Anda di halaman 1dari 13

TINGGINYA JUMLAH PERTUMBUHAN PENDUDUK Di SURAKARTA

DISUSUN OLEH:

NI LUH MIRAH REGITA AMBRITA TANAYA (29/Xl.9)

SMA N 1 Semarapura
Tahun ajaran 2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pertumbuhan penduduk saat ini semakin meningkat,dan itu menjadi isu yang sangat popular
dan mencemaskan bagi negara-negara di dunia. Di Indonesia hal ini menjadi masalah besar
dibandingkan negara lain, pertumbuhan penduduk akan mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan baik ekonomi maupun sosial, terutama peningkatan mutu kehidupan atau kualitas
penduduk dalam sumber daya manusia yang dibarengi besarnya jumlah penduduk yang tidak
terkontrol. Semuanya terkait penyediaan anggaran dan fasilitas kesehatan, pendidikan serta
ketersediaan pangan.
Fenomena tersebut menjadi perhatian Indonesia sebagai salah satu negara terbanyak keempat
didunia setelah negara Cina, India dan Amerika Serikat. Pada pendataan penduduk oleh
Kementrian Dalam Negeri, jumlah penduduk di Indonesia pada bulan desember tahun 2010
berdasarkan hasil sensus adalah sebanyak 237.641.326 orang, yang terdiri dari 119.630.913
laki-laki dan 118.010.413 perempuan, laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 4,5 juta
jiwa setiap tahunnya (www.bps.go.id).
Kondisi ini menjadi masalah besar bagi Indonesia berbeda dengan Cina yang memiliki
jumlah penduduk terbanyak pertama di dunia. Akan tetapi Cina mampu mengatasi dan
menekan jumlah penduduk. Masyarakat Cina sudah mempunyai pemikiran bahwa
peningkatan kualitas anak dan keluarga adalah segala-galanya dan berupaya menjalankan
program tersebut
1

secara baik. Ia menilai, keseriusan pemerintah Cina dalam memajukan program KB sangat
terlihat jelas dengan dibangunnya sejumlah sarana dan teknologi yang mendukung, di
samping tak henti-hentinya melakukan kampanye. Pemerintah Cina untuk membuat
kampanye dan kebijakan, yaitu “Satu keluarga satu anak”(one family one child)
(www.antaranews.com).
Di Indonesia juga ada program untuk menekan laju pertumbuhan penduduk yaitu Program
Keluarga Berencana yang dilaksanakan sejak tahun 1970 sukses berjalan. dengan
diterbitkannya Keputusan Presiden Republik Indonesia No.8 Tahun 1970, maka dibentuklah
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional yang disingkat BKKBN. Program keluarga
Berencana salah satunya pencegahan masalah kependudukan, yang merupakan bagian yang
terpadu untuk mencapai program pembangunan nasional dan bertujuan untuk turut serta
menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual, sosial dan budaya. Keluraga berencana pada
hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui
Pendewasaan usia perkawinan,pengaturan kelahiran dan pembinaan ketahanan keluarga yang
akan memberikan kontribusi meningkatnya kesejahteraan keluarga dalam rangka
mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera.
Setelah adanya program KB tahun 1970 Angka kelahiran dan laju pertumbuhan penduduk
mulai menurun dan mencegah angka kelahiran dari 5,6 anak per wanita menjadi 2,6 di tahun
2002, namun sampai tahun 2012 angka tersebut tidak menurun dan terus berubah. Memasuki
masa orde baru pemerintah gencar melakukan kampanye KB, dengan slogan “cukup dua
anak” atau “Keluarga Berencana” yang dicanangkan oleh Presiden Soeharto.
Dibarengi dengan merangkul jajaran kementrian, Gubernur, Bupati/Walikota, dan Kelurahan.
Berakhirnya Pemerintahan Orde Baru dan mulai berdiri Era Reformasi banyak hal yang
terjadi di Indonesia, yaitu adanya kebijakan- kebijakan baru dan berbagai perubahan. Pada
tahun 1999 terbitlah undang- undang baru yang menjadi tolok ukur sejarah baru di Indonesia,
dengan lahirnya Undang-undang yang mengatur Otonomi Daerah yaitu Undang- undang
Nomor 22 tahun 1999. Dimana program yang dulunya diatur dikelola pusat sekarang diatur
dan dikelola daerah termasuk program KB.
Keberhasilan program KB tidak dapat dipertahankan. Karena angka kelahiran semakin
meningkat tahun 2002 2,6 juta perwanita sampai tahun 2012 berdasarkan data Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN). Banyak kendala dalam memajukan
program KB di Indonesia karena seringkali terbentur dengan adat istiadat, budaya, serta
agama yang membuat program itu tidak berjalan sebagaimana diharapkan.
Menurut BPS (2010), untuk jumlah penduduk provinsi Jawa tengah berdasarkan hasil sensus
tahun 2000 tercatat 31.228.940 jiwa, hingga pada tahun 2010 jumlah penduduk mencapai
32.382.657 jiwa. Dengan demikian dalam kurun waktu tersebut meningkat sebesar 1.153.717
jiwa, di kota Surakarta jumlah penduduk sebesar 500.173 jiwa terdiri dari 243.297 laki-laki
dan 256.876 perempuan yang tersebar di 5 kecamatan dari 51 kelurahan.
Pelaksanaan program KB, Pemerintah Kota Surakarta memberikan beban tugasnya kepada
Badan pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan perempuan, Perlindungan Anak dan
Keluarga Berencana. Dimana berdasarkan Perda No. 6 Tahun 2008 tentang Struktur
Organisasi dan Tata
3

Kerja pada tahun 2009, tugas Badan pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan perempuan,
Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana adalah membantu Walikota Surakarta dalam
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dalam ruang lingkup
pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga
berencana, dan keluarga sejahtera.
Pengelola pelaksana Program Keluarga Berencana memerlukan penanganan yang serius juga
strategi yang tepat. Pengendalian laju pertumbuhan penduduk merupakan kunci keberhasilan
yang dilakukan melalui peningkatan jumlah cakupan peserta KB dan KB mandiri. Selain itu
upaya peningkatan pendapatan keluarga melalui kegiatan ekonomi produktif yang berbasis
pada pemberdayaan perempuan dikemas dalam kegiatan UPPKS (Upaya Peningkatan
Pendapatan Keluarga Sejahtera) merupakan upaya menanamkan kesadaran peningkatan
kualitas perempuan. Kota Surakarta juga serius dalam melaksanakan Program Keluarga
Berencana sehingga membuat Program Keluarga Berencana berjalan lebih baik dibandingkan
dengan kota lain. Berikut dapat dilihat perbedaan pencapaian Program KB Kota Surakarta
dengan Kota lain ditinjau dari laju pertumbuhan penduduknya.
Tabel 1.1 perbandingan jumlah penduduk kota/kabupaten
No Kota/Kabupaten
1 Surakarta
2 Sragen
3 Boyolali
Tahun 2000
490.214 770.265 828.450
Tahun 2010 500.173 856.483 931.537
Persentase kenaikan (%)
2
11,2
12,4
4
Sumber : Surakarta dalam angka 2015

Hasil tersebut menunjukkan pertumbuhan penduduk yang rendah selama 10 tahun hanya
terjadi peningkatan sebesar 2%, dibandingkan dengan kota-kota lain di eks karesidenan
Surakarta seperti Sragen dan Boyolali pertumbuhan penduduknya berbeda jauh. Tingkat
persentase paling rendah merupakan salah satu keberhasilan dalam melakukan kegiatan
program keluarga berencana dalam menekan angka jumlah penduduk, Kota Surakarta sejauh
bisa dikatakan lebih sukses dalam program Keluarga Berencananya. Keberhasilan kota
Surakarta dalam program KB ini menunjukkan bahwa program KB berjalan dengan baik
tentu saja karena strategi komunikasi yang dilakukan tepat.
Strategi komunikasi penting digunakan dalam hal sosialisasi suatu kegiatan untuk mencapai
suatu tujuan. Pengertian sosialisasi menurut Charlotte Buhler adalah suatu proses yang
membantu individu -individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup. Berfikir
kelompok nya agar ia dapat berperan dan berfungsi dengan kelompoknya. Strategi
komunikasi dalam sosialisasi juga digunakan dalam masa perkembangan nasional di
Indonesia yang saat ini salah satunya dipengaruhi oleh jumlah pertambahan penduduk dan
tingkat kesejahteraan masyarakat, untuk itu , perlu adanya strategi komunikasi yang tepat
untuk menanggulangi seperti program dari pemerintah untuk mengatur dan mengendalikan
tingkat pertambahan penduduk.
Strategi komunikasi Badan pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan perempuan,
Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana khususnya Bidang Keluarga Berencana berperan
penting dalam mengatasi laju pertumbuhan kependudukan, dibutuhkan kerja keras dalam
mewujudkan semua itu strategi komunikasi dalam mensosialisasikan Program KB
5

dikatakan sebagai alat untuk mencegah pertumbuhan penduduk, pada dasarnya bisa
diaplikasikan untuk banyak hal, bukan hanya untuk komunikasi itu sendiri, tapi juga bisa
digunakan oleh lembaga demi mendapatkan dukungan dari masyarakat. Salah satunya adalah
dengan penyebarluasan gagasan untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya Program
KB melalui sosialisasi.
Strategi komunikasi yang tepat dalam sosialisasi program KB di Kota Surakarta
menunjukkan bahwa Kota Surakarta mampu menjalankan program ini dengan baik.
Keberhasilan Kota Surakarta dalam program KB dimana Kota Surakarta merupakan kota
yang maju dan dengan penduduk yang banyak akan membuat daerah lain perlu untuk
mencontoh keberhasilan Kota Surakarta dengan program KB nya. Tentu tidaklah mudah
menentukan strategi komunikasi dalam program KB ini dengan jangkauan penduduk yang
sangat besar, selain itu juga pola kehidupan perkotaan yang sulit untuk bisa menjangkau
keberadaan mereka. Tapi Kota Surakarta membuktikan mampu untuk menghadapi berbagai
permasalahan yang ada dengan mengoptimalkan strategi komunikasi yang digunakan
sehingga membuat program KB berhasilPertumbuhan penduduk saat ini semakin
meningkat,dan itu menjadi isu yang sangat popular dan mencemaskan bagi negara-negara di
dunia. Di Indonesia hal ini menjadi masalah besar dibandingkan negara lain, pertumbuhan
penduduk akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan baik ekonomi maupun sosial,
terutama peningkatan mutu kehidupan atau kualitas penduduk dalam sumber daya manusia
yang dibarengi besarnya jumlah penduduk yang tidak terkontrol. Semuanya terkait
penyediaan anggaran dan fasilitas kesehatan, pendidikan serta ketersediaan pangan.
Fenomena tersebut menjadi perhatian Indonesia sebagai salah satu negara terbanyak keempat
didunia setelah negara Cina, India dan Amerika Serikat. Pada pendataan penduduk oleh
Kementrian Dalam Negeri, jumlah penduduk di Indonesia pada bulan desember tahun 2010
berdasarkan hasil sensus adalah sebanyak 237.641.326 orang, yang terdiri dari 119.630.913
laki-laki dan 118.010.413 perempuan, laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 4,5 juta
jiwa setiap tahunnya (www.bps.go.id).
Kondisi ini menjadi masalah besar bagi Indonesia berbeda dengan Cina yang memiliki
jumlah penduduk terbanyak pertama di dunia. Akan tetapi Cina mampu mengatasi dan
menekan jumlah penduduk. Masyarakat Cina sudah mempunyai pemikiran bahwa
peningkatan kualitas anak dan keluarga adalah segala-galanya dan berupaya menjalankan
program tersebut
1

secara baik. Ia menilai, keseriusan pemerintah Cina dalam memajukan program KB sangat
terlihat jelas dengan dibangunnya sejumlah sarana dan teknologi yang mendukung, di
samping tak henti-hentinya melakukan kampanye. Pemerintah Cina untuk membuat
kampanye dan kebijakan, yaitu “Satu keluarga satu anak”(one family one child)
(www.antaranews.com).
Di Indonesia juga ada program untuk menekan laju pertumbuhan penduduk yaitu Program
Keluarga Berencana yang dilaksanakan sejak tahun 1970 sukses berjalan. dengan
diterbitkannya Keputusan Presiden Republik Indonesia No.8 Tahun 1970, maka dibentuklah
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional yang disingkat BKKBN. Program keluarga
Berencana salah satunya pencegahan masalah kependudukan, yang merupakan bagian yang
terpadu untuk mencapai program pembangunan nasional dan bertujuan untuk turut serta
menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual, sosial dan budaya. Keluraga berencana pada
hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui
Pendewasaan usia perkawinan,pengaturan kelahiran dan pembinaan ketahanan keluarga yang
akan memberikan kontribusi meningkatnya kesejahteraan keluarga dalam rangka
mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera.
Setelah adanya program KB tahun 1970 Angka kelahiran dan laju pertumbuhan penduduk
mulai menurun dan mencegah angka kelahiran dari 5,6 anak per wanita menjadi 2,6 di tahun
2002, namun sampai tahun 2012 angka tersebut tidak menurun dan terus berubah. Memasuki
masa orde baru pemerintah gencar melakukan kampanye KB, dengan slogan “cukup dua
anak” atau “Keluarga Berencana” yang dicanangkan oleh Presiden Soeharto.
2

Dibarengi dengan merangkul jajaran kementrian, Gubernur, Bupati/Walikota, dan Kelurahan.


Berakhirnya Pemerintahan Orde Baru dan mulai berdiri Era Reformasi banyak hal yang
terjadi di Indonesia, yaitu adanya kebijakan- kebijakan baru dan berbagai perubahan. Pada
tahun 1999 terbitlah undang- undang baru yang menjadi tolok ukur sejarah baru di Indonesia,
dengan lahirnya Undang-undang yang mengatur Otonomi Daerah yaitu Undang- undang
Nomor 22 tahun 1999. Dimana program yang dulunya diatur dikelola pusat sekarang diatur
dan dikelola daerah termasuk program KB.
Keberhasilan program KB tidak dapat dipertahankan. Karena angka kelahiran semakin
meningkat tahun 2002 2,6 juta perwanita sampai tahun 2012 berdasarkan data Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN). Banyak kendala dalam memajukan
program KB di Indonesia karena seringkali terbentur dengan adat istiadat, budaya, serta
agama yang membuat program itu tidak berjalan sebagaimana diharapkan.
Menurut BPS (2010), untuk jumlah penduduk provinsi Jawa tengah berdasarkan hasil sensus
tahun 2000 tercatat 31.228.940 jiwa, hingga pada tahun 2010 jumlah penduduk mencapai
32.382.657 jiwa. Dengan demikian dalam kurun waktu tersebut meningkat sebesar 1.153.717
jiwa, di kota Surakarta jumlah penduduk sebesar 500.173 jiwa terdiri dari 243.297 laki-laki
dan 256.876 perempuan yang tersebar di 5 kecamatan dari 51 kelurahan.
Pelaksanaan program KB, Pemerintah Kota Surakarta memberikan beban tugasnya kepada
Badan pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan perempuan, Perlindungan Anak dan
Keluarga Berencana. Dimana berdasarkan Perda No. 6 Tahun 2008 tentang Struktur
Organisasi dan Tata
3

Kerja pada tahun 2009, tugas Badan pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan perempuan,
Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana adalah membantu Walikota Surakarta dalam
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dalam ruang lingkup
pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga
berencana, dan keluarga sejahtera.
Pengelola pelaksana Program Keluarga Berencana memerlukan penanganan yang serius juga
strategi yang tepat. Pengendalian laju pertumbuhan penduduk merupakan kunci keberhasilan
yang dilakukan melalui peningkatan jumlah cakupan peserta KB dan KB mandiri. Selain itu
upaya peningkatan pendapatan keluarga melalui kegiatan ekonomi produktif yang berbasis
pada pemberdayaan perempuan dikemas dalam kegiatan UPPKS (Upaya Peningkatan
Pendapatan Keluarga Sejahtera) merupakan upaya menanamkan kesadaran peningkatan
kualitas perempuan. Kota Surakarta juga serius dalam melaksanakan Program Keluarga
Berencana sehingga membuat Program Keluarga Berencana berjalan lebih baik dibandingkan
dengan kota lain. Berikut dapat dilihat perbedaan pencapaian Program KB Kota Surakarta
dengan Kota lain ditinjau dari laju pertumbuhan penduduknya.
Tabel 1.1 perbandingan jumlah penduduk kota/kabupaten
No Kota/Kabupaten
1 Surakarta
2 Sragen
3 Boyolali
Tahun 2000
490.214 770.265 828.450
Tahun 2010 500.173 856.483 931.537
Persentase kenaikan (%)
211,

Hasil tersebut menunjukkan pertumbuhan penduduk yang rendah selama 10 tahun hanya
terjadi peningkatan sebesar 2%, dibandingkan dengan kota-kota lain di eks karesidenan
Surakarta seperti Sragen dan Boyolali pertumbuhan penduduknya berbeda jauh. Tingkat
persentase paling rendah merupakan salah satu keberhasilan dalam melakukan kegiatan
program keluarga berencana dalam menekan angka jumlah penduduk, Kota Surakarta sejauh
bisa dikatakan lebih sukses dalam program Keluarga Berencananya. Keberhasilan kota
Surakarta dalam program KB ini menunjukkan bahwa program KB berjalan dengan baik
tentu saja karena strategi komunikasi yang dilakukan tepat.
Strategi komunikasi penting digunakan dalam hal sosialisasi suatu kegiatan untuk mencapai
suatu tujuan. Pengertian sosialisasi menurut Charlotte Buhler adalah suatu proses yang
membantu individu -individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup. Berfikir
kelompok nya agar ia dapat berperan dan berfungsi dengan kelompoknya. Strategi
komunikasi dalam sosialisasi juga digunakan dalam masa perkembangan nasional di
Indonesia yang saat ini salah satunya dipengaruhi oleh jumlah pertambahan penduduk dan
tingkat kesejahteraan masyarakat, untuk itu , perlu adanya strategi komunikasi yang tepat
untuk menanggulangi seperti program dari pemerintah untuk mengatur dan mengendalikan
tingkat pertambahan penduduk.
Strategi komunikasi Badan pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan perempuan,
Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana khususnya Bidang Keluarga Berencana berperan
penting dalam mengatasi laju pertumbuhan kependudukan, dibutuhkan kerja keras dalam
mewujudkan semua itu strategi komunikasi dalam mensosialisasikan Program KB
5

dikatakan sebagai alat untuk mencegah pertumbuhan penduduk, pada dasarnya bisa
diaplikasikan untuk banyak hal, bukan hanya untuk komunikasi itu sendiri, tapi juga bisa
digunakan oleh lembaga demi mendapatkan dukungan dari masyarakat. Salah satunya adalah
dengan penyebarluasan gagasan untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya Program
KB melalui sosialisasi.
Strategi komunikasi yang tepat dalam sosialisasi program KB di Kota Surakarta
menunjukkan bahwa Kota Surakarta mampu menjalankan program ini dengan baik.
Keberhasilan Kota Surakarta dalam program KB dimana Kota Surakarta merupakan kota
yang maju dan dengan penduduk yang banyak akan membuat daerah lain perlu untuk
mencontoh keberhasilan Kota Surakarta dengan program KB nya. Tentu tidaklah mudah
menentukan strategi komunikasi dalam program KB ini dengan jangkauan mpenduduk yang
sangat besar, selain itu juga pola kehidupan perkotaan yang sulit untuk bisa menjangkau
keberadaan mereka. Tapi Kota Surakarta membuktikan mampu untuk

menghadapi berbagai permasalahan yang ada dengan mengoptimalkan strategi komunikasi


yang digunakan sehingga membuat program KB berhasil

B. TUJUAN
Untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi Bapermas dalam Sosialisasi
Program Keluarga Berencana di Kota Surakarta"

C. MANFAAT BAGI PENELITI


Maksud dari penelitian ini adalah untuk merancang dan membangun suatu Sistem
Informasi pendataan kependudukan tingkat kelurahan guna meningkatkan proses
pencarian yg cepat dan pengelolaan data kependudukan yang teratur serta rapi bagi
aparat kelurahan dan penggunaan pelayanan bagi warga Masyarakat Kelurahan

D.MANFAAT BAGI SEKOLAH


Makalah tentang hal ini dapat membantu siswa memahami dampaknya terhadap
infrastruktur pendidikan, kesejahteraan sosial, dan tantangan pembangunan
berkelanjutan. Selain itu, dapat meningkatkan kesadaran siswa tentang isu-isu
populasi dan mendorong mereka untuk mencari solusi yang inovatif.

E. MANFAAT BAGI MASYARAKAT


Diharapkan dapat memberikan masukan dan saran bagi para pelaku dalam subjek
penelitian mengenai strategi komunikasi yang baik dalam mensosialisasikan suatu
progam. Selain itu penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi orgnaisasi lain
yang memiliki progam yang akan disosialisasikan kepada masyarakat sehingga dapat
mengidentifikasi strategi yang baik untuk dilakukan

F. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka rumusan permasalahan dari
penelitian tersebut adalah "Bagaimana strategi komunikasi Bapermas dalam
Sosialisasi Program Keluarga Berencana di Kota Surakarta?"
BAB ll
Isi
A. Pengertian kependudukan

Kependudukan berkaitan dengan demografi. Demografi berasal dari bahasa Yunani,


yaitu demos yang berarti rakyat atau penduduk dan grafein yang berarti menulis.
Jadidemografi dapat diartikan tulisan mengenai rakyat atau penduduk.
Masalah kependudukan (demografi) di tiap-tiap negara berbeda. Pada negara miskin/
berkembang jumlah penduduk relatif banyak. Lapangan pekerjaan dan
perekonomian masyarakat relatif rendah. Sementara itu, negara-negara maju
memiliki jumlah penduduk relatif sedikit/stabil, lapangan pekerjaan memadai, dan
tingkat perekonomian masyarakat stabil/mencukupi. Selain
itu, masalah perpindahan penduduk seperti urbanisasi termasuk permasalahan
kependudukan.Urbanisasi menyebabkan semakin banyak permukiman kumuh di
daerah perkotaan. Permukiman kumuh merupakan permasalahan sosial yang dapat
memicu masalah lingkungan, seperti banjir karena tumpukan sampah dan tata kelola
bangunan yang tidak ramah lingkungan.Penduduk merupakan sumber daya yang
berperan penting dalam memajukan negara karena penduduk merupakan subjek
sekaligus objek pembangunan. Negara memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan
kesejahteraan penduduk. Masalah kependudukan dapat diatasi melalui program
keluarga berencana (KB), perpindahan penduduk (transmigrasi), peningkatan kualitas
pendidikan, dan peningkatan kesehatan masyarakat.

B.Menurut para ahli

1.menurut Said (2012) yang dimaksud dengan penduduk adalah jumlah orang yang bertempat
tinggal di suatu wilayah pada waktu tertentu dan merupakan hasil dari proses- proses demografi
yaitu fertilitas, mortalitas, dan migrasi.

Contoh permasalahan
KEPADATAN PENDUDUK CAPAI 11.353
JIWA KM
REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kepadatan penduduk di Kota Solo, Jawa Tengah saat ini
mencapai 11.353 jiwa per kilometer persegi. Itu seiring dengan tingginya mobilitas
masyarakat di kota tersebut.Dari sensus penduduk yang kami lakukan, ada sebanyak
522.364 jiwa yang menempati kota dengan luas 46 km2 ini," kata Kepala Badan Pusat
Statistik (BPS) Kota Surakarta Totok Tavirijanto di Solo, Jumat (19/3).

Ia mengatakan jika dibandingkan antara jumlah penduduk dengan luasan kota


tersebut, tingkat kepadatan di Solo mencapai 11.353 jiwa/km2. Menurut dia, angka
tersebut tertinggi di Jawa Tengah.Bahkan jika dibandingkan dengan rata-rata Jawa
Tengah, angka ini lebih tinggi. Kalau rata-rata Jawa Tengah 1.113 jiwa/km2, jadi
tingkat kepadatan di Solo 10 kali lipat lebih tinggi dibandingkan Jawa Tengah,"
katanya.Jika dibandingkan dengan tingkat kepadatan penduduk di Kota Semarang
yang merupakan ibu kota Provinsi Jawa Tengah, Kota Solo 2,5 kali lipat lebih tinggi.
BPS mencatat tingkat kepadatan penduduk di Kota Semarang mencapai 4.400
jiwa/km.
Sementara itu, jika dilihat sebaran penduduk berdasarkan kecamatan, dikatakannya,
tingkat kepadatan paling tinggi ada di Kecamatan Pasar Kliwon. Berdasarkan data,
jumlah penduduk di kecamatan tersebut mencapai 78.517 jiwa dengan luasan
wilayah hanya 4,8 km2.

"Artinya tingkat kepadatan di Kecamatan Pasar Kliwon mencapai 16.083 jiwa/km2.


Memang di sana juga tempat perekonomian, sebetulnya di Solo ini hampir di semua
tempat jadi tempat ekonomi, tempat wisata, dan pendidikan," katanya.

Sedangkan tingkat kepadatan paling rendah ada di Kecamatan Jebres dengan angka
9.600 jiwa/km2. "Meski demikian, jika kondisi normal sebetulnya tingkat kepadatan
bisa lebih dari itu karena di Kecamatan Jebres kan banyak tempat kos, selama
pandemi ini banyak tempat kos yang kosong," katanya.

Untuk jumlah penduduk di kecamatan lain di Kota Solo, yaitu Kecamatan Laweyan
sebanyak 88.524 jiwa, Kecamatan Serengan 47.778 jiwa, Kecamatan Jebres sebanyak
138.775 jiwa, dan Kecamatan Banjarsari sebanyak 168.770 jiwa.

Sementara itu, terkait kepadatan penduduk tersebut Sekretaris Daerah Kota


Surakarta Ahyani mengatakan tidak memungkiri jika Solo menjadi kota terpadat di
Jawa Tengah.

"Ini sudah lama terjadi, memang faktanya jumlah penduduk kita selalu bertambah,
ada kelahiran, ada migrasi masuk, paling banyak migrasi masuk," katanya.

C.Dampak Bagi masyarakat


1. Tekanan pada Infrastruktur Peningkatan jumlah penduduk dapat
menimbulkan tekanan pada infrastruktur kota seperti jalan, transportasi umum, dan
fasilitas kesehatan. Kondisi ini dapat memerlukan perluasan dan peningkatan
infrastruktur.
2. Persaingan Sumber Daya: Bertambahnya penduduk bisa memicu persaingan
untuk sumber daya seperti pekerjaan, air, dan lahan. Ini dapat memengaruhi
ekonomi dan tingkat pengangguran.

D.Dampak Bagi Diri sendiri

1. Persaingan Pekerjaan:
Dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi, persaingan untuk pekerjaan dapat
menjadi lebih ketat. Ini dapat memengaruhi peluang kerja dan penghasilan individu.

2. Harga Hidup:
Pertumbuhan penduduk yang cepat dapat menyebabkan kenaikan harga hidup,
terutama dalam hal perumahan, pendidikan, dan kebutuhan pokok lainnya.

. E.Upaya mengatasi permasalan berdasarkan proses


1.persuasif merupakan pengendalian permasalahan sosial yang dilakukan tanpa
kekerasan persuasif dapat dilakukan melalui saran ajakan dan bingbingan individu

Selain itu upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi kasus ini
adalah sebagai berikut
1.Pendidikan Seksual dan Keluarga Berencana:
Memberikan pendidikan seksual yang komprehensif dan promosi keluarga
berencana dapat membantu menginformasikan masyarakat tentang pengendalian
kelahiran dan dampaknya.
2..Akses yang Meningkat ke Pelayanan Kesehatan Reproduksi:
Menyediakan akses yang lebih baik ke pelayanan kesehatan reproduksi, termasuk
kontrasepsi dan layanan perawatan maternal, dapat membantu dalam mengelola
pertumbuhan penduduk
3. Peningkatan Tingkat Pendidikan:
Pendidikan yang lebih tinggi seringkali terkait dengan tingkat kelahiran yang lebih
rendah. Investasi dalam pendidikan dapat memberikan dampak positif pada tingkat
kelahiran.
4. Pemberdayaan Perempuan:
Meningkatkan status dan pemberdayaan perempuan dapat memiliki efek positif
terhadap kontrol kelahiran dan mengurangi laju kelahiran.
5. Kampanye Kesadaran Masyarakat:
Program kampanye kesadaran masyarakat tentang pentingnya keluarga berencana
dan dampak pertumbuhan penduduk dapat membantu mengubah sikap dan
perilaku masyarakat.
6. Kebijakan Dukungan Keluarga dan Pekerjaan:
Menerapkan kebijakan yang mendukung keseimbangan antara kehidupan keluarga
dan pekerjaan dapat memengaruhi keputusan keluarga terkait jumlah anak.
7..Pengembangan Ekonomi Meningkatkan peluang ekonomi, termasuk penciptaan
lapangan kerja dan peningkatan kondisi ekonomi masyarakat, dapat membantu
mengurangi tekanan terhadap pertumbuhan penduduk
8. Kontrol Migrasi:Mengelola migrasi penduduk dapat membantu dalam mengurangi
tekanan pertumbuhan di daerah tertentu
.

BAB lll
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat saya ambil dari contoh kasus yang saya pilih yaitu
Tingginya pertumbuhan penduduk di Surakarta dapat memiliki beberapa konsekuensi.
Peningkatan jumlah penduduk bisa menyebabkan tekanan pada infrastruktur, layanan
kesehatan, dan pendidikan. Selain itu, masalah seperti pengangguran dan kemacetan lalu
lintas juga dapat meningkat seiring pertumbuhan populasi. Penting untuk diatasi dengan
kebijakan yang memperhatikan keberlanjutan perkotaan dan kesejahteraan masyarakat.

B.Saran
Penciptaan lapangan pekerjaan baru agar dapat menyerap tenaga kerja yang diakibatkan
pertumbuhan penduduk yang tinggi serta meningkatkan kualitas pendidikan penduduk
Indonesia dengan memberikan pelatihan-pelatihan yangmenunjang untuk mendapatkan
pekerjaan sehingga dapat menekan angka pengangguran di Indonesia menekankan
pertumbuhan penduduk dengan menggiatkan sosialisasi Program Keluarga Berencana (KB)
khususnya pada masyarakat menengah kebawah dengan melakukan iklan layanan
masyarakat serta acara-acara sosialisasi dengan bekerjasama dengan tenaga kerja kesehatan
setempatTenaga pat seperti bidandapat memberikan pengetahuan mengenai kesehatan
setempat pentingnya Program Keluarga Berencana (KB) secara terus menerus

Anda mungkin juga menyukai