Anda di halaman 1dari 17

RESPON MASYRAKAT TERHADAP PROGRAM PEMBERDAYAAN PEMERINTAH

DI KELURAHAN SAIL KECAMATAN TENAYAN RAYA

Oleh : Harni Sulistyawati


Harnisulistyawati@gmail.com
Dosen Pembimbing : Dr.Swis Tantoro, M.si
Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl.HR Soebrantas Jalan Km.12.5 Simpang Baru
Pekanbaru 28293 Telp/ FAX 0761-63272

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sail Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru dengan
Rumusan Masalah yaitu (1) Apa saja bentuk-bentuk Program Pemberdayaan untuk Keluarga
Miskin di Kelurahan Sail Kecamatan Tenayan Raya? (2) bagaimana Respon Masyarakat
Terhadap Program Pemberdayaan di Kelurahan Sail Tenayan Raya? Tujuan penelitian ini Untuk
Mengentahui Bentuk-bentuk Program Pemberdayaan Keluarga Miskin di Kelurahan Sail untuk
mengetahui Respon terhadap Program Pemberdayaan Pemerintah Kelurahan Sail. Penelitian ini
Menggunakan metode penelitian Kantitatif Deskriptif, sampel dalam penelitian ini diambil
menggunakan rumus slovin dengan diambil 10 % dari jumlah populasi. Untuk mengumpulkan
data penelitian ini menggunakan kusioner angket dan observasi. Hasil penelitian ini dapat
diketahui bentuk bentuk program pemberdayaan keluarga miskin di kelurahan sail yaitu
mengusahakan pemenuhan kebutuhan konsumsi dasar seperti sembako gratis kepada rakyat
miskin di pedesaan adanya beras miskin dan bantuan langsung tunai (BLT), adanya program
usaha ekonomi Kelurahan simpan pinjam (UEK-SP), adanya program UKM, adanya pelayanan
kesehatan gratis dengan menggunakan kartu JAMKESMA atau JAMKESDA, adanya kartu
pintar, koperasi simpan pinjam, program keluarga harapan. Respon masyarakatb terhadap
program pemberdayaan pemerinta baik tetapi respon terhadap pelaksanaanya program
pemberdayaan pemerintah masih kurang baik karena dalam penanggulangan kemiskinan
Pemerintah masih kurang tepat waktu dalam pembagian beras miskin dan uang bantuan lansung
tunai dan sedikitnya warga yang mendapatkan kartu pintar.

Kata kunci : Respon, Masyarakat, Program Pemberdayaan


PENDAHULUAN tidak dapat mengungkapkan efektivitas
Latar Belakang Masalah penggunaan dalam mengatasi kemiskinan di
Pembangunan nasional pada Daerah atau dalam suatu kelompok
hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan masyarakat tertentu. Serta berapa banyak
kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia penduduk miskin yang telah diangakat
menuju masyarakat yang makmur dan derajat hidupnya melalui program tersebut.
berkeadilan. Kebijakan untuk meningkatkan Hal ini menunjukan secara umum masih
dan mengembangkan kemampuan banyaknya masalah dalam pelaksanaa
pemerintah daerah di segala bidang terus program pengentasan kemiskinan di
diupayakan dan dimaksimalkan dalam Indonesia, sehingga program tetrsebut
rangka melaksanakan pembangunan belum dapat dikatakan efektif
nasional dan otonomi daerah. Langkah (Yunus,2009:59).
tersebut dilandasi oleh pemikiran bahwa
dalam sistem negara kesatuan, pemerintah Kemiskinan menurut Badan Pusat
pusat dan pemerintah daerah adalah satu Statistik (BPS) adalah kondisi kehidupan
kesatuan, walaupun tugas dan peranannya yang serba kekurangan yang dialami
berbeda. seseorang atau rumah tangga sehingga tidak
Kemiskinan merupakan masalah mampu memenuhi kebutuhan minimal atau
multidimensi yang penanganannya yang layak bagi kehidupannya (Badan
membutuhkan keterkaitan berbagai pihak. Penelitian dan Pengembangan Provinsi
Kemiskinan di Indonesia diiringi oleh Riau, 2005).
masalah kesenjangan baik antar golongan Perhatian Pemerintah dan
penduduk maupun pembangunan antar masyarakat terhadap perlunya standar
wilayah, yang diantaranya ditunjukan oleh kehidupan yang lebih baik telah mendorong
buruknya kondisi pendidikan dan kesehatan terbentuknya berbagai layanan sosial.
serta rendahnya pendapatan dan daya beli, Layanan sosial itu sendiri, pada dasarnya
sebagaimana tercermin dari rendahnya merupakan suatu program ataupun kegiatan
angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM). yang didesain secara kongkrit untuk
Penduduk dikatakan miskin apabila menjawab masalah, kebutuhan masyarakat
memiliki pendapatan berada di bawah garis ataupun meningkatkan taraf hidup
kemiskinan yang dijadikan sebagai ukuran masyarakat. layanan sosial itu sendiri
resmi kondisi kemiskinan di Indonesia ditujukan pada individu, keluarga,
(Sumodiningrat, 2009:5) kelompok-kelompok dalam komunitas.
Studi kemiskinan mengemukakan Lembaga pemberdayaan masyarakat
sebuah kesimpulan menarik mengenai adalah salah satu aspek yang berperan
mengapa berbagai program pemerintahan penting dalam pemberdayaan masyarakat,
tidak mengubah kondisi kemiskinan yaitu mengajak, membimbing dan membantu
banyaknya penduduk yang membutuhkan masyarakat dalam usaha dan kehidupannya
bantuan tetapi tidak tersentuh, sebab untuk mencapai kehidupan yang lebih baik,
penentuan kelompok sasaran program bermartabat, mandiri dan sejahtera.
pengentasan kemiskinan sangat dipengaruhi Lembaga pemberdayaan mempunyai peran
oleh kepentingan aparat pelaksana, sehingga yang strategis untuk membantu dan
yang paling membutuhkan bantuan sering memberdayakan masyarakat pedesaan untuk
terpinggirkan. Data tersedia pada umumnya menjadi lebih maju dari keadaan yang
hanya menjelaskan indikasi program- sebelumnya. Pada akkhirnya masyarakat
program yang telah dan akan dilaksanakan tersebut menjadi mandiri dan kreatif.
Pekanbaru merupakan salah satu Kecamatan Tenayan Raya adalah wilayah
daerah yang sedang berkembang yang yang paling banyak menyumbang angka
ditandai dengan berkembangnya daerah- kemiskinan di Kota Pekanbaru.
daerah dalam tempo yang cepat. Keadaan ini Berikut adalah jumlah rumah tangga
di iringi dengan cepatnya pertambahan miskin yang ada di Kecamatan Tenayan
penduduk dan angkatan kerja. Akibat Raya pada tahun 2016 berdasarkan data
pertumbuhan penduduk dan juga yang didapatkan dari kantor Camat Tenayan
meningkatnya jumlah angkatan kerja, maka Raya:
akan meningkat pula tuntutan terhadap Tabel 1.2 Jumlah Rumah Tangga Miskin
berabagai kebutuhan hidup yang sulit di Kecamatan Tenayan Raya
dicapai. Dengan meningkatnya kebutuhan
hidup suatu fenomena yang harus dihadapi
setiap masyarakat khususnya masyarakat No. Kelurahan Jumlah
Pekanbaru. Berikut adalah jumlah angka Rumah
penduduk miskin di Kota Pekanbaru yang Tangga
sebagian besar penyebabnya adalah karena Miskin
tingkat pengangguran yang tinggi. 1. Kulim 916
Tingginya angka urbanisasi ke 2. Rejosari 507
Pekanbaru, berdampak terhadap peningkatan 3. Sail 2.336
jumlah kemiskinan di 4. Tangkerang Timur 449
Pekanbaru. Pemerintah Kota Pekanbaru Jumlah 4.208
tidak akan tinggal diam. Banyak program Sumber : Kantor Camat Tenayan Raya
pengentasan kemiskinan yang sudah
dijalankan Pemerintah Kota dalam upaya Berdasarkan data yang ada
mengentaskan kemiskinan. Banyak program dikecamatan Tenanan Raya terdapat empat
pengentasan kemiskinan tersebar di Satuan keluarahan. Dengan ini peneliti mengambil
Kerja (Satker). Seperti di Dinas Koperasi satu keluarahan, yakni yakni keluarahan
dan Dinas Sosial. Bahkan yang bersentuhan Sail. Kelurahan Sail adalah kelurahan yang
dengan masyarakat juga ada, seperti paling banyak terdapat rumah tangga miskin
Program Masyarakat Berbasis Rukun Warga di Kecamatan Tenayan Raya. Untuk
(PMB-RW). Salah satu penyebab tingginya mengentas kemiskinan di Kelurahan Sail
angka kemiskinan di Kota Pekanbaru pemerintah setempat telah melakukan upaya
dikarenakan investasi sektor Sumber Daya pembangunan ekonomi melalui koperasi
Manusia (SDM) masih sangat lemah. dengan target utama adalah masyarakat
Padahal meningkatnya pertumbuhan rumah tangga miskin. Namun dari informasi
ekonomi masyarakat sangat ditentukan oleh yang didapatkan dari Kantor Camat Tenayan
human investman. Hal ini tentunya Raya, upaya pembangunan ekonomi dengan
disebabkan karena tingginya tingkat pengadaan koperasi tidak berhasil
menjangkau seluruh rumah tangga miskin
pengangguran terbuka di Kota Pekanbaru.
yang ada di Kelurahan Sail.
Berdasarkan informasi yang Berikut jumlah penduduk miskin di
didapatkan dari kantor Camat Tenayan Raya Kelurahan Sail Kecamatan Tenayan Raya
terdapat Penduduk Sebanyak 141.584 jiwa.
Dengan Jumlah Kepala Keluarga sebanyak
45.020 KK. Dari jumlah KK sebanyak
45.020 jiwa terdapat 25.276 kk miskin. Dari
12 kecamatan yang ada di Kota Pekanbaru,
Tabel 1.4 Jumlah Penduduk Miskin di Respon Masyarakat Miskin Terhadap
Kelurahan Sail Program Pemberdayaan Pemerintah di
No Kelurahan Jumlah Jumlah Kelurahan Sail Kecamatan Tenayan Raya .
penduduk KK
Miskin Berdasarkan latar belakang masalah
(Jiwa) tersebut, maka penulis dapat
1 Sail 7563 2336 mengidentifikasikan masalah sebagai
Jumlah 7563 2336 berikut :
1. Apa saja bentuk-bentuk program
Sumber : Data Kelurahan Sail 2017
Kelurahan Sail masih banyak di pemberdayaan untuk keluarga
temukan pengangguran sebagian besar miskin di Kelurahan Sail Kecamatan
pengangguran di dominasi oleh masyarakat Tenayan Raya?
yang baru lulus kuliah dan belum 2. Bagaimana respon masyarakat
mendapatkan pekerjaan, banyak juga miskin terhadap program
masyarakat yang berpendidikan rendah yang pemberdayaan pemerintah di
tidak bekerja tetap sehingga lebih sering Kelurahan Sail Kecamatan Tenayan
tidak bekerja. Oleh karena itu pemerintah Raya ?
Kecamatan Tenayan Raya telah TINJAUAN PUSTAKA
mengupayakan pemberdayaan di Kelurahan 1. Pemberdayaan Masyarakat
Sail seperti adanya program penanggulangan
kemiskinan dan pelatihan-pelatihan untuk Pemberdayaan merupakan konsep
meningkatkan perekonomian di Kelurahan yang berkaitan dengan kekuasaan. Istilah
Sail pelatiahan-pelatihan tersebut seperti, kekuasaan seringkali identik dengan
kursus menjahit, pelatihan bengkel, tata kemampuan individu untuk membuat
boga dan lain sebagainya, akan tetapi dirinya atau pihak lain melakukan apa yang
pelatihan tersebut belum berjalan lancar didinginkannya. Kemampuan tersebut baik
dikarenakan anggaran yang tidak untuk mengatur dirinya sendiri, orang lain,
mencukupi. dan sebagainya (M, Anwas. 2013:49).
Pembangunan ekonomi Kelurahan Sail
diarahkan pada peningkatan kulaitas sumber Tujuan utama dalam pemberdayaan
daya manuia baik masyarakat maupun yaitu mengembangkan kemampuan
aparatur pemerintah baik formal ataupun masyarakat, perubahan perilaku masyarakat,
non formal yang memiliki kompetensi dan dan mengorganisasi masyarakat.
tingkat kesehatan yang baik, berbudi luhur Pengembangan kemampuan masyarakat
yang didasari keimanan dan ketaqwaan dapat dilakukan dengan misalnya
sehingga mampu bersaing serta menciptakan membentuk kemampuan berwirausaha,
prinsip-prinsip pemerintahan yang baik dan mencari informasi, mengelola kegiatan,
bersih. bertani dan lain sebagainya sesuai dengan
Berdasarkan uraian fenomena yang kebutuhan masyarakat. Adapun perubahan
disampaikan penulis diatas. Maka penulis perilaku masyarakat yang diharapkan yaitu
tertarik untuk melakukan penelitian guna perubahan perilaku yang merugikan atau
mengetahui tanggapan masyarakat menghambat peningkatan kesejahteraan
Kelurahan Sail dengan mengangkat judul masyarakat. Tujuan ketiga yaitu
penelitian sebagai berikut: pengorganisasian masyarakat.
Pengorganisasian masyarakat ini
dimaksudkan agar masyarakat dapat
mengatur dan mengelola kegiatan yang suatu cara bereaksi terhadap suatu
mereka kembangkan Pemberdayaan rangsangan.
menurut Suharto adalah pembangunan yang 3. Kemiskinan
pada hakekatnya memberdayakan Konsep kemiskinan terdapat tiga
masyarakat di seluruh daerah sehingga macam (Usman, 2004:125), yaitu
tercipta lingkungan yang membuat kemiskinan absolute, kemiskinan realtif, dan
masyarakat dapat menikmati kualitas hidup kemiskinan subyektif. Konsep kemiskinan
lebih baik, aman, serta memperluas absolute dirumuskan dengan membuat
masyarakat untuk memilih bagi peningkatan ukuran tertentu ysng konkrit. Masing-
harga diri (Suharto, 2011:36). masing negara mempunyai batasan
2. Teori Respon kemiskinan absolute yang berbeda-beda
Respon pada hakikatnya merupakan sebab kebutuhan hidup dasar masyarakat
tingkah laku balas atau juga sikap yang yang dipergunakan sebagai acuan memang
menjadi tingkah laku balik, yang juga berlainan. Karena ukurannya dipastikan
merupakan proses pengorganisasian konsep kemiskinan mengenal garis batas
sedemikian rupa sehingga terjadi kemiskinan.
representasi fenomenal yang rangsangan- Masalah kemiskinan terdapat dua
rangsangan proksimal tersebut (Adi, macam perspektif yang lazim
1994:105). Respon pada prosesnya (Usman,2004:127), yaitu perspektif cultural
didahului sikap seseorang, karena sikap (cultural struktural) dan perspektif struktural
merupakan kecendrungan atau kesediaan atau situasional (situasional perspective).
seseorang untuk bertingkah laku kalau ia Perspektif cultural mendekati masalah
menghadapi suatu rangsangan tertentu. Jadi kemiskinan pada tiga tingkat analisis, yaitu
berbicara mengenai respon atau tidak respon individual, keluarga, dan masyarakat. pada
tidak terlepas dari pembahasan sikap. tingkat individual, kemiskinan ditandai
Definisi yang tidak jauh bebeda dengan sifat yang lazim disebut dengan a
dalam kamus Sosiologi (Soekanto 1993:382) strong feeling of marginality. Pada tingkat
respon adalah perilaku yang merupakan keluarga, kemiskinan ditandai dengan
konsekuensi dari perilaku sebelumnya jumlah anggota keluarga yang besar free
(tanggapan), artinya tanggapan muncul unionor consensual marriages. Dan pada
akibat adanya kejadian yang terjadi tingkat masyarakat, kemiskinan tertama
sebelumnya yang mempengaruhi persepsi ditunjukan oleh tidak terintegrasinya kaum
dan menimbulkan tanggapan baik positif miskin dengan institusi-institusi masyarakat
maupun negative. Respon merupakan salah secara efektif. Mereka seringkali mendapat
satu faktor kejiwaan yang perlu mendapat perlakuan sebagai obyek yang perlu digarap
perhatian. Memahami dan mendalami dari pada sebagai subyek yang diberi
respon merupakan tugas berat karena respon peluang untuk berkembang.
setiap orang berbeda-beda . dalam Masalah kemiskinan menurut
kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas perspektif situsional dilihat sebagai dampak
dari berbagai persoalan dan pengalaman dari sistem ekonomi yang mengutamakan
yang selalu terjadi. Rangsangan yang akumulsi capital dan produk-produk
diberikan oleh pengalaman tersebut akan tekhnologi modern. Secara sosiologis,
menimbulkan respon dari dalam diri dimensi struktural kemiskinan dapat
manusia. Selanjutnya dari respon tersebut ditelusuri melalui instutional arragments
akan melahirkan sebuah sikap-sikap adalah yang hidup dan berkembang dalam
masyarakat kita. Asumsi dasarnya adalah
bahwa kemiskinan tidak semata-mata Kriteria-kriteria yang ditetapkan oleh
berakar pada kelemahan diri, sebagaimana BPS tersebut digunakan untuk mengenal
dipahami dalam perspektif cultural seperti pasti apakah sutau keluarga itu masuk dalam
diatas. Kemiskinan semacam itu justru kategori keluarga miskin atau tidak.
merupakan konsekuensi dari pilihan-pilihan Sehingga program yang digulirkan oleh
strategi pembangunan ekonomi yang selama pemerintah tepat pada sasaran. Pada asasnya
ini dilaksanakan serta dari pengambilan program yang digulirkan oleh pemerintah
posisi pemerintah dalam perencanaan dan dijangka dapat meningkatkan taraf hidup
implementasi. keluarga miskin (setyaningsih 2007).
Kemiskinan menurut Badan Pusat
Statistik METODE PENELITIAN
Dalam rangka memperoleh data
tentang keluarga miskin, Badan Pusat Jenis penelitian
Statistik (BPS) telah menentukan kriteria
penentu keluarga miskin. Adapun Kriteria
tersebut sebagai berikut:
1. Luas lantai kurang dari 8 M2 per
kapita
2. Tingkat tempat tinggal berupa tanah
/ kayu
3. Dinding tempat tinggal terbuat dari
papaan/tembok tanpa plaster
4. Tidak punya tempat buang air besar
(MCK)
5. Sumber air minum dari
sumur/sungai/hujan Kantor Camat Tenayan Raya, 2017
6. Sumber penerangan utama rumah
tangga bukan listrik
7. Bahan bakar untuk memasak sehari-
hari adalah kayu/minyak tanah
8. Makan daging/ayam hanya 1 kali
dalam seminggu
9. Hanya mampu makan 1 atau 2 kali
sehari
10. Tidak dapat membeli baju dalam Masa anak-anak merupakan fase
setahun hanya 1 kali setahun kehidupan yang tidak produktif, yaitu masa
11. Tidak mampu untuk berobat ke dimana manusia belajar,
puskesmas baik formal maupun non formal untuk
12. Pendapatan di bawah Rp 600.000 membentuk konsep dirinya. Anak-anak di
perbulan dalam keluarga berhak mendapatkan
13. Tidak pernah sekolah, tidak tamat perlindungan, pendidikan, penentuan status,
SD atau hanya tamat SD pemeliharaan, afeksi, dan lain sebagainya.Di
14. Tidak punya tabungan atau barang sinilah anak membentuk kepribadian yang
yang mudah dijual dengan nilai dipengaruhi oleh keluarga dan
minimal Rp 500.000. lingkungannya.Pemenuhan hak sebagai anak
juga dilindungi oleh Negara, tepatnya dalam
Undang-Undag Dasar pasal 28 ayat 2 UUD
1945 yang berbunyi setiap anak berhak atas Salah satu jenis pekerjaan yang
kelangsungan hidup, tumbuhdan kembang, dilakukan oleh anak-anak di sektor publik
serta berhak atas perlindungan dari adalah sebagai pemulung. Menjadi
kekerasan atas diskriminasi. pemulung tidak memerlukan keahlian atau
Fenomena kemiskinan merupakan keterampilan khusus. Banyak tempat yang
hal yang tidak dapat terhindarkan bagi menjadi tujuan anak-anak bekerja sebagia
Negara sedang berkembang maupun Negara pemulung, salah satunya adalah Tempat
maju. Salah satu dari bentuk kemiskinan Pembuangan Akhir (TPA) Muara Fajar yang
yang jelas terlihat adalah bertambahnya berada di Kecamatan Rumbai Kota
anak-anak usia sekolah yang bekerja, baik Pekanbaru. TPA Muara Fajar merupakan
untuk memperoleh upah ataupun sebagai satu-satunya TPA yang berada di Kota
pekerja dalam rumah tangga tanpa bayaran. Pekanbaru. Lokasinya berada di Kecamatan
Kemiskinan memang sering dikatakan Rumbai yang berjarak lebih kurang 18,5 Km
sebagai penyebab utamanya namun dari pusat Kota Pekanbaru dan kurang lebih
kemiskinan bukanlah satu-satunya faktor 1,2 Km dari Kelurahan Muara Fajar serta
yang berpengaruh terhadap keputusan anak sekitar 300 m dari rumah penduduk
bekerja, masih terdapat faktor lain yang (RT.I/RW.III). Lokasi ini mempunyai luas
berpengaruh terhadap hal tersebut. keseluruhan 9,8 Ha dan sebagian besar telah
Pekerja anak merupakan masalah dijadikan tempat buangan sampah seluas
yang penting di Indonesia karena setiap kurang lebih 6 Ha ini setiap hariya telah
tahun jumlahnya semakin bertambah, menampung sampah-sampah yang datang
kebanyakan dari mereka bekerja di sektor dari 12 kecamatan se-kota Pekanbaru, baik
informal.Anak-anak yang seharusnya belajar itu limbah rumah tangga maupun limbah
dan bermain justru dipaksa untuk bekerja pasar.
layaknya manusia dewasa. Alasan kesulitan Bekerja dan belajar menjadi beban
ekonomi selalu dimunculkan untuk ganda yang keduanya harus dijalani dengan
membenarkan keadaan tersebut. Anak-anak baik. Mereka dipaksa untuk memiliki
di bawah umur yang harusnya belajar prestasi baik di sekolah, namun di sisi lain
dengan tekun, justru dipekerjakan untuk mereka juga harus bekerja untuk mencukupi
memenuhi kebutuhanhidup keluarga. kebutuhan mereka. Akhirnya mereka
Berdasarkan data Survey Pekerja Anak menghabiskan sebagian besar harinya untuk
(SPA) dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencari sampah yang masih bernilai
bekerja sama dengan ILO menemukan 58,8 ekonomis untuk dijual kembali. Hal ini pada
juta anak Indonesia pada tahun 2009, 1,7 umumnya berakibat pada kualitas belajar
juta diantaranya menjadi pekerja anak. yang kurang baik pada anak-anak pemulung
Banyak hal yang menjadi motivasi tersebut.
anak-anak untuk bekerja.Pada umumnya
anak-anak terpaksa bekerja karena alasan TPA Muara Fajar sesungguhnya
ekonomi, dalam hal ini adalah membantu bukanlah tempat yang terbuka untuk umum.
orang tua dalam mencari nafkah demi Setiap pemulung yang hendak memulung
mencukupi kebutuhan hidup dan mengais sampah di dalam area TPA
keluarga.Namun ada juga anak-anak yang haruslah mendaftar atau melapor kepada
bekerja berdasarkan keinginan dari anak- pengurus TPA dengan syarat menyerahkan
anak itu sendiri, seperti untuk memenuhi fotocopy KTP. Namun pada kenyataannya
kebutuhan hidupnya sendiri dan melatih lokasi ini masih juga menjadi lokasi bebas.
kemandirian. Hal ini dimanfaatkan dengan baik oleh para
anak-anak pemulung untuk mendapatkan lingkungan TPA Muara Fajar Kota
sampah yang masih bernilai ekonomis. Pekanbaru.
13. Jumlah pemulung yang memulung di
Dinas Lingkungan Hidup dan TPA Muara Fajar dibatasi hanya 120
Kebersihan Kota Pekanbaru pada Januari orang yang terdaftar dan memiliki
2017 mengeluarkan peraturan atau Standart kartu pengenal pemulung.
Operation Procedure (SOP) untuk para 14. Jumlah pemulung yang masuk ke
pemulung di kawasan Tempat Pembuangan TPA dibagi 2 shift, yaitu 100 orang
Akhir (TPA) Muara Fajar, yakni: pada jadwal istirahat pagi, siang, dan
sore. Dan 20 orang pada istirahat
1. Memiliki kartu pengenal pemulung
maghrib.
dengan format yang dibuat oleh
pihak Dinas Lingkungan Hidup dan Dari 14 (empat belas) poin tersebut
Kebersihan Kota Pekanbaru di atas, faktanya di lapangan para pemulung
2. Areal pemulung hanya pada tipping tidak mengindahkan peraturan
area. tersebut.Tidak semua pemulung yang masuk
3. Areal Standart Operation Procedure ke areal TPA Muara Fajar itu terdaftar dan
(SOP) yang telah ditetapkan oleh memiliki kartu pengenal pemulung dari
Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Kebersihan Kota Pekanbaru. Kota Pekanbaru.Para pemulung tetap masuk
4. Dilarang mendekati alat berat yang ke areal TPA sekalipun pada jam-jam kerja
sedang bekerja dengan radius 15 m dan berada pada posisi dekat (< 15 m) dari
dari alat berat. alat berat yang sedang bekerja. Pemulung
5. Dilarang mendekati dan memanjat usia anak juga banyak ditemui melakukan
armada pengangkutan sampah yang aktifitas memulung di dalam areal TPA
memasuki areal TPA Muara Fajar. Muara Fajar sekalipun sudah mendapat
6. Harus memarkiran kendaraan di luar larangan keras.
area TPA dan tidak mengganggu
tanaman yang ada. Berdasarkan latar belakang masalah
7. Anak-anak dibawah umur dilarang tersebut, maka penulis dapat
keras masuk memulung. mengidentifikasikan masalah sebagai
8. Pemulung harus menjaga kebersihan berikut :
di areal TPA Muara Fajar. 1. Apa motivasi anak bekerja sebagai
9. Dilarang membuat pondok di seluruh pemulung di TPA Muara Fajar?
kawasan TPA Muara Fajar. 2. Bagaimana aktivitas dan pembagian
10. Hanya pemulung yang ditentukan waktu pemulung anak dalam bekerja,
oleh Dinas Lingkungan Hidup dan belajar, dan pengisian waktu luang?
Kebersihan Kota Pekanbaru, yaitu
pada waktu istirahat kerja di TPA KAJIAN PUSTAKA
Muara Fajar. 1. Motivasi
11. Dilarang merokok di area TPA
Muara Fajar. Menurut Max Weber motivasi dapat
12. Dinas Lingkungan Hidup dan diartikan sebgai suatu tindakan yang dapat
Kebersihan Kota Pekanbaru tidak dipahami dalam hubungannya dengan arti
bertanggung jawab atas subjektif yang terkandung dalam suatu
resiko/kecelakaan yang terjadi pada tindakan dengan megembangkan suatu
pemulung pada jam kerja di pendekatan untuk mengetahui arti subjektif
secara obyektif dan analisis.Dalam hal ini a. Kebutuhan-kebutuhan organis, yaitu
Weber mencoba menggunakan konsep motivasi yang berkaitan dengan
rasionalitas yang merupakan kunci bagi kebutuhan, seperti makan, minum,
suatu analisa obyektif mengenai arti-arti kebutuhan bergerak, istirahat, dan
subjekif dan juga merupakan dasar sebagiainya.
perbandingan mengenai jenis-jenis tindakan b. Motivas darurat, yaitu mencakup
sosial yang berbeda (Prawira, 2014). dorongan untuk menyelamatkan diri,
dorongan untuk membalas, dorongan
Abraham Maslow dalam Prawira untuk berusaha, dorongan untuk
(2014:320) mendefinisikan motivasi adalah mengejar, dan sebagainya. Motivasi ini
sesuatu yang bersifat konstan (tetap), tidak timbul, jika situasi menuntut timbulnya
pernah berakhir, berrfkutuasi dan bersfat kegiatan yang cepat dan kuat dari diri
kompleks., dan hal itu kebanyakan manusia. Dalam hal ini motivasi timbul
merupakan karakteristik universal pada bukan atas keinginan seseorang, tetapi
setiap kegiatan organisme. karena perangsang dari luar.
c. Motivasi Objektif, yaitu motivasi yang
Motivasi dapat diartikan sebagai
diarahkan kepada objek atau tujuan
fungsi, dalam artian lain motivasi berfungsi
tertentu disekitar kita, motif ini
sebagai daya penggerak dari dalam diri
mencakup kebutuhan untuk eksplorasi,
individu tersebut untuk melakukan aktivitas
manipulasi, menaruh minat. Mayoritas
tertentu dalam mencapai tujuan. Motivasi
ini timbul karena dorongan untuk
dipandang dari segi proses, berarti motivasi
menghadapi dunia secara efektif
dapat dirangsang oleh faktor dari luar, untuk
(Shaleh, 2009:192).
menimbulkan motivasi dalam diri anak-anak
yang melalui proses rangsangan bekerja Setiap individu dapat termotivasi
sehingga dapat mencapai tujuan yang baik yang bersumber dari dalam diri
dikehendaki. Motivasi dipandang dari segi individu tersebut atau yang disebut sebagai
tujuan, berarti motivasi merupakan sasaran motivasi internal dan ada juga yang
stimulus yang akan dicapai. Jika seseorang bersumber dari luarindividu tersebut atau
mempunyai keinginan untuk belajar suau yang disebut sebagai motivasi eksternal.
hal, maka dia akan termotivasi untuk
mencapainya. 1. Motivasi Internal, merupakan suatu
dorongan yang datangnya dari dalam diri
Menurut Sartain, motivasi dapat kita sendiri, seperti kebanggaan,
dibagi menjadi dua, yaitu physiological dorongan untuk mencapai sesuatu,
drive adalah dorongan ang bersifat fiologis tanggung jawab dan keyakinan. Motivasi
atau jasmaniah, seperti lapar, haus, seks, dan akan mendorong seseorang untuk
sebagainya. Yang ke dua adalah social berbuat sesuatu yang diyakini sebagai
motevies ialah dorongan-doorngan yang suatu hal yang memang patut
berhubungan dengan orang lain dalam dilakukannya. Jadi pada dasarnya
masyarakat, seperti estetis, dorongan ingin motivasi internal merupakan kepuasan
berbuat baik, dan etis (Purwanto, 2007:62). dari dalam diri kita, bukan untuk
keberhasilan atau kemenangan,
Sedangkan Woodworth dan Marquis
melainkan untuk menuntaskan sesuatu
menggolongkan motivasi menjadi tiga
yang harus dilakukan. Ini adalah
macam, yaitu:
perasaan dan pencapaian, bukan hanya
mencapai sebuah tujuan, namun
motivasi berasal dari diri seseorang itu individu yang berindak, memperhitungkan
sendiri tanpa dirangsang dari luar. perilaku orang lain, dan arena itu diarahkan
2. Motivasi Eksternal, merupakan ke tujuannya (Doyle, 1986:214).
dorongan yang muncul dari luar. Adanya
pengaruh dari luar diri seseorang Ada lima ciri pokok tindakan sosial
individu untuk melakukan suatu menurut Max Weber sebagai berikut:
aktivitas, baik karena kebiasaan dari
1. Jika tindakan manusia itu menurut
lingkungan sekitar ataupun karena
aktornya mengandung makna subjektif
kondisi yang memaksa seseorang
dan hal ini bisa meliputi berbagai
melakukan tindakan-tindakan yang
tindakan nyata.
membuat seseorang individu tersebut
2. Tindakan nyata, bersifat membatin
menjadi termotivasi (Shaleh, 2004).
sepenuhnya dan subjektif.
3. Tindakan itu bisa berasal dari akibat
2. Tindakan Sosial pengaruh positif atau suatu situasi,
tindakan yang sengaja diulang, atau
Tindakan sosial adalah di mana
tindakan dalam bentuk persetujuan
seorang individu melakukan suatu tindakan
secara diam-diam dari pihak mana pun.
atas dasar pengalaman, persepsi,
4. Tindakan itu diarahkan kepada
pemahaman, dan penafsiran atau suatu ojek
seseorang atau kepada beberapa
stimulus atau siuasi tertentu.Tindakan
individu.
individu tersebut merupakan tindakan sosial
5. Tindakan itu memperhatikan tindakan
yang rasional, yaitu mencapai tujuan atas
orang lain dan terarah kepada orang lain
sasaran dengan sarana-sarana yang paling
itu (Bachtiar, 2010:67).
tepat.Di sini penulis mengambil teori Max
Weber ini dikembangkan oleh Talcott Pengaruh pemikiran Weber
Parsons yang klasifikasinya mengenai tipe- berpengaruh terhadap teori Talcot Parsons,
tipe tindakan sosial yang menyatakan bahwa dan ini terbukti dari bukunya tentang the
aksi (action) itu bukan perilaku (behavior). Structure of Social Action menyangkut
Aksi merupakan tindakan mekanis terhadap konsep tindakan sosial yang rasional. Dalam
suatu stimulus sedangkan perilaku adalah analisisnya, Parsons menggunakan kerangka
suatu proses mental yang aktif dan kreatif alat tujuan (means ends framework) yang
(Jones, 2009:116). intinya:
a. Tindakan itu diarahkan pada tujuannya
Tindakan sosial merupakan salah atau memiliki suatu tujuan.
satu konsep inti yang dikemukakan oleh b. Tindakan terjadi suatu situasi, di mana
Max Weber, yang melihat dengan secara beberapa elemennya sudah pasti,
luas masalah-masalah yang berkaitan sedangkan elemen-elemen lainnya
dengan struktur sosial dan budaya.Adapun digunakan oleh yang bertindak sebagai
Weber mendefinisikan sosiologi adalah alat untuk mencapai tujuan tersebut.
suatu ilmu pengetahuan yang berusha c. Secara normative tindakan itu diatur
memperoleh pemahaman interpretative sehubungan dnegan penentuan alat dan
mengenai tindakan sosial agar dengan tujuan. Dalam arti bahwa tindakan itu
demikian bisa sampai ke suatu penjelasan dilihat sebagai suatu kenyataan sosial
kasual mengenai arah dan tindakan- yang paling kecil dan paling
tindakan.Tindakan itu disebut sosial karena fundamental. Elemen-elemen dasar dari
arti subyektif tadi dihubungkan dengan suatu tindakan adalah tujuan, alat,
kondisi, dan norma. Antara alat dan 1. Terkait dengan masalah ekonomi
kondisi itu berbeda, orang yang sehingga anak terpakasa ikut
bertindak mampu menggunakan alat membantu orang tua dengan bekerja.
dalam usahanya untuk mencapai tujuan, 2. Kekurangan keharmonisan dalam
sedangkan kondisi merupakan aspek keluarga yang sering berakhir dalam
situasi yang dapat dikontrol oleh yang penganiayaan serta kekerasan oleh
bertindak. (Ritzer, 2007). orang tua terhadap anaknya sehingga
anak tidak betah berada di rumah dan
Dalam bukunya the Structure of memutuskan untuk berada di luar
Social Action, Parsons mengkaji konsep rumah dan bekerja.
tindakan sosial rasional. Basis dasar dari 3. Orang tua mengkaryakan anak
teori aksi Parsons ini yaitu apa yang sebagai sumber ekonomi keluarga
dinamakan unit aksi, yang memiliki empat pengganti peran yang seharusnya
komponen. Keempat komponen tersebut dilakukan oleh orang dewasa.
antara lain, eksistensi actor, kemudian unit 4. Anak-anak yang mengisi peluang
aksi yang terlibat tujuan, lalu situasi-kondisi, ekonomi jalanan baik secara sendiri-
dan sarana-sarana lainnya yaitu norma dan sendiri maupun diupayakan secara
nilai-nilai. kelompok dan terorganisasi oleh
yang lebih tua.
3. Pekerja Anak
Pekerja anak secara konseptual
Salah satu landasan bagi pemerintah
sesunguhnya merupakan salah satu
tentang peraturan yang mendefinisikan
kelompok anak yang terkategori
pengertian pekerja anak yaitu Undang-
rawan.Anak rawan pada dasarnya adalah
Undang Republik Indonesia Nomor 13
sebuah bentuk yang menggambarkan
Tahun 2003 yang menyebutkan bahwa:
kelompok anak-anak yang karena situasi,
Pekerja anak adalah anak-anak baik laki-
kondisi, dan tekanan kultural maupun
laki maupun perempuan yang terlibat dalam
struktural yang menyebabkan mereka belum
kegiatan ekonomi yang mengganggu atau
atau tidak mempunyai hak-haknya.Inferior
menghambat proses tumbuh kembang dan
dan marjinal adalah ciri-ciri yang umumnya
membahayakan bagi kesehatan fisik dan
dirasakan oleh anak-anak rawan, tak
mental anak. Anak-anak boleh dipekerjakan
terkecuali pekerja anak. Dikatakan inferior,
dengan syarat mendapat izin dari orang tua
karena mereka biasanya tersisih dari
dan bekerja maksimal 3 jam perhari.
pertumbuhan normal dan terganggu proses
Pekerja anak adalah sebuah istilah tumbuh kembangnya secara wajar. Dan
umum yang mengacu pada anak-anak yang dikatakan rentan karena mereka sering
mempunyai kegiatan ekonomi di luar rumah menjadi korban situasi dan terlempar dari
dan masih memiliki hubungan dengan masyarakat.
keluarganya.Kemiskinan dikatakan sebagai
Bidang ketenagakerjaan jam kerja
faktor utama yang menyebabkan anak
normal seseorang adalah 35 jam perminggu.
bekerja. Selain itu secara sederhana dapat
Sedangkan untuk anak-anak, dengan
diklasifikasikan sebab-sebab anak yang
mengacu pada Peraturan Kementrian
sekolah bekerja dan mencari nafkah adalah
Ketenagakerjaan No. 1 Tahun 1987, yang
sebagai berikut:
membatasi anak untuk tidak bekerja lebih
dari 4 jam sehari, maka batasan jam kerja
yang ditolerir adalah 20 jam per minggu
(Usman, 2004). Teknik Analisa Data
Teknik analisa data dalam penelitian
Penjangnya jam kerja tentunya akan ini akan diproses secara kualitatif deskriptif
membawa dampak buruk bagi pekerja anak karena penelitian ini bersifat gambaran dan
baik secara fisik maupun mental. menjelaskan mengenai permasalahan yang
Wirakatakusumah (1994) menyebutkan ada. Serta menjabarkan dari masalah yang
bahwa bekerja dalam waktu yang panjang, diteliti sebagai mana adanya. Analisis data
selain tidak sesuai dengan kondisi fisik anak berlangsung selama proses penelitian
juga mempunyai dampak sosial lainnya. dengan saling check dan recheck data yang
Sirait (1994) menatakan bahwa panjangnya dikumpulkan dari berbagai sumber data.
jam kerja mengakibatkan anak-anak
kehilangan tiga hak dasar, yaitu pendidikan, HASIL PENELITIAN DAN
kehilangan kreativitas, dan kasih sayang. PEMBAHASAN
Irwanto (1994) menyebutkan bahwa A. Profil Pemulung Anak
panjangnya jam kerja mempunyai efek Pemulung anak yang diteliti oleh
negatif terhadap kognitif anak, atau dengan penulis adalah para pemulung anak yang
kata lain keterlibatan anak dalam bekerja mana selain melakukan aktivitas memulung
dapat mengganggu perkembangan kognitif di TPA Muara Fajar, mereka juga memiliki
mereka, terutama bila pekerjaan tersebut status sebagai pelajar di sekolah
menyita waktu belajar mereka (Usman, formal.Keterbatasan ekonomi keluarga,
2004). ataupun dengan alasan kondisi yang lainnya,
mau tidak mau mereka harus dituntut untuk
METODE PENELITIAN melakukan aktivitas memulung di TPA
Jenis penelitian Muara Fajar di samping aktivitas belajar
Penelitian ini adalah penelitian mereka di sekolah dan bermain.
deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang Penelitian ini meilihat bahwa dari
mengungkap fakta, keadaan, dan fenomena enam informan, terdapat empat orang
tentang pemulung anak di TPA Muara Fajar. pemulung anak yang berjenis kelamin laki-
laki dan dua orang pemulung anak yang
Tempat dan Waktu Penelitian berjenis kelamin perempuan.Sebab, walau
Penelitian ini dilakukan di TPA tidak ada data pasti jumlah pemulung anak
Muara Fajar Kecamatan Rumbai Kota yang berada di TPA Muara Fajar, namun
Pekanbaru, waktu pelaksanaan penelitian yang dijumpai di lapangan memang
pada bulan April-Mei 2017. didominasi oleh pemulung anak dengan
jenis kelamin laki-laki daripada pemulung
Subyek Penelitian anak berjenis kelamin perempuan. Keenam
Subyek dalam penelitian ini adalah pemulung anak tersebut berada diusia 14
pemulung anak dengan kriteria telah 16 tahun, yakni satu orang berusia 14 tahun,
melakkan pekerjaan memulung selama lebih tiga orang berusia 15 tahun, dan dua orang
dari 1 tahun, berusia 12-17 tahun, dan lagi berusia 16 tahun. Range usia ini dipilih
berstatus sebagai pelajar di sekolah formal. dikarenakan anak-anak pada usia 14 16
tahun ini dirasa mampu untuk dapat
Prosedur menjawab pertanyaan-pertanyaan dari
Teknik pengumpulan data yang penulis dengan lebih baik dibandingkan
digunakan dalam penelitian in adalah pada anak-anak usia di bawahnya.
wawancara, observasi dan dokumentasi.
Agama dari keenam informan adalah diperkenalkan oleh orang lain untuk
Kristen dan keenamnya juga beretnis Batak. memulung. Orang lain disini adalah orang
Keenam infoman berstatus sebagai siswa di tua mereka yang memang bekerja sebagai
beberapa sekolah dengan jenjang SMP dan pemulung, dan beberapa oleh teman dan
SMA/SMK di Pekanbaru dan Kecamatan tetangga yang juga pemulung.
Minas Jaya Kabupaten Siak, yakni SMPN 1
Minas, SMAN 1 Minas, SMK 5 Agustus C. Aktivitas dan Pembagian Waktu
Pekanbaru, SMKN 5 Pekanbaru, dan SMKN Bekerja, Belajar, dan Bermain.
13 Pekanbaru. Dihitung dari lama bekerja Sebagai individu yang sedang dalam
sejak pertama memulung di TPA Muara proses tumbuh kembang baik itu secara fisik
Fajar, dari keenam informan ini mereka maupun psikis, anak-anak memiliki hak dan
telah bekerja selama 2 tahun 7 kebebasan untuk mendapatkan pendidikan
tahun.Sedangkan waktu bekerja mereka dan waktu bermain dengan teman sebaya.
terdiri dari dua kategori, yakni pertama; Namun beberapa anak juga memiliki
siang hingga sore hari, dan kedua; sore kewajiban untuk membantu pekerjaan orang
hingga malam hari.Untuk informan I, II, dan tua, baik itu pekerjaan rumah tangga
III, mereka masuk ke kategori pemulung maupun pekerjaan menyangkut membantu
anak yang bekerja di malam hari, yakni dari pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga.
pukul 18.00 24.00.sedangkan informan IV, Hal ini juga berlaku kepada keenam
V, dan VI, masuk ke kategori pemulung Informan yang selain mereka berstatus
anak yang bekerja dari siang hingga sore sebagai siswa di sekolah formal, mereka
hari, yakni dari pukul 14.00 19.00. Untuk juga setiap harinya bekerja sebagai
jenis sampah yang dicari, keenam informan pemulung di TPA Muara Fajar untuk
seluruhnya mencari sampah basah/ampas mencari sampah yang nantinya untuk
makanan ternak babi miliki keluarga.
B. Motivasi Anak bekerja sebagai
Pemulung Hak dan kewajiban, keduanya harus
Keenam informan dalam penelitian dipenuhi secara seimbang.Hak untuk
ini masing-masingnya memiliki faktor- mendapatkan pendidikan formal dan hak
faktor yang menyebabkan mereka harus untuk bermain dan menyalurkan hobi dan
masuk ke lingkungan kerja, yakni bakat sangat dibutuhkan anak-anak untuk
lingkungan yang seharusnya belum saatnya memenuhi tumbuh kembangnya. Namun di
mereka masuki.Alsannya bisa berbagai sisi lain, para pemulung anak ini memiliki
macam, baik itu dari faktor eksternal, kewajiban membantu orang tua, dan
maupun faktor internal dalam diri si kewajiban mengerjakan tugas-tugas sekolah
pemulung anak ini. yang telah guru mereka berikan.
Motivasi internal datang dari diri si 1. Aktivitas dan Waktu Bekerja
anak.Mereka merasa sebagai anak memiliki Pemulung Anak
tanggung jawab membantu orang tua yang Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
memang berasal dari ekonomi rendah, No. 1 Tahun 1987, yang membatasi anak-
sehingga mereka merasa ikhlas untuk anak untuk tidak bekerja lebih dari 4 jam
melakukan pekerjaan memulung.Sekali pun sehari, maka batasan jam kerja anak yang
di sini mereka memulung tidak untuk ditolerir adalah 20 jam perminggu. Undang-
keuntungan pribadi, namun untuk keluarga undang Nomor 13 tahun 2003 Tentang
yang di dasari rasa cinta kasih. Tenaga Kerja menyebutkan pada pasal 70
Motivasi Eksternal datang dari luar bahwa anak yang boleh bekerja paling
diri anak. Beberapa anak awalnya diajak dan sedikit berumur 14 tahun dan pada pasal 71
ayat 2 dinyatakan bahwa waktu kerja bagi Keenam informan memiliki waktu
anak adalah paling lama 3 jam dalam sehari. jam belajar di sekolah dari pagi hingga siang
hari, yakni sekitar enam jam perhari dari
Pemulung anak di TPA Muara Fajar hari Senin hingga Sabtu. Sedangkan di
yang menjadi informan dalam penelitian ini rumah, pemulung anak ini mengaku jarang
memiliki dua kategori waktu bekerja, yakni mengulang pelajaran sekolah kecuali jika
pada malam hari dan pada siang hari. Dan ada tugas sekolah dari guru.Untuk prestasi
akan dilihat bagaimana alasan mereka belajar di sekolah, dari keenam informan
memilih waktu bekerja pada siang ataupun mereka mengaku tidak terlalu memiliki
malam hari. Namun, bekerja yang penulis prestasi khusus di sekolah, namun di sekolah
teliti dan bahas di sini maksudnya bukan mereka termasuk siswa yang jarang atau
hanya aktivitas bekerja sebagai pemulung, tidak pernah melanggar peraturan
namun juga aktivitas bekerja lain seperti sekolah.beberapa dari anak-anak ini juga
membantu pekerjaan rumah tangga yang mengikuti aktivitas ekstrakulikuler di
memang merupakan kewajiban dari tiap sekolah seperti sepak bola dan Volly, namun
anak untuk membantu orang tuanya. beberapa dari mereka mulai meninggalkan
Kemudian dari situ akan dilihat bagaimana aktivitas tersebut dikarenakan keterbatasan
mereka membagi waktunya dengan waktu waktu yang mereka miliki dikarenakan
belajar, bermain, dan istirahatnya. harus bekerja.
Pemulung anak yang berada di TPA 3. Aktivitas dan Waktu Luang
Muara Fajar memiliki beberapa bagian Pemulung Anak
waktu bekerja.Sebagian anak bekerja di
siang hingga sore hari yakni dari sepulang Anak-anak pada dasarnya memiliki
sekolah pukul 14.00 18.00.Sebagian lagi kebutuhan bergaul dan bermain dengan
bekerja pada sore hingga malam hari yakni teman sebaya demi tumbuh kembang fisik
dari pukul 18.00 24.00.Selain bekerja dan terutama psikisnya. Setiap individu
sebagai pemulung, di rumah anak-anak ini memiliki hobi dan minat ataupun kegiatan
mengaku juga memiliki tanggung jawab favorit yang selalu ingin ia lakukan, dan
untuk membantu mengurus urusan rumah biasanya baru bisa dilakukan ketika ada
tangga dan ada juga yang membatu waktu luang saja dari rutinitas wajibnya.
mengurus ternak babi milik keluarga. Pemeritah menentukan hari Minggu sebagai
hari libur sekolah untuk para pelajar
2. Aktivitas dan Waktu Belajar dikarenakan anak-anak usia sekolah
Pemulung Anak memiliki hak untuk bermain bersama teman
sebaya. Jenis aktivitas bermain tiap fase
Pemulung anak yang menjadi subjek
perkembangan anak tentu berbeda dan
dari penelitian ini adalah pemulung anak
sesuai dengan jamannya.
yang berstatus sebagai pelajar sekolah
formal.Mereka berasal dari sekolah formal Pemulung anak, selain bekerja dan
jenjang SMP dan SMA di Kota belajar di sekolah, mereka mempunyai
Pekanbaru.Sebagai pelajar, mereka harus waktu bermain ataupu cuma sekedar
bisa membagi waktu antara bekerja dan berkumpul dengan teman-teman sebayanya
belajar.Waktu belajar juga terbagi dua, dalam pengisian waktu luang.Beberapa dari
yakni waktu belajar di sekolah dan waktu mereka mengaku tidak memiliki waktu
belajar di rumah untuk mengulang pelajaran luang.Setiap harinya waktu mereka habis
di sekolah ataupun mengerjakan tugas-tugas untuk sekolah dan bekerja, baik bekerja
sekolah.
memulung di TPA Muara Fajar, ataupun membantu pekerjaan rumah tangga
bekerja membantu pekerjaan rumah tangga dan mengurus ternak. Tentu dengan
dan beternak.Sehingga anak-anak ini pun begitu jam bekerja anak menjadi
tidak memiliki waktu untuk sekedar bertambah.
menyalurkan hoby mereka.Umumnya anak- 3. Aktivitas belajar para pemlung anak
anak ini memiliki hoby di bidang olahraga. dilakukan di sekolah dan di rumah.
Biasanya mereka menyalurkan hoby hanya Di sekolah, pemulung anak ini
ketika jam pelajaran olahraga di sekolah. tergolong bukanlah siswa nakal
ada juga anak yang memiliki hoby bermusik dengan catatan pelanggaran. Namun
dan biasanya ia melakukannya ketika untuk prestasi belajar, mereka
kegiatan perkumpulan ramaja Kereja setiap termasuk siswa yang biasa saja,
hari Sabtu malam. karna tidak ada satupun yang
mendapat peringkat di kelasnya.
Namun, beberapa dari mereka ada
7.1 Kesimpulan yang bercita-cita ingin melanjutkan
pendidikan ke jenjang perguruan
Berdasarkan hasil penelitian di tinggi. Untuk waktu belajar di
lapangan dan pembahasan yang telah rumah, tidak semua pemulung anak
ditemukan pada bab sebelumnya, mengulang pelajaran sekolahnya di
kesimpulan dalam penelitian ini ialah rumah, kecuali jika diberi tugas
sebagai berikut: (PR).
1. Profil pemulung anak di TPA Muara 4. Aktivitas pengisian waktu luang
Fajar yang masuk dalam penelitian pemulung anak ini sebagian hanya
ini adalah berusia dari 14 17 tahun, dilakukan di rumah untuk istirahat
yang berstatus sebagai pelajar di bermain sosial media, dan sisanya
beberapa sekolah formal yang ada di mengaku hampir tidak memiliki
Kota Pekanbaru dan juga Kecamatan waktu luang dikarenakan sibuk
Minas Kabupaten Siak. Keseluruhan dengan sekolah dan bekerja.
dari mereka beragama Kristen dan 5. Motivasi yang menyebabkan
besuku Batak. Untuk lama pemulung anak ini memilih untuk
memulung, para pemulung anak ini memulung di TPA Muara Fajar ini
sudah melakukan pekrjaan ada bermacam-macam. Namun rata-
memulung ini selama lebih dari 2 7 rata alasannya karena tuntutan
tahun, dan lama waktu perharinya ekonomi keluarga. Mereka mengaku
yakni 3 8 jam per hari. walaupun itu atas permintaan orang
2. Aktivitas pemulung anak di TPA tua, namun mereka melakukannya
Muara Fajar terdapat dua macam, juga ikhlas karena keinginan dalam
yakni dari siang hingga sore hari dirinya sendiri.
(14.00 19.00) dan pada malam hari 7.2 Saran
(18.00 24.00). jenis sampah yang
dicari adalah sampah basah/ampas Berdasarkan hasil penelitian tentang
untuk makanan ternak babi milik pemulung anak di TPA Muara Fajar
keluarga. Beberapa anak bukan saja Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru, saran
bekerja memulung di TPA Muara yang dapat peneliti berikan adalah :
Fajar, namun juga melakukan
pekerjaan lain di rumah seperti
1. Dalam melakukan aktifitas Prawira, Purwa Atmaja. 2014. Psikologi
memulung hendaklah pemulung Pendidikan dalam Perspektif Baru.
anak berhati-hati dalam bekerja Jakarta: Ar-Nuzz Media.
dengan cara tidak memanjat mobil
pengangkut sampah pada saat Purwanto, M. Ngalim. 2007. Psikologi
mengais sampah dan mentaati Pendidikan. Bandung: Remaja
peraturan di TPA Muara Fajar. Rosdakarya.
2. Kepada Pemulung anak diharapkan Ritzer, George & Douglas J Goodman. 2007.
untuk lebih bijak dalam membagi Teori Sosiologi Modern. Jakarta:
antara waktu bekerja dan belajar, dan Kencana.
sebaiknya lebih memprioritaskan
belajarnya. Shaleh, Abdul Rahman dan Muhbib Abdul
3. Kepada orang tua dari pemulung Wahab. 2004. Psikologi Suatu
anak sebaiknya untuk lebih Pengantar (Dalam Perspektif Islam).
menekankan fungsi keluarga, Jakarta: Prenada Media.
terutama dalam fungsi afeksi dan
fungsi ekonomi. Karena sebaiknya Usman, Hardius dan Nachrowi Djalal
perhatian dan pengawasan lebih Nachrowi. 2004. Pekerja Anak di
harus diberikan kepada anak dan Indonesia. Jakarta: PT Gramedia
fungsi ekonomi lebih ditingkatkan Widiasarana Indonesia
agar anak-anak tidak terlibat dalam
aktifitas ekonomi dan lebih fokus
pada pendidikannya.
4. Kepada Petugas TPA Muara Fajar
sebaiknya harus lebih tegas kepada
para pemulung agar aktifitas kerja di
TPA Muara Fajar lebih lancar dan
menghindari terjadinya kecelakaan
kerja.

DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar, Wardi. 2006. Sosiologi Klasik,
dari Comte hingga Parsons.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Jones, Pip. 2009. Pengantar Teori-teori
Sosial. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Maslow, H.A. 1979. Motivasi dan
Kepribadian. Jakarta: Pustaka Binaan
Prindo

Anda mungkin juga menyukai