Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah kependudukan dapat diartikan sebagai masalah pertambahan jumlah


penduduk yang sangat tinggi. Adapun pertambahan penduduk ini akan menimbulkan
berbagai masalah dan hambatan bagi upaya-upaya pembangunan yang dilakukan oleh suatu
negara karena pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi akan menyebabkan kesempatan
kerja baru sangat terbatas. Sebagai akibat dari keadaan tersebut, maka pertumbuhan
penduduk biasanya dapat menimbulkan masalah-masalah seperti, timbulnya struktur usia atau
umur muda yang disebabkan oleh tingginya angka kelahiran yang merupakan faktor
penghambat pembangunan ekonomi karena sebagian dari pendapatan yang
sebenarnya harus ditabung untuk kemudian diinvestasikan bagi pembangunan ekonomi
terpaksa harus dikeluarkan untuk keperluan sandang dan pangan mereka, jumlah
pengangguran yang semakin lama semakin series, urbanisasi dan
sebagainya.

Tingkat pertumbuhan penduduk yang terlalu tinggi secara langsung dapat


menimbulkan masalah bagi negara yang bersangkutan, dalam upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakatnya.Tingkat pertumbuhan penduduk yang semakin cepat
menyebabkan proporsi penduduk yang belum dewasa menjadi bertambah tinggi dan jumlah
anggota keluarga bertambah besar.

Menurut LincolynArsyad (1997:46 ) terdapat tiga ciri pokok yang menandai


perkembangan dan permasalahan kependudukan Indonesia dewasa ini yaitu:

1. Laju pertumbuhan penduduk yang perlu diturunkan.


2. Penyebaran penduduk antar daerahyang kurang seimbang.
3. Kualitas kehidupan penduduk yangperlu ditingkatkan.

Masalah kependudukan yang mempengaruhi pelaksanaan dan pencapaian tujuan


pembangunan di Indonesia adalah pola penyebaran penduduk dan mobilitas tenaga kerja
yang kurang seimbang baik dilihat dari sisi antar pulau, antar daerah, maupun antar pedesaan
dan perkotaan dapat menimbulkan masalah yang serius, dan hampir disemua propinsi di
Indonesia tampak adanya gejala makin meningkatnya arus perpindahan penduduk dari desa
ke kota. Hal ini menyebabkan pertumbuhan penduduk daerah perkotaan lebih cepat
dibandingkan daerah pedesaan, namun jumlah penduduk daerah pedesaan tetap
lebih besar.Dari uraian tersebut makapertambahan atau peningkatan jumlah penduduk sangat
dipengaruhi oleh tingkat kelahiran, tingkat perpindahan penduduk dan kematian.

Masalah penduduk merupakan masalah yang cukup kompleks dan


rumit, terutama di negara – negara ketiga atau Negara Sedang Berkembang
termasuk juga Indonesia.Oleh karena itu dalam menghadapi masalah tersebut,
Indonesia berupaya untuk menekan tingkat kelahiran dengan program Keluarga Berencana /
KB. Berkaitan dengan hal tersebut , Presiden Megawati Soekarnoputri dalam pembukaan
Rapat Kerja Nasional Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
menyatakan (Kompas, 10 Februari 2004) adanya kerjasama antara pemerintah, organisasi
kaum ibu, dan lembaga swadaya masyarakat akan sangat membantu menyukseskanprogram
Keluarga Berencana (KB).

Dengan konsentrasi dan potensi pertambahan penduduk yang cenderung


lebih besar di kalangan masyarakat berpenghasilan rendah, kerja sama itu
dapat membantu menyukseskan program Keluarga Berencana (KB). Peningkatan kerjasama
diharapkan dapat menekan pertumbuhan penduduk yang sekarang ini 1,5 persen per tahun
dengan jumlah penduduk 270.203.917 jiwa dengan penduduk bertambah 3 juta setiap
tahunnya. Lebih lanjut beliau mengatakan Indonesia pasti dapat melakukannya dengan hasil
yang lebih baik dengan tetap menempatkan penghormatan terhadap norma agama, adat -
istiadat dan budaya.

Kota Pematangsiantar merupakan salah satu kota dari delapan kota yang
berada di Provinsi Sumatera Utara. Luas daratan Kota Pematangsiantar adalah
79,971 Km² dengan jumlah penduduk 253.500 jiwa dan kepadatan penduduk
3.170 jiwa/km² dengan laju pertumbuhan penduduk 0,94%. Secara Administratif Kota
Pematangsiantar terdiri dari 8 Kecamatan, yaitu Kecamatan Siantar
Marihat, Kecamatan Siantar Marimbun, Kecamatan Siantar Selatan, Kecamatan
Siantar Barat, Kecamatan Siantar Utara, Kecamatan Siantar Timur, Kecamatan
Siantar Martoba, Kecamatan Siantar Sitalasari.

Kecamatan Siantar Utara merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kota
Pematangsiantar, memiliki luas wilayah : 365 Ha, mempunyai jumlah penduduk 48.950 jiwa;
Laki-laki sebanyak 23.679 jiwa dan perempuan 25.271 jiwa. Dengan kepadatan penduduk
sejumlah 13298,36 /km². Kecamatan Siantar Utara ini memiliki 7 Kelurahan, yaitu:
Kelurahan Baru, Kelurahan Melayu, Kelurahan Sigulang-gulang, Kelurahan Kahean,
Kelurahan Sukadame, Kelurahan Bane dan Kelurahan Martoba. Salah satu Kelurahan yang
ada di Kecamatan Siantar Utara ini telah memiliki Kampung KB yaitu Kelurahan Bane yang
terletak di Jalan Sekka Nauli.

Kelurahan Bane adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Siantar Utara, Kota
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia. Kelurahan ini memiliki luas wilayah: 1 Km².
Jumlah penduduk pada tahun 2021 berjumlah 5.673 jiwa . Laki-laki sebanyak 2.812 jiwa dan
perempuan sebanyak 2.861 Jiwa. Kelurahan ini memiliki 8 (delapan) RW dan 25 (duapuluh
lima) RT.

Pertumbuhan penduduk masih menjadi masalah besar di Indonesia, pertumbuhan


penduduk akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan baik ekonomi maupun sosial,
terutama peningkatan mutu kehidupan atau kualitas penduduk dalam sumber daya manusia.
Dibarengi besarnya jumlah penduduk yang tidak terkontrol, pemerintah melalui Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sedang gencar menggalakkan
lagi program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia lewat Kampung KB. Kampung KB
adalah satuan wilayah setingkat RW, Dusun atau yang setara dengan kriteria tertentu dimana
terdapat keterpaduan program pembangunan antara program Kependudukan, Keluarga
Berencana, dan Pembangunan Keluarga dan pembangunan sektor terkait dalam upaya
meningkatkan kualitas hidup keluarga dan masyarakat. Kampung KB bertujuan
meningkatkan kualitas hidup di tingkat kampung atau yang setara melalui program
kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga serta pembangunan sektor
terkait dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas. Selain itu, meningkatkan
ketahanan keluarga melalui program Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja
(BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL), dan Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja dan
Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS). Adapun sasaran Kampung KB
adalah Keluarga, Pasangan Usia Subur, Masyarakat, Balita, Remaja dan Lansia.

Kampung KB sendiri dikoordinasikan oleh Badan Kependudukan Keluarga


Berencana Nasional (BKKBN). Sehingga untuk Standart Operational Procedurs (SOP’s)
dicantumkan dalam buku pedoman Kampung KB tingkat lini lapangan dan Petunjuk teknis
pelaksanaan Kampung KB. Di dalam buku tersebut sudah memuat dasar – dasar pengetahuan
mengenai kampung KB seperti tujuan, sasaran, struktur organisasi, monitoring dan evaluasi
hingga penyusunan laporan. Dari berbagai daerah yang peneliti temukan, masih ada
ukuran/standar yang belum dilakukan. Baik sosialisasi, monitoring dan evaluasi hingga
penyusunan laporan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa standar yang ada belum
dilaksanakan secara menyeluruh.

Kampung KB memiliki tujuan khusus dan umum. Secara umum Kampung KB


bertujuan meningkatkan kualitas hidup di tingkat kampung atau yang setara melalui
program kependudukan, KB dan pembangunan keluarga serta pembangunan sektor
terkait dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas. Tujuan umum ini tidak
sepenuhnya tercapai di Indonesia. Masyarakat Indonesia masih ada yang tertinggal
secara pemikiran dan pemahaman

Anda mungkin juga menyukai