sosial
Buku Kedokteran EGC. terhadap kemandirian lanjut usia
[Skripsi]. Surabaya : Universitas
Potter dan Perry, 2012. Buku Ajar Airlangga.
Fundamental Keperawatan: http://www.damandiri.or.id/file/rat
Konsep, Proses, dan Praktik, nasuhartiniunairbab1.pdfdi akses
halaman 618-633, volume 1, Edisi pada 20 April 2018 pukul 19.05
4. Jakarta: Buku kedokteran EGC.
Wijayanto, 2014. Hubungan Antara
Ranah, 2016. Konsep dan Penerapan Support System Keluarga dengan
Metodologi Penelitian Ilmu Mekanisme Koping Pada
Keperawatan: Pedoman Skripsi, Lansia di Desa Poleng Gesi
Tesis dan Instrumen Penelitian, Sragen. Skripsi. Universitas
Edisi Pertama. Jakarta: Salemba muhammdiyah surakarta.
Medika
WHO, 2016. Data Jumlah Lanjut Usia
Reisoner, 2012. Permasalahan Lansia dan yang tersebar di Negara-negara
dukungan keluarga. dunia, www.http/velue.

Robert , 2010. Pengantar Keperawatan


Keluarga. Jakarta : EGC

Universitas pembangunan indonesia manado Page 13

Anda mungkin juga menyukai